Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGERTIAN PERADILAN, PENGADILAN, DAN


FUNGSINYA

Makalah ini di buat dan di ajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah “Peradilan Agama Di Indonesia”

Dosen Pengajar :

Muhammad Syauqi, S.H

Oleh :
Kelompok 2
Nurjannah (2021110848)
Salamah ( 2021110868 )

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
DARUL ULUM KANDANGAN
TAHUN 2023 M / 1444 H
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan taufik serta hidayahnya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan judul “orang-orang yang tidak boleh dinikahi ( mahram )”. Sholawat serta
salam semoga selalu senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir
zaman. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan kepada alam yang terang
menderang bercahayakan iman, islam dan ihsan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Muhammad
Syauqi, S.H selaku dosen mata kuliah “Peradilan Agama Di Indonesia” yang
telah memberikan tugas sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terima
kasih keapda semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Rantau, 13 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i

Daftar Isi ................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah........................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................... 2

BAB II Pembahasan .................................................................................. 3

A. Pengertian Peradilan .................................................................... 3


B. Fungsi Peradilan .......................................................................... 5
C. Pengertian Pengadilan ................................................................. 6
D. Fungsi Pengadilan........................................................................ 8

BAB III Penutup ....................................................................................... 9

A. Kesimpulan .................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................ 9

Daftar Pustaka ........................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga peradilan sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi setiap
warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan otonom,
salah satu unsur penting dalam lembaga peradilan adalah Hakim. Hal ini
dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam memberikan
keadilan kepada setiap orang yang berperkara di persidangan. Sehingga
diharapkan seorang hakim di dalam memeriksa, menyelesaikan, dan memutus
suatu perkara juga harus bebas dari pengaruh apa atau siapapun untuk
memberikan putusan yang seadil-adilnya kepada setiap orang yang
berperkara di pengadilan.
Oleh karena itu hakim sebagai penegak hukum harus benar-benar
meguasai hukum dalam hal ini hukum acara perdata. Sesuai dengan sistem
yang dianut Indonesia bahwa dalam suatu sidang itu harus dipimpin oleh
seorang hakim, dan hakim harus aktif bertanya, maksud dari hal tersebut
adalah untuk menemukan kebenaran. Pembuktian adalah sebagai salah satu
cara hakim untuk mengetahui suatu peristiwa yang sebenarnya. Hakim
menilai pembuktian terhadap fakta-fakta dalam sengketa tersebut. Dengan
adanya pembuktian tersebut hakim dapat menentukan putusannya.
Dalam sengketa yang diajukan dimuka persidangan tersebut para
pihak yang bersengketa mengajukan dalil-dalil yang saling bertentangan.
Hakim harus memeriksa dan menetapkan dalil-dalil manakah yang benar dan
dalil-dalil manakah yang tidak benar. Dalam melakukan pemeriksaan ini,
hakim harus mengindahkan aturan-aturan tentang pembuktian yang
merupakan hukum pembuktian.
Pada hakekatnya yang harus dibuktikan adalah peristiwanya dan
bukan hukumnya. Oleh karena itu yang wajib membuktikan peristiwanya atau
mengajukan alat bukti adalah para pihak, sedangkan hakim harus menentukan
hukumnya terhadap peristiwa yang telah terbukti tersebut. Jadi hakim di

1
dalam proses perkara perdata harus menetapkan dan menemukan kebenaran
peristiwa atau hubungan hukumnya terhadap peristiwa yang telah ditetapkan
itu.
Meskipun peristiwa ataupun faktanya itu disajikan oleh para
pihak, hakim harus tahu pasti akan peristiwa yang diajukannya itu.
Hakim harus mengkonstatir yang berarti bahwa hakim harus mengakui
kebenaran peristiwa yang bersangkutan. Dan kebenaran peristiwa ini
hanya dapat diperoleh dengan pembuktian. Segala peristiwa yang
menimbulkan sesuatu hak harus dibuktikan oleh yang menuntut hak
tersebut, sedangkan peristiwa yang menghapuskan hak harus dibuktikan
oleh pihak yang menyangkal hak tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan peradilan ?
2. Apa fungsi peradilan ?
3. Apa yang dimaksud dengan pengadilan ?
4. Apa fungsi pengadilan ?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui tentang peradilan
2. Agar mengetahui tentang fungsi-fungsi peradilan
3. Agar mengetahui tentang pengadilan
4. Agar mengetahui tentang fungsi-fungsi perngadilan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Peradilan
Kata “Peradilan” berasal dari akar kata “Adil”. Kata “peradilan”
sebagai terjemahan dari Qad-ha, yang berarti memutuskan, melaksanakan,
dan menyelesaikan. Dan adapula yang menyatakan bahwa umumnya kamus
tidak membedakan antara peradilan dengan pengadilan
Disamping arti menyelesaikan dan melaksanakan seperti di atas. arti
qadha yang dimaksud ini adapula yang berarti “memutuskan hukum” atau
“menetapkan sesuatu ketetapan”. Dalam dunia peradilan menurut para pakar,
makna yang terakhir ini dianggap lebih signifikat. Dimana makna hukum
disni pada asalnya berarti “menghalangi” atau “mencegah”, karena qadhi
dinamakan hakim karena seorang hakim berfungsi untuk menghalangi orang
yang zalim. Oleh karena itu apabila seseorang mengatakan “hakim telah
menghukumnya begini” artinya hakim telah meletakan sesuatu hak atau
mengembalikan sesuatu kepada pemiliknya yang berhak. 1
Peradilan adalah proses pemberian keadilan di suatu lembaga yang
disebut pengadilan. Pengadilan adalah lembaga atau badan yang bertugas
menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan setiap perkara yang
diajukan kepadanya. Dalam mengadili dan menyelesaikan perkara itulah
terletak proses pemberian keadilan itu, yang dilakukan oleh hakim baik
tunggal maupun majelis. Oleh karena itu, hakim merupakan unsur yang
sangat penting dalam menyelenggarakan peradilan.
Kata peradilan apabila dihubungkan dengan agama akan menjadi
peradilan agama yang berarti adalah proses pemberian keadilan di pengadilan
agama. Pengadilan agama adalah lembaga yang bertugas menerima,
memeriksa dan mengadili, dan menyelesaikan perkara-perkara antara orang-
orang yang beragama islam.2

1
Basiq Djalil, Peradilan Agama Di Indonesia Edisi Revisi, (Jakarta : PT Fajar
Interpratama Mandiri, 2006), Hal. 1-2
2
Khisni, Hukum Peradilan Agama, (Semarang : UNISSULA PRESS Semarang, 2011),
Hal. 6

3
Kata “Peradilan” dibedakan dengan “Pengadilan”. Meskipun kedua
kata ini memiliki akan kata yang sama tetapi karena imbuhannya berlainan
maka keduannya memiliki makna yang berbeda. Dalam istilah inggris
“peradilan” diapadankan dengan “judiciary” dan dalam bahasa belanda
dengan “rechspraak”, yang maksudnya adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan tugas negara dalam menegakkan hukum dan keadilan.
Sementara kata “Pengadilan” dalam bahasa inggris dipadankan dengan
“court”, dan dalam bahasa belanda dengan istilah “rechtbank”, dan ini artinya
adalah badan yang melakukan peradilan berupa memeriksa, mengadili,
memutus dan menyelesaikan perkara. Perbedaan keduannya ini tertumpu
pada “peradilan” lebih menekankan spek yudikatif, yaitu adanya satu sistem
kerja yang baku dan konkrit dengan fokus utama dalam rangka melaksanakan
proses penegakkan hukum dan keadilan sebagai tugas pokok dan utama dari
lembaga pengadilan itu sendiri. sedangkan pengadilan adalah lembaganya
sendiri lengkap dengan perangkat pendukumhmya yanga ada disana, dan ini
bertumpu pada aspek administrative, financial, organisatoris dalam rangka
melaksanakan fungsinya.3
Adapun Jenis-Jenis Peradilan di indonesia sebagai berikut :
 Peradilan Umum
Peradilan umum menangani perkara pidana dan perdata secara
umum. Badan pengadilan yang menjalankannnya adalah Pengadilan
Negeri sebagai pengadilan tingkat pertama dan Pengadilan Tinggi sebagai
pengadilan tingkat bandingnya. Pengadilan Negeri berkedudukan di
Ibukota Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah kewenangannya.
Sedangkan Pengadilan Tinggi berkedudukan di Ibukota Provinsi dengan
kewenangan meliputi wilayah Provinsi tersebut.
 Peradilan Agama
Peradilan agama ini adalah peradilan yang khusus menangani
perkara perdata tertentu bagi masyarakat beragama Islam. Yang sangat

3
Pagar, Peradilan Agama Di Indonesia (Medan : PERDANA PUBLISHING, 2015) Hal.
1

4
umum diperkarakan adalah perkara perdata seperti perceraian dan waris
secara Islam. Badan yang menjalankannya terdiri dari Pengadilan Agama
sebagai pengadilan tingkat pertama yang berada di ibukota dan
Pengadilan Tinggi Agama sebagai pengadilan tingkat banding yang
terletak di ibukota provinsi.
 Peradilan Tata Usaha Negara
Peradilan ini khusus menangani perkara gugatan terhadap pejabat
administrasi negara akibat penetapan tertulis yang dibuatnya merugikan
seseorang atau badan hukum tertentu. Pengadilan ini terdiri dari
pengadilan tata usaha negara dan pengadilan tinggi tata usaha negara di
ibukota provinsi.
 Peradilan Militer
Peradilan militer hanya menangani perkara pidana dan sengketa
tata usaha bagi kalangan militer. Badan yang menjalankan terdiri dari
Pengadilan Militer, Pengadilan Militer Tinggi dan Pengadilan Militer
Utama. Pengadilan Militer adalah pengadilan tingkat pertama bagi
perkara pidana yang terdakwanya berpangkat Kapten atau di bawahnya.
Pengadilan Militer Tinggi sebagai pengadilan tingkat banding untuk
putusan Pengadilan Militer, sekaligus pengadilan tingkat pertama untuk
perkara pidana dengan terdakwa berpangkat Mayor atau di atasnya.
 Peradilan Konstitusi
Menangani pengujian kesesuaian isi undang-undang dengan
Undang-Undang Dasar 1945 dan kewenangan lain yang diatur dalam
UUD 1945.4

B. Fungsi Peradilan
Sebagai lembaga negara yang ditugasi untuk memutuskan setiap perkara
dengan adil, maka peradilan harus menggunakan fungsinya dengan baik.
Berikut fungsi-fungsi peradilan :

4
Arthur Daniel P.Situros, Jenis-Jenis Peradilan Diindonesia, Diakses Tanggal : 6 Maret
2021 Jenis Jenis Peradilan di Indonesia | Indonesia Re

5
1. menciptakan ketertiban dan ketentraman
2. mewujudkan keadilan yang menyeluruh bagi seluruh warga negara
3. melindungi jiwa, harta, dan kehormatan
4. mengaplikasikn nilai-nilai amar makruf nahi munkar, dengan
menyampaikan hak kepada siapupun yang berhak menerimannya dan
menghalangi orang-orang zalim dari tindak aniyaya yang mereka akan
lakukan.5

C. Pengertian Pengadilan
Pengadilan adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan
sistem peradilan berupa memeriksa, mengadili, dan memutus perkara. Bentuk
dari sistem Peradilan yang dilaksanakan di Pengadilan adalah sebuah forum
publik yang resmi dan dilakukan berdasarkan hukum acara yang berlaku di
Indonesia untuk menyelesaikan perselisihan dan pencarian keadilan baik
dalam perkara sipil, buruh, administratif maupun kriminal. Setiap orang
memiliki hak yang sama untuk membawa perkaranya ke Pengadilan baik
untuk menyelesaikan perselisihan maupun untuk meminta perlindungan di
pengadilan bagi pihak yang di tuduh melakukan kejahatan.6
Adapun Jenis-jenis Pengadilan Agama di Indosnesia sebagai berikut :
 Pengadilan Agama
Pengadilan Agama ini dikhususkan bagi yang beragama Islam
yang ingin mengajukan perkara mengenai perceraian, warisan,
perkawinan, dll. yang diatur dalam agama Islam. Bagi yang non-muslim,
perkara seperti perceraian akan ditangani di Pengadilan Negeri.
 Pengadilan Militer

5
University An Nur Kampung, “Peradilan Islam” Diakses Tanggal : 22 November 2022
Peradilan Islam : Pengertian, Fungsi dan Hikmahnya | Universitas Islam An Nur Lampung (an-
nur.ac.id)
6
Tim TI Pengadilan Negri Pariaman, ”Tentang Pengadilan” Diakses Tanggal : 16
Februari 2023 https://pn-pariaman.go.id/layanan-hukum/91-tentang-pengadilan.html

6
Peradilan Militer berwenang mengadili perkara pidana yang
dilakukan oleh Militer (prajurit TNI) berpangkat Kapten ke bawah yang
melakukan tindak pidana (kejahatan) maupun pelanggaran masih berdinas
aktif dan atau orang-orang yang tunduk pada kekuasaan Peradilan Militer
berdasarkan Undang-Undang Peradilan Militer.
 Pengadilan Negri dan Pengadilan Tinggi
Pengadilan Negeri berwewenang untuk memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi pencari keadilan pada
umumnya. Peradilan ini juga ditujukan kepada masyarakat umum dan
menerima perkara pidana maupun perdata.
 Pengadilan Pajak
Jika kamu merasa sudah membayar pajak tetapi tetap ditagih, kamu
bisa melaporkannya kesini. Sebaliknya, pengemplang pajak juga bisa
diadili di sini.
 Pengadilan Tata Usaha Negara
Jika kamu memiliki masalah dengan negara, maka pengadilan ini
adalah tempat yang tepat untuk mencari keadilan. Misalnya jika
bermasalah dengan institusi negara seperti sekolah/perguruan tinggi ,
kamu juga bisa menuntutnya di pengadilan yang terletak di tingkat kota
atau kabupaten kamu.
 Mahkama Agung
Mahkama Agung Berfungsi untuk mengadili suatu perkara banding
tingkat akhir dan keputusannya bersifat final. inilah pengadilan tertinggi
setelah Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi. Pihak yang berperkara
dan tak puas di tingkat Pengadilan tinggi bisa mengajukan kasasi di sini.
 Mahkama Konstitusi
Mahkamah Konstitusi ini berkewajiban memberikan keputusan
atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah
melakukan pelanggaran hukum, atau perbuatan tercela, atau tidak
memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana
dimaksud dalam UUD 1945.

7
 Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan ini dibentuk di setiap pengadilan negeri yang
berkedudukan di ibukota provinsi, pengadilan ini dikhusukan untuk para
koruptor.7

D. Fungsi Pengadilan
Adapun fungsi pengadilan sebagai berikut :
1. fungsi mengadili (judicial power) : yakni menerima, memeriksa, mengadili
dan menyelesaikan perkara yang menjadi kewenangan pengadilan dalam
tingkat pertama.
2. fungsi pembinaan : memberikan pengarahan, bimbingan, dan petunjuk
kepada penjabat struktural dan fungsional dibawah jajaran, baik
menyangkut teknis yudicial, administrasi peradilan, maupun administrasi
perencanaan/teknologi informasi, umum/perlengkapan, keuangan,
kepegawaian, dan pembangunan.
3. fungsi pengawasan : yakni mengadakan pengawasan melekat atas
pelaksanaan tyugas dan tingkah laku hakim, panitera, sekretaris, panityera
pengganti, dan jurusita/jurusita pengganti dibawah jajarannnya agar
peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya dan terhadap
pelaksanaan administrasi umum kesektretariatan serta pembangunan.
4. fungsi nasehat : yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang
hukum kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta.
5. fungsi administratif : yakni menyelnggarakan administrasi peradilan (teknis
dan persidangan), dan administrasi umum (perencanaan/ teknolog
informasi/ pelapor, kepegawaian/ organisasi/ tatalaksana dan keuangan/
umum/ perlengkapan)8

7
Fakultas Hukum, “Jenis-jenis Pengadilan yang Ada Diindonesia, Diakeses Tanggal : 1
Desember 2021 Jenis-Jenis Pengadilan Yang Ada Di Indonesia - Fakultas Hukum Terbaik di
Medan Sumut (umsu.ac.id)
8
Mahkamah Agung Republik Indonesia, “Fungsi Dan Tugas Pengadilan” Diakses
Tanggal : 17 Februari 2023 https://pn-bau-bau.go.id/v/tentang-pengadilan/profile-
pengadilan/kedudukan-dan-fungsi-pengadilan.html

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peradilan adalah proses pemberian keadilan di suatu lembaga yang
disebut pengadilan. Pengadilan adalah lembaga atau badan yang bertugas
menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan setiap perkara yang
diajukan kepadanya. Dalam mengadili dan menyelesaikan perkara itulah
terletak proses pemberian keadilan itu, yang dilakukan oleh hakim baik
tunggal maupun majelis.
Fungsi peradilan sebagai berikut :
1. menciptakan ketertiban dan ketentraman
2. mewujudkan keadilan yang menyeluruh bagi seluruh warga negara
3. melindungi jiwa, harta, dan kehormatan
4. mengaplikasikn nilai-nilai amar makruf nahi munkar, dengan
menyampaikan hak kepada siapupun yang berhak menerimannya dan
menghalangi orang-orang zalim dari tindak aniyaya yang mereka akan
lakukan.
Pengadilan adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem
peradilan berupa memeriksa, mengadili, dan memutus perkara. Bentuk dari
sistem Peradilan yang dilaksanakan di Pengadilan adalah sebuah forum publik
yang resmi dan dilakukan berdasarkan hukum acara yang berlaku di Indonesia
untuk menyelesaikan perselisihan dan pencarian keadilan baik dalam perkara
sipil, buruh, administratif maupun kriminal.
Fungsi pengadilan sebagai berikut :
fungsi mengadili (judicial power), fungsi pembinaan, fungsi
pengawasan, fungsi nasehat, fungsi administratif.

B. Saran
Kami sebagai pembuat makalah menyadari jika makalah ini banya sekali
kekurangan yang jauh sekali dari kata sempurna. Tentu kami akan terus

9
memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa
dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah ini

10
DAFTAR PUSTAKA

Djalil, Basiq (2006) Peradilan Agama Di Indonesia Edisi Revisi, Jakarta : PT


Fajar Interpratama

Khisni, (2011) Hukum Peradilan Agama, Semarang : UNISSULA PRESS


Semarang
Pagar, (2015) Peradilan Agama Di Indonesia, Medan : PERDANA
PUBLISHING

11

Anda mungkin juga menyukai