Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MAHKAMAH KONSTITUSI

Disusun Oleh : Kelompok 7

Jordan Ibrani Palandi (20071101301)

Ardila P. A. Mandak (20071101626)

Ribka Jeklin Siwu (20071101699)

Rahmat I. P. Mbuinga (20071101200)

Indah Istania Paputungan (20071101062)

Rinald Jire Felix Pai


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah
membagikan rakhmat serta karunia- Nya, sehingga kami bisa menuntaskan tugas
ini dengan judul“ Mahkamah Konstitusi”.

Kami sebagai kelompok yang membuat tugas ini menyadari kalau penyusunan
tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, serta keberhasilan serta tidak terlepas
dari dorongan bermacam pihak baik langsung ataupun tidak langsung. Dalam
peluang ini, kami

mau mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Mner. Kelly Rumokoy SH., MH. Sebagai Dosen pengajar Universitas Sam
Ratulangi.

3. Serta sahabat pula sebagai yang berpartisipasi dalam pembuatan tugas ini
dengan membagikan masukan terhadap tugas ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang bertabiat membangun sangat kami
butuhkan guna revisi tugas ini berikutnya. Mudah- mudahan tugas ini ini bisa
berguna untuk seluruh pihak.

Manado, 22 April 2021


Daftar Isi

SAMPUL ...........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1..................................................................................................................................Pengertian d
.................................................................................................................................3
2.2 Mengapa Mahkamah Konstitusi perlu dibentuk?....................................................3
2.3..................................................................................................................................Apa saja tug
.................................................................................................................................4
2.4..................................................................................................................................Apa fungsi d
.................................................................................................................................4
2.5..................................................................................................................................Bagaimana
.................................................................................................................................5

BAB III PENUTUP/KESIMPULAN

1.1..................................................................................................................................Catatan Kak
1.2..................................................................................................................................Daftar Pusta
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Terbentuknya Mahkamah Konstitusi (MK)

Mahkamah konstitusi terbentuk berawal dari amandemen konstitusi yang


dijalankan MPR di tahun 2001, hal itu diikuti dengan pengadopsian constitusional
count atau Mahkamah Konstitusi. Ide yang di dapat untuk membentuk Mahkamah
Konstitusi ini adalah bagian dari perkembangan tentang pemikiran hukum di abad
20.

Undang-Undang Dasar sudah mengalami beberapa kali perubahan. Tetapi


perubahan ketiga yang berhubungan dengan penantian pembentukan mahkamah
konsitusi. Pada perubahan tersebut dilakukan penetapan bahwa mahkamah agung
melaksanakan fungsi dari Mahkamah Konsitusi.

Fungsi tersebut dilakukan MA sampai MK terbentuk. Hal ini tertuan pada pasal 3
Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar 1945 Perubahan Keempat.

Agar sesudah Mahkamah Konstitusi terbentuk mempunyai aturan dan pedoman


dalam melaksanakan tugas dengan benar, DPR bersama pemerintah bekerja sama
untuk membuat Rancangan Undang-Undang mengenai Konstitusi. Di 13 Agustus
2003, hasil permusyawaratan dan pembahasan yang detail antara DPR dan
pemerintah mengenai Mahkamah Konstitusi menghasilkan Undang-Undang No.
24 Tahun 2003 tentang mahkamah konstitusi

Di tanggal 15 Agustus 2003, dikeluarkan Keputusan Presiden No. 147/M Tahun


2003. Keputusan itu berkaitan dengan Hakim Konstitusi pertama, kemudian pada
tanggal 16 Agustus dilakukan pembacaan sumpah jabatan oleh para Hakim
Konstitusi di Istana Negara.
Adanya Keputusan Presiden yang dikeluarkan oleh Hakim Konstitusi yang
dibentuk, maka sejak itu Mahkamah Konstitusi sudah terbentuk.1

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dibuat dengan tujuan untuk memecahkan masalah pokok


yang timbul secara jelas dan sistematis. Perumusan masalah dimaksudkan untuk
lebih menegaskan masalah yang akan diteliti, sehingga dapat ditentukan suatu
pemecahan masalah yang tepat dan mencapai tujuan atau sasaran yang
dikehendaki.

Adapun rumusan masalah dalam ini adalah sebagai berikut :

1. Pengertian dari Mahkamah Konstitusi?


2. Mengapa Mahkamah Konstitusi perlu dibentuk?
3. Apa saja tugas dari Mahkamah Konstitusi?
4. Apa fungsi dan wewenang dari Mahkamah konstitusi?
5. Bagaimana struktur organisasi Mahkamah Konstitusi?

1
BAB II

PEMBAHASAN

Dasar Hukum Mahkamah Konstitusi

UUD 1945 Pasal 24C ayat 1 sampai 6

 Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan


terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang
terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga
negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar,
memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang
hasil pemilihan umum.
 Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan
Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar.
 Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim
konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing
tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan
Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden.
 Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh hakim
konstitusi.
 Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak
tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan,
serta tidak merangkap sebagai pejabat negara.
 Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara serta
ketentuan lainnya tentang Mahkamah Konstitusi diatur dengan undang-
undang.
Peraturan Perundang-Undangan

Selain itu juga terdapat dasar hukum Mahkamah Konstitusi lainnya yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan antara lain sebagai berikut:

1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.


2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Hakim.
3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2002 tentang Grasi.

2.1. Pengertian Mahkamah Konstitusi

Mahkamah konstitusi yaitu lembaga tinggi suatu negara pada sistem


ketatanegaraan Indonesia yang memegang kekuasaan kehakiman bersama dengan
Mahkamah Agung.

Berdasarkan Undang-Undang No.4 Tahun 2003 pasal 1. Mahkamah Konstitusi


adalah salah salah satu lembaga negara yang menjalankah kekuasaan kehakiman
yang merdeka untuk penyelenggaraan peradilan untuk penegakan hukum dan
keadilan.

2.2. Alasan mengapa perlu dibentuknya Mahkamah Konstitusi

Mahkamah konstitusi di bentuk untuk menjamin agar konstitusi sebagai


hukum tertinggi dapat ditegakkan sebagaimana mestinya. Karena itu Mahkamah
konstitusi biasa disebut sebagai the guardian of the constitution seperti sebutan
yang biasa dinisbatkan kepada Mahkamah Agung di Amerika Serikat (Jimly
Asshiddiqie,2006:154).

Mahkamah Konstitusi dapat dikatakan mempunyai kedudukan yang sederajat dan


sama tinggi dengan Mahkamah Agung. Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah
Agung sama-sama merupakan pelaksana cabang kekuasaan kehakiman (judiciary)
yang merdeka dan terpisah dari cabang-cabang kekuasaan lain, yaitu pemerintah
(executive) dan lembaga permusyawaratan-perwakilan (legislature). Kedua
mahkamah ini sama-sama berkedudukan hukum di Jakarta sebagai ibukota Negara
Republik Indonesia. Hanya struktur kedua organ kekuasaan kehakiman ini
terpisah dan berbeda sama sekali satu sama lain. Mahkamah Konstitusi sebagai
lembaga peradilan tingkat pertama dan terakhir tidak mempunyai struktur
organisasi sebesar Mahkamah Agung yang merupakan puncak sistem peradilan
yang strukturnya bertingkat secara vertikal dan secara horizontal mencakup lima
lingkungan peradilan, yaitu lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
tata usaha negara, lingkungan peradilan agama, dan lingkungan peradilan militer.
Meskipun tidak secara persis, Mahkamah Agung dapat digambarkan sebagai
puncak peradilan yang berkaitan dengan tuntutan perjuangan keadilan bagi orang
per orang ataupun subjek hukum lainnya, sedangkan Mahkamah Konstitusi tidak
berurusan dengan orang per orang, melainkan dengan kepentingan umum yang
lebih luas. Perkara-perkara yang diadili di Mahkamah Konstitusi pada umumnya
menyangkut persoalan-persoalan kelembagaan negara atau institusi politik yang
menyangkut kepentingan umum yang luas ataupun berkenaan dengan pengujian
terhadap norma-norma hukum yang bersifat umum dan abstrak, bukan urusan
orang per orang atau kasus demi kasus ketidak-adilan secara individuil dan
konkrit. Yang bersifat konkrit dan individuil paling-paling hanya yang berkenaan
dengan perkara ‘impeachment’ terhadap Presiden/Wakil Presiden( artikel Jimly
Asshiddiqie “Kedudukan Mahkamah Konstitusi Dalam Struktur Ketatanegaraan
Indonesia” ). Mengapa hal tersebut perlu dipisahkan? Menurut Jimly, pada
hakikatnya keduanya memang berbeda. Seperti yang biasa saya sebut untuk tujuan
memudahkan pembedaan, Mahkamah Agung pada hakikatnya adalah ‘court of
justice’, sedangkan Mahkamah Konstitusi adalah ‘court of law’ yang satu
mengadili ketidakadilan untuk mewujudkan keadilan, sedangkan yang kedua
mengadili sistem hukum dan sistem keadilan itu sendiri (Ni’matul huda,2005:202-
203)
2.3. Tugas MK (Mahkamah Konstitusi)

Terdapat tugas mahkamah konstitusi, yakni:

 Melakukan pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
 Mengeluarkan keputusan pembubaran partai politik
 Mengeluarkan keputusan tentang perselisihan hasil pemilu (pemilihan
umum)
 Memberikan keputusan terhadap pendapat dewan perwakilan rakyat
tentang dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden
menurut UUD 1945.
 Mencari bukti mengenai permasalahan dengan mengenai pejabat negara,
pejabat pemerintah atau warga masyarakat.

2.4. Fungsi dan Wewenang MK (Mahkamah Konstitusi)

Terdapat fungsi mahkamah konstitusi, yakni:

1) Melakukan pengawalan konstitusi di Indonesia. Hal ini artinya bahwa


Mahkamah Konstitusi harus melakuka penegakan konstitusi sesuai dengan
UUD 1945.
2) Menjaga dan menjamin terjadinya penyelenggaraan konstitusionalitas
hukum
3) Melakukan pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang 1945.
4) Melakukan putusan sengketa yang terjadi antara lembaga negara
5) Melakukan putusan pembubaran suatu partai politik terhadap dasar alasan
tertentu.
6) Apabila terjadi sengketa terhadap hasil pemilu, maka mahkamah konstitusi
memiliki hak memutuskan sengketa tersebut.

Wewenang MK (Mahkamah Konstitusi)

Terdapat wewenang dari mahkamah konsitusi, antara lain:

1. Mengadili di tingkat pertama dan terakhir yang putusannya sifatnya final


untuk;
 Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
 Mengeluarkan putusan sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
 Memberikan putusan pembubaran partai politik.
 Mengeluarkan putusan perselisihan mengenai hasil pemilu (pemilihan
umum)

2. Memberikan putusan terhadap pendapat DPR bahwa Presiden dan atau


wakil presiden diduga sudah melakukan pelanggaran hukum dalam bentuk
pengkhianatan kepada negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
lain. Atau perbuatan yang tercela dan atau tidak lagi terpenuhinya syarat
sebagai Presiden dan atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud pada
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
3. Memanggil pejabat, pejabat pemerintah, atau warga masyarkat untuk
memberikan keterangan.
2.5. Struktur Organisasi Mahkamah Konstitusi

Dalam Pasal 24 C ayat (3) UUD 1945 ditentukan bahwa MK mempunyai


Sembilan orang hakim konstitusimyang ditetapkan oleh presiden, yang diajukan
masing-masing tiga orang oleh Mahkamah Agung tiga orang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat ( DPR ) dan tiga orang oleh Presiden. Ayat (4) nya
menentukan bahwa Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan
oleh hakim konstitusi. Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian
yang tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan,
serta tidak merangkap sebagai pejabat Negara (Pasal 24 C ayat (5).

Selain itu, untuk memperlancar tugas dan kerja Setjen dan Kepaniteraan, susunan
organisasi MKRI dibuat terdiri dari empat biro dan satu pusat dengan masing-
masing tugas pokok, yaitu sebagai berikut:

- Staf Sekertaris Jendral MKRI

Tugas dan Fungsi

1. Sekretaris Jenderal

Sekretaris Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan dukungan teknis


administratif kepada seluruh unsur di lingkungan Mahkamah Konstitusi.

2. Panitera

Kepaniteraan mempunyai tugas menyelenggarakan dukungan teknis administrasi


justisial kepada Mahkamah Konstitusi

3. Biro Perencanaan dan Keuangan


Biro perencanaan dan keuangan mempuanyai tugas melaksanakan koordinasi dan
penyusunan rencana, program dan anggaran serta pengelolaan keuangan di
lingkungan Mahkamah Konstitusi.

4. Biro Umum

Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga,
pelayanan administrasi umum, keamanan, kepegawaian, serta pengolahan
perlengkapan di lingkungan Mahkamah Konstitusi.

5. Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol

Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol mempunyai tugas melaksanakan


hubungan masyarakat dan lembaga resmi, pemberian informasi, penyuluhan,
sosialisasi dan komunikasi kepada masyarakat mengenai Mahkamah Konstitusi,
hubungan kerjasama dengan negara-negara lain, badan-badan/lembaga
Internasional, program dan evaluasi, pengelolaan penerbitan, dokumentasi, dan
publikasi serta urusan protokol dan tata usaha pimpinan.

6. Biro Administrasi Perkara dan Persidangan

Biro Administrasi Perkara dan Persidangan mempunyai tugas melaksanakan


pengelolaan administrasi perkara dan pelayanan persidangan Mahkamah
Konstitusi.

7. Pusat Penelitian dan Pengkajian

Pusat Penelitian dan Pengkajiian Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut


Pusat adalah nsure penunjang pelaksanaan tugas Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi di bidang penelitian dan pengkajian
mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di lingkungan
Mahkamah Konstitusi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Mahkamah konstitusi di bentuk untuk menjamin agar konstitusi sebagai hukum


tertinggi dapat ditegakkan sebagaimana mestinya. Karena itu Mahkamah
konstitusi biasa disebut sebagai the guardian of the constitution seperti sebutan
yang biasa dinisbatkan kepada Mahkamah Agung di Amerika Serikat.

b. Dalam menjalankan fungsinya sebagai pengawal konstitusi MK Republik


Indonesia dilengkapi dengan lima kewenangan atau sering disebut empat
kewenangan ditambah satu kewajiban,yaitu:

 Menguji undang-undang terhadap UUD;


 Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar;
 Memutus pembubaran partai politik;
 Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum;
 Memutus pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wapres telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela
dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden;

c. Mengenai struktur organisasi MK, Dalam Pasal 24 C ayat (3) UUD 1945
ditentukan bahwa MK mempunyai Sembilan orang hakim konstitusimyang
ditetapkan oleh presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh
Mahkamah Agung tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ) dan tiga
orang oleh Presiden. Selain itu, untuk memperlancar tugas dan kerja Setjen dan
Kepaniteraan, susunan organisasi MKRI dibuat terdiri dari empat biro dan satu
pusat dengan masing-masing tugas pokok dan fungsinya.

CATATAN KAKI

2
Jimly Asshiddiqie “Kedudukan Mahkamah Konstitusi Dalam Struktur
Ketatanegaraan Indonesia”. Di akses dari
(https://andhika20.blogspot.com/2013/10/makalah-mahkamah-
konstitusi.html#:~:text=Mahkamah%20Konstitusi%20dapat%20dikatakan
%20mempunyai%20kedudukan%20yang%20sederajat,hukum%20di%20Jakarta
%20sebagai%20ibukota%20Negara%20Republik%20Indonesia, tanggal 22 April
2021, 09:19 PM.

DAFTAR PUSTAKA

Jimly Asshiddiqie.2006.Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca


Reformasi.Jakarta: Konstitusi Press bekerjasama dengan PT.Syaamil Cipta Media

Ni’matul huda.2005. Hukum Tata Negara Indonesia.Jakarta:PT.Raja Grafindo


Persada

Undang-Undang:

Undang – Undang Dasar RI 1945

Undang – Undang Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi

2
Jimly Asshiddiqie “Kedudukan Mahkamah Konstitusi Dalam Struktur Ketatanegaraan
Indonesia”. Di akses dari https://andhika20.blogspot.com/2013/10/makalah-mahkamah-
konstitusi.html#:~:text=Mahkamah%20Kons titusi%20dapat%20dikatakan%20mempunyai
%20kedudukan%20yang%20sederajat,hukum%20di%20Jakarta%20sebagai%20ibukota
%20Negara%20Republik%20Indonesia. tanggal 22 April 2021, 09:19 PM).
Internet: www.mahkamahkonstitusi.go.id,

Anda mungkin juga menyukai