7 Tahun 1989
jo. UU No.3 Thn 2006Kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama, secara vertikal
berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi. Secara horizontal,
susunan Pengadilan Agama berkedudukan pada setiap kota madya atau kabupaten.Pengadilan
Tinggi Agama berkedudukan pada setiap ibu kota propinsi.
Pengadilan Agama
Merupakan pengadilan tingkat pertama yang dibentuk dengan Keputusan Presiden. Merupakan
pengadilan tingkat banding /tingkat terakhir yang dibentuk dengan UU yakni Pasal 6 UU No. 7
Tahun 1989, lingkungan Peradilan Agama terdiri dari dua tingkat; yaitu Pengadilan Agama
sebagai Pengadilan Tingkat Pertama dan Pengadilan Tinggi Agama sebagai Pengadilan Tingkat
Banding.Sebagai Pengadilan Tingkat Pertama, pengadilan ini bertindak menerima, memeriksa
dan memutuskan setiap permohonan atau gugatan pada tahap awal dan paling bawah.
Pengadilan Agama bertindak sebagai peradilan sehari-hari yang menampung, memutus dan
mengadili pada tahap awal setiap perkara yang diajukan oleh setiap pencari keadilan.Dalam
kedudukan sebagi instansi Pengadilan Tingkat Pertama, peradilan agama harus menerima,
memeriksa dan memutus perkara-perkara permohonan serta perkara gugatan tersebut. Didalam
pasal 56, Pengadilan Agama dilarang menolak untuk menerima, memeriksa dan memutuskan
perkara yang diajukan kepadanya dengan alasan apa pun.Dalam melaksanakan fungsi dan
kewenangannya sebagai Pengadilan Tingkat Banding, Susunan pengadilan agama terdiri dari :
Anggota Panitera
Sekretaris
Juru Sita
Merupakan pengadilan tingkat banding /tingkat terakhir. Pengadilan Tinggi Agama mengoreksi
putusan Pengadilan Agama, menguatkan atau membatalkan putusan Pengadilan Agama. (Pasal 6
ayat 2 dan Pasal 8 UU No. 7 Thn 1989). Didalam pasal 10 ayat (3) UU No. 14 Thn 1970,
sekarang UU No. 4 Tahun 2004 ditegaskan berkaitan dengan tingkatan hierarki, putusan
Pengadilan Agama disebut Pengadilan Tingkat Pertama, dan putusan Pengadilan Tinggi Agama
disebut putusan tingkat terakhir.Makna putusan Pengadilan Tinggi Agama sebagai putusan
tingkat terakhir adalah pemeriksaan mengenai keadaan, fakta, dan pembuktian pokok perkara
sudah selesai dan berakhir. Itu sebabnya Peradilan Tingkat Pertama dan tingkat banding
disebut peradilan “judex facti”. Hal-hal yang berkenaan dengan fakta dan pembuktian yang
telah dinilai oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama, tidak dapat lagi dinilai
ulang, karena putusan dan penilaian tentang hal tersebut sudah berakhir dan terakhir.
Panitera
Sekretaris
MA ( Mahkamah Agung )
Ditinjau dari sudut tingkatan hierarki, MA adalah badan peradilan tingkat terakhir bagi semua
lingkungan peradilan. Menurut Pasal 30 UU No. 14 Th. 1985 Mahkamah. Agung dalam tingkat
kasasi membatalkan penetapan atau putusan pengadilan dari semua lingkungan peradilan karena
tidak berwenang atau melampauai batas wewenang.Salah menerapkan atau melanggar hukum
yang berlaku dan lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan.
Susunan organisasi Pengadilan Agama (PAg.)dan Pengadilan Tinggi Agama (PTA)diatur dalam
Pasal 9 UU No. 7 Th 1989 dan UU No.3 Thn.2006 dst. dalam pasal 9 ayat (1) ditentukan bahwa
susunan Pengadilan Agama terdiri dari pimpinan, hakim anggota, panitera, sekretaris, dan Juru
Sita. Dalm ayat (2) ditetapkan ttg susunan Pengadilan Tinggi Agama yg terdiri atas pimpinan,
hakim anggota, panitera dan sekretaris. Menurut M. Yahya Harahap, gambaran dari susunan
organisasi Pengadilan Agama sesuai dengan kehendak Bab II Bagian Pertama, Pasal 9 dan
seterusnya adalah sebagai berikut :
1. Ketua Pengadilan
Ketua dan Wakil Ketua diangkat dan diberhentikan oleh Ketua MA.
harus berpengalaman menjadi hakim PTA minimal 5 tahun atau 3 tahun apabila pernah
menjabat Ketua PA
Untuk menjadi Wakil Ketua PTA harus berpengalaman menjadi hakim PTA minimal 4
tahun
2. HAKIM
Tugas Hakim
WNI
Sarjana Syariah dan/atau Sarjana Hukum yang menguasai hukum IslamSehat jasmani dan
rohani
Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercelaBukan bekas anggota organisasi
terlarang
Usia minimal 25 tahun
Berpengalaman sebagai Ketua PA, Wakil Ketua PA minimal 5 tahun atau sebagai hakim
PA minimal 15 tahun
Lulus eksaminasi
Memimpin dan membawahi petugas fungsional murni yang terdiri atas para panitera
pengganti, serta petugas fungsional yang bersifat struktural yaitu para panitera muda
Menyeleksi jumlah panitera pengganti yang berpatokan pada jatah bezetting (pengisian
formasi).
Tugas - tugas unsur pelayanan yang dilaksanakan oleh panitera muda adalah :
Unsur yang menangani registrasi dan penyiapan berkas perkara;Unsur yang membantu
penyediaan peraturan dan perundang-undangan;Unsur yang menangani permintaan
banding dan kasasi.
Juru Sita
Juru Sita tidak boleh merangkap sebagai wali, pengampu, dan pejabat yang berkaitan dengan
perkara yang di dalamnya ia sendiri berkepentinganAdvokatJuru Sita PA diangkat dan
diberhentikan oleh Ketua MA atas usul Ketua Pengadilan ybsJuru Sita Pengganti diangkat dan
diberhentikan oleh Ketua Pengadilan ybs
Melakukan penyitaan atas perintah Ketua PengadilanMembuat berita acara penyitaan, yang
salinan resminya diserahkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
WNI
Beragama Islam
Berpengalaman sebagai Juru Sita Pengganti minimal 3 tahunSehat jasmani dan rohani
Beragama Islam
Berijazah paling rendah sarjana syariah atau sarjana hukum yang menguasai hukum Islam