Anda di halaman 1dari 33

Kekuasaan Kehakiman

• Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang


merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 demi terselenggaranya Negara
Hukum Republik Indonesia.
Bagan
Peradila
n
ASAS PENYELENGGARAAN KEKUASAAN KEHAKIMAN

 Peradilan dilakukan "DEMI KEADILAN BERDASARKAN


KETUHANAN YANG MAHA ESA.
 Peradilan negara menerapkan dan menegakkan hukum
dan keadilan berdasarkan Pancasila.
 Semua peradilan di seluruh wilayah negara Republik
Indonesia adalah peradilan negara yang diatur dengan
undang-undang.
 Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan
biaya ringan.
PELAKU KEKUASAAN
KEHAKIMAN

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009


• Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah
Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya
dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan
tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Fungsi Kekuasaan
Kehakiman
• Fungsi pokok berupa fungsi mengadili
(recht sprekende functie);
• Fungsi pengawasan (controlerende functie);
• Fungsi memberi nasihat (adviese rende functie);
• Fungsi mengatur (regelende functie);
• Fungsi menguji materiil (materiel toetsing recht).
Mahkamah
Agung
(MA)
• UU No 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan pengadilan negara tertinggi
dari badan peradilan yang berada di dalam keempat
lingkungan peradilan.
Wewenang MA
• Mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan yang
diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan di semua
lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah
Agung, kecuali undang-undang menentukan lain.
• Menguji peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang terhadap undang-undang.
• Melakukan pengawasan tertinggi terhadap
penyelenggaraan peradilan di semua
peradilan penyelenggaraan lingkungan
dalam kehakiman.
kekuasaan
Mahkamah Konstitusi
UU RI Nomor 24 tahun 2003 sebagaimana
telah di ubah dengan UU No 8 Tahun
2011

Mahkamah Konstitusi
(MK)
• Mahkamah Konstitusi adalah salah satu pelaku
kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
• Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga
negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan.
Wewenang MK
Pasal 10 UU
• MK
Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
• Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
• Memutus pembubaran partai politik;
• Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum;
Susunan
• Jumlah Hakim MK : 9 orang anggota hakim konstitusi
dengan Keputusan Presiden.
• Susunan MK terdiri atas seorang ketua merangkap
anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota dan 7
orang anggota hakim konstitusi.
• Sistem Seleksi: Diajukan 3 orang oleh DPR, 3 orang
oleh Presiden, dan 3 orang oleh MA dengan penetapan
Presiden
Komisi Yudisial (KY)
UU RI No 18 Tahun 2011

Lembaga negara sebagaimana yang dimaksud dalam UUD


RI 1945.
KY berkedudukan di ibukota Negara Republik Indonesia
Tugas KY
• Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap perilaku
hakim.
• menerima laporan dari masyarakat berkaitan dengan
pelanggaran kode etik dan/atau pedoman perilaku hakim.
• melakukan verifikasi, klarifikasi dan investigasi terhadap
laporan dugaan pelanggaran kode etik dan/atau pedoman
perilaku hakim secara tertutup.
• memutuskan benar tidaknya laporan dugaan pelanggaran
kode etik dan/atau pedoman perilaku hakim.
• mengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap
orang perseorangan, kelompok orang atau badan hukum
yang merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat
hakim.
Wewenang KY
 Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim
ad hoc di Mahkamah Agung kepada DPR untuk
mendapatkan persetujuan.
 Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat serta perilaku hakim.
 Menetapkan kode etik dan/atau pedoman perilaku
hakim bersama-sama dengan Mahkamah Agung.
 Menjaga dan menegakkan pelaksanaan kode etik
dan/atau pedoman perilaku hakim.
Peradilan Umum

• Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Umum


dilaksanakan oleh :
 Pengadilan Negri
 Pengadilan Tinggi

• Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Umum


berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan
Negara Tertinggi.
Tempat Kedudukan

• Pengadilan Negeri berkedudukan di Kotamadya atau di


ibu kota Kabupaten, dan daerah hukumnya meliputi
wilayah Kotamadya atau Kabupaten.
• Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibu kota Propinsi,
dan daerah hukumnya meliputi wilayah Propinsi.
Susunan Pengadilan
• Pengadilan terdiri dari :
a. Pengadilan Negeri yang merupakan Pengadilan Tingkat
Pertama;
b.Pengadilan Tinggi, yang merupakan Pengadilan Tingkat
Banding.

(1)Susunan Pengadilan Negeri terdiri dari


Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera,Sekretaris, dan
Jurusita.
(2)Susunan Pengadilan Tinggi terdiri dari Pimpinan, Hakim
Anggota, Panitera, dan Sekretaris.
Peradilan
Agama
UU Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama
•Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan
kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama
Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.
(1) Pengadilan agama berkedudukan di ibu kota
kabupaten/kota dan daerah hukumnya meliputi wilayah
kabupaten/kota.
(2) Pengadilan tinggi agama berkedudukan di ibu
kota provinsi dan daerah hukumnya meliputi wilayah
provinsi.
Tugas dan Wewenang
PA
Pengadilan agama bertugas dan berwenang
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat
pertama
antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:
a. perkawinan;
b. waris;
c. wasiat;
d. hibah;
e. wakaf;
f. zakat;
g. infaq;
h. shadaqah; dan
i. ekonomi syari'ah.
Peradilan Tata Usaha Negara
• UU No 5 tahun 1986 sebagaaimana telah di ubah
dengan UU No 9 Tahun 2004 tentang Peradilan TUN
Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu
pelaksanaan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan terhadap sengketa Tata Usaha Negara.

(1) Kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Tata


Usaha Negara dilaksanakan oleh :
a. Pengadilan Tata Usaha Negara;
b. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara.
(2) Kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Tata
Usaha Negara berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai
Pengadilan Negara Tertinggi.
Tempat Kedudukan PTUN

(1)Pengadilan Tata Usaha Negara berkedudukan di


kotamadya atau ibu kota kabupaten, dan daerah hukumnya
meliputi wilayah kotamadya atau kabupaten.
(2)Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara berkedudukan di
ibu kota propinsi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah
propinsi.
Susunan PTUN
(1)Susunan Pengadilan terdiri atas Pimpinan, Hakim
Anggota, Panitera, dan Sekretaris.
(2)Pimpinan Pengadilan terdiri atas seorang Ketua
dan seorang Wakil Ketua.
(3)Hakim anggota pada Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara adalah Hakim Tinggi.
Peradilan Militer
• UU Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer
• Pengadilan adalah badan yang melaksanakan
kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan militer
yang meliputi Pengadilan Militer, Pengadilan Militer
Tinggi, Pengadilan Militer Utama, dan Pengadilan Militer
Pertempuran.
Kedudukan
(1) Peradilan militer merupakan pelaksana kekuasaan
kehakiman di lingkungan Angkatan Bersenjata untuk
menegakkan hukum dan keadilan dengan memperhatikan
kepentingan penyelenggaraan pertahanan keamanan
negara.
(2) Oditurat merupakan badan kekuasaan
pelaksana
pemerintahan negara di bidang penuntutan dan penyidikan
di lingkungan Angkatan Bersenjata berdasarkan
pelimpahan dari Panglima, dengan
kepentingan penyelenggaraan pertahanan memperhatikan
keamanan
negara.
Wewenang Pengadilan Militer
 Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang
yang pada waktu melakukan tindak pidana adalah:
a. Prajurit;
b.yang berdasarkan undang-undang dipersamakan
dengan Prajurit;
c.anggota suatu golongan atau jawatan atau badan atau
yang dipersamakan atau dianggap sebagai Prajurit
berdasarkan undang-undang;
d.seseorang yang tidak masuk golongan pada huruf a,
huruf b, dan huruf c tetapi atas keputusan Panglima
dengan persetujuan Menteri Kehakiman harus diadili oleh
suatu Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer.
Wewenang Peradilan Militer
 Memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata.

 Menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam


perkara pidana yang bersangkutan atas permintaan dari
pihak yang dirugikan sebagai akibat yang ditimbulkan
oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan, dan
sekaligus memutus kedua perkara tersebut dalam satu
putusan.
Susunan Pengadilan
Pasal 12 UU Nomor 31 Tahun 1997

Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer terdiri dari:


a. Pengadilan Militer;
b. Pengadilan Militer Tinggi;
c. Pengadilan Militer Utama; dan
d. Pengadilan Militer Pertempuran.
Pengadilan Militer
• Pengadilan Militer memeriksa dan memutus pada
tingkat pertama perkara pidana yang Terdakwanya
adalah:
a. Prajurit yang berpangkat Kapten ke bawah;
b.mereka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 angka 1
huruf b dan huruf c yang Terdakwanya "termasuk tingkat
kepangkatan" Kapten ke bawah; dan
c.mereka yang berdasarkan Pasal 9 angka 1 huruf d harus
diadili oleh Pengadilan Militer.
Pengadilan Militer Tinggi
(1) Pengadilan Militer Tinggi pada tingkat pertama:
a. memeriksa dan memutus perkara pidana yang Terdakwanya adalah:
1) Prajurit atau salah satu Prajuritnya berpangkat Mayor ke atas;
2)mereka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 angka 1 huruf b
dan huruf c yang Terdakwanya atau salah satu Terdakwanya "termasuk
tingkat kepangkatan" Mayor ke atas; dan
3)mereka yang berdasarkan Pasal 9 angka 1 huruf d harus diadili
oleh Pengadilan Militer Tinggi;
b. memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha
Angkatan Bersenjata.

(2)Pengadilan Militer Tinggi memeriksa dan memutus pada tingkat


banding perkara pidana yang telah diputus oleh Pengadilan Militer
dalam daerah hukumnya yang dimintakan banding.

(3)Pengadilan Militer Tinggi memutus pada tingkat pertama dan


terakhir sengketa kewenangan mengadili antara Pengadilan Militer
dalam daerah hukumnya.
Pengadilan Militer Utama
• Pengadilan Militer Utama memeriksa dan memutus pada
tingkat banding perkara pidana dan sengketa Tata
Usaha Angkatan Bersenjata yang telah diputus pada
tingkat pertama oleh Pengadilan Militer Tinggi yang
dimintakan banding.
Pengadilan Militer Pertempuran

• Pengadilan Pertempuran memeriksa dan


Militer
memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara
pidana yang dilakukan oleh mereka
dimaksud dalam Pasal sebagaimana angka
9 pertempuran. 1 di daerah

Anda mungkin juga menyukai