Anda di halaman 1dari 30

Hukum Tentang

Lembaga Negara (Kelas B)

Peradilan Umum & Peradilan Khusus


Kelompok:

Lucas Kevin C 2016200006 Mikael Ananda 2016200025


Kenny Santiadi 2016200010 Ricky Febryanto 2016200040
Stevan Shaan 2016200012 Yoel Samuel 2016200120
Faustin Dwi Putri 2016200144
Latar Belakang

• Sejarah
• Sebelum Bangsa Eropa (Belanda)
• Masa Penjajahan (Belanda-Jepang)
• Era Kolonial Belanda (1926-1942)
• Masa Pendudukan jepang (1942-1945)
• Periode awal kemerdekaan
• Periode Awal kemerdekaan hingga sekarang
Peradilan Umum

• Menurut R.Subekti, pengertian peradilan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
tugas negara untuk menegakkan hukum dan keadilan.
• Lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung (MA)
• Meliputi Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri
Peradilan Umum

• 2 pendapat dasar rumusan keadilan:


• Pandangan kaum awami (Pendapat awami)
Ialah keserasian antara penggunaan hak dan pelaksanaan kewajiban, selaras dengan dalil
“neraca hukum” yakni “takaran hak adalah kewajiban”

• Pandangan ahli hukum


keadilan itu adalah keserasian antara kepastian hukum dan kesebandingan hukum
Asas-asas Peradilan Umum

• Asas Peradilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa


• Asas Praduga Tidak Bersalah
• Asas Ingkar Janji
• Asas Equality Before The Law
• Asas Pemeriksaan Hakim yang Langsung dan Lisan
Macam-macam Peradilan Umum

• MA sebagai lembaga peradilan tertinggi di Indonesia (Judex Iuris)


• Dibawah MA terbagi menjadi 4 lembaga Peradilan: (Judex Factie)
• Peradilan Negeri, Peradilan Tinggi Negeri
• Peradilan Agama, Peradilan Tinggi Agama
• Peradilan Militer, Peradilan Tinggi Militer
• Peratidan Tata Usaha Negara, Peradilan Tinggi Tata Usaha Negara
Pengadilan Negeri

• Dasar Hukum : UU No. 49 tahun 2009


• Memeriksa perkara perdata dan pidana
• Berkedudukan di ibu kota daerah kabupaten/kota
• Memutus tingkat pertama
• Wewenang tersebut PN diatur dalam KUHAP pasal 84, 85, 86
Pengadilan Tinggi Negeri

• Dasar Hukum :
• UU No.2 Tahun 1986 diubah dengan UU No. 8 Tahun 2014 yang disebut dengan UU PU, yang
juga telah diubah dengan UU No 49 tahun 2009 .

• Tingkat banding dari PN


• Wewenang PT terdapat pada Pasal 51 UU PU, dan pasal 87 KUHAP
• PT dapat membatalkan putusan PN (Pasal 240 KUHAP)
Pengadilan Agama (PA)

• Wujud penerapan sistem peradilan syariah islam


• Dasar Hukum UU No. 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama
• PA adalah peradilan tingkat pertama, jika mau melakukan banding maka diajukan ke
Pengadilan Tinggi Agama (PTA)
• PA terletak di kabupaten/kota, PTA tingkat banding terdapat di provinsi.
• Kewenangannya diatur dalam pasal 49 UU No. 50 Tahun 2009
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN)

• Dasar Hukum: UU No. 5 Tahun 1986


• Perubahan pertama UU No. 9 Tahun 2004
• Perubahan kedua UU No. 51 Tahun 2009

• Dibentuk untuk mengadili keputusan badan atau pejabat TUN yang melampaui batas
kewenangan yang di berikan oleh UU
• Pihaknya adalah individu/badan hukum perdata (Penggugat) dan badan/pejabat TUN
(Tergugat)
• Mengadili khusus Sengketa TUN yang Objeknya adalah beschikking
Unsur-Unsur Objek Sengketa TUN

• Penetapan tertulis
• Dikeluarkan oleh pejabat TUN
• Berisi tindakan hukum TUN berdasarkan perundang-undangan
• Bersifat konkret, individual, dan final
• Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata
Keputusan TUN yang Bukan Objek Sengketa

• KTUN yang merupakan perbuatan hukum perdata


• KTUN yang merupakan pengaturan yang bersifat umum;
• KTUN yang masih memerlukan persetujuan;
• KTUN yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana atau peraturan perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana;
• KTUN yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
• KTUN mengenai tata usaha Tentara Nasional Indonesia;
• Keputusan hasil Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Peradilan Militer

• Dasar Hukum : UU No. 31 Tahun 1997


• Kekuasaan kehakiman di lingkungan Angkatan Bersenjata untuk menegakkan hukum dan
keadilan ddengan memperhatikan kepentingan penyelenggaraan pertahanan kemanan negara
• Kitab Undang-Undang Hukum Peradilan Militer
• Macam tindakan pidana dalam peradilan militer (Dilakukan oleh seorang militer):
• Tindak pidana umum (commune delicta)
• Tindak pidana khusus (Delicta Propria)
Susunan Peradilan Militer

• Pasal 12 UU No. 31 Tahun 1997:


• Pengadilan Militer
• Pengadilan Militer Tinggi
• Pengadilan Militer Utama
• Pengadilan Militer Pertempuran
Kewenangan Peradilan Militer

• Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh:


• Prajurit;
• Yang berdasarkan undang-undang dipersamakan dengan Prajurit;
• Anggota suatu golongan atau jawatan atau badan atau yang dipersamakan atau dianggap sebagai Prajurit
berdasarkan undang-undang;
• Seseorang yang tidak masuk golongan pada huruf a, huruf b, dan huruf c.

• Memeriksa, memutus, dam menyelsaikan sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata


• Menggabungkan perkara ganti rugi dalam perkara pidana dan memutus dua perkara dalam satu
putusan
Mahkamah Agung (MA)

• Dasar Hukum: Pasal 24A UUD 1945


“Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya
yang diberikan oleh undang-undang.”

• Pengadilan tingkat Kasasi (Judex Iuris)


• Menguji peraturan dibawah UU kepada UU sebagai batu uji
Peradilan Khusus

• Pengadilan Anak • Pengadilan Agama


• Pengadilan Tipikor • Pengadilan Tata Usaha Negara
• Pengadilan Perikanan • Pengadilan Militer
• Pengadilan HAM • Pengadilan Konstitusi
• Pengadilan Niaga
• Pengadilan Hubungan Industrial
1. Peradilan Anak

• Dasar Hukum :
• UU No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

• Hasil Ratifikasi dari (Convention of The Right of The Child) dengan Keputusan Presiden
No. 36 Tahun 1990
• Sistem Peradilan Anak (SPA) adalah proses penyelsaian perkara anak yang berhadapan
dengan hukum.
• Keadilan restoratif (Pemulihan keadaan semula)
Subjek Hukum Sistem Peradilan Pidana Anak

• Anak yang berkonflik dalam rentang usia 12 – 18 tahun


• Anak yang berkonflik dengan hukum
• Anak yang menjadi korban tindak pidana
• Anak yang menjadi saksi tindak pidana
• Anak yang diduga melakukan tindak pidana
2. Pengadilan Tipikor

• Dasar Hukum: UU No. 31 1999 yang direvisi dengan UU No. 20 Tahun 2001
• Dibentuk karena meningkatnya tindak pidana korupsi
• Kewenangan Pengadilan Tipikor: (Pasal 5 UU No.46 tahun 2009) Memeriksa, mengadili,
memutuskan perkara tipikor
• Secara khusus menurut pasal 6 UU No. 46 tahun 2009
3. Pengadilan Perikanan

• Dasar Hukum: UU No. 45 Tahun 2009 atas perubahan UU No 31. tahun 2004
• Menjamin terselenggaranya pengelolaan sumber daya ikan secara optimal dan
berkelanjutan
• Pengadilan berwenang mngadili hal-hal mengenai perikana dalam UU Perikanan
• Kewenagan Absolut dan Kewenagan Relatif
4. Pengadilan HAM

• Dasar Hukum: UU No 26 Tahun 2000


• Dibentuk untuk pelaksanaan ratifikasi instrumen PBB tentang HAM
• Pertimbangan pembentukan Pengadilan HAM:
• Pelanggaran HAM berat dan berdampak luas
• Membutuhkan langkah-langkah penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan yang
bersifat khusus dalam penyelsaian perkara pelanggaran HAM

• Kompetensi Relatif dan Kompetensi Absolut


5. Pengadilan Niaga

• Dasar Hukum: Pasal 306 UU No 37/2004; Pasal 95 UU No 28/2014; Pasal 30 UU No


20/2016; Pasal 12 UU No 13/2016; Pasal 50 & 52 UU No 24/2004
• tujuan pembentukan Pengadilan Niaga adalah sebagai salah satu alat dalam upaya
pemulihan ekonomi Indonesia.
• berwenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan terhadap perkara kepailitan dan
penundaan kewajiban dan pembayaran utang (PKPU)
• Kompetensi Absolut dan Kompetensi Relatif
6. Pengadilan Hubungan Industrial

• Dasar Hukum: UU No.2 Thaun 2004, merupakan dari UU No.13 Tahun 2003.
• pengadilan khusus yang dibentuk di lingkungan pengadilan negeri yang berwenang
memeriksa, mengadili, dan memberikan putusan terhadap perselisihan hubungan
industrial
• Jenis perselisihannya adalah perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan
PHK, dan perselisihan antarserikat pekerja/serikat buruh dalah satu perusahaan
7. Pengadilan agama
8. Pengadilan Militer
9. Pengadilan Tata Usaha Negara
10. Pengadilan Konstitutif

• Dibawah Mahkamah Konstitusi (MK)


• Kewenangan Mahkamah Konstitusi terdapat dalam Pasal 24C UUD 1945, Pasal 10 UU No.24
Tahun 2003, dan pasal 12 UU No.4 2004.
• berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk
menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
• Pembubaran partai politik, memutus perselisihan hasil pemilu, memberi putusan atas
pendapat DPR dan pelanggaran oleh presiden dan wakil presiden.
Contoh Kasus

• Kaspos :
• TAS (ayah penggugat dan tergugat) membuat toko kelontong menggunakan nama anaknya
Selamet, karena istri TAS belum WNI.
• Selamet mengganti nama Toko menjadi ”UD Selamet” untuk mempermudah perizinan
• Selamet mengambil simpanan harta keluarga pada tahun 1998 sebesar 15M Rupiah
• Saudara-saudara Selamet tidak setuju dan melaporkan Selamet ke polisi atas tuduhan penggelapan.
• Saudara-saudara Selamet juga melaporkan gugatan secara perdata demi pengembalian ganti rugi
kerugian keluarga
Contoh Kasus
• Putusan:
• 2406/Pid.B/2011/PN. Sby,
• 652/Pid/2012/PT. Sby.
• 391K/Pid/2013.
• 586/Pdt.G/2013/PN.SBY.
• 647/PDT/2014/PT. SBY.
• 24 PK/PID/2014

• Dasar Penggabungan Pidana Perdata:


• Pasal 98 Sampai dengan Pasal 101 KUHAP

Dalam Kasus ini tidak dilakukan Penggabungan Pidana Perdata, walaupun sebenarnya dapat
dilakukan. Pengajuan tuntutan dan gugatan pada kasus ini dilakukan dengan cara terpisah.
Kesimpulan

• Kekuasaan kehakiman adalah Lembaga Tinggi Negara


• Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan yang merdeka
• Dasar kewenangan kekuasaan kehakiman diatur dalam UUD 1945 dan UU No. 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
• Peradilan umum adalah kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya
• Peradilan Khusus adalah pengadilan yang mempunyai kewenangan untuk memeriksa
mengadili dan memutuskan perkara tertentu
TERIMA KASIH

ADA PERTANYAAN??

Anda mungkin juga menyukai