Anda di halaman 1dari 16

1

PUTUSAN

Nomor : 714/Pdt.G/2012/PA.Pas

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara


perdata tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah
menjatuhkan putusan cerai talak atas perkara yang diajukan oleh:

PEMOHON, umur 30 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir S1, pekerjaan Guru
Swasta, bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, untuk
selanjutnya mohon disebut sebagai Pemohon;

MELAWAN

TERMOHON, umur 28 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan Tidak
bekerja bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, untuk
selanjutnya mohon disebut sebagai Termohon;

Pengadilan Agama tersebut;


Telah membaca dan mempelajari berkas perkara;
Telah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;
Telah memeriksa bukti surat dan saksi-saksi di persidangan;

TENTANG DUDUK PERKARANYA


Bahwa Pemohon dalam surat permohonanya bertanggal 3 Mei 2012 yang
telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pasuruan di bawah register
Nomor: 0714/Pdt.G/2012/PA.Pas, telah mengajukan permohonan cerai talak
terhadap Termohon dengan alasan-alasan sebagai berikut :

1. Bahwa Pemohon telah melangsungkan perkawinan dengan Termohon pada


tanggal 11 Maret 2011 sebagaimana ternyata dari bukti Kutipan Akta Nikah
Nomor : XXXXXXXXX tertanggal 11 Maret 2011 yang telah dikeluarkan oleh
Kantor Urusan Agama Kabupaten Pasuruan;
2

2. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon bertempat tinggal sebagai suami
istri di rumah Pemohon selama 10 bulan, telah berhubungan sebagaimana
layaknya suami istri dan dikaruniai 1 orang anak bernama :

a. ANAK 1, umur 4 bulan;

3. Bahwa semula kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon harmonis dan
bahagia, namun sejak bulan Juni 2011 keadaannya mulai tidak harmonis lagi dan
sering terjadi perselisihan dan pertengkaran;

4. Bahwa awal mula terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut disebabkan


karena Pemohon mengutarakan niat akan berpoligami dengan mantan istri
Pemohon sebelum menikah dengan Termohon namun Termohon tidak bersedia
dimadu;

5. Bahwa melihat kondisi rumah tangga yang demikian itu Pemohon masih tetap
berusaha untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga dengan memberi
pengertian kepada Termohon jika Pemohon akan tetap bertanggungjawab dan
berlaku adil kepada Termohon maupun calon istri Pemohon, namun Termohon
tetap tidak berubah;

6. Bahwa terakhir terjadi pertengkaran dimana waktu itu Termohon merasa kurang
diperhatikan oleh Pemohon bahkan Termohon mengaku sudah tidak kerasan lagi
tinggal dirumah Pemohon dan akhirnya Termohon minta diantarkan pulang
kerumah orangtua Termohon;

7. Bahwa akibat dari perselisihan dan pertengkaran tersebut Pemohon mengantar


sekaligus memasrahkan Termohon kepada orangtua Termohon sehingga sekarang
Pemohon dan Termohon telah berpisah tempat tinggal selama 3 bulan, Pemohon
tinggal di rumah Pemohon sedangkan Termohon tinggal di rumah orangtua
Termohon;

8. Bahwa selama berpisah Pemohon dan Termohon sudah tidak ada hubungan lagi
sebagaimana layaknya suami istri;

9. Bahwa melihat keadaan rumah tangga Pemohon yang demikian ini, Pemohon
sudah tidak sanggup lagi untuk mempertahankannya dan jalan yang terbaik
adalah bercerai dengan Termohon;
3

10. Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini;

11. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Pemohon mohon agar Ketua
Pengadilan Agama Pasuruan cq Majelis Hakim Pengadilan Agama Pasuruan
berkenan untuk memanggil para pihak, memeriksa, mengadili dan memutus
perkara ini yang amarnya adalah sebagai berikut :
Primair :
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon;
2. Memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu roj'i Kepada
Termohon;
3. Membebankan Pemohon untuk membayar biaya perkara menurut hukum;
Subsidair :
Mohon putusan yang seadil-adilnya;
Bahwa pada hari dan tanggal persidangan yang telah ditetapkan, baik
Pemohon maupun Termohon selalu hadir di persidangan;
Bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dan
Termohon setiap kali diadakan sidang agar hidup rukun kembali dalam sebuah rumah
tangga dan juga telah ditempuh mediasi, dimana kedua belah pihak setuju memilih
mediator; Musthofa, S.H. M.H, Hakim Mediator Pengadilan Agama Pasuruan, namun
usaha mediasi tersebut tidak membawa hasil (gagal);
Bahwa kemudian pemeriksaan perkara dimulai dengan dibacakan surat
permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon;
Bahwa atas permohonan cerai talak tersebut, Termohon telah memberikan
jawaban secara lisan yang pada pokoknya disimpulkan sebagai berikut:
1. bahwa Termohon membenarkan sebagian permohonan Pemohon dan menolak
sebagian lainnya;
2. bahwa Termohon merasa tidak tahu masalah jika akan dicerai oleh Pemohon;
3. bahwa Termohon tidak kerasan tinggal di rumah orang tua Pemohon;
4. bahwa Termohon membenarkan jika minta diantar pulang sebab Termohon
diusir oleh mertua Permohon;
5. bahwa Termohon sudah pisah tempat tinggal dengan Pemohon kurang-lebih 6
bulan;
4

6. bahwa Termohon bersedia untuk dicerai namun Termohon menuntut kepada


Pemohon berupa;
1. Nafkah Iddah sebesar Rp. 600.000,- x 3 bulan = Rp. 1.800.000,- ( Satu
juta delapan ratus ribu rupiah rupiah);
2. Uang Mut’ah sebesar Rp. 1.000.000,- ( satu juta rupiah)
3. Nafkah untuk anak sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah );
per bulan sampai anak dewasa;
Bahwa atas jawaban Termohon tersebut, Pemohon telah mengajukan replik
yang pada pokoknya disimpulkan sebagai berikut:
- bahwa Pemohon membenarkan sebagian jawaban Termohon dan Pemohon
menyatakan telah pisah dengan Termohon selama 3 bulan dan Pemohon
menambahkan jika Ibu Pemohon mengusir Termohon disebabkan Ibu Pemohon
tidak senang dengan Termohon;
- bahwa Termohon bekerja sebagai guru swasta dengan gaji sebesar Rp.700.000,00
(Tujuh ratus ribu rupiah);
- bahwa Pemohon tidak sanggup memenuhi sejumlah tuntutan Termohon namun
Pemohon bersedia memenuhi tuntutan Termohon nilainya sebagai berikut :
1. Nafkah Iddah sebesar Rp. 500.000,- ( Lima ratus ribu rupiah rupiah);
2. Uang Mut’ah sebesar Rp. 1.00.000,- ( Seratus ribu rupiah);
3. Nafkah untuk anak sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah ) per bulan
sampai anak dewasa;
Bahwa terhadap replik Pemohon tersebut, Termohon telah mengajukan
duplik yang pada pokoknya tetap sebagaimana tuntutan Termohon semula;
Bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah
mengajukan surat berupa fotokopi Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama ,
Kabupaten Pasuruan Nomor : XXXXXXXXX tanggal 11 Maret 2011, Kemudian
surat bukti tersebut dicocokkan dengan aslinya dan ternyata sesuai dengan aslinya
serta bermaterai cukup, lalu Ketua Majelis memberi tanda pada surat tersebut dengan
tanda P, Sehubungan dengan bukti surat Pemohon tersebut, Termohon membenarkan
dan menyatakan tidak keberatan;
Bahwa disamping bukti surat tersebut, Pemohon juga telah mengajukan
saksi-saksi yang telah memberikan keterangan di bawah sumpah sebagai berikut:
5

1. SAKSI I, umur 31 tahun, agama Islam, pekerjaan dagang, tempat kediaman di


Kabupaten Pasuruan:;
- bahwa saksi adalah tetangga Pemohon;
- bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah
setahun yang lalu dan telah dikaruniai seorang anak bernama : ANAK
1, umur 4 bulan, sekarang diasuh oleh Termohon;
- bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon harmonis
dan bahagia, namun sudah empat bulan ini keadaannya mulai tidak
harmonis lagi dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran;
- bahwa saksi tidak tahu penyebab perselisihan dan pertengkaran
tersebut namun Saksi tahu antara Pemohon dan Termohon sudah pisah
tempat tinggal;
- bahwa Saksi dengar Termohon pernah diusir oleh Pemohon
disebabkan Ibu Pemohon tidak senang dengan Termohon;
- bahwa antara Pemohon dan Termohon sudah berpisah tempat tinggal
selama empat bulan Pemohon tinggal di rumah Pemohon sedang
Termohon tinggal di rumah orang tua Termohon;
- bahwa saksi sudah berusaha merukunkan Pemohon dan Termohon,
namun tidak berhasil;
2. SAKSI II, umur 48 tahun, agama Islam, pekerjaan Tani, tempat kediaman di
di Kabupaten Pasuruan;
- bahwa saksi adalah Ibu Pemohon;
- bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah
tanggal 11 Maret 2011 dan dikaruniai seorang anak bernama : ANAK
1, umur 4 bulan, sekarang diasuh oleh Termohon;
- bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon harmonis
dan bahagia, namun sudah empat bulan ini keadaannya mulai tidak
harmonis lagi dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran;
- bahwa saksi tahu penyebab perselisihan dan pertengkaran antara
Pemohon dan Termohon adalah Pemohon mau menikah dengan
istrinya yang terdahulu;
6

- bahwa Saksi telah mengusir Termohon disebabkan Saksi tidak senang


dengan Termohon;
- bahwa antara Pemohon dan Termohon sudah berpisah tempat tinggal
selama empat bulan Pemohon tinggal di rumah Pemohon sedang
Termohon tinggal di rumah orang tua Termohon;
- bahwa Pemohon adalah seorang guru swasta dengan penghasilan
sebesar Rp.500.000,00 (Tujuh ratus ribu rupiah);
- bahwa saksi sudah berusaha mendamaikan namun tidak berhasil;
Bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut baik Pemohon maupun
Termohon, masing-masing telah membenarkannya;
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalilnya mengajukan saksi yang telah
memberikan keterangan di bawah sumpah sebagai berikut:
3. SAKSI III, umur 60 tahun, agama Islam, pekerjaan buruh Tani, tempat
kediaman di Kabupaten Pasuruan;
- Bahwa Saksi adalah orang tua Termohon;
- bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah
tanggal 11 Maret 2011 dan dikaruniai seorang anak bernama : ANAK
1, umur 4 bulan, sekarang diasuh oleh Termohon;
- bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon harmonis
dan bahagia, namun sudah tujuh bulan ini keadaannya mulai tidak
harmonis lagi dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran;
- bahwa saksi tidak tahu penyebab perselisihan dan pertengkaran antara
Pemohon dan Termohon namun Termohon merasa tidak kerasan
tinggal di rumah Pemohon disebabkan Termohon pernah diusir oleh
orang tua Pemohon;
- bahwa Saksi dengar Ibu Pemohon mengusir Termohon disebabkan
Saksi tidak senang dengan Termohon;
- bahwa antara Pemohon dan Termohon sudah berpisah tempat tinggal
selama tujuh bulan Pemohon tinggal di rumah Pemohon sedang
Termohon tinggal di rumah orang tua Termohon;
- bahwa saksi sudah berusaha mendamaikan namun tidak berhasil;
7

Bahwa atas keterangan saksi tersebut tersebut baik Pemohon maupun


Termohon, masing-masing telah membenarkannya;
Bahwa selanjutnya Pemohon dan Termohon telah mengajukan kesimpulan
yang pada pokoknya masing-masing tetap pada pendiriannya dan Pemohon
menyatakan sekarang tidak bekerja lagi serta masing-masing tidak mengajukan
sesuatu apapun lagi dan mohon keputusan Majelis;
Bahwa tentang segala pemeriksaan di muka sidang selengkapnya dicatat
dalam berita acara persidangan dan menjadi bahagian yang tak terpisahkan dari
putusan ini;

TENTANG HUKUMNYA
Dalam konvensi
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah
seperti diuraikan tersebut di atas;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon
dan Termohon agar tetap hidup rukun dalam sebuah rumah tangga bahkan telah
ditempuh jalan mediasi oleh mediator; Musthofa, S.H. M.H, Hakim pada Pengadilan
Agama Pasuruan (vide laporan proses mediasi atas perkara Nomor
714/Pdt.G/2012/PA.Pas tanggal 4 Juni 2012, namun usaha tersebut tidak membawa
hasil;
Menimbang, bahwa berdasarkan posita yang dibenarkan Termohon
sebagaimana bukti P, maka terlebih dahulu harus dinyatakan bahwa Pemohon dan
Termohon masih terikat dalam perkawinan yang sah yang menikah pada tanggal 11
Maret 2011;

Menimbang, bahwa Pemohon mengajukan tuntutan cerai talak terhadap


Termohon dengan alasan-alasan yang pada pokoknya bahwa rumah tangga Pemohon
dan Termohon sejak bulan Juni 2011 keadaannya mulai tidak harmonis lagi dan
sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan karena Pemohon
mengutarakan niat akan berpoligami dengan mantan istri Pemohon sebelum menikah
dengan Termohon namun Termohon tidak bersedia dimadu disamping itu Termohon
merasa kurang diperhatikan oleh Pemohon bahkan Termohon mengaku sudah tidak
8

kerasan lagi tinggal dirumah Pemohon dan akhirnya Termohon minta diantarkan
pulang kerumah orangtua Termohon;
Menimbang, bahwa Termohon dalam jawabannya secara lisan pada
pokoknya membenarkan telah terjadi perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon
dan Termohon disebabkan campur tangan orang tua Pemohon terhadap rumah tangga
Pemohon dan Termohon namun Termohon tidak tahu masalah yang mendasari
Pemohon untuk bercerai dengan Termohon serta Termohon membenarkan jika tidak
kerasan tinggal bersama Pemohon disebabkan Termohon sering diusir oleh Ibu
Pemohon;

Menimbang, bahwa Pemohon dalam repliknya telah membenarkan jawaban


Termohon dan Pemohon menyatakan bahwa Ibu Pemohon mengusir Termohon
disebabkan Ibu Pemohon tidak senang dengan Termohon;

Menimbang, bahwa dalam dupliknya menyatakan sudah mencukupkan


dengan jawabannya yang pertama;
Menimbang, bahwa tentang penyebab perselisihan dan pertengkaran yang
menyebabkan pisah rumah sebagaimana tersebut di atas sejauh bukti-bukti yang
diajukan baik oleh Pemohon maupun oleh Termohon, Majelis Hakim berpendapat
bahwa tidak perlu dibuktikan siapa yang salah dan siapa yang benar dalam hal
terjadinya perselesihan dan pertengkaran yang menyebabkan pisah rumah tersebut
(vide Yurisprudensi Nomor 38K/AG/1990 tanggal 5 Oktober 1991), maka sejauh
yang telah diakui Termohon tersebut incasu adanya perselisihan dan pertengkaran
sejak bulan Juni 2011 keadaannya mulai tidak harmonis lagi dan sering terjadi
perselisihan dan pertengkaran sehingga mengakibatkan antara Pemohon dengan
Termohon sudah pisah tempat tinggal selama 4 bulan, maka berdasarkan Pasal 174
HIR sejauh yang telah terbukti tersebut oleh Majelis Hakim dinilai sebagai fakta
hukum tetap;
Menimbang, bahwa oleh karena perkara a quo menyangkut sengketa
perkawinan, maka berdasarkan Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 50 Tahun
2009 Tentang Perubahan Yang Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
Tentang Peradilan Agama, Majelis Hakim memandang perlu mendengarkan
9

keterangan saksi yang berasal dari keluarga atau orang-orang yang dekat dengan
kedua belah pihak yang berperkara di depan persidangan;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mendengarkan saksi-saksi;
SAKSI I dan SAKSI II yang pada pokoknya menerangkan bahwa perselisihan dan
pertengkaran antara Pemohon dan Termohon disebabkan Termohon Pemohon mau
menikah dengan istrinya yang terdahulu dan Termohon sudah tidak kerasan tinggal
bersama dengan Pemohon serta sudah pisah tempat tinggal selama empat bulan;
Menimbang, bahwa berdasarkan permohonan Pemohon dan pengakuan
Termohon yang apabila dihubungkan dengan bukti (P) serta kesaksian para saksi
tersebut di atas, secara materi saling bersesuaian dan ada kesamaan, sehingga Majelis
Hakim dapat menemukan fakta-fakta di persidangan sebagai berikut:
bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah tanggal 11
Maret 2011 dan dikaruniai seorang anak bernama : ANAK 1, umur 4 bulan,
sekarang diasuh oleh Termohon;
bahwa bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon harmonis
dan bahagia, namun sudah empat bulan ini keadaannya mulai tidak harmonis
lagi dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan Pemohon
mau menikah dengan istrinya yang terdahulu;
bahwa akibat dari perselisihan dan pertengkaran tersebut mengakibatkan
antara Pemohon dengan Termohon telah pisah tempat tinggal selama empat
bulan, Pemohon tinggal di rumah Pemohon sedang Termohon tinggal di
rumah orang tua Termohon;
bahwa para saksi Pemohon telah berusaha mendamaikan Pemohon dan
Termohon, namun tidak berhasil;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang diperoleh dalam persidangan
ternyata Pemohon sama sekali tidak berkeinginan untuk mempertahankan rumah
tangganya bersama Termohon, begitu juga Termohon menyatakan tidak keberatan
untuk bercerai dengan Pemohon, hal ini menunjukkan hubungan Pemohon dengan
Termohon dalam sebuah rumah tangga telah pecah (broken marriage) sehingga akan
sangat sulit menyatukan kembali Pemohon dan Termohon dalam sebuah rumah
tangga;
10

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 Undang-Undang Nomor


1 Tahun 1974, perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa atau membentuk keluarga
yang sakinah, mawaddah, dan rahmah menurut ketentuan Pasal 3 Kompilasi Hukum
Islam di Indonesia yang sejalan dengan maksud al-Quran surat ar-Rum ayat (21),
sementara rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam keadaan yang sedemikian ini
akan sangat sulit mewujudkan tujuan mulia tersebut;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim perlu mengemukakan firman Allah


SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 227 yang artinya: “Apabila mereka (suami-suami)
berketetapan hati untuk thalak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui”;

Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat dari Dr. Ash Shobuni dalam kitab
madza khurriyatuz zaujaini fith tholaq halaman 83 yang diambil alih oleh majelis
hakim sebagai pendapatnya sendiri yang artinya:

“Dan Islam telah memilih peraturan perceraian pada saat kehidupan rumah
tangga telah mengalami kegoncangan sehingga tidak berguna lagi nasehat dan upaya
perdamaian, dan ikatan perkawinan merupakan bentuk tanpa ruh, oleh karena itu
tetap berlangsung ikatan perkawinan berarti telah menghukum salah satu di antara
suami isteri tersebut dengan semacam penjara yang berkekalan dan demikian itu
merupakan suatu penganiayaan yang ditentang oleh jiwa keadilan”.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di


atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa perceraian merupakan alternatif terbaik
bagi kedua belah pihak dari pada hidup dalam keluarga (rumah tangga) yang diwarnai
dengan perselisihan dan pertengkaran dan meskipun telah didamaikan keluarga dari
masing-masing pihak, namun sangat sulit untuk disatukan kembali bahkan antara
Pemohon dengan Termohon sudah pisah tempat tinggal selama empat bulan sehingga
apabila rumah tangga Pemohon dan Termohon dipertahankan justru akan
memunculkan dampak yang tidak baik yang dapat membahayakan (madlarrat) bagi
kedua belah pihak karena selain akan memunculkan penderitaan-penderitaan lahir
dan bathin yang berkepanjangan yang akan dialami oleh Pemohon dan Termohon
11

juga hak dan kewajiban Pemohon dan Termohon secara timbal balik sebagai suami
isteri akan sangat sulit ditegakkan;
Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang dipertimbangkan tersebut di atas,
Majelis Hakim berpendapat alasan perceraian sebagaimana diatur dalam Pasal 39 ayat
(1) dan (2) Undang-uUdang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam di
Indonesia telah terpenuhi, oleh karena itu berdasarkan Pasal-pasal tersebut maka
petitum Pemohon angka 2 dapat dikabulkan selanjutnya akan dinyatakan dalam amar
putusan ini dengan diperbaiki kalimatnya;

Menimbang, bahwa berdasar ketentuan pasal 71, 72 , dan 84 ayat (1) dan
(2) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989, maka Majelis memerintahkan kepada Panitera
Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirimkan satu helai salinan penetapan ikrar
talak kepada kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat
kediaman Pemohon dan Termohon serta di tempat perkawinan dilangsungkan guna
didaftarkan putusan perceraian tersebut dalam daftar yang disediakan untuk itu;

Dalam Rekonvensi

Menimbang, bahwa terlebih dahulu Majelis Hakim akan


mempertimbangkan sebutan para pihak dalam gugatan rekonvensi ini, bahwa yang
semula bertindak sebagai pihak Termohon dalam konvensi menjadi pihak Penggugat
dalam rekonvensi selanjutnya disingkat Penggugat, sedangkan yang semula bertindak
sebagai Pemohon dalam konvensi menjadi pihak Tergugat dalam rekonvensi
selanjunya disingkat Tergugat (vide Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Reg. Nomor
113K/AG/1992 tanggal 27 Februari 1993);

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan dari gugatan Penggugat adalah


sebagaimana terurai di atas;

Menimbang, bahwa apa yang dipertimbangkan dalam konvensi menjadi


pertimbangan pula dalam rekonvensi;

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam gugatan aquo


adalah Penggugat dalam jawaban dan dupliknya secara lisan menyatakan bahwa
12

Penggugat tidak keberatan bercerai dengan Tergugat, namun Penggugat mengajukan


tuntutan yang harus dipenuhi oleh Tergugat, yaitu agar Tergugat membayar hal-hal
sebagai berikut:

1. Nafkah Iddah sebesar Rp. 600.000,- x 3 bulan = Rp. 1.800.000,- ( Satu juta
delapan ratus ribu rupiah rupiah);
2. Uang Mut’ah sebesar Rp. 1.000.000,- ( satu juta rupiah);
3. Nafkah untuk anak sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah );
per bulan sampai anak dewasa;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan rekonpensi tersebut masih dalam


lingkup tugas dan wewenang Pengadilan Agama dan disampaikan pada saat jawaban
pertama Penggugat, maka sesuai Pasal 132 huruf (a) dan (b) HIR perkara tersebut
dapat diperiksa bersama dengan permohonan Pemohon in casu tentang cerai talak;

Menimbang, bahwa Tergugat dalam repliknya secara lisan menyatakan


bahwa Tergugat tidak dapat menyanggupi sejumlah tuntutan Penggugat tersebut
namun Tergugat sanggup membayar seluruh tuntutan tergugat sejumlah uang yang
nilainya sebesar Rp.500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);

Menimbang, bahwa mengenai tuntutan Penggugat agar Tergugat


memberikan nafkah iddah sebesar Nafkah Iddah madliyah Rp. 600.000,- x 3 bulan =
Rp. 1.800.000,- ( Satu juta delapan ratus ribu rupiah rupiah, sedangkan Tergugat
Tergugat sanggup membayar seluruh tuntutan tergugat sejumlah uang yang nilainya
sebesar Rp.500.000,00 (lima ratus ribu rupiah), Majelis Hakim mendasarkan atas
tuntutan nafkah iddah dengan Pasal 149 hurup (b) Kompilasi Hukum Islam
Indonesia, bahwa bekas suami wajib memberi nafkah, maskan, dan kiswah kepada
bekas isteri selama dalam masa iddah, kecuali bekas isteri tersebut dalam keadaan
nusyuz, maka Majelis Hakim terlebih dahulu akan menilai, apakah Penggugat dalam
keadaan nusyuz atau tidak sehingga dapat diketahui tentang posisi dan kedudukan
Penggugat apakah Penggugat berhak nafkah iddah atau tidak;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta di persidangan dan


sebagaimana pertimbangan hukum dalam gugatan rekonvensi aquo, maka yang
terbukti adalah adanya syiqaq, namun patut diduga tentang tidak adanya indikasi
nusyuz Penggugat, lagi pula Tergugat telah menyanggupi nafkah iddah tersebut,
13

meskipun besarannya tidak seperti apa yang dikehendaki Penggugat, dengan


demikian berdasarkan Pasal 41 hurup (c) undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo.
Pasal 149 hurup (b) jo. Pasal 152 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, maka
Majelis berpendapat bahwa Penggugat adalah orang yang berhak mendapatkan
nafkah, maskan, dan kiswah selama dalam masa iddah dan sebaliknya menjadi
kewajiban bagi Tergugat untuk membayarnya kepada Penggugat sesuai dengan
kepatutan dan keadilan yang besarnya akan ditentukan Majelis dalam amar putusan
berikut ini;

Menimbang, bahwa mengenai tuntutan Penggugat agar Tergugat memberikan


uang mut’ah sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah ), sedangkan Tergugat sanggup
membayar seluruh tuntutan tergugat sejumlah uang yang nilainya sebesar
Rp.500.000,00 (lima ratus ribu rupiah), Majelis Hakim mengemukakan bahwa apa
yang dituntut Penggugat tersebut sebenarnya adalah kewajiban bagi bekas suami
untuk membayar mut’ah kepada bekas isteri yang ditalaknya (vide Pasal 158 hurup
(b) Kompilasi Hukum Islam Indonesia) kecuali bekas isteri tersebut qabla al-dukhul
(vide Pasal 149 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam Indonesia) , namun oleh karena
antara Penggugat dan Tergugat tidak ada kesepakatan mengenai besarnya mut’ah,
maka Majelis berpendapat tuntutan Penggugat tentang mut’ah tersebut sepatutnya
untuk dikabulkan yang besarnya didasarkan pada kepatutan dan kemampuan
Tergugat (vide Pasal 160 Kompilasi Hukum Islam) dan akan ditentukan oleh Majelis
dalam amar putusan di bawah ini;

Menimbang, bahwa tuntutan Penggugat mengenai biaya pemeliharaan


terhadap seorang anak yang bernama ANAK 1, umur 4 bulan, yang harus ditanggung
Tergugat sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah ); perbulan sampai anak
dewasa, sedangkan Tergugat sanggup membayar seluruh tuntutan tergugat sejumlah
uang yang nilainya sebesar Rp.500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) perbulan sampai
anak tersebut dewasa, maka berdasarkan Pasal 105 huruf (c) jo. Pasal 149 huruf (d)
Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Majelis Hakim mewajibkan kepada Tergugat
untuk menanggung biaya pemeliharaan anak Penggugat dan Tergugat sampai anak
tersebut dewasa atau telah berumur 21 tahun, tetapi karena Penggugat dan Tergugat
14

tidak dapat menyepakati berapa besarannya tersebut, maka Majelis akan menentukan
besaran biaya hadlanah tersebut sebagaimana dalam diktum putusan di bawah ini

Dalam konvensi dan Rekonvensi

Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini mengenai sengketa di bidang


perkawinan, maka sesuai Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009
Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang
Peradilan Agama, maka seluruh biaya perkara dibebankan kepada Pemohon
konvensi/Tergugat rekonvensi yang besarnya sebagaimana tersebut dalam diktum
putusan ini;

Menimbang, memperhatikan semua ketentuan peraturan perundang-


undangan yang berlaku dan hukum syara’ yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI
DALAM KONVENSI :
1. Mengabulkan permohonan Pemohon;
2. Memberi ijin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj'i
terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama
Pasuruan;
3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirimkan
salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya
meliputi tempat kediaman Pemohon dan Termohon dan kepada Pegawai Pencatat
Nikah di tempat perkawinan Pemohon dan Termohon dilangsungkan, guna
didaftarkan dalam daftar yang disediakan untuk itu;
DALAM REKONVENSI :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat berupa :
2.1. Nafkah Iddah sebesar Rp. 600.000,00 (Enam ratus ribu rupiah );
2.2. Mut’ah sebesar Rp. 200.000,00 (Dua ratus ribu rupiah);
2.3. Nafkah seorang anak yang bernama ANAK 1, umur 4 bulan sebesar
Rp. 200.000,00 (Dua ratus ribu rupiah ) sampai anak tersebut dewasa;
DALAM KONVENSI / REKONVENSI :
15

Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk


membayar biaya perkara ini yang hingga kini dihitung sebesar Rp. 211.000,-
(Dua ratus sebelas ribu rupiah);

Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Agama Pasuruan pada hari Senin tanggal 30 Juli 2012 Masehi bertepatan
dengan tanggal 11 Ramadlon 1433 Hijriyah, oleh Drs. Zainal Arifin, M.H., yang
ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Agama Pasuruan sebagai Ketua Majelis, Drs. H.
Abdul Kholik dan Slamet, S.Ag., S.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota,
putusan mana pada hari itu juga dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka
untuk umum dengan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu
oleh M. NIDZOM ANSHORI, S.H., Panitera Pengganti serta dihadiri pula oleh
Pemohon dan Termohon;

Ketua Majelis,

Drs. ZAINAL ARIFIN, M.H.

Hakim-Hakim Anggota;

DRS. H. ABDUL KHOLIK

SLAMET, S.Ag., S.H.

Panitera Pengganti

M. NIDZOM ANSHORI, S.H.


16

Perincian Biaya
1. Biaya pendaftaran Rp. 30.000,-
2. Biaya ATK perkara Rp. 20.000,-
3. Biaya Panggilan Rp. 150.000,-
4. Biaya Redaksi Rp. 5.000,-
5. Biaya Meterai Rp. 6.000,-
Jumlah Rp. 211.000,-

Anda mungkin juga menyukai