PUTUSAN
Nomor : 714/Pdt.G/2012/PA.Pas
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
PEMOHON, umur 30 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir S1, pekerjaan Guru
Swasta, bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, untuk
selanjutnya mohon disebut sebagai Pemohon;
MELAWAN
TERMOHON, umur 28 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan Tidak
bekerja bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan, untuk
selanjutnya mohon disebut sebagai Termohon;
2. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon bertempat tinggal sebagai suami
istri di rumah Pemohon selama 10 bulan, telah berhubungan sebagaimana
layaknya suami istri dan dikaruniai 1 orang anak bernama :
3. Bahwa semula kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon harmonis dan
bahagia, namun sejak bulan Juni 2011 keadaannya mulai tidak harmonis lagi dan
sering terjadi perselisihan dan pertengkaran;
5. Bahwa melihat kondisi rumah tangga yang demikian itu Pemohon masih tetap
berusaha untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga dengan memberi
pengertian kepada Termohon jika Pemohon akan tetap bertanggungjawab dan
berlaku adil kepada Termohon maupun calon istri Pemohon, namun Termohon
tetap tidak berubah;
6. Bahwa terakhir terjadi pertengkaran dimana waktu itu Termohon merasa kurang
diperhatikan oleh Pemohon bahkan Termohon mengaku sudah tidak kerasan lagi
tinggal dirumah Pemohon dan akhirnya Termohon minta diantarkan pulang
kerumah orangtua Termohon;
8. Bahwa selama berpisah Pemohon dan Termohon sudah tidak ada hubungan lagi
sebagaimana layaknya suami istri;
9. Bahwa melihat keadaan rumah tangga Pemohon yang demikian ini, Pemohon
sudah tidak sanggup lagi untuk mempertahankannya dan jalan yang terbaik
adalah bercerai dengan Termohon;
3
10. Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini;
11. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Pemohon mohon agar Ketua
Pengadilan Agama Pasuruan cq Majelis Hakim Pengadilan Agama Pasuruan
berkenan untuk memanggil para pihak, memeriksa, mengadili dan memutus
perkara ini yang amarnya adalah sebagai berikut :
Primair :
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon;
2. Memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu roj'i Kepada
Termohon;
3. Membebankan Pemohon untuk membayar biaya perkara menurut hukum;
Subsidair :
Mohon putusan yang seadil-adilnya;
Bahwa pada hari dan tanggal persidangan yang telah ditetapkan, baik
Pemohon maupun Termohon selalu hadir di persidangan;
Bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dan
Termohon setiap kali diadakan sidang agar hidup rukun kembali dalam sebuah rumah
tangga dan juga telah ditempuh mediasi, dimana kedua belah pihak setuju memilih
mediator; Musthofa, S.H. M.H, Hakim Mediator Pengadilan Agama Pasuruan, namun
usaha mediasi tersebut tidak membawa hasil (gagal);
Bahwa kemudian pemeriksaan perkara dimulai dengan dibacakan surat
permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon;
Bahwa atas permohonan cerai talak tersebut, Termohon telah memberikan
jawaban secara lisan yang pada pokoknya disimpulkan sebagai berikut:
1. bahwa Termohon membenarkan sebagian permohonan Pemohon dan menolak
sebagian lainnya;
2. bahwa Termohon merasa tidak tahu masalah jika akan dicerai oleh Pemohon;
3. bahwa Termohon tidak kerasan tinggal di rumah orang tua Pemohon;
4. bahwa Termohon membenarkan jika minta diantar pulang sebab Termohon
diusir oleh mertua Permohon;
5. bahwa Termohon sudah pisah tempat tinggal dengan Pemohon kurang-lebih 6
bulan;
4
TENTANG HUKUMNYA
Dalam konvensi
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah
seperti diuraikan tersebut di atas;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon
dan Termohon agar tetap hidup rukun dalam sebuah rumah tangga bahkan telah
ditempuh jalan mediasi oleh mediator; Musthofa, S.H. M.H, Hakim pada Pengadilan
Agama Pasuruan (vide laporan proses mediasi atas perkara Nomor
714/Pdt.G/2012/PA.Pas tanggal 4 Juni 2012, namun usaha tersebut tidak membawa
hasil;
Menimbang, bahwa berdasarkan posita yang dibenarkan Termohon
sebagaimana bukti P, maka terlebih dahulu harus dinyatakan bahwa Pemohon dan
Termohon masih terikat dalam perkawinan yang sah yang menikah pada tanggal 11
Maret 2011;
kerasan lagi tinggal dirumah Pemohon dan akhirnya Termohon minta diantarkan
pulang kerumah orangtua Termohon;
Menimbang, bahwa Termohon dalam jawabannya secara lisan pada
pokoknya membenarkan telah terjadi perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon
dan Termohon disebabkan campur tangan orang tua Pemohon terhadap rumah tangga
Pemohon dan Termohon namun Termohon tidak tahu masalah yang mendasari
Pemohon untuk bercerai dengan Termohon serta Termohon membenarkan jika tidak
kerasan tinggal bersama Pemohon disebabkan Termohon sering diusir oleh Ibu
Pemohon;
keterangan saksi yang berasal dari keluarga atau orang-orang yang dekat dengan
kedua belah pihak yang berperkara di depan persidangan;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mendengarkan saksi-saksi;
SAKSI I dan SAKSI II yang pada pokoknya menerangkan bahwa perselisihan dan
pertengkaran antara Pemohon dan Termohon disebabkan Termohon Pemohon mau
menikah dengan istrinya yang terdahulu dan Termohon sudah tidak kerasan tinggal
bersama dengan Pemohon serta sudah pisah tempat tinggal selama empat bulan;
Menimbang, bahwa berdasarkan permohonan Pemohon dan pengakuan
Termohon yang apabila dihubungkan dengan bukti (P) serta kesaksian para saksi
tersebut di atas, secara materi saling bersesuaian dan ada kesamaan, sehingga Majelis
Hakim dapat menemukan fakta-fakta di persidangan sebagai berikut:
bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah tanggal 11
Maret 2011 dan dikaruniai seorang anak bernama : ANAK 1, umur 4 bulan,
sekarang diasuh oleh Termohon;
bahwa bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon harmonis
dan bahagia, namun sudah empat bulan ini keadaannya mulai tidak harmonis
lagi dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan Pemohon
mau menikah dengan istrinya yang terdahulu;
bahwa akibat dari perselisihan dan pertengkaran tersebut mengakibatkan
antara Pemohon dengan Termohon telah pisah tempat tinggal selama empat
bulan, Pemohon tinggal di rumah Pemohon sedang Termohon tinggal di
rumah orang tua Termohon;
bahwa para saksi Pemohon telah berusaha mendamaikan Pemohon dan
Termohon, namun tidak berhasil;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang diperoleh dalam persidangan
ternyata Pemohon sama sekali tidak berkeinginan untuk mempertahankan rumah
tangganya bersama Termohon, begitu juga Termohon menyatakan tidak keberatan
untuk bercerai dengan Pemohon, hal ini menunjukkan hubungan Pemohon dengan
Termohon dalam sebuah rumah tangga telah pecah (broken marriage) sehingga akan
sangat sulit menyatukan kembali Pemohon dan Termohon dalam sebuah rumah
tangga;
10
Menimbang, bahwa berdasarkan pendapat dari Dr. Ash Shobuni dalam kitab
madza khurriyatuz zaujaini fith tholaq halaman 83 yang diambil alih oleh majelis
hakim sebagai pendapatnya sendiri yang artinya:
“Dan Islam telah memilih peraturan perceraian pada saat kehidupan rumah
tangga telah mengalami kegoncangan sehingga tidak berguna lagi nasehat dan upaya
perdamaian, dan ikatan perkawinan merupakan bentuk tanpa ruh, oleh karena itu
tetap berlangsung ikatan perkawinan berarti telah menghukum salah satu di antara
suami isteri tersebut dengan semacam penjara yang berkekalan dan demikian itu
merupakan suatu penganiayaan yang ditentang oleh jiwa keadilan”.
juga hak dan kewajiban Pemohon dan Termohon secara timbal balik sebagai suami
isteri akan sangat sulit ditegakkan;
Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang dipertimbangkan tersebut di atas,
Majelis Hakim berpendapat alasan perceraian sebagaimana diatur dalam Pasal 39 ayat
(1) dan (2) Undang-uUdang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (f) Peraturan
Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam di
Indonesia telah terpenuhi, oleh karena itu berdasarkan Pasal-pasal tersebut maka
petitum Pemohon angka 2 dapat dikabulkan selanjutnya akan dinyatakan dalam amar
putusan ini dengan diperbaiki kalimatnya;
Menimbang, bahwa berdasar ketentuan pasal 71, 72 , dan 84 ayat (1) dan
(2) Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989, maka Majelis memerintahkan kepada Panitera
Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirimkan satu helai salinan penetapan ikrar
talak kepada kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat
kediaman Pemohon dan Termohon serta di tempat perkawinan dilangsungkan guna
didaftarkan putusan perceraian tersebut dalam daftar yang disediakan untuk itu;
Dalam Rekonvensi
1. Nafkah Iddah sebesar Rp. 600.000,- x 3 bulan = Rp. 1.800.000,- ( Satu juta
delapan ratus ribu rupiah rupiah);
2. Uang Mut’ah sebesar Rp. 1.000.000,- ( satu juta rupiah);
3. Nafkah untuk anak sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah );
per bulan sampai anak dewasa;
tidak dapat menyepakati berapa besarannya tersebut, maka Majelis akan menentukan
besaran biaya hadlanah tersebut sebagaimana dalam diktum putusan di bawah ini
MENGADILI
DALAM KONVENSI :
1. Mengabulkan permohonan Pemohon;
2. Memberi ijin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj'i
terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama
Pasuruan;
3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirimkan
salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya
meliputi tempat kediaman Pemohon dan Termohon dan kepada Pegawai Pencatat
Nikah di tempat perkawinan Pemohon dan Termohon dilangsungkan, guna
didaftarkan dalam daftar yang disediakan untuk itu;
DALAM REKONVENSI :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat berupa :
2.1. Nafkah Iddah sebesar Rp. 600.000,00 (Enam ratus ribu rupiah );
2.2. Mut’ah sebesar Rp. 200.000,00 (Dua ratus ribu rupiah);
2.3. Nafkah seorang anak yang bernama ANAK 1, umur 4 bulan sebesar
Rp. 200.000,00 (Dua ratus ribu rupiah ) sampai anak tersebut dewasa;
DALAM KONVENSI / REKONVENSI :
15
Ketua Majelis,
Hakim-Hakim Anggota;
Panitera Pengganti
Perincian Biaya
1. Biaya pendaftaran Rp. 30.000,-
2. Biaya ATK perkara Rp. 20.000,-
3. Biaya Panggilan Rp. 150.000,-
4. Biaya Redaksi Rp. 5.000,-
5. Biaya Meterai Rp. 6.000,-
Jumlah Rp. 211.000,-