“SYARIAT”
DISUSUN OLEH
1. Arina Zanzabila 21080115120044
2. Ika Yunita Saputri 21080115120045
3. Muhammad Aulia 21080115120047
4. Fipin Dwi Sholehah 21080115120048
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah SWT. Dengan
segala pemberian-Nya manusia dapat merasakan segala kenikmatan yang
didapatkannya. Tapi dengan anugerah tersebut kadang kala manusia lupa akan dzat
yang telah memberikannya yaitu Allah SWT. Untuk hal tersebut manusia harus
mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat
sesuai dengan bimbingan Allah SWT. Hidup yang dibimbing syariat akan
melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan
Allah dan Rasulnya yang tergambar dalam hukum Allah yang Normatif dan
Deskriptif (Quraniyah dan Kauniyah).
Sebagian dari syariat terdapat aturan tentang ibadah, baik ibadah khusus
maupun ibadah umum. Sumber syariat adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah,
sedangkan hal-hal yang belum diatur secara pasti di dalam kedua sumber tersebut
digunakan ra’yu (Ijtihad). Syariat dapat dilaksanakan apabila pada diri seseorang
telah tertanam Aqidah atau keimanan. Semoga dengan bimbingan syariat hidup
kita akan selamat dunia dan akhirat.
Hal ini membuat hati penulis tergugah untuk menyajikan makalah syariat
islam ini agar para penulis dan khususnya para pembaca pada umumnya dapat
lebih mendalami tentang syariat islam.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan penulis sajikan dalam makalah ini
adalah :
1. Apa pengertian syariat ?
2. Apa saja tujuan syariat?
3. Apa saja prinsip-prinsip syariat?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untu mengetahui lebih dalam
tentang syariat islam serta dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan sehari-
hari.
1. Pengertian syari’at
2. Tujuan syari’at
3. Prinsip-prinsip syari’at
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SYARIAT
Syariat (Arab: المية+ شريعة إسSyariat Islamiyyah) adalah ketentuan-ketentuan
agama yang merupakan pegangan bagi manusia di dalam hidupnya untuk
meningkatkan kwalitas hidupnya dalam rangka mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Syariat Islam adalah tata cara pengaturan tentang perilaku hidup manusia
untuk mencapai keridhoan Allah SWT yang dirumuskan dalam Al-Qur’an, yaitu :
وا77ى َأ ْن َأقِي ُم7يس َ ى َو ِع7وس َ را ِهي َم َو ُم7 َ 7ص ْينَا بِ ِه ِإ ْب
َّ ك َو َما َوَ ِّين َما َوصَّى بِ ِه نُوحًا َوالَّ ِذي َأوْ َح ْينَا ِإلَ ْي ِ َش َر َع لَ ُك ْم ِمنَ الد
ْ َ َ ْ َ َ هَّللا َ ُ ْ ْ ْ
ُ ِه َمن يُنِيب7 ِدي ِإل ْي7ا ُء َويَ ْه7 ِه َمن يَش7 ِه ُ يَجْ تبِي ِإل ْي7 ِر ِكينَ مَا تَدعُوه ْم ِإل ْي7 َر َعلى ال ُمش7ُال ِّدينَ َوال تَتَفَ َّرقُوا فِي ِه كب
َ َ
Artinya :
“Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama yang telah diwasiatkan-
Nya kepada Nuh dan apa yang telah kamu wahyukan kepadamu dan apa yang
telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama
dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang
musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama
itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya
orang yang kembali (kepada-Nya). “(Quran surat Asy-Syura ayat 13).
2. Surat Asy-Syura ayat 21
ِ َُأ ْم لَهُ ْم ُش َر َكا ُء َش َرعُوا لَهُ ْم ِمنَ الدِّي ِن َما لَ ْم يَْأ َذ ْن بِ ِه هَّللا ُ َولَوْ ال َكلِ َمةُ ْالفَصْ ِل لَق
َي بَ ْينَهُ ْم َوِإ َّن الظَّالِ ِمينَ لَهُ ْم7 ض
َع َذابٌ َألِي ٌم
Artinya :
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang
mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diijinkan Allah ? sekiranya tak
ada ketetapan yang menentukan (dari Allah tentukanlah mereka dibinasakan. Dan
sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang pedih.
(Qur’an Surat Asy-Syura Ayat : 21).
Ketentuan-ketentuan sebagaimana dirumuskan dalam syariat, wajib dipatuhi.
Orang Islam yakin bahwa ketentuan Allah SWT yang terdapat dalam syariat itu
adalah ketentuanm Allah SWT yang bersifat universal, oleh karena itu merupakan
hukum bagi setiap komponen dalam satu sistem. Hal ini berarti bahwa setiap
ketentuan yang ditinggalkannya atau dilanggar bukan saja akan merusak
lingkungannya tetapi juga akan menghilangkan fungsi parameter dalam
komponen atau fungsi komponen dalam sistem.
Sebagai contoh, seseorang menyalahi janji, berdusta, zina, mencuri, korupsi, dan
lain-lain. Dalam syariat Islam ada istilah rukshoh (keringanan) apabila seseorang
tidak dapat melaksanakan kewajibannya secara normal, maka ia boleh
melaksanakannya dengan cara lain sesuai dengan kekuatan, kemungkinan, dan
kondisi, seperti sholat sambil duduk
َد لَ ُك ْم7رْ آنُ تُ ْب77ُيَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ال تَ ْسَألُوا ع َْن َأ ْشيَا َء ِإ ْن تُ ْب َد لَ ُك ْم تَ ُسْؤ ُك ْم َوِإ ْن تَ ْسَألُوا َع ْنهَا ِحينَ يُنَ َّز ُل ْالق
)١٠١( و ٌر َحلِي ٌم77777777777777777777777777777777ُعَفَا هَّللا ُ َع ْنهَا َوهَّللا ُ َغف
“Maka bersabarlah kamu, karena Sesungguhnya janji Allah itu benar, dan
mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah (shalatlah) seraya
memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi”
وا بِ ْالعَ ْد ِل ۚ ِإ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما77اس َأ ْن تَحْ ُك ُم ِ َؤ ُّدوا اَأْل َمانَا77ُِإ َّن هَّللا َ يَْأ ُم ُر ُك ْم َأ ْن ت
ِ َّت ِإلَ ٰى َأ ْهلِهَا َوِإ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن
صيرًا ِ َيَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه ۗ ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َس ِميعًا ب
Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-
Nisa: 58)
D. RUANG LINGKUP SYARIAT ISLAM
Ruang lingkup syariat lain mencakup peraturan-peraturan sebagai
berikut :
1. Ibadah, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
langsung dengan Allah SWT (ritual), yang terdiri dari :
a. Rukun Islam : mengucapkan syahadat, mengerjakan
shalat, zakat, puasa, dan haji.
b. Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rukun Islam.
1) Badani (bersifat fisik) : bersuci meliputi wudlu,
mandi, tayamum, pengaturan menghilangkan najis,
peraturan air, istinja, adzan, qomat, I’tikaf, do’a,
sholawat, umroh, tasbih, istighfar, khitan, pengurusan
mayit, dan lain-lain.
2) Mali (bersifat harta) : qurban, aqiqah, alhadyu,
sidqah, wakaf, fidyah, hibbah, dan lain-lain.
2. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan
seseorang dengan yang lainnya dalam hal tukar-menukar harta
(jual beli dan yang searti), diantaranya : dagang, pinjam-
meminjam, sewa-menyewa, kerja sama dagang, simpanan,
penemuan, pengupahan, rampasan perang, utang-piutang,
pungutan, warisan, wasiat, nafkah, titipan, jizah, pesanan, dan
lain-lain.
3. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur hubungan
seseorang dengan orang lain dalam hubungan berkeluarga
(nikah, dan yang berhubungan dengannya), diantaranya:
perkawinan, perceraian, pengaturan nafkah, penyusunan,
memelihara anak, pergaulan suami istri, mas kawin, berkabung
dari suami yang wafat, meminang, khulu’, li’am dzilar, ilam
walimah, wasiyat, dan lain-lain.
4. Jinayat, yaitu peraturan yang menyangkut pidana,
diantaranya : qishsash, diyat, kifarat, pembunuhan, zinah,
minuman keras, murtad, khianat dalam perjuangan, kesaksian
dan lain-lain.
5. Siyasa, yaitu yang menyangkut masalah-masalah
kemasyarakatan (politik), diantaranya : ukhuwa (persaudaraan)
musyawarah (persamaan), ‘adalah (keadilan), ta’awun (tolong
menolong), tasamu (toleransi), takafulul ijtimah (tanggung
jawab sosial), zi’amah (kepemimpinan) pemerintahan dan lain-
lain.
6. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi,
diantaranya : syukur, sabar, tawadlu, (rendah hati), pemaaf,
tawakal, istiqomah (konsekwen), syaja’ah (berani), birrul
walidain (berbuat baik pada ayah ibu), dan lain-lain.
7. Peraturan-peraturan lainnya seperti : makanan, minuman,
sembelihan, berburu, nazar, pemberantasan kemiskinan,
pemeliharaan anak yatim, mesjid, da’wah, perang, dan lain-lain.
E. SUMBER-SUMBER SYARIAT
1. Al-Qur’an, kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW, dan merupakan Undang-Undang yang sebagian besar berisi hukum-
hukum pokok.
2. Al-Hadist (As-Sunnah), sumber hukum kedua yang memberikan
penjelasan dan rincian terhadap hukum-hukum Al-Qur’an yang bersifat
umum.
3. Ra’yu (Ijtihad), upaya para ahli mengkaji Al-Qur’an dan As-Sunnah
untuk menetapkan hukum yang belum ditetapkan secara pasti dalam Al-
Qur’an dan As-Sunnah.
F. KLASIFIKASI SYARIAT
Syariat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1 Wajib (Ijab), yaitu suatu ketentuan yang menurut pelaksanaannya,
apabila dikerjakan mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan mendapat
dosa.
2 Haram, yaitu suatu ketentuan apabila ditinggalkan mendapat pahala dan
apabila dikerjakan mendapat dosa. Contohnya : zinah, mencuri, membunuh,
minum-minuman keras, durhaka pada orang tua, dan lain-lain.
3 Sunnah (Mustahab), yaitu suatu ketentuan apabila dikerjakan mendapat
pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa.
4 Makruh (Karahah), yaitu suatu ketentuan yang menganjurkan untuk
ditinggalkannya suatu perbuatan; apabila ditinggalkan mendapat pahala dan
apabila dikerjakan tidak berdosa. Contohnya : merokok, makan bau-bauan,
dan lain-lain.
G. PERBEDAAN SYARIAT,TARIQAT,HAKIKAT DAN MA’RIFAT
Sebab kalangan ahli tasawwuf dan tarikat itu sendiri ada banyak corak
ragamnya. Dari yang kotorannya sedikit hingga yang paling kotor dan rusak.
Jadi, jangan sampai ada anggapan bahwa bila orang sudah mencapai
derajat hakikat, apalagi ma'rifat, lalu dia bebas boleh tidak shalat, tidak
puasa atau melakukan hal-hal yang bertentangan dengan syari'at itu sendiri.
Kalau ajaran seperti itu, dimana ma'rifat dan hakikat boleh menyalahi
syari'ah, maka ketahuilah, ulama mereka adalah ulama su' yang tidak lain
adalah syetan yang datang merusak ajaran Islam.
B. SARAN
Penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca guna
perbaikan dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Haradjat , Zakiah. 1999. Dasar – Dasar Agama Islam, Jakarta : Bulan Bintang