Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Zia Ulhaq

NPM : 201000053
Mata Kuliah : Hk Konstitusi dan Peraturan Perundang-2An

Jenis-jenis peraturan perundang-undangan dalam konstitusi

1. Undang-Undang Dasar
Salah satu jenis peraturan perundang-undangan yang mempunyai kedudukan yang tertinggi
dalam hierarchi peraturan perundang-undangan adalah UUD Tahun1945. Hal tersebut telah
diatur dengan tegas dalam Pasal 7 ayat (1) UU No.12 Tahun2011. Dengan kedudukan yang
tertinggi itu berarti bahwa peraturan yang beradadibawahnya harus berdasar atau bersumber
pada UUD Tahun 1945. Dalam Pasal 3ayat (1) UU No.12 Tahun 2011 menyebutkan:Undang-
Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum dasar dalam
PeraturanPerundang-undangan. Yang dimaksud dengan “hukum dasar” adalah norma
dasarbagi Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang merupakan sumber hukumbagi
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945

2. Ketetapan MPR
Ketetapan MPR adalah Putusan majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai pengemban
kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalam sidang-sidang MPR.24 Sedangkan Yang dimaksud
dengan “Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat” dalam UU No.12 Tahun 2011 adalah
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan
Pasal 4 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor: I/MPR/2003
tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tahun 1960 sampai
dengan Tahun 2002, tanggal 7 Agustus 2003.

3. Undang-Undang (UU) / Perpu


Jenis peraturan perundang-undangan yang ketiga menurut UU No,12 Tahun 2011 adalah
Undang-Undang (UU). Landasan Hukum UU diatur dalam Pasal 20 ayat (1) dan Pasal 5 ayat
(1) UUD Negara RI Tahun 1945 yang menyebutkan bahwa :
yang memegang kekuasaan untuk membentuk Undang-Undang adalah DPR. Selanjutnya
dalam Pasal 1 angka 3 UU No.12 Tahun 2011 menyebutkan: UndangUndang adalah
Peraturan Perundangundangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
persetujuan bersama Presiden. Dengan demikian maka dalam pembentukan UU lembaga
legislative memepunyai peranan yang sangat menentukan keabsahan dan kekuatan mengikat
UU itu untuk umum. Menurut para ahli hukum antara lain P.J.P.Tak27 dala bukunya
Rechtsvorming in Netherland pengertian UU dibagi menjadi: UU dalam arti materiil (wet
materiele zin) dan UU dalam arti formal (wet formele zin). UU dalam arti formil adalah
apabila pemerintah bersama dengan parlemen mengambil keputusan – maksudnya untuk
membuat UU- sesuai dengan prosedur . Sedangkan UU dalam arti materiil adalah jika suatu
lembaga yang mempunyai kewenangan membentuk peraturan perundang-undangan
mengeluarkan suatu keputusan yang isinya mengikat masyarakat secara umum. Atau dengan
kata lain UU dalam arti Materiil melihat UU dari segi isi, materi dan dan substansinya.
Sedangkan UU dalam arti formil dilihat dari segi bentuk dan pembentukannya. Pembedaan
tersebut hanya dilihat dari segi penekanannya yaitu sudut penglihatan, yaitu undang-undang
yang dilihat dari segi materinya dan undang-undang yang dilhihat dari segi bentuknya.28
Sedangkan arti Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) dalam angka 4
pasal 1 UUNo.12 Tahun 2011 disebutkan bahwa: Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal
ihwal kegentingan yang memaksa. Perpu ditetapkan tanpa terlebih dahulu meminta
persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan hanya dapat dilakukan dalam hal
ikhwal kegentingan memaksa. Perpu harus mendapatkan persetujuan DPR pada sidang
berikutnya untuk dapat berubah menjadi UU. Bila tidak maka Perpu tersebut harus dicabut.

4. Peraturan Pemerintah (PP)


Dasar hukum PP adalah Pasal 5 ayat (2) UUD Tahun 1945 yang menyebutkan : Presiden
menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.
Yang dimaksud dengan Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya (Pasal 1
angka 5) UU No.12 Tahun 2011. Dengan demikian maka tidak akan ada PP jika tidak ada UU
yang menjadi induknya.
Menurut A Hamid S Attamimi, kharakteristik dari PP adalah:
1. PP tidak dapat lebih dulu dibentuk tanpa ada UU yang menjadi induknya;
2. PP tidak dapat mencantumkan sanksi pidana apabila UU yangbersangkutan tidak
mencantumkan sanksi pidana;
3. Ketentuan PP tidak dapat menambah atau mengurangi ketentuan UU yang bersngkutan;
4. PP dapat dibentuk meski ketentuan UU yang bersangkutan tidak memintanya secara tegas;
5. Ketentuan-ketentuan PP berisi peraturan atau gabungan peraturan dan penetapan. PP tidak
berisi penetapan semata-mata.
5. Peraturan Presiden (Perpres).
Peraturan Presiden adalah salah satu jenis peraturan perundang-undang yang baru ditentukan
dengan tegas dalam UU No.10 Tahun 2004. Sebelum keluarnya UU No.10 Tahun 2004 dalam
hierarchi PPU dikenal istilah Keputusan Presiden (Keppres) yang mempunyai sifat mengatur.
Setelah keluarnya UU No.10 Tahun 2004, istilah keputusan kemudian diganti dengan istilah
“Peraturan”, hal ini dimaksudkan untuk lebih memperjelas bentuk peraturan apakah berupa
“regelings” (pengaturan) ataukah “beschiking” (penetapan). Kedua bentuk tersebut
mempunyai sifat yang berbeda yaitu; jika berbentuk pengaturan maka bersifat deuerhaftig
yakni berlaku terus menerus, dan jika bentuknya adalah “keputusan” maka sifatnya adalah
einmalig yaitu sekali selesai.
Dasar hukum Perpres terdapat dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Tahun 1945 yang menentukan
bahwa: Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
UndangUndang Dasar. Dalam rangka melaksanakan kekuasaan pemerintahan tersebutlah,
presiden dapat mengeluarkan Perpres. Yang dimaksud dengan Perpres adalah Peraturan
Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan
pemerintahan (Pasal 1 angka 6, UU No.12 Tahun 2011). Dari segi wewenang Perpres dapat
dibedakan:
a) Perpres sebagai pelaksanaan kewenangan dari presiden baik presiden sebagai kepala
negara maupun kepala pemerintahan. Disini Presiden mempunyai kewenangan secara
mandiri untuk membuat Perpres yang tidak tetap batas lingkupnya. Kewenangan
disini merupakan kewenangan atributif yang diberikan berdasarkan Pasal 4 ayat (1)
UUD Tahun 1945. Perpres mandiri ini adalah konsekwensi dari kedudukan presiden
sebagai penyelenggara pemerintahan negara tertinggi, dimana kekuasaan dan
tanggung jawab ada ditangan Presiden ( cocentration of power and responsibility
upon the President).
b) Perpres dapat juga dibentuk karena delegasi (delegated legislation), sebagai peraturan
delegasi untuk melaksanakan perintah UUD, UU maupun PP.

6. Peraturan Daerah Propinsi


Dalam UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 18 ayat (6) ditentukan bahwa: pemerintahan daerah
berhak untuk menetapkan Peraturan Daerah dan peraturanperaturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan. Perda terbagi menjadi Perda Propinsi dan Perda Kabupaten.
Yang dimaksud dengan Perda Propinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur
(Pasal 1 angka 7 UU No.12 Tahun 2011). Termasuk dalam Peraturan Daerah Provinsi adalah
Qanun yang berlaku di Provinsi Aceh dan Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) serta
Peraturan Daerah Provinsi (Perdasi) yang berlaku di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat
(Penjelasan Pasal 7 ayat (1) Huruf f) UU No.12 Tahun 2011.
7. Peraturan Daerah Kabupaten,
Adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota (Pasal 1 angka 8).
Termasuk dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah Qanun yang berlaku di
Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh (Penjelasan Pasal 7 ayat (1) Huruf g). Sedangkan dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah, dalam Pasal 1 angka 4 menyebutkan bahwa Peraturan Daerah Provinsi atau nama
lainnya dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota atau nama lainnya, yang selanjutnya disebut
perda adalah peraturan perundangundangan yang dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan
bersama kepala daerah.

Anda mungkin juga menyukai