Anda di halaman 1dari 30

HUKUM TERTULIS

Adalah hukum yang sengaja dibuat oleh pemerintah


untuk mengatur kehidupan bersama manusia dalam
masyarakat agar dapat berjalan tertib dan teratur

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat
secara umum.
AZAS PEMBENTUKAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BAIK
(pasal 5 UU 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan)

1. kejelasan tujuan;
2. kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;
3. kesesuaian antara jenis dan muatan;
4. dapat dilaksanakan;
5. kedayagunaan dan kehasilgunaan;
6. kejelasan rumusan; dan
7. keterbukaan.
AZAS MATERI MUATAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
(pasal 6 (1) UU 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan)

1. pengayoman;
2. kemanusiaan;
3. kebangsaan;
4. kekeluargaan;
5. kenusantaraan;
6. bhineka tunggal ika;
7. keadilan;
8. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan
9. ketertiban dan kepastian hukum; dan atau
10. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
JENIS DAN HIERARKI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
(Pasal 7 (1) UU 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan)

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945;
2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang;
3. Peraturan Pemerintah;
4. Peraturan Presiden;
5. Peraturan Daerah.
JENIS DAN HIERARKI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
(Pasal 7 (1) UU 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan)
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Ketetapan MPR;
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi;
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Pasal 8 UU 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan
1. Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi,
Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia,
Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk
dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-
Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota,
Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.
2. Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum
mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.
Contoh 1:
Ketentuan UUD dilaksanakan dengan UU:
Pasal 2 (1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri
atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui
pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan
undang undang
KETENTUAN PASAL 2 UUD DILAKSANAKAN
DENGAN UU TENTANG SUSUNAN DAN
KEDUDUKAN MPR, DPR, DAN DPRD
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
(MPR)
Pasal 2**** UUD 45: Susunan terdiri atas anggota
DPR dan anggota DPD
Pasal 3*** UUD 45: MPR Berwenang mengubah dan
menetapkan UUD
UUD termasuk dalam jenis peraturan per-UU-an yang
diatur dalam UU no. 12 Tahun 2011
PRODUK HUKUM MPR:
(pasal 98 TAP MPR No. I/MPR/83 tentang Peraturan Tata tertib MPR)

TAP MPR
Adalah putusan Majelis yang mempunyai kekuatan
hukum mengikat ke luar dan ke dalam Majelis
TUS MPR
Adalah putusan Majelis yang mempunyai kekuatan
hukum mengikat ke dalam Majelis
PRESIDEN
Pasal 4 (1) UUD 45: Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan
Pasal 5 (1)* UUD 45: Presiden berhak mengajukan rancangan
undang-undang kepada DPR
Pasal 5 (2) UUD 45 :Presiden menetapkan peraturan
pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana
mestinya
Pasal 20 (3)* Jika rancangan undang undang itu tidak
mendapat persetujuan bersama, rancangan undang undang
itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan
Perwakilan Rakyat masa itu.
Pasal 20 (4)* UUD 45: Presiden mengesahkan rancangan
undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi
undang-undang
Pasal 20 (5)** UUD 45: Dalam hal rancangan
undang undang yang telah disetujui bersama tersebut
tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh
hari semenjak rancangan undangundang tersebut
disetujui, rancangan undang undang tersebut sah
menjadi undang undang dan wajib diundangkan.
Pasal 22 UUD 45: (1) Dalam hal ihwal
kegentingan yang memaksa, Presiden berhak
menetapkan peraturan pemerintah sebagai
pengganti undangundang.
PRODUK HUKUM PRESIDEN
(Pasal 1 UU 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan)

 Undang- undang adalah peraturan perundang-


undangan yang dibentuk oleh dewan perwakilan rakyat
dengan persetujuan bersama Presiden.

 Peraturan pemerintah pengganti undang- undang


adalah peraturan perundang- undangan yang
ditetapkan oleh presiden dalam hal ikhwal kegentingan
yang memaksa.

 Peraturan pemerintah adalah peraturan perundang-


undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk
menjalankan Undang- undang sebagaimana mestinya.

 Peraturan Presiden adalah peraturan peraturan


perundang- undangan yang dibuat oleh presiden.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pasal 20:
(1)* DPR memegang kekuasaan membentuk UU.
(2)* Setiap rancangan UU dibahas oleh DPR dan
Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
Pasal 21: Anggota DPR berhak mengajukan usul
rancangan UU.*)
Apabila UU telah disahkan Presiden, untuk
memiliki kekuatan hukum harus diundangkan
dalam Lembaran Negara oleh sekretaris negara pada
tanggal yang sudah ditentukan dalam UU tersebut
Apabila tidak terdapat tanggal, maka mulai berlaku
30 hari sejak diundangkan dalam Lembaran negara
(untuk Jawa Madura) dan 100 hari (diluar Jawa
Madura)
Berlaku fictie hukum:
“SETIAP ORANG DIANGGAP TELAH MENGETAHUI
ADANYA SUATU UNDANG-UNDANG, SEHINGGA BAGI
ORANG YANG MELANGGGAR KETENTUAN UU TIDAK
ADA ALASAN YANG MENGATAKAN BAHWA BELUM
MENGETAHUI ADANYA UU TERSEBUT”
MATERI UU
Materi muatan yang harus diatur dengan Undang-
Undang berisi hal-hal yang mengatur lebih lanjut
ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang meliputi:
1. hak-hak asasi manusia;
2. hak dan kewajiban warga negara;
3. pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta
pembagian kekuasaan negara;
4. wilayah negara dan pembagian daerah;
5. kewarganegaraan dan kependudukan; dan
6. keuangan negara.
Di samping itu, materi muatan Undang-Undang juga
bisa berasal dari perintah Undang-Undang lain.
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG

Pasal 1 UU 12 Tahun 2011 :


Peraturan pemerintah pengganti undang- undang adalah
peraturan perundang- undangan yang ditetapkan oleh
presiden dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa.
Pasal 22 UUD 45:
(1) Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden
berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti
undangundang.
(2) Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan DPR
dalam persidangan yang berikut.
(3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan
pemerintah itu harus dicabut.
Contoh PERPU
1. Undang Undang no. 56 prp Tahun 1960 tentang Penetapan
Luas Tanah Pertanian
2. Undang Undang no. 51 prp Tahun 1960 tentang Larangan
Pemakaian Tanah tanpa Ijin yang Berhak atau Kuasanya
3. Undang Undang no. 1 prp Tahun 1992 tentang
Penangguhan Mulai Berlakunya UU no. 14 Tahun 1992
tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(Perpu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja yang
ditetapkan menjadi UU No. 6 Tahun 2023
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta
Kerja menjadi Undang-Undang
MATERI PERPU
SAMA DENGAN MATERI MUATAN UU
LEBIH KE “HAL IKHWAL KEGENTINGAN YANG
MEMAKSA”
SUBSTANSI DIGANTUNGKAN PADA KEBUTUHAN
PRESIDEN DENGAN TETAP MEMPERHATIKAN
MATERI MUATAN UU
KEABSAHAN SUBSTANSI DIGANTUNGKAN PADA
PERSETUJUAN DPR
PERATURAN PEMERINTAH (PP)
Pasal 1 UU 12 Tahun 2011:
 Peraturan pemerintah adalah peraturan perundang- undangan
yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-
undang sebagaimana mestinya.
Pasal 5 ayat 2 UUD 45:
 Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan
undang-undang sebagaimana mestinya
Fungsi PP:
 Melaksanakan ketentuan UU, karena UU hanya berisi ketentuan
pokok, sehingga ketentuan rinci diserahkan pada peraturan lain
yang lebih rendah tingkatannya
 Peraturan delegasi dari UU
Materi PP:
 Penjabaran, penguraian, perincian lebih lanjut dari ketentuan UU
Contoh:
Pasal 19 UUPA : untuk kepastian hukum, diadakan
pendaftaran tanah di seluruh wilayah RI menurut ketentuan
yang diatur dalam PP.
 PP 10 tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah , diganti dengan PP no. 24
Tahun 1997
Pasal 67 UU no. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan: untuk
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam PP
 PP 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU no. 1 Tahun 1974
 Ada pula PP yang berlakukan walaupun dalam UU tidak secara tegas
diminta dalam UU Perkawinan, misalnya:
 PP no. 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi pegawai
negeri Sipil
 PP no. 45 Tahun 1990 tentang Perubahan Atas Izin Perkawinan dan perceraian
Bagi Pegawai negeri Sipil
MATERI MUATAN PP
PP adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan UU
sebagaimana mestinya (Pasal 1 angka 5 UU P3).
Dalam penyusunan PP ini Presiden menetapkan PP
untuk menjalankan UU sebagaimana mestinya.
“sebagaimana mestinya” adalah materi muatan yang
diatur dalam PP tidak boleh menyimpang dari materi
yang diatur dalam UU yang bersangkutan (Penjelasan
Pasal 10 UU P3).
Pemahaman makna tersebut terkait dengan lingkup
pengaturan yang diamanatkan oleh UU itu sendiri,
artinya, delegasian materi tertentu yang
diperintahkan oleh UU kepada PP tidak melebar atau
meluas melampaui apa yang diperintahkan.
PERATURAN PRESIDEN
Peraturan Presiden adalah peraturan
peraturan perundang- undangan yang
dibuat oleh presiden.
Materi muatan Peraturan Presiden berisi
materi yang diperintahkan oleh Undang-
Undang atau
materi untuk melaksanakan Peraturan
Pemerintah.
MATERI PERATURAN PRESIDEN
Sesuai dengan kedudukan Presiden menurut UUD, Perpres
adalah peraturan yang dibuat oleh Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara sebagai atribusi dari
Pasal 4 ayat (1) UUD 45.
Perpres dibentuk untuk menyelenggarakan pengaturan lebih
lanjut perintah UU atau PP baik secara tegas maupun tidak tegas
diperintahkan pembentukannya (Penjelasan Pasal 11 UU P3).
PERATURAN DAERAH
(Pasal 1 dan 14 UU 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan jo. Pasal 236 UU No. 23 Tahun 2014 ttg Pemda)

 Peraturan daerah adalah peraturan perundang-


undangan yang dibentuk oleh dewan perwakilan rakyat
daerah dengan persetujuan bersama kepala daerah.
 Materi muatan Peraturan Daerah adalah:
Materi muatan Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota berisi materi muatan dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan
serta menampung kondisi khusus daerah dan/atau
penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundangundangan
yang lebih tinggi.
Selain materi muatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
Perda dapat memuat materi muatan lokal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
MATERI MUATAN
PERATURAN PER-UU-AN
SANGAT TERKAIT DENGAN JENIS PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
JENIS SATU JENJANG KE ATAS ATAU KE BAWAH
TIPIS DAN TUMPANG TINDIH
JENJANG SEMAKIN KE ATAS, SEMAKIN ABSTRAK,
BEGITU SEBALIKNYA
JENJANG SEMAKIN KE BAWAH SEMAKIN MUDAH
DILAKSANAKAN, BEGITU SEBALIKNYA
Peraturan per-UU-an selain dalam
UUD’45 dan UU 10 tahun 2004
(1). Keputusan Presiden:
 Keputusan = besluit= kehendak dari pemerintah atau
pembuat per-UU-an
 Keppres dapat berupa:
 Peraturan/regeling:
 Penetapan: beschikking
(2). Instruksi Presiden
Instruksi hanya diberikan oleh pejabat kepada
bawahannya, sehingga hanya berlaku dan mengikat
kepada bawahannya
Contoh Instruksi Presiden no. 1 Tahun 1991 tentang
Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam, berisi
instruksi Presiden kepada Menteri Agama untuk
menyebarluaskan kompilasi Hukum Islam, yang
berisi:
1. Buku I: tentang Hukum Perkawinan
2. Buku II: tentang Kewarisan
3. Buku III: tentang Perwakafan
(3). Menteri
Menteri adalah pembantu presiden dan dalam
tugasnya bertanggungjawab kepada Presiden
Di bidang pembuatan peraturan perundangan juga
berasal dari Presiden
Peraturan Menteri: peraturan pelaksanaan dari
Peraturan pemerintah, Keputusan Presiden atau UU
Keputusan Menteri: peraturan pelaksaan dari Instruksi
Presiden atau UU

Anda mungkin juga menyukai