2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang
Undang-undang adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden.
Undang-undang yang dibuat oleh DPR bersama dengan presiden karena:
a) adanya perintah ketentuan UUD 1945.
b) adanya perintah ketentuan undang-undang yang terdahulu.
c) dalam rangka mencabut, mengubah dan menambah undang-undangyang sudah
ada.
d) berkaitan dengan hak asasi manusia.
e) berkaitan dengan kewajiban atau kepentingan orang banyak.
Pengajuan rancangan undang-undang dapat berasal dari Pemerintah
dan DPR, hal ini sesuai dengan Pasal 5 ayat 1 UUD 1945 yang mengatakan
“Presiden berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada
DPR”. dan Pasal 21 ayat 1 yang berbunyi “Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat berhak mengajukan usul rancangan undang-undang”.
Pengajuan usul rancangan undang-undang oleh DPR disebut hak inisiatif.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU)merupakan peraturan
perundang-undangan yang kedudukannya sama dengan undang-undang, hanya
saja kalau undang-undang dinyatakan sah berlaku atas persetujuan DPR dan
Presiden, sedangkan Perpu dibuat oleh Presiden karena keadaan yang memaksa
atau dalam keadaan darurat, sehingga pemberlakuannya tanpa persetujuan DPR.
Namun demikian, Presiden tidak boleh seenaknya mengeluarkan Perpu karena
adanya ketentuan sebagai berikut.
1
Handikap,Tata-Peraturan-Perundang, http://blogspot.com, acces 18februari2015.
13
a) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) yang dikeluarkan oleh
Presiden harus diajukan ke DPR dalam persidangan berikutnya.
b) DPR dapat menerima atau menolak Perpu dengan tidak mengadakan perubahan.
c) Apabila DPR menolak Perpu tersebut, maka Perpu itu harus dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku lagi.
2
Vjkeybot. Kedudukan-Perundang-Undangan-Negara.http://wordpress.com 25 maret
2015
14
Undang-Undang Dasar 1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri dari
pembukaan dan pasal-pasal (sesuai dalam pasal II Aturan Tambahan UUD 1945).
Konsekuensinya, penjelasan tidak lagi menjadi bagian dari UUD. Meskipun
demikian, penjelasan memiliki fungsi yang penting dalam rangka menjelaskan
tentang norma yang terdapat dalam UUD 1945 sehingga seharusnya mengandung
norma yang baru. Penjelasan Umum, disebutkan bahwa UUD 1945 merupakan
hukum dasar. Dikaitkan dengan teorinya Hans Kelsen, “Stufentheorie”, atau theorie
vom Stufenaufbau-nya Hans Nawiasky Pembukaan mengandung sejumlah tujuan
negara dan dasar falsafah bernegara yaitu Pancasila. Posisi Pancasila dalam UUD
adalah sebagai norma dasar suatu negara (Staatsfundamentalnorm), yang memberikan
landasan bagi Aturan Dasar. Sedangkan materi yang terdapat dalam pasal-pasal UUD
1945 merupakan Grundgezetze, norma dasar yang memiliki kekuatan mengikat
kepada norma-norma hukum peraturan perundang-undangan, atau menggariskan
tatacara membentuk peraturan perundang-undangan secara Umum. Hal ini
ditunjukkan dalam pasal 7 UU No. 10 Tahun 2004. Dengan demikian, UUD 1945
memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada peraturan perundang-undangan yang
lainnya.
Dalam pasal 3, mengatur tentang kewenangan MPR baik tentang kewenangan
mengubah dan menetapkanUUD. Meskipun MPR bukan lembaga tertinggi Negara
lagi namun MPR merupakan lembaga perwakilan (parlemen) yang oleh konstitusi
diberi wewenang untuk mengubah dan menetapkan UUD. Pembentukan UUD
kewenangannya tidak diberikan kepada lembaga legislatif karena lembaga legislatif
hanya memiliki kewenangan dalam membentuk UU dan kedudukan UU di bawah
UUD. Sedangkan untuk prosedur amandemen yang diatur dalam pasal 37 terdapat
prosedur khusus dengan ketentuan yang lebih kompleks. Dalam hal substansi
perubahan/amandemen masih terdapat kesamaan dengan UUD 1945 pra amandemen,
yaitu mutlak tidak diperbolehkan untuk merubah/mengamandemen pembukaan UUD
1945, karena didalamnya terdapat falsafah negara yang merupakan dasar Negara.
Selain itu, ada hal lain yang tidak boleh diganti yaitu bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia (pasal 37 ayat 5)). Dan ketentuan yang lebih spesifik diatur
dengan peraturan perundang-undangan lainnya. UUD 1945 pasca amandemen lebih
bersifat rigid. Hal ini dikarenakan persepsi penguasa yang sepakat untuk lebih
mengkultuskan UUD 1945 sebagai kesatuan pemikiran dari mayarakat untuk memilih
sesuatu yang ideal dalam hal-hal tertentu yang direfleksikan didalamnya. Selain itu,
nilai historis yang terkandung dalam UUD 1945 membuatnya sebagai konstitusi
memiliki kandungan rigiditas. UUD 1945 tidak lg dipandang sebagai peraturan
perundang-undangan saja melainkan merupakan wibawa daripada suatu bentuk
Hukum tertinggi dari suatu negara. Berdasarkan uraian di atas, UUD 1945 pasca
amandemen bersifat conditional, superior dan rigid.
15
1. Adanya penyerahan kewenangan membuat peraturan perundang-undangan,
dimana delegataris (penerima) bertanggung jawab penuh atas kewenangannya itu.
2. Penyerahan kewenangan dilakukan oleh pemegang atribusi (delegans) kepada
delegataris.
3. Hubungan antara delegans dengan delegataris tidak dalam hubungan atasan dan
bawahan.
16
1 Uud 1945 Uud 1945 Uud 1945
2 Tap mprs Tap mprs
3 Uu/perpu Uu/perpu UU/perpu
4 Pp Pp Pp
5 Kepres Perpes Perpes
6 Peraturan Peraturan daerah : Peraturan daerah :
Pelaksana lainnya, 1. Dati 1 1. Perdaprov
Yaitu: 2. Dati 2 2. Per kab/kota
1. Peraturan 3. Dati 3 3. Perdes
mentri
2. Instruksi
mentri ,dll
Daftar Pustaka
Handikap,Tata Peraturan-Perundang, dalam http://blogspot.com.
17
Vjkeybot, Kedudukan-Perundang-Undangan-Negara,dalam http://wordpress.com.
Ahamd Tito,Pendelegasian Perundang-Undangan-Negara, http://wordpress.com.
18