Anda di halaman 1dari 6

Nama : NOOR FAJARI ROZIQ

NIM : 201310110311050
Kelas :A
Tugas :2

1. ZAMAN HINDU

Agama Hindu hanya mempunyai pengaruh di pulau Jawa, Sumatera dan


Bali, sedangkan di daerah lain mendapat pengaruh dari zaman “Malaio
polynesia”, yaitu : Suatu zaman dimana nenek moyang kita masih memegang adat
istiadat asli yang dipengaruhi oleh alam yang serba kesaktian. Pada zaman Hindu
tumbuh beberapa kerajaan yang dipengaruhi oleh hukum agama Hindu serta
hukum agama Budha yang dibawa oleh para pedagang (khususnya dari
Cina)Terkenal juga dengan istilah Zaman Melayu Polinesia, terjadi pada Th.1500
SM – 300 SM. Pada masa ini terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia
menuju Indonesia.Dimana perpindahan penduduk ini terbagi menjadi dua
gelombang. Gelombang I dikenal dengan gelombang Proto Malaio (Melayu Tua).
Pada masa ini perilaku budaya masyarakatnya masih sangat dipengaruhi
kesaktian. Hingga saat ini, masalah Magis Religius masih kental berada di
kalangan masyarakat Indonesia, seperti santet, pelet, ngepet dan sejenisnya.
Gelombang II dikenal dengan gelombang Deutoro Malaio (Melayu Muda). Pada
masa ini perilaku budaya masyarakatnya dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Kong Hu
Cu. Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan
bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan
Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14,
kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I
Ching mengunjungi ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak
kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung
Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di
Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah
Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya
adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa
Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam kebudayaan Jawa, seperti
yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

2. ZAMAN SRIWIJAYA

Kerajaan Sriwijaya berpusat di Palembang, kerajaan ini hidup di Abad VII s.d.
Abad XIII. Keberadaan Kerajaan Sriwijaya diketahui dari Prasasti – prasasti,
seperti:12

1
Vj keybot, Sejarah Hukum Indonesia, dalam http://wordpress.com, access 29
September 2013.
2

1
1)    Prasasti Raja Sanjaya (732M) yang isinya menceritakan tentang Agama yang
dianut masyarakat pada masa itu, kegiatan perekonomian pada masa itu, dan
kegiatan pertambangan rakyat pada masa itu.
2)    Prasasti Raja Dewasimha (760M) yang isinya menceritakan tentang Agama
dan Kekaryaan masyarakat kerajaan Sriwijaya pada masa itu.
3)    Prasasti Raja Tulodong (784M) yang isinya menceritakan tentang masalah-
masalah pertanahan dan Pengairan.
4)    Prasasti Bulai dari Rakai Garung (860M) yang isinya menceritakan tentang
Perkara Perdata.

 3. ZAMAN  MATARAM  I

Kerajaan Mataram dapat diketahui keberadaannya dari Prasasti Guntur (907 M)


yang isinya tentang Peradilan oleh Hakim Pu Gawel mengenai keputusan tentang
Hutang Keluarga. Putusannya dikenal dengan nama Javapatra. Lalu dari Prasasti
Raja Mpu Sindok (927 M) yang menceritakan tentang Hutang Piutang dan Waris.
Dan juga ada Prasasti Raja Dharmawangsa (991 M) yang isinya tentang Perintah
Pembuatan Kitab Perundang-undangan Purwadigama (Syiwasyana) dan
penerjemahan Mahabharata.

 4. ZAMAN  MAJAPAHIT

Selama kekuasaan Hayam Wuruk dan Gajah Mada dalam syair “Negara
Kertagama” terlihat peraturan hukum tentang:

1. Pemerintahan Umum seperti masalah Pertanahan, Pajak, Wajib Militer,


Tentara dan Kepolisian.
2. Kehakiman dan Peradilan.

Dikenal adanya Kutaramanawa (Kitab Undang-Undang)  dan Jaksa Penuntut


Umum / Astapada dalam Perkara Pidana. Dimana Mahapatih Gajah Mada
berperan sebagai Astapada.Pada masa kerajaan Majapahit, Indonesia saat itu telah
memiliki negara-negara sahabat sepertu Siam, Birma, Campa, Kamboja, India &
China. Wilayah Majapahit pada masa itu adalah Indonesia dan Malaysia yang
sekarang.

ZAMAN  ISLAM

1. Zaman Kerajaan Aceh Darussalam3

Pada akhir abad XII, Islam masuk ke Indonesia dari daerah Aceh (Kesultanan
Perlak, Samudra Pasai, Aceh Darussalam).

Sehingga hingga saat ini Aceh terkenal dengan istilah SERAMBI MEKAH,
karena dari Aceh inilah ajaran agama Islam disalurkan dari Mekah ke Indonesia.
32
Ibid.

2
Dari empat Mazhab yang dikenal dalam Islam (Mazhab Syafei, Hambali, Maliki
dan Suni), Hukum yang berlaku adalah Hukum Islam berdasarkan ajaran Imam
Syafei,  dan Hukum Adat yang berlaku adalah hukum adat yang bersendikan pada
Hukum Islam.Pada masa ini Kerajaan Aceh telah memiliki mata uang, angkatan
darat yang diperkuat pasukan Gajah dan angkatan laut yang dilengkapi bedil &
meriam. Ada juga tentara wanita. Dan untuk memperkuat angkatan perangnya,
maka Kerajaan ini memiliki pabrik senjata sendiri.

Indonesia pada masa ini telah pula melakukan hubungan diplomatik dengan
menerima dan melayani duta negara asing. Di bidang ekonomi ada industri kecil,
kerajinan, pertambangan, bea-cukai.

Pada masa ini Ilmu pengetahuan & agama Islam berkembang pesat. Pada masa ini
pula Hak wanita & pria sama dalam rumah tangga, harta, perdagangan serta olah
raga.Dikenal pula adanya Kitab Hukum Acara Pidana atau Perdata yang dikenal
dengan Kitab “Safinatul Hukkam fi Takhlisul Khassam” (artinya: Bahtera bagi
semua hakim dalam menyelesaikan orang-orang yang berperkara). Terdiri dari:

BAB I = tentang Hukum Perdagangan & Penyelesaian Perkara Perniagaan.

BAB II = tentang Hukum Keluarga, Perkawinan & Perceraian.

BAB III = tentang Hukum Pidana, ancaman hukuman

BAB IV = tentang Kewarisan.

 2. Zaman Demak

Sekitar abad XV Demak masih dibawah kekuasaan Majapahit Menurut Babad


Tanah Jawi (ditulis pd th.1625 & 1633), R. Patah, putra Raja Brawijaya,
menundukkan Majapahit th.1478 & mendirikan Bintara Demak yang kerajaannya
berpusat di Masjid Demak.

Urusan pemerintahan & hukum berdasarkan Hukum Islam, namun dalam


pelaksanaan peradilan masih dipengaruhi sistem yang berlaku di zaman
Majapahit.4

3. Zaman Mataram II

Pada masa ini Sultan yang berpengaruh adalah Mas Rangsang yang bergelar
Panembahan Agung Senopati Ing Alogo Ngabdurahman (Sultan Agung). Sultan
juga merubah tahun Cakra menjadi Tarikh Islam Jawa & Sistem Peradilan
Serambi.

43
Ibid.
4
Ibid.

3
 4. Zaman Cirebon & Banten

Pada masa ini dikenal Sistem Peradilan yang lebih baik daripada kerajaan-
kerajaan sebelumnya. Yaitu dengan adanya tiga peradilan dengan tugas dan
tanggungjawab yang berbeda. Adapun ketiga peradilan tersebut adalah:

1)   Peradilan Agama: Tugas dan tanggungjawabnya adalah memeriksa perkara


yang dapat dijatuhi hukuman badan / hukuman mati karena sifat kejahatannya
membahayakan negara, mengurus perkara perkawinan, perceraian & pewarisan.
Hukum yg digunakan adl Hukum Islam & pendapat para ahli agama.

2)   Peradilan Drigama: Tugas dan tanggungjawabnya mengadili perkara-perkara


pelanggaran adat yang diadili berdasarkan hukum adat jawa kuno dengan
memperhatikan hukum adat yang berlaku setempat.

3)   Peradilan Cilaga

Tugas dan tanggung jawabnya memeriksa & mengadili perkara-perkara yang


menyangkut perselisihan perekonomian atau perdagangan. Menggunakan sistem
wasit / penengah.Masyarakat adat pada masa ini menuntut bahwa hakim harus
memiliki sifat-sifat alam seperti:

1. Sifat Chandra (bulan), sebagaimana layaknya bulan yang menerangi


kegelapan, hakim pun dituntut untuk dapat memberikan pencerahan bagi
mereka yang jiwanya tersesat, sehingga melakukan penyimpangan dengan
melakukan tindakan kriminal.
2. Sifat Tirta(air), sebagaimana layaknya air yang membersihkan, maka
hakim pun dituntut untuk dapat membersihkan masyarakat dari sampah
masyarakat.
3. Sifat Cakra(dewa), masyarakat adat menganggap bahwa hakim merupakan
wakil Tuhan atau Dewa, karena kekuasaan hakim yang dapat memberikan
hukuman mati sekalipun.
4. Sifat Sari (harum), masyarakat adat menganggap bahwa hakim harus
menjaga perilakunya, janganlah kemudian ada Hakim Yang Mulia tetapi
melakukan perbuatan yang tidak mulia, seperti mencuri, bermain wanita,
berjudi.5

Zaman Kolonial Belanda

Pada masa kolonial Hukum Adat dibiarkan seperti sediakala. Hukum yg dipakai
dlm pelaksanaan peradilan kejahatan dipakai acuannya adalah Hukum Adat
setempat, apabila di pandang baik. Dasar berlakunya Hukum Adat bagi gol.
Pribumi & Timur Asing adalah Pasal 11 AB. Hukum Adat pernah hendak di

Danny farilhkm204 ,Sejarah Hukum Adat, dalam http://esaunggul.ac.id, access


55

29 September 2013.

4
unifikasi karena ada Asas Konkordansi, tetapi akhirnya yang terjadi tetap
dualisme atau pluralisme hukum.

 6. Zaman Kemerdekaan

Keberadaan masyarakat adat dengan Hukum Adatnya diakui sebagai Hukum


Indonesia Asli yang tidak tertulis yang disana-sini mengandung unsur agama.
Kodifikasi & Unifikasi hukum dengan menggunakan bahan-bahan dari Hukum
Adat dibatasi pada bidang-bidang dan hal-hal yang sudah mungkin
dilaksanakan.Peraturan adat istiadat kita ini pada hakikatnya sudah terdapat pada
zaman kuno, zaman Pra-Hindhu. Lambat laun datanglah kultur Islam dan kultur
Kristen yang masing-masing mempengaruhi kultur asli tersebut. Kini hukum Adat
yang hidup pada rakyat adalah merupakan hasil akulturasi antara peraturan-
peraturan adat-istiadat jaman pra-Hindu dengan peraturan-peraturan kultur Islam
dan kultur Kristen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa di Indonesia berlaku
pluralisme hukum. Teori-teori yang berkembang karena adanya pluralisme hukum
tersebut adalah:

Teori Receptio in Complexu (van den Berg) : “Hukum suatu golongan masyarakat
itu merupakan resepsi / penerimaan secara bulat dari agama yang dianut oleh
golongan tersebut.”

Teori Receptio (oleh Snouck Hurgronye) : “Hukum agama belum merupakan


hukum jika belum diterima oleh Hukum Adat.”

Teori Receptio A Contrario : Teori ini dikembangkan oleh penulis Islam,


dikatakan bahwa “Hukum Adat hanya dapat berlaku dan dilaksanakan dalam
pergaulan hidup masyarakat jika hukum adat itu tidak bertentangan dengan
hukum Islam.”6

DAFTAR PUSTAKA
Danny farilhkm204 ,Sejarah Hukum Adat, dalam http://esaunggul.ac.id.

6
Ibid.

5
Vj keybot, Sejarah Hukum Indonesia, dalam http://wordpress.com.

Anda mungkin juga menyukai