Anda di halaman 1dari 16

AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN PERADILAN AGAMA


DI INDONESIA
Suherman
Dosen Tetap Prodi Al Ahwal Asy Syakhshiyah, STAI Al Hidayah, Bogor

A. Pendahuluan dan keadilan; (2) . Secara yuridis hukum


Membicarakan kedudukan dan Islam (di bidang perkawinan, kewarisan,
kewenangan Peradilan Agama di Indonesia wasiyat, hibah, wakaf dan sodaqoh)
erat hubungannya dengan hukum Islam berlaku dalam pengadilan dalam
dan umat Islam di Indonesia. Peradilan lingkungan peradilan Agama;(3). Ssecara
Agama didasarkan pada hukum Islam, historis peradilan agama merupakan salah
sedangkan dalam perkembangannya, satu mata rantai peradilan agama yang
hukum Islam merupakan hukum yang berkesinambungan sejak masa Rasulullah;
berdiri sendiri dan telah lama dianut oleh (4), secara sosiologis peradilan agam
pemeluk agama Islam di Indonesia. Di didukung dan dikembangkan oleh
kerajaan-kerajaan Islam masa lampau, masyarakat Islam. 1

hukum Islam telah berlaku. Snouck Meskipun praktik diskriminasi


Hurgroje, misalnya, di dalam bukunya De terhadap pribumi tetap berlangsung dan
Islam in Nederlansch-Indie, mengakui pendangkalan terhadap Peradilan Agama
bahwa pada abad ke – 16 sudah muncul melalui berbagai ketentuaan hukum yang
kerajaan-kerajaan Islam seperti Mataram, diciptakan terus dilakukan, eksistensi
Banten, dan Cirebon, yang berangsur- Peradilaan Agama tetap kokoh. Tapi walau
angsur mengislamkan penduduknya. bagaimanapun juga, kalau dibiarkan terus
Sedangkan untuk kelengkapan pelaksaan menerus seperti itu, Peradilan Agama di
hukum Islam, didirikan Peradilan Serambi Indonesia akan tersisihkan dan Akhirnya
dan Majelis Syara’. hilang. Maka kita sebagai umat Islam
Peradilan Islam di Indonesia yang selayaknya untuk bertindak semaksimal
selanjutnya disebut dengan Peradilan mungkin untuk kejayaan dan kemajuan
Agama telah berada di nusantara jauh Peradilan Agama di Indonesia. Oleh
sejak zaman masa penjajahan Belanda. karena itu pada kesempatan ini kami akan
Bahkan menurut pakar sejarah peradilan, mencoba mengulas sedikit tentang sejarah
peradilan agama sudah ada sejak Islam peradilan agama di Indonesia yang
masuk ke Indonesia, yaitu melalui tahkim, meliputi perkembangan peradilan di
dan akhirnya pasang surut Indonesia masa Kesultanan Islam, masa
perkembanganya hingga sekarang penjajahan Jepang dan Belanda, Masa
Peradilan Agama sebagai wujud peradilan Kemerdekaan hingga tahun 1989 sebelum
Islam di Indonesia dapat dilihat dari munculnya UU No. 7 tahun 1989
berbagai sudut pandang. (1). Ssecara
filosofis peradilan dibentuk dan
1
Abdul Halim, Peradilan Agama Dalam Politik
Hukum Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
dikembangkan untuk menegakkan hukum 2000). Hlm. 33-34.

Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan … | 576


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

Peradilan Agama dalam bentuk yang


dikenal sekarang ini merupakan mata Sebenarnya sebelum Islam datang ke
rantai yang tidak terputus dari sejarah Indonesia, di negeri ini telah dijumpai dua
masuknya agama Islam. ke Indonesia. macam peradilan , yakni Peradilan
Untuk memberi gambaran tentang posisi Perdata dan Peradilan Padu. 4 Peradilan
lembaga Peradilan Agama di Indonesia Pradata mengurus masalah-masalah
orang harus memperhatikan Hukum Islam perkara yang menjadi urusan raja
di Indonesia, sedikitnya pada tiga masa sedangkan Peradilan Padu mengurus
penting: masa sebelum penjajahan yakni masalah yang tidak menjadi wewenang
masa kesultanan Islam, masa penjajahan raja. Pengadilan pradata apabila
dan masa kemerdekaan. Setiap masa diperhatikan dari segi materi hukumnya
mempunyai ciri-ciri tersendiri yang bersumber hukum Hindu yang terdapat
memperesentasikan pasang surut dalam papakem atau kitab hukum sehingga
pemikiran hukum Islam di Indonesia. Pada menjadi hukum tertulis, sementara
bagian ini akan ditunjukan peradilan masa Pengadilan Padu berdasarkan pada hukum
kesultanan Islam, disusul uraian masa Indonesia asli yang tidak tertulis.
kolonial serta masa kemerdekaan.2 Menurut R. Tresna (1977:17),
dengan masuknya agama Islam di
B. Peradilan Agama pada masa Indonesia, maka tata hukum di Indonesia
Kesultanan Islam mengalami perubahan. Hukum Islam tidak
Pertumbuhan dan perkembangan hanya menggantikan hukum Hindu, yang
Peradilan Agama pada masa kesultanan berwujud dalam hukum perdata, tetapi
Islam bercorak majemuk. Kemajemukan juga memasukan pengaruhnya dalam
itu sangat bergantung kepada proses berbagai aspek kehidupan masyarakat
Islamisasi yang dilakukan oleh pejabat pada umumnya. Meskipun hukum asli
agama dan ulama bebas dari kalangan masih menunjukan keberadaannya, tetapi
pesantren; dan bentuk integrasi antara hukum Islam telah merembes di kalangan
hukum Islam dengan kaidah lokal yang para penganutnya terutama hukum
hidup dan berkembang sebelumnya. keluarga. Hal itu mempengaruhi terhadap
Kemajemukan peradilan itu terletak pada proses pembentukan dan pengembangan
otonomi dan perkembangannya, yang Peradilan Agama di Indonesia.5
berada dalam lingkungan kesultanan Bersamaan perkembangan
masing-masing. Selain itu, terlihat dalam masyarakat Islam, ketika Indonesia terdiri
susunan pengadilan dan hierarkinya, dari sejumlah kerajaan Islam maka, dengan
kekuasaan pengadilan dalam kaitannya penerimaan Islam dalam kerajaan,
dengan kekuasaan pemerintahan secara otomatis para hakim yang melaksanakan
umum, dan sumber pengambilan hukum keadilan diangkat oleh sultan atau imam.
dalam penerimaan dan penyelesaian Berikut akan dijelaskan sejarah peradilan
perkara yang diajukan kepadanya.3 pada masing-masing kerajaan di
Indonesia. 6

2
Abdul Halim, Ibid. 113.
3
Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003). Cet. 4. Hlm.

2 | Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL
4
Abdul Halim, Op Cit, Hlm. 34
5
Drs. Cik Hasan Bisri. MS, OP Cit. Hlm. 113.
6
Abdul halim, Op Cit. Hlm. 38

Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan … | 576


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

1. Peradilan agama Islam di kerajaan wewenang kekuasaannya masih tetap


Mataram seperti peradilan pradata.
Kerajaan Islam yang paling penting Ketika Amangkurat 1 menggantikan
dijawa adalah Demak (yang kemudian Sultan Agung pada tahun 1645, peradilan
diganti oleh Mataram), Cirebon dan pradata dihidupkan kembali untuk
Banten. Di Indonesia timur yang paling mengurangi pengaruh ulama dalam
penting adalah Goa di Sulawesi Selatan pengadilan dan raja sendiri yang menjadi
dan Ternate yang pengaruhnya luas tampuk kepimpinannya. Namun dalam
hingga kepulauan Filipina, di Sumatra perkembangan berikutnya pengadilan
yang paling penting adalah Aceh yang surambi masih menunjukkan
wilayahnya, meliputi wilayah Melayu. keberadaannya sampai pada masa
Keadaan terpencar kerajaan-kerajaan penjajahan Belanda, meskipun dengan
Indonesia dan hubungannya dengan kewenangan yang terbatas menuru 8 t
negara-negara tetangga, Malaysia dan snouck (1973: 21) pengadilan tersebut
Filipina.7 berwenang menyelesaikan perselisihan dan
Dengan munculnya Mataram persengketaan yang berhubungan dengan
menjadi kerajaan Islam, dibawah hukum kekeluargaan, yaitu perkawinan
pemerintahan Sultan Agung mulai dan kewarisan.
diadakan perubahan dalam sistem
peradilan dengan memasukkan unsur 2. Peradilan Islam di kerajaan Aceh
hukum dan ajaran agama Islam dengan Di Aceh, sistem peradilan yang
cara memasukkan orang-orang Islam berdasarkan hukum Islam menyatu dengan
kedalam Peradilan Peradaban. Namun, pengadilan negeri, yang mempunyai
setelah kondisi masyarakat dipandang siap tingkatan-tingkatan;
dan paham dengan kebijakan yang diambil (a) Dilaksanakan ditingkat kampung
sultan agung, maka kemudian paradilan yang dipimpin keucik. Peradilan
pradata yang ada diubah menjadi ini hanya menangani perkara-
Paradilan Surambi dan lembaga ini tidak perkara yang tergolong ringan.
secara langsung tidak secara langsung Sedangkan perkara-perkara berat
berada dibawah raja, tetapi dipimpin oleh diselesaikan oleh Balai Hukum
ulama. Ketua pengadilan meskipun pada Mukim.
prinsipnya ditangan sultan, tetapi dalam (b) Apabila yang berperkara tidak
pelaksanaannya berada ditangan penghulu puas dengan keputusan tingkat
yang didampingi beberapa orang ulama pertama, dapat mengajukan
dari lingkungan pesantren sebagai anggota banding ke tingkat yang ke dua
majelis. Sultan tidak pernah mengambil yakni Oeloebalang.
keputusan yang bertentangan dengan (c) Bila pada tingkat Oeloebalang juga
nasihat Peradilan Surambi. Meski terjadi dianggap tidak dapat memenuhi
perubahan nama dari Pengadilan Pradata keinginan pencari keadilan, dapat
menjadi Pengadilan Surambi, namun mengajukan banding ke

7
Ibid, Hlm. 38-39 8
Hsan Bisri, MS, Op Cit, Hlm. 114

Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan … |


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

pengadilan tingkat ke tiga yang hanya ada satu pengadilan yang dipimpin
disebut panglima sagi. oleh Qodli sebagai hakim tunggal. lain
(d) Seandainya keputusan panglima halnya dengan Cirebon yang
sagi tidak memuaskan masih dapat pengadilannya dilaksanakan oleh tujuh
mengajukan banding kepada sultan orang menteri yang mewakili tiga sultan
yang pelaksanaannya oleh yaitu Sultan Sepuh, Sultan Anom dan
Mahkamah agung yang terdiri Panembahan Cirebon kitab hukum yang
anggotanya malikul adil, orang digunakan adalah pepakem cirebon, yang
kaya sri paduka tuan, orang kaya merupakan kumpulan macam-macam
raja bandara, dan fakih (ulama). Hukum Jawa Kuno, memuat Kitab Hukum
Sitem peradilan diAceh sangat Raja Niscaya, Undang-Undang Mataram,
jelas menunjukkan hirarki dan Jaya Lengkara, Kontra Menawa dan
kekuasaan absolutnya.9 Adidullah. Namun satu hal yang tidak
dipungkiri bahwa pepakem cirebon tanpa
3. Peradilan Agama Islam di adanya pengaruh hukum Islam.11
Periangan
Di cirebon atau Periangan terdapat 5. Peradilan Agama Islam di Sulawesi
tiga bentuk peradilan; Peradilan Agama, Di Sulawesi integrasi ajaran Islam
Peradilan Drigama, Dan Peradilan dan lembaga-lembaganya dalam
Cilaga. Kompetesi Peradilan Agama pemerintahan kerajaan dan adat lebih
adalah perkara-perkara yang dapat dijatuhi lancar karena peranan raja. Di Sulawesi,
hukuman badan atau hukum mati, yaitu kerajaan yang mula-mula menerima Islam
yang menjadi absolut kompetensi peradilan dengan resmi adalah kerajaan Tallo di
pradata di Mataram. Perkara-perkara tidak Sulawesi Selatan. Kemudian disusul oleh
lagi dikirim ke Mataram, karena kerjaan Goa yang merupakan kerajaan
belakangan kekuasaan pemerintah terkuat dan mempunyai pengaruh
Mataram telah merosot. Kewenangan dikalangan masyarakatnya.
absolut Peradilan Drigama adalah Sementara itu di beberapa wilayah
perkara-perkara perkawinan dan waris. lain; seperti Kalimantan Selatan dan
Sedangkan Peradilan Cilaga khusus Timur, dan tempat-tempat lain, para hakim
menangani sengketa perniagaan. agama di angkat sebagai penguasa
Pengadilan ini dikenal dengan pengadilan setempat. 12 Dengan berbagai ragam
wasit.10 pengadilan itu, menunjukan posisinya yang
sama, yaitu sebagai salahsatu pelaksana
4. Peradilan Agama Islam di Banten kekuasaan raja atau sultan. Di samping itu
Sementara itu di Banten pengadilan pada dasarnya batasan wewenang
disusun menurut pengertian Islam. Pada Pengadilan Agama meliputi bidang hukum
masa sultan Hasanuddin memegang keluarga, yaitu perkawinan dan kewarisan.
kekuasaan, pengaruh hukum Hindu sudah Dengan wewenang demikian, proses
tidak berbekas lagi. Karena di Banten pertumbuhan dan perkembangan

9
Ibid, Hlm. 115 11
Cik Hasan Bisri, Op Cit. 115
10
Abdul Halim, Op Cit. Hlm. 43 12
Abdul Halim Op Cit. 45.

8 | Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

pengadilan pada berbagai kesultanan (RR) staatsblad tahun 1854 No. 129 dan
memiliki keunikan masing-masing. Dan staatsblad tahun 1855 No. 2. Peraturan ini
fungsi sultan pada saat itu adalah sebagai secara mengakui bahwa telah diberlakukan
pendamai apabila terjadi perselisihan undang-undang agama (godsdienstige
hukum. wetten) dan kebiasaan penduduk
Indonesia.
C. Peradilan Agama Pada Pasal 78 RR berbunyi: “dalam hal
Masa Kolonial Belanda terjadi perkara perdata antara sesama orang
Masyarakat pada masa itu dengan Indonesia asli atau dengan orang yang
rela dan patuh serta tunduk mengikuti dipersamakan dengan mereka, maka
ajaran-ajaran Islam dalam berbagai mereka tunduk pada putusan hakim agama
dimensi kehidupan. Namun, keadaan itu atau kepada masyarakat mereka menurut
kemudian menjadi terganggu dengan UU agama atau ketentuan-ketentuan lama
munculnya kolonialisme barat yang mereka”14
membawa misi tertrentu, mulai dari misi Beberapa macam peradilan
dagang, politik bahkan sampai misi menurut Supomo (1970: 20) pada masa
kristenisasi.13 penjajahan Belanda terdapat lima buah
Sejak tahun 1800, para ahli hukum tatanan peradilan.15
dan ahli kebudayaan Belanda mengakui a. Peradilan Gubernemen, tersebar
bahwa dikalangan masyarakat Indonesia diseluruh daerah Hindia Belanda.
Islam merupakan agama yang sangat b. Peradilan Pribumi tersebar diluar jawa
dijunjung tinggi oleh pemeluknya. dan madura, yaitu dikarasidenan Aceh,
Penyelesaian masalah kemasyarakatan tapanuli, sumatera barat, jambi,
senantiasa merujuk kepada ajaran agama palembang, bengkulu, riau, kalimantan
Islam, baik itu soal ibadah, politik, barat, kalimantan selatan dan timur,
ekonomi dan kemasyarakatan lainnya. manado, dan Sulawesi, maluku dan
Atas fenomena ini, maka para pakar dipulau lombok dari keresidenan bali
hukum Belanda berkeyakinan bahwa dan lombak
ditengah-tengah komunitas itu berlaku c. Peradilan Swapraja, tersebar hampir
hukum Islam, termasuk dalam mengurus diseluruh daerah Swapraja, kecuali di
peradilan pun diberlakukan undang- Pakualaman dan Pontianak
undang agama Islam. d. Peradilan Agama tersebar di daerah-
Bukti Hindia Belanda secara tegas daerah tempat kedudukan peradilan
mengakui bahwa UU Islam (hukum Islam) Gubernemen, di derah-daerah dan
berlaku bagi orang Indonesia yang menjadi bagian dari bagian Peradilan
bergama Islam. Pengakuan ini tertuang Pribumi, atau di daerah-daerah
dalam peraturan perundang-undangan Swapraja dan menjadi bagian dari
tertulis pada 78 reglement op de beliedder Peradilan Swapraja
regeerings van nederlandsch indie
disingkat dengan regreeings reglement 14
Abdullah Tri Wahyudi, Peradilan Agama Di
Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004),
hlm. 8.
13
Ibid, hlm. 46. 15
Cik Hasan Bisri, Op Cit. Hlm. 116-117.

Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan … |


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

e. Peradilan Desa tersebar di daerah- walaupun terdapat penyimpangan-


daerah tempat berkedudukan peradilan penyimpangan.
Gubernemen. Disamping itu ada juga Teori Receptio In Complexu yang
peradilan desa yang merupakan bagian dikemukakan Van De Berg mendapat
dari Peradilan Pribumi Atau Peradilan kritikan tajam oleh Snouck Horgronje
Swapraja. karena teori Receptio In Complexu
bertentangan dengan kepentinggan-
Pada mulanya pemerintah
Belanda tidak mau mencampuri kepentingan pemerintah Hindia Belanda
dan akhirnya mengemukakan teori
organisasi pengadilan agama, tetapi
pada tahun 1882 dikeluarkan penetapan Receptio yang menurut teori ini hukum
yang berlaku di Indonesia adalah hukum
raja Belanda yang dimuat dalam
staatblad 1882 no.152. dengan adanya adat asli. Hukum Islam baru mempunyai
kekuatan kalau dikehendaki dan diterima
ketetapan tersebut terdapat perubahan
yang cukup penting,16 Yaitu : oleh hukum adat
Teori receptio bertujuan untuk
a. Reorganisasi ini pada dasarnya
mengetahui peranan hukum Islam
membentuk Pengadilan Agama yang
dengan mengedepankan hukum adat atau
baru disamping Landraad dengan
bahkan mengganti hukum Islam dengan
wilayah hukum yang sama, yaitu rata-
hukum adat. Selain itu bertujuan untuk
rata seluas daerah kabupaten.
memperkuat pemerintah kolonial dan
b. Pengadilan itu menetapkan perkara-
adanya kepentingan pemerinath kolonial
perkara yang dipandang masuk dalam
dalam penyebaran agama kristen di
lingkungan kekuasaan. Menurut Noto
wilayah Hindia Belanda
Susanto (1963: 7) perkara-perkara itu
Kekuasaan dan kewenangan
umumnya meliputi: pernikahan, segala
Peradilan Agama di jawa-madura
jenis perceraian, mahar, nafkah,
meliputi:17
keabsahan anak, perwalian,
kewarisan, hibah, waqaf, shadaqah, (1) Perselisihan antara suami istri yang
bergama Islam,( 2) Perkara-perkara
dan baitul mal, yang semuanya erat
dengan agama Islam. tentang: nikah, talak, rujuk, dan perceraian
antara orang-orang yang beragama Islam,
Pemerintah Belanda dengan tegas (3) Menyelenggarakan perceraian, (4)
membentuk peradilan agama berdasarkan Menyatakan bahwa syarat untuk jatuhnya
Staatsblad tahun 1882 no. 152 tentang talak yang digantungkan (ta’liq al-thalaq)
pembentukan Peradilan Agama di Jawa- telah ada, (5) Perkara mahar atau
Madura. Pengakuan hukum Islam yang maskawin,
berlaku bagi orang Indonesia pada waktu (6) Perkara nafkah wajib suami kepada istri.
itu menurut penulis Belanda Van De Berg
Pemberlakuan peraturan pemerintah
mengemukakan sebuah teori yang disebut
tersebut pada kenyataannya tidak
teori receptio in complexu yang artinya
memberikan jalan keluar bagi peradilan
bagi orang Islam berlaku hukum Islam
agama di daerah lainnya. Karena itu
pemerintah pada tahun yang sama

16
Ibid, Hlm. 117. 17
Abdullah Tri Wahyudi, Op Cit. Hlm. 10-11

10 | Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

mencabutnya kembali dan menerbitkan pengadilan agama, yang wilayah


peraturan yang lain yaitu peraturan hukumnya sama dengna wilayah hukum
pemerintah no 45 tahun 1957 tentang landraad.
pendirian Mahkamah Syari’ah di luar Jawa
Pasal 2
dan Madura. Dalam peraturan ini
Pengadilan agama terdiri atas; penghulu
disebutkan tentang wewenang absolut
yang diperbantukan kepada landroad
Peradilan Agama. Menurut peraturan itu,
sebagai ketua. Sekurang-kurangnya tiga
wewenang mahkamah syari’ah adalah:
dan sebanyak-banyaknya delapan orang
(1) Nikah; (2) Talak, (3) Rujuk, (4)
ulama Islam sebagai anggota. Mereka
Fasakh,
diangkat dan diberhentikan oleh gubernur/
(5) Nafaqah, (6) Mahar, (7) Tempat, (8)
residen
Mut’ah ,(9) Hdlanah, (10) Waakaf, (11)
Perkara waris, (12) Hibah, (13Shadaqah), Pasal 3
(14) Baitulmal. Pengadilan agama tidak boleh
Pada periode tahun 1882 sampai menjatuhkan putusan, kecuali dihadiri oleh
dengan 1937 secara yuridis formal, sekurang-kurangnya tiga anggota
Peradilan Agama sebagai sutu badan trermasuk ketua. Kalau suara sama banyak,
perdailan yang terkait dalam sistem maka suara ketua yang menentukan.
kenegaraan untuk pertama kali lahir di Pasal 4
Indonesia (jawa dan madura) pada tanggal Putusan pengadilan agama dituliskan
11 agustus 1882 kelahiran ini berdasarakan dengandisertai dengan alasan-alasannya
suatu keputusan raja Belanda (konnink yang singkat, juga harus diberi tanggal dan
besluit) yakni raja Willem III tanggal 19 ditandatangani oleh para anggota yang
januari 1882 no. 24 yang dimuat dalam turut memberi keputusan. Dalam
staatsblad 1882 no. 152. Badan perdailan berperkara itu disebutkan pula ongkos
ini bernama Priesterraden yang kemudian yang dibebankan kepada pihak-pihak yang
lazim disebut dengan rapat agama atau berperkara.
Raad Agama dan terakhir dengan
pengadilan agama. Pasal 5
Keputusan raja Belanda ini Kepada pihak-pihak yang berperkara harus
dinyatakan berlaku mulai 1 Agustus 1882 diberikan salinan surat keputusan yang
yang dimuat dalam Staatblad 1882 no.153, ditandatangani oleh ketua.
sehingga dengan demikian dapatlah Pasal 6
dikatakan tanggal kelahiran badan peradilan Keputusan pengadilan agama harus dimuat
agama di Indonesia adalah 1 agustus 1882.18 dalam suatu daftar dan harus diserahkan
Staatblad 1882 no.152 berisi tujuh kepada residen setiap tiga bulan sekali
pasal yang maksudnya adalah sebagai untuk memperoleh penyaksian (visum) dan
berikut: pengukuhan
Pasal 1 Pasal 7
Disamping setiap landraad (pengadilan Keputusan pengadilan agama yang
negeri) di jawa dan madura diadakan satu melampaui batas wewenang atau
kekuasaannya atau tidak memenuhi
18
Abdul Halim, Op Cit. hlm. 51

Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan … |


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

ketentuan ayat (2), (3), dan (4) tidak dapat Kebijaksanaan kedua yang dilakukan
dinyatakan berlaku oleh pemerintahan Jepang adalah, pada
tanggal 29 april 1942 pemerintahan bala
D. Peradilan Agama Pada Masa tentara Dai Nippon mengeluarkan UU No.
Kolonial Jepang 14 tahun 1942 tentang pengadilan bala
Tahun 1942 adalah tahun Indonesia tentara Dai Nippon. Dalam pasal 1
diduduki oleh Jepang. Kebijaksanaan disebutkan bahwa di tanah Jawa dan
pertama yang dilakukan oleh Jepang Madura telah diadakan “gunsei hooin”
terhadap perundang-undangan dan (pengadilan pemerintahan balatentara).21
pengadilan ialah bahwa semua peraturan Pada masa pendudukan Jepang
perundang-undangan yang berasal dari kedudukan pengadilan agama pernah
pemerintahan Belanda dintatakan tetap terancam yaitu tatkala pada akhir Januari
berlaku sepanjang tidak bertentangan. 1945 pemerintah bala tentara Jepang
Peradilan Agama tetap dipertahankan dan (guiseikanbu) mengajukan pertanyaan
tidak mengalami perubahan agama dan pada Dewan Pertimbangan Agung (Sanyo-
Kaikiooo Kottoo Hooin untuk Mahkamah Aanyo Kaigi Jimushitsu) dalam rangka
Islam Tertinggi, berdasarkan aturan masuk Jepang akan memberikan
peralihan pasal 3 bala Jepang (Osanu kemerdekaan pada bangsa Indonesia yaitu
Seizu) tanggal 07 maret 1942 No.1.19 bagaimana sikap dewan ini terhadap
Pada zaman Jepang, posisi pengadilan susunan penghulu dan cara mengurus kas
agama tetap tidak akan berubah kecuali masjid, dalam hubungannya dengan
terdapat perubahan nama menjadi Sooryo kedudukan agama dalam negara Indonesia
Hooin. Pemberian nama baru itu merdeka kelak.
didasarkan pada aturan peralihan pasal 3 Akan tetapi dengan menyerahnya
Osanu Seizu tanggal 7 maret 1942 No. 1. Jepang dan Indonesia memproklamirkan
Pada tanggal 29 April 1942, pemerintah kemerdekaan opada tanggal 17 agustus
balatentara Dai Nippon mengeluarkan UU 1945, maka pertimbangan dewan
No. 14 tahun 1942 yang berisi pertimbangan agung bikinan Jepang itu
pembentukan Gunsei Hoiin (pengadilan mati sebelum lahir dan peradilan agama
pemerintah balatentara). Dalam pasal 3 UU tetap eksis disamping peradilan-peradilan
ini disebutkan bahwa Gunsei Hooin terdiri yang lain.
dari:20
1. Tiho hooin (pengadilan negeri) E. Peradilan Agam Pada Masa
2. Keizai hooin (hakim poloso) Kemerdekaan
3. Ken hooin (pengadilan kabupaten) 1. Pada masa awal kemerdekaan
4. Kaikioo kootoo hoin (mahkamah Islam Pada awal kemerdekaan republik
tinggi) Indonesia pengadilan agama masih
5. Sooryoo hoon (raad agama) berpedoman kepada peraturan
19
Basiq Jalil, Peradilan Agama, (Jakarta: Prenada
perundangan-undangan pemerintah
media Graop 2006). Hlm. 60. kolonial Belanda berdasarkan pasal II
20
Achmad Gunaryo, Pergumulan Politik Dan
Hukum Islam, (Y ogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996).
Hlm. 96. 21
Basic Jalil, Op Cit. hlm. 60.

682 | Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

aturan peralihan UUD 1945 yang suami dan istri yang beragama Islam
berbungi: “segala badan selama belum dan semua perkara yang menurut
diadakan yang baru menurut UUD ini” hukum yang diputus menurut hukum
Peranan peradilan agama sebagai agama Islam yang berkenaan dengan
pelaksana kekuasaan kehakiman yang nikah, thalaq, ruju’, fasakh, nafaqah,
mandiri dihapuskan. Peradilan agama maskawin (mahr), tempat kediaman
menjadi bagian dari Peradilan Umum. (maskawin), muth’ah dan sebagainya
Untuk menangani perkara yang menjadi b. Pengadilan Agama atau Mahkamah
kewenangan dan kekuasaan peradilan Syar’iyah tidak berhak memeriksa
agama ditangani oleh peradilan umum perkara-perkara tersebut dalam ayat
secara istimewa dengan seorang hakim (1) jika untuk perkara itu berlaku lain
yang beragama Islam sebagai ketua dan daripada hukum agama Islam.
didampingi dua orang hakim ahli agama
Islam 2. Masa Orde Baru
Pada masa berikutnya, berdasarakan Uraian diatas menunjukkan bahwa
ketentuan pasal 98 UUD sementara dan sekitar 25 tahun sejak kemerdekaan
pasal 1 ayat (4) UU Darurat no. 1 tahun terdapat keanekaragaman dasar
1951, pemerintah mengeluarkan PP No. 45 penyelenggraan, kedudukan, susunan, dan
tahun 1957 tentang pembentukan kekuasaan pengadilan dalam lingkungan
Pengadilan Agama atau Mahkamah Peradilan Agama. Selanjutnya, pada tahun
Syar’iyah di luar Jawa-Madura. Menurut 1970 Jo. UU no. 35 tahun 1999, dan UU
ketentuan pasal 1, “di tempat-tempat yang no. 1 tahun 1974 serta peraturan
ada pengadilan negeri ada sebuah pelaksanaannya. Dengan berlakunya UU
Pengadilan Agama atau Mahkamah No. 14 tahun 1970 Jo. UU No. 35 athun
Syar’iyah, yang daerah hukum sama 1999 memberi tempat kepada Peradilan
dengan daerah hukum pengadilan negeri”. Agama sebagai salahsatu peradilan dalam
Sedangkan menurut ketentuan pasal 11, tata peradilan di Indonesia yang
“apabila tidak ada ketentuan lain, di ibu melaksanakan kekuasaa kehakiman dalam
kota propinsi diadakan Pengadilan Agama negara kesatuan republik Indonesia.
atau Mahkamah Syar’iyah propinsi yang Dengan berlakunya UU No. 1 tahun 1974,
wilayahnya meliputi satu, atau lebih, maka kekuasaan pengadilan dalam
daerah, propinsi yang ditetapkan oleh lingkungan Peradilan Agama bertambah.
menteri agama.22 Oleh karena itu , maka tugas-tugas badan
Adapun kekuasaan Pengadilan peradilan agama menjadi meningkat,. “dari
Agama atau Mahkamah Syar’iyah itu, rata-rata 35.000 perkara sebelum
menurut ketetapan pasal 4 PP tersebut, berlakunya UU perkawinan menjadi
adalah sebagai berikut: hampir 300.000-an perkara” dalam satu
a. Pengadilan Agama/Mahkamah tahun diseluruh Indonesia. Dengan
Syar’iyah memeriksa atau sendirinya hal itu mendorong usaha
memutuskan perselisihan anatara meningkatkan jumlah dan tugas aparatur
pengadilan, khususnya hakim, untuk
22
Cik Hasan Bisri, Op Cit, hlm. 123

Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan … |


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

menyelesaikan tugas-tuigas peradilan sendirinya memberikan landasan yang


tersebut. kokoh bagi kemandirian peradilan agama,
Selanjutnya, dengan berlakunya UU dan memberikan status yang sarna dengan
No. 7 tahun 1989 posisi Peradilan Agama peradilan-peradilan lainnya di Indonesia.
semakin kuat, dan dasar Lahirnya Undang-Undang Nomor 1
penyelenggaraannya mengacu kepada Tahun 1974 tentang Perkawinan
peraturan perundang-undangan yang memperkokoh keberadaan pengadilan
unikatif. Selain itu, dengan perumusan agama. Di dalam undang-undang ini tidak
KHI yang meliputi bidang perkawinan, ada ketentuan yang bertentangan dengan
kewarisan, dan perwakafan, maka salah ajaran Islam. Pasa12 ayat (1) undang-
satu masalah yang diahadapi oleh undang ini semakin memperteguh
pengadilan dalam lingkungan Peradilan pelaksanaan ajaran Islam (Hukum
Agama, yaitu keanekaragaman rujukan dan Islam).Suasana cerah kembali mewarnai
ketentuan hukum, dapat diatasi. Berkenaan perkembangan peradilan agama di
dengan hal itu, maka dalam uraian Indonesia dengan keluarnya Undang-
berikutnya dikemukakan tentang UU no.7 undang Nomor 7 Tahun 1989 ten tang
tahun 1989 serta instruksi presiden No. 1 Peradilan Agama yang telah memberikan
tahun 1991 tentang penyebar luasan landasan untuk mewujudkan peradilan
kompilasi hukum Islam. agama yang mandiri, sederajat dan
Dengan keluarnya Undang -undang memantapkan serta mensejajarkan
Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan- kedudukan peradilan agama dengan
ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, lingkungan peradilan lainnya.23
maka kedudukan Peradilan Agama mulai Dalam sejarah perkembangannya,
nampak jelas dalam sistem peradilan di personil peradilan agama sejak dulu selalu
Indonesia. Undang-undang ini menegaskan dipegang oleh para ulama yang disegani
prinsip-prinsip sebagai berikut : Pertama, yang menjadi panutan masyarakat
Peradilan dilakukan “Demi Keadilan sekelilingnya. Hal itu sudah dapat dilihat
Berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa”; sejak dari proses pertumbuhan peradilan
Kedua, Kekuasaan kehakiman dilakukan agama sebagai-mana disebut di atas. Pada
oleh pengadilan dalam lingkungan masa kerajaan-kerajaan Islam, penghulu
Peradilan Umum, Peradilan Agama, keraton sebagai pemimpin keagamaan
Peradilan Militer dan Peradilan Tata Us Islam di lingkungan keraton yang
aha Negara; Ketiga, Mahkamah Agung membantu tugas raja di bidang keagamaan
adalah Pengadilan Negara Tertinggi. yang bersumber dari ajaran Islam, berasal
Keempat, Badan-badan yang dari ulama seperti KaBjeng Penghulu
melaksanakan peradilan secara Tafsir Anom IV pada Kesunanan
organisatoris, administratif, dan finansial Surakarta. Ia pemah mendapat tugas untuk
ada di bawah masing-masing departemen membuka Madrasah Mambaul Ulum pada
yang bersangkutan. Kelima, susunan tahun 1905. Demikian pula para personil
kekuasaan serta acara dari badan peradilan yang telah banyak berkecimpung dalam
itu masing-masing diatur dalam undang- 23
Http://www.Panegara.go.id/tentang-kami/sejarah-
undang tersendiri. Hal ini dengan singkat.

682 | Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

penyelenggaraan peradilan agama adalah tingkat pertama antara orang-orang yang


ulama-ulama yang disegani, seperti: KH. beragama Islam di bidang:
Abdullah Sirad Penghulu Pakualaman, a. perkawinan;
KH. Abu Amar Penghulu Purbalingga, b. waris;
K.H. Moh. Saubari Penghulu Tegal, K.H. c. wasiat;
Mahfudl Penghulu Kutoarjo, KH. Ichsan d. hibah;
Penghulu Temanggung, KH. Moh. Isa e. wakaf;
Penghulu Serang, KH.Musta’in Penghulu f. zakat;
T1;1ban, dan KH. Moh. Adnan Ketua g. infaq;
Mahkamah Islam Tinggi tiga zaman h. shadaqah; dan
(Belanda, Jepang dan RI) (Daniel S. Lev: i. ekonomi syari'ah.
5-7). Namun sejak tahun 1970-an,
Ketentuan Pasal 50 diubah sehingga
perekrutan tenaga personil di lingkungan
berbunyi sebagai berikut:
peradilan agama khususnya untuk tenaga
(1) Dalam hal terjadi sengketa hak milik
hakim dan kepaniteraan mulai diambil dati
atau sengketa lain dalam perkara
alumni lAIN dan perguruan tinggi agama.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Dari uraian singkat tentang sejarah
49, khusus mengenai objek sengketa
perkembangan peradilan agama tersebut di
tersebut harus diputus lebih dahulu
atas dapat disimpulkan bahwa peradilan
oleh pengadilan dalam lingkungan
agama bercita-cita untuk dapat
Peradilan Umum.
memberikan pengayoman dan pelayanan
(2) Apabila terjadi sengketa hak milik
hukum kepada masyarakat.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang subjek hukumnya antara orang-
3. Masa Orde Reformasi Sampai
orang yang beragama Islam, objek
Sekarang
sengketa tersebut diputus oleh
Kedudukan dan wewenang Peradilan
pengadilan agama bersama-sama
Agama pada masa Reformasi sejak
perkara sebagaimana dimaksud dalam
lahirnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun
Pasal 49.
2006 atas perubahan Undang-Undang
Nomor 7 tahun 1989, telah membawa
Pada Pasal tersebut, kewenangan
perubahan besar dalam penyelenggaraan
Peradilan Agama ditambah dengan dengan
Peradilan Lembaga Peradilan Agamabaik
menangani ekonomi syariah. Yang semula
aspek organisasi, administrasi, financial,
pada undang-undang sebelumnya tidak
teknis peradilan, dan penambahan
ada.
keweangan absolute Peradilan Agama.
Kewenangan absolute Peradilan Agama,
4. Peradilan Agama Pasca Undang-
sebagai tertuang pada Pasal 49 adalah :24
undang Nomor 35 tahun 1999.
Pengadilan agama bertugas dan berwenang
Perkembangan Peradilan Agama
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
Pasca orde reformasi patut dicatat sebagai
perkara di
sebuah perubahan dengan lahirnya
24
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Undang-undang No. 35 tahun 1999
Peradilan Agama sebagai perubahan atas 2 pasal dari

Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan … |


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

Undang-undang No. 14 tahun 1970 tentang dilaksanakan secara bertahap selambat-


Ketentuan-ketentauan Pokok Kekuasaan lambatnya lima (5) tahun sejak dikeluarkan
Kehakiman. Kehadiran UU No. 35 tahun undang-undang tersebut. Sedangkan bagi
1999 merubah pasal (11) dan (22) UU No. peradilan agama waktunya tidak
14 tahun 1970 pasal 11 ayat (1) sebelum ditentukan. Ketiga : Ketentuan mengenai
terjadi revisi berbunyi : 25 tata cara pengadilan secara bertahap
”Badan-badan yang melakukan tersebut ditetapkan dengan Keputusan
peradilan pada pasal 10 ayat (1), badan- Presiden.
badan yang dimaksud adalah Peradilan Menyingkapi ketentuan Undang-
Umum, Peradilan Agama, Peradilan undang ini, melalui forum pertemuan
Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara, menteri Agama dengan para ulama serta
Organisatoris, Administratif dan Finansial pemuka Islam pada tanggal 28 Desember
ada dan berada di bawah kekuasaan 1999 lahirlah tiga (3) pendapat: Pertama :
masing-masing departemen yang Bahwa Kekuasaan Departemen Agama
bersangkutan. terhadap peradilan agama dialihkan ke
Selanjutnya terjadi perubahan pada Mahkamah agung dalam jangka lima tahun
pasal 11 ayat (1) yang berbunyi : sejak berlakunya UU No. 35 tahun 1999.
“Badan-badan peradilan Penentuan limit itu didasari oleh problema
sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 sosial politik yang kurang kondusif. Kedua
ayat (1), secara organisatoris, administratif : Pengadilan kekuasaan Departemen
dan finansial berada di bawah kekuasaan Agama terhadap Peradilan Agama ke
Mahkamah Agung.9 Mahkamah Agung disesuaikan dengan
Dari materi pasal tersebut dapat ketentuan UU No. 35 tahun 1999. Ketiga :
ditarik kesimpulan bahwa UU No. 14 Untuk memperbaiki hukum Indonesia
tahun 1970 menentukan bahwa ; Pertama: harus dilaksanakan secara meneluruh dan
badan-badan peradilan agama secara tidak tambal sulam, sebab akan
organisatoris, administratif dan finansial menimbulkan persoalan baru.
berada di bawah kekuasaan Mahkamah Kini UU No. 35 tahun 1999 telah
Agung. Ini berarti kekuasaan Departemen diubah dengan UU No. 4 tahun 2004
Agama terhadap Peradilan Agama dalam tentang kekuasaan Kehakiman. Setelah
bidang-bidang tersebut yang berjalan sejak berlakunya Undang-undang ini’ terjadi
proklamasi akan beralih ke Mahkamah beberapa perubahan antara lain : dalam
Agung. Kedua : Pengalihan badan-badan pasal 10 ayat (1) dinyatakan bahwa :
tersebut dari Peradilan Umum, Peradilan Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh
Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara sebuah Mahkamah Agung dan badan
ke Mahkamah Agung dan ketentuan peradilan yang berada di bawahnya, dan
pengalihan masing-masing lingkungan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
peradilan diatur lebih lanjut dalam Sedangkan ayat (2) menyatakan bahwa
Undang-undang sesuai dengan kekhususan badan peradilan yang berada di bawah
lingkungan peradilan masing-masing serta Mahkamah Agung meliputi badan
peradilan dalam lingkungan Peradilan
25
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 Tentang
PokokPokok Kekuasaan Kehakiman

682 | Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

Umum, Peradilan Agama, Peradilan Tata hukum Islam dalam berbagai aspek
Usaha Negara dan Peradilan Militer. kehidupan masyarakat..
Selanjutnya khusus bagi Peradilan Keinginan Mahkamah agung untuk
Agama, pelaksanaan pemindahan ke bergerak lebih cepat menuju perubahan
lembaga Peradilan Agama ke Mahkamah dan pembaharuan yang lebih baik sesuai
Agung dilakukan berdasarkan Keputusan dengan harapan masyarakat Indonesia.
Presiden No. 21 tahun 2004 tanggal 23 Mahkamah Agung merupakan citra yang
Maret 2004. Dalam ayat (2) Keppres ini terhormat dan dihormati oleh elemen
menetapkan bahwa organisasi, administrasi masyarakat dan lembaga negara lainnya.
dan finansial pada Direktorat Pembinaan Kerjasama pembaharuan Mahkamah
Peradilan Agama Depertemen Agama, Agung dengan pihak LSM dalam maupun
Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah luar negeri menaruh perhatian terhadap
Syari’ah Provinsi dan Pengadilan Agama kinerja peradilan di Indonesia.
berada di bawah Mahkamah Agung.26 Peradilan Agama sebagai suatu
lembaga dalam rangka penegakan
5. Pengaruh Penyatuan satu atap di supremasi hukum Islam bagi yang
Bawah Mahkamah Agung. memintanya telah banyak melakukan
Seusai orde baru dan memasuki era berbagai gebrakan dalam mengeluarkan
reformasi, secara teoritis kondisi Indonesia amar putusan. Putusan-putusan lembaga
di era tersebut masih dalam transisi dan Peradilan Agama telah berperan aktif
sering tampak pergulatan politik yang dalam pembaharuan hukum Islam di
mewarnai kewibawaan hukum nasional Indonesia. Pandangan ini diperkuat lagi
kita. Dimana meliputi keterlibatan dengan hasil penelitian yang menyatakan
masyarakat dalam pengambilan keputusan bahwa Peradilan Agama telah memberikan
untuk urusan publik, kebebasan kontribusi yang cukup besar dalam rangka
masyarakat dalam mengadopsi nilai-nilai pembaharuan hukum Islam melalui
untuk kenyamanan diri mereka masing- putusan-putusan yang ditetapkan.27
masing. Salah satu bentuk pengaruh Hukum
Jika sebelumnya kekuasaan eksekutif Islam pasca satu atap peradilan di
begitu menonjol dan sangat dominan, Indonesia adalah kasus Aceh yang
tetapi sekarang semua itu lambat laun memberlakukan syari’at Islam yang di
berkurang. Norma agama memiliki dalamnya termuat Perdata Islam dan
kesempatan lebih luas dibandingkan masa Pidana Islam yang apabila dilanggar maka
sebelumnya. Tentu hal demikian bukan terdapat sanksi hukumannya sesuai dengan
perkara yang mudah untuk dilaksanakan, Undang-undang yang berlaku.
malah merupakan beban berat bagi
pengadilan agama dalam menerapkan F. Kesimpulan
Peradilan Agama merupakan bukti
26
Abdul Manan, Penerapan dan Pelaksanaan Pola historis dari perkembangan hukum Islam
Pembinaan dan pengendalian Administrasi di Indonesia. Institusi ini ddimulai dari
Kepanitraan, Diterbitkan Oleh Direktorat Jendral
Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI.
2007). Cet-3. Hlm. 3. 27
Ibid. hlm. 4.

Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan … |


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

institusi yang dikenal sebagai tahkim, yang dan daerah hukumnya meliputi wilayah
terbentuk ketika para pendatang Muslim kota madya atau kabupaten
memasuki kawasan Nusantara. Berikutnya, Dengan lahirnya UU No. Tahun
institusi peradilan ini berubah menjadi Ahl 2006 Kewenangan absolute Pengadilan
Hally wa al’Aqdi, ketika terbentuk Agama sebagaimana tertuang pada Pasal
komunitas-komunitas Muslim. Akhirnya 49 bertambah dengan cantumkaanya
sejalan dengan perkembangan politik ekonomi syariah menjadi bagian yang
Muslim. Institusi inipun menjadi tawuliyah tidak terpisahkan dengan kewengan
, seperti tampak dari adanya Pengadilan sebelumnya.
Surambi pada masa kerjaan Mataram Salah satu bentuk pengaruh terhadap
Islam. Hal ini diikuti oleh kerajaan-kerjaan pemberlakuan hukum Islam di Indonesia
lainnya, seperti Mataram, anten, Cirebon, tertutama setelah ada kebijakan satu atap di
dan Aceh bawah Mahkamah Agung,, Syariat Islam
Mengenai kedudukan dan wewenang semakin mendapatkan tempat untuk
Pengadilan Agama pada mulanya diatur tumbuh dan berkembang sejalan dengan
melalui staatblad 1882 nomor 152. Yang nurani umat, salah satunya dalah kasus
isinya : Aceh yang memberlakukan Syariat Islam
1) Pengadilan Agama yang baru yang didalamnya termuat Perdata Islam
disamping Landraad dengan dan Pidana Islam.
wiklayah hukum yang sama, yaitu
rata-rata seluas daerah kabupaten.
2) Pengadilan Agama menetapkan DAFTAR PUSTAKA
perkara-perkara meliputi;
peernikahan, perceraian, mahar, Bisri, Cik Hasan. 2003. Peradilan Agama
nafkah, keabsahan anak, perwalian, Di Indonesia. Jakarta: PT.
kewarisan, hibah, wakaf, dan baitul RajaGrafindoPersada
mal yang semuanya erat dengan Gunaryo, Achmad. 2006. Pergumulan
ajaran agaama Islam. Politik dan Hukum Islam.
3) Ketentaun tersebut berlaku bagi Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pengadilan Agama di Jawa dan Halim, Abdul. 2000. Peradilan Agama
Madura.. Dalam Politik Hukum Islam.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Kewenangan absolut Peradilan Persada.
Agama sebagaimana tertuang pada Jalil, Basiq. 2006. Peradilan Agama Di
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989. Indonesia. jakarta: Prenada
Pasal 49, bidang kewenangannya persis Media Group.
sama dengan yang tercantum pada st Wahyudi, Abdullah Tri. 2004. Peradilan
attblad 1882 nomor 152. Sementara Agama Di Indonsia.
keweangan relatife Pengadilan Agama Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
sebagaimna diatur pada Pasal 4 UU No 7 http://www.pa-negara.go.id/tentang-
tahun 1989. Yaitu di Ibu kota Kabupaten, kami/sejarah-singkat

8 | Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan …


AL MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL

Abdul Manan, Penerapan dan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006


Pola Pembinaan dan Tentang Perubahan Atas
Pengendalianb Adminstrasi Undang-Undang Nomor 7
Kepanitraan, Direktorat Jendral Tahun 1989 Tentang Peradilan
Badan Peradilan Agama Agama.
Mahkamah Agung RI, 2007. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 Tentang Perubahan Atas
Tentang Pokok-Pokok Undang-Undang Nomor 14
Kekuasaan Kehakiman Tahun 1970 Tetang Pokok-
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Pokok Kekuasaan Kehakiman.
Tentang Peradilan Agama

Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan … |

Anda mungkin juga menyukai