Anda di halaman 1dari 36

Komunike, Volume XI, No.

1, Juni 2019

HUKUM ISLAM DI INDONESIA PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA:


KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOLONIAL, TEORI RECEPTIE IN
COMPLEXU, TEORI RECEPTIE DAN TEORI TECEPTIO A CONTRARIO
ATAU TEORI RECEPTIO EXIT

Zaelani
Universitas Sumbawa
Email: zaelaninani@yahoo.com

Abstrak

Setidaknya ada tiga corak hukum yang dapat kita jumpai dalam
bagian hukum Indonesia di antaranya; hukum Islam, hukum adat
dan hukum kolonial. Di jelaskan juga dalam teori lain sesuai dengan
persfektif historis yakni; pertama, teori receptie in complexu ³KXNXP
Islam diterima secara penuh dan dijadikan acuan bagi persoalan
yang dialami masyarakat. Kedua, teori receptie, teori ini
diintroduser oleh Cornelis Van Vollenhoven ³KXNXP \DQJ EHUODNX
bagi orang Islam adalah hukum adat mereka masing-masing
dimana hukum Islam dapat berlaku apabila masyarakatnya
menerima hukum Islam tersebut´ Ketiga, teori teceptie a contrario,
teori ini diintrodusir oleh Sajuti Thalib, menyebutkan sejak tahun
1945 hingga 1975 masih ada dua kubu berpendapat beda. Satu
pihak mengatakan bahwa pasal 134 ayat (2) IS (Indische
Staatregeling) tidak berlaku lagi, tetapi dipihak lain demi kepastian
hukum, pasal tersebut terus diberakukan. Adapun bunyi pasal
tersebut ³dalam hal terjadi perkara perdata antara sesama orang
Islam akan diselesaikan oleh hakim agama Islam apabila keadaan
tersebut telah diterima oleh hukum adat mereka dan sejauh tidak
ditentukan lain oleh ordonasi´ 3DGD NRQIHUHQVL GHSDUWHPHQ
kehakiman di salatiga, 1950, Hazairin menyatkan hukum Islam
yang berlaku di Indonesia tidak berdasarkan pada hukum adat,
dikarenakan setiap hukum yang ada di Indonesia baik hukum Islam
maupun hukum adat berlaku berdasarkan sokongan perundang-
undangn yang ada di Indonesia.

Kata Kunci: Hukum Islam, Hukum Adat dan Hukum Kolonial.

Zaelani 128
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

A. Latar Belakang pada masyarakat setempat,


Semenjak kedatangan Islam di adapun hukum Islam dan hukum
Indonesia, Islam memberikan kolonial adalah sifatnya hukum
dampak yang sangat signifikan yang diimpor. Tapi bagi ketiga
bagi kehidupan masyarakat hukum itu, hukum adat dan
Indonesia, melalui ajaran hukum, hukum Islam yang saling
Islam terus merambat kesemua berakulturasi satu dengan yang
penjuru bumi nusantara lainya. Oleh sebab itu terkadang
mengakibatkan bumi nusantara hukum Islam mempengaruhi hukum
dianggap sebagai suatu negeri adat dan sebaliknya hukum adat
yang sangat kaya dengan hukum. mempengaruhi hukum Islam.
Alasannya, secara ilmiah

kehidupan hukum di Indonesia B. Hukum Islam di Indonesia Pada

sedang memberi suatu ekspose Masa Penjajahan Belanda:

tentang seluk beluk yang Kebijakan Pemerintahan Kolonial,


Teori Receptie In Complexu, Teori
mendasar dari hukum dan
Receptie dan Teori Teceptio A
pengunaannya dalam masyarakat. Contrario Atau Teori Receptio
Setidaknya ada tiga corak hukum Exit.
Dalam lintas sejarah, hukum
yang dapat kita jumpai dalam
Islam di Indonesia dapat dibagi
bagian hukum Indonesia di
menjadi empat periode,1 dua
antaranya; hukum Islam, hukum

adat dan hukum kolonial.


Dari ketiga bentuk hukum di
1 Ismail Sunny, Kedudukan Hukum
atas hukum adat merupakan
Islam dalam Sistem Ketatanegaraan
hukum adat yang paling mengakar Indonesia, dalam buku Prospek Hukum
Islam dalam Kerangka Pembangunan
Hukum Nasional di Indonesia, hlm. 200.

129 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

periode sebelum kemerdekaan, 25 Mei 1760 M pemerintah

dan dua lagi pasca kemerdekaan. Belanda secara resmi

1. Dua periode pertama, dapat menerbitkan peraturan Resolutio


dibagi lagi ke dalam dua fase der Indischr Regeering yang
sebagai berikut:
kemudian dikenal dengan
a. Fase berlakunya hukum Islam
sepenuhnya. Dalam fase ini, Compendium Freijer.
dikenal teori reception in Peraturan ini memang tidak
complexu yang dikemukakan
hanya memuat pemberlakuan
oleh L.W.C. Van Den Breg.
Menurut teori ini, hukum hukum Islam dalam bidang

Islam sepenuhnya telah diterima kekeluargaan (perkawinan dan

oleh umat Islam2 berlaku sejak kewarisan), tetapi juga


adanya kerajaan Islam sampai menggantikan kewenangan

masa awal VOC, yakni ketika lembaga-lembaga peradilan Islam

Belanda masih belum yang dibentuk oleh para raja

mencampuri semua persoalan atau sultan Islam dengan


3
hukum yang berlaku di peradilan buatan Belanda.

masyarakat. Keberadaan hukum Islam4 di

Setelah Belanda dengan VOC- Indonesia sepenuhnya baru diakui

nya mulai semakin kuat dalam


3
M. Daud Ali, Kedudukan Hukum
menjarah kekayaan bumi Islam dan Sistem Hukum di Indonesia,
(Jakarta: Risalahlm, 1984), hlm. 12
Indonesia, maka pada tanggal 4 Ketika itu, Hukum Islam diakui
sebagai otoritas Hukum, namun demikian
keberadaan dan bentuknya masihlm sama
2
Djatmika Rahmat, Jalan Mencari dengan Hukum adat yang tidak tertulis
Hukum Islam, Upaya ke Arah Pemahaman sebagaimana selayaknya peraturan
Metodologi Ijtihad, dalam Prospek Hukum perundang-undangan. Dan yang ada
Islam dalam Kerangka Pembangunan hlmanyalahlm kitab-kitab fiqhlmi yang
Hukum Nasional di Indonesia, (Jakarta: masihlm berbentuk kajian ilmu Hukum
PP-IKAHA, 1994), hlm. 231-232. Islam dalam berbagai macam mazhlmab,

Zaelani 130
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

oleh Belanda setelah dicabutnya Den Breg itu6 kemudian


Compendium Freijer secara digantikan oleh teori Receptio
yang dikemukakan oleh Cristian
berangsur-angsur, dan terakhir Snouk Hurgronye dan dimulai
dengan staatstabled 1913 No. oleh Corenlis Van Vallonhoven7
354. sebagai penggagas pertama.
Untuk menggantikan Receptio
Dalam Staatsbled 1882 No.
in Complexu dengan Receptio,
152 ditetapkan pembentukan
pemerintah Belanda kemudian
Peradilan Agama di Jawa dan
menerbitkan Wet op de
Madura, dengan tanpa
Staatsinrichting van Nederlands
mengurangi legalitas mereka
Indie, disingkat Indische
dalam melaksanakan tugas
Staatsregeling (I.S), yang
peradilan sesuai dengan
5 sekaligus membatalkan
ketentuan fiqhi.
Regeerrings Reglement (RR)
b. Fase berlakunya hukum Islam
setelah dikehendaki atau tahun 1885, pasal 75 yang
diterima oleh hukum adat. menganjurkan kepada hakim
Dalam fase ini, teori Reception
Indonesia untuk memberlakukan
in Complexu yang pertama kali
diperkenalkan oleh L.W.C. Van undang-undang agama.
Dalam I.S. tersebut,
walaupun mayoritasnya adalahlm mazhlmab
Syafi'i. Lihlmat: Abdurrahlmman, Kompilasi diundangkan Stbl 1929: 212
Hukum Islam di Indonesia, (Ed. I:
Jakarta: Akademika Pressindo, 1995), yang menyatakan bahwa hukum
hlm. 15-29
5 Munawir Sjadzali, Landasan 6 Soerojo Wignjodipoero, Pengantar
Pemikiran Politik Hukum di Indonesia dan Asas-asas Hukum Adat, (Jakarta:
dalam Rangka Menentukan Peradilan Haji Masagung, 1990), hlm. 28; Hazairin,
Agama di Indonesia, dalam Tjua Demokrasi Pancasila (Jakarta: Tinta Mas,
Suryaman, Politik Hukum di Indonesia, 1973), hlm. 13
Perkembangan dan Pembentukannya, (Cet. 7 Mura Hutagalung, Hukum Islam
I: Bandung: Raja Rosdakarya, 1991), dalam Era Pembangunan (Jakarta: Ind-
hlm. 43-44 Hill-CO, 1985, Cet I), hlm. 19

131 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

Islam dicabut dari lingkungan kompetensinya) dan dialihkan ke

tata hukum Hindia Belanda. Dan Pengadilan Negeri.9


dalam pasal 134 ayat 2 Dengan pemberlakuan teori
dinyatakan: "Dalam hal terjadi Receptio tersebut dengan segala
perkara perdata antara sesama peraturan yang meninak-
orang Islam, akan diselesaikan lanjutinya, di samping dirancang
oleh hakim agama Islam apabila untuk melumpuhkan system dan

hukum Adat mereka kelembagaan hukum Islam yang


menghendakinya, dan sejauh itu ada, juga secara tidak langsung
tidak ditentukan lain dengan telah mengakibatkan
sesuatu ordonansi".8 perkembangan hukum Barat di

Berdasarkan ketentuan di Indonesia semakin eksis,

atas, maka dengan alasan mengingat ruang gerak hukum

hukum waris belum diterima adat sangat terbatas tidak seperti

sepenuhnya oleh hukum adat, hukum Islam, sehingga dalam

pemerintah Belanda kemudian kasus-kasus tertentu kemudian

menerbitkan Stbl. 1937: 116 dibutuhkan hukum Barat.

yang berisikan pencabutan Dengan demikian, maka

wewenang Pengadilan agama pada fase ini hukum Islam

dalam masalah waris (yang mengalami kemunduran sebagai

sejak 1882 telah menjadi rekayasa Belanda yang mulai

berkeyakinan, bahwa letak

9
Notosusanto, Organisasi dan
8
Ismail Sunny, Kedudukan Hukum Yurisprudensi Pengadilan Agama di
Islam dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit
,QGRQHVLDe hlm. 132 Gajahlm Mada, 1963), hlm. 9-10

Zaelani 132
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

kekuatan moral umat Islam Namun setelah Dekrit yang

Indonesia sesungguhnya terletak mengakui bahwa Piagam itu

pada komitmennya terhadap menjiwai UUD-45, berubah

ajaran Islam. menjadi sumber otoritatif.

2. Dua periode kedua, yakni Suatu hal yang pasti adalah,


setelah kemerdekaan dapat bahwa proklamasi kemerdekaan
dibagi pula ke dalam dua
RI yang dikumandangkan pada
fase sebagai berikut:
a. Hukum Islam sebagai tanggal 17 Agustus 1945,
sumber persuasif, yang mempunyai arti yang sangat
dalam hukum konstitusi
penting bagi perkembangan
disebut dengan persuasisive
source, yakni bahwa suatu sistem hukum di Indonesia.
sumber hukum baru dapat Bangsa Indonesia yang
diterima hanya setelah
sebelumnya dikondisikan untuk
diyakini.
mengikuti system hukum Belanda
b. Hukum Islam sebagai
sumber otoritatif, yang mulai berusaha untuk melepaskan
dalam hukum konstitusi diri dan berupaya untuk menggali
dikenal dengan
hukum secara mandiri.
outheriotative source, yakni
sebagai sumber hukum 1. Sejarah Perkembangan Hukum
yang langsung memiliki Islam.
kekuatan hukum. Sebelum kita membahas

Piagam Jakarta, sebelum sejarah perkembagan hukum


Dekrit Presiden tanggal 5 Juli Islam di Indonesia alangkah
1959, berkedudukan sebagai baiknya kita meninjau kembali
sumber persuasif UUD-45.10
Pancasila sebagai Dasar Negara RI
dengan rumusan dalam Piagam Jakarta:
10
Bandingkan paragrap pada UUD-45 mketuhanan dengan kewajiban menjalankan
yang kemudian menjadi sila pertama syarat Islam bagi para pemeluknya".

133 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

hukum adat pada zaman Rasul satunya memiliki perbedaan dan

dan bagaimana kedudukan adat persamaan. Adapun istilah


dalam pandangan ushul fiqh tersebut adalah syariat, syariat
waktu itu, adat telah mendorong Islam, fiqih, fiqih Islam dan
munculnya diskusi yang hukum Islam.
berkelanjutan sejak awal sejarah Yang dimaksud istilah
Islam dan menjadi polemik
mKXNXP Islamn adalah hukum
apakah hukum adat dapat
yang diyakini memiliki keterkaitan
dipertimbangkan menjadi salah
dengan sumber dan ajaran
satu sumber hukum dalam
Islam, yaitu hukum kamalyl
11
Islam. Secara teoritis, adat
berupa interaksi sesama
tidak diakui sebagai salah satu
manusia, selain jinayat atau
sumber dalam jurispundensi
pidana Islam.12 Karena itu
Islam. Akan tetapi dalam
semua yang berhubungan dengan
perakteknya adat memiliki
ibadah murni atau mahdah tidak
peranan yang sangat penting
termasuk di dalam pengertian
dalam proses kreasi hukum
hukum Islam atau bisa dikatakan
Islam dan berbagai aspek hukum
hukum Islam hukum perdata
yang muncul di negara-negara
tertentu yang menjadi hukum
Islam. Selanjutnya kita
positif bagi umat Islam dan
memperjelas makna hukum Islam
ketetapan hukum peradilan
itu sendiri, berbagai macam
agama.
istilah yang dikemukakan yang
12
Amrullah Ahmad, Dkk, Dimensi
Hukum Islam Dalam Sistem Hukum
11
Ratno Lukito, Pergumulan Antra Nasional: Mengenang 65 Th. Prof. Dr.
Hukum Islam Dan Adat Di Indonesia, Busthanul Arifin. Sh, (Jakarta: Gema
(Jakarta: INIS, 1998), hlm. 5. Insani Press, 1996), hlm. 53.

Zaelani 134
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

2. Hukum Adat Pada Masa Nabi sebagai hukum sekuler juga


dan Sahabat
berfungsi sebagai nilai-nilai
Di masa Nabi Muhammad,
normatif yang secara teoritis
masyarakat didataran tanah Arab
berkaitan dengan segenap
sudah mengadopsi bebagai
kehidupan sosial masyarakat.
macam adat. Praktek adat telah
Berbagai macam adat pra-
memberikan kekuatan hukum
Islam diberlakukan dan
tersendiri dalam masyarakat,
aplikasikan selama prioede
meskitpun hukum adat tidak
Rasulullah. Fakta ini
diperkuat oleh sanksi maupun
mengindikasikan bakwa Islam
suatu otoritas, pengaruhnya
bukan bentuk revolusi hukum
sangat menjamur dalam tubuh
yang secara langsung ditujukan
masyarakat dan tidak diragukan
untuk melawan adat yang telah
lagi keabsahaannya. Satu contoh
diketahui dan diperaktekkan oleh
dalam tindakan orang Islam
bangsa Arab sebelum
dalam mempertahankan perbuatah
kemunculan Islam. Sebaliknya
hukum Nabi Ibrahim, terutama
Nabi Muhammad, dalam
dalam upaca-upacara yang
kapasitasnya sebagai bembuat
berhubungan dengan kabah dan
the maker law from new religion
sunatan (khitan). Upacara-
(pembuat hukum dari agama
upacara tersebut berperan
yang baru), banyak menciptakan
sebagai dasar kultural dalam
aturan-aturan yang melegalkan
pembentukan tradisi sosial
hukum adat di dalam hukum
masyarakat.13 Dengan demikian
Islam yang baru. Oleh karena
hukum Islam tidak saja berfungsi
itu Islam datang memiliki misi
13
Ratno Lukito, Op. Cit, hlm. 6.

135 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

dan visi untuk membawa rahmat taqririyah15 sendiri merupakan


bagi sekalian umat dan alam bukti yang kuat bahwa Nabi
semesta. Sifat rahman dan memang membiarkan keberlakuan
rahimnya telah mampu beberapa adat setempat yang
menghipnotis ragam perilaku dapat di adopsi secara nyata.
sosial masyarakat dan rahmat Misalnya qisas dan pembayaran
bagi alam, inilah yang sering diyat diadopsi dari peraktek
kali menjadi manifestasi dalam masyarakat Arab pra-Islam.
pembentukan toleransi dan tidak Disini perubahan utama yang

mengubah langsung peradaban dilakukan oleh hukum Islam

pada zaman tersebut. adalah membumbuhi prinsip


kedalam rangka keseimbangan16
Karena Islam tidak dituntut

untuk membawa hukum yang


bersifat baru dan unik, bisa 15 Disamping sunnah filOLyyah dan

sunnah qauliyyah, sunnah taqririyah


dikatakan bahwa Nabi sendiri merupakan bentuk lain dari hadis yang
sudah banyak dikenal, yang merujuk
memang tidak memiliki keinginan
kepada suatu perbuatan yang diperaktekkan
yang riel untuk secara komplit pada masa rasulullah dan tidak ada
larangan beliau.
16
menghapus sistem adat pada Proses keseimbangan adalah ketika
nyawa dibalas dengan nyawa di
masa pra-Islam. Menrut devirasikan dari surah al- Maidah ayat
45.
Macdonald mMuhammad tidak m'DQ .DPL WHODK WHWDSNDQ WHUKDGDS
mereka di dalamnya (At Taurat)
menciptakan dua belas aturan
bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa,
atau sepuluh komandemen, mata dengan mata, hidung dengan hidung,
telinga dengan telinga, gigi dengan gigi,
kode-kode atau konsideran dan luka luka (pun) ada kisasnya.
Barang siapa yang melepaskan (hak
lainnyan 14 Konsep sunnah kisas) nya, Maka melepaskan hak itu
(menjadi) penebus dosa baginya.
Barangsiapa tidak memutuskan perkara
14
Ibid, hlm. 7. menurut apa yang diturunkan Allah, Maka

Zaelani 136
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

hukum qisas. Sebagai mana berusaha untuk menyesuaikan


yang dikatakan Coulson mSesuai aturan-aturan tersebut sesuai
dengan setandar moral keadilan dengan karakter manusia pada
dan nilai tebusan yang pasti waktu itu. Berangkat dari
terhadap pihak yang menjadi masalah itu maka Rasul
korbann 17 menghapus beberapa aspek

Kemudian dalam bidang hukum yang diamalkan oleh

hukum keluarga, Nabi tidak bangsa Arab seperti praktek

membuang semua hukum tetapi poliandri, hubungan seksual yang

mengganti beberapa hukum yang tidak sah, pembunuhan terhadap

tidak konsisten dengan prinsip bayi perempuan, adopsi,

hukum yang bisa dicerna oleh perceraian yang berulang-ulang,

akal dan landasan moral yang kebiasaan yang seperti ini

baik, seperti peraturan yang suadah keluar dari etika dan

didevirasiakan dari nilai adat Rasul mebuang kebiasaan seperti

pra-Islam yang berhubungan ini dan kemudia Rasul


dengan masalah perkawinan dan memodifikasi peraktek hukum
pengaturan hubungan gender, seperti poligami, membayar

demikian juga halnya dengan mahar, atau pemberitahuan

status hukum dari anak yang dalam hal pernikahan (iqrar).

lahir dari hubungan seksual yang Dari contoh di atas Nabi


bersifat meragukan dan tidak ada dalam hal mengurusi masalah

kepastian, maka kemudian Islam masyarakat muslim tidak

berkeinginan untuk menetang


mereka itu adalah orang-orang yang
zalimn tradisi masyarakat yang sudah
17
Ibid, hlm. 8.

137 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

mapan karena ini juga salah ada dan menjadi proses

satu dari misi dakwah Nabi. akulturasi hukum pada masa itu

Sebagaimana yang dikemukakan dan masa mendatang.

oleh El-Awa dalam bukunya the Sejarah kedatangan Islam di

place of custom mEDKZD GDODP nusantara memang menimbulkan

teori hukum Islam, aturan-aturan berabagaimacam persi dari

yang berasal dari adat harus kalangan ahli sejarah, akan

diukur lewat kriteria keinginan tetapi menurut ahli sejarah ada

masyarakat: ketika tujuannya tiga cara penyebaran Islam di

sesuai dengan cita-cita nusantara yaitu melalaui

masyarakat (probono publico), perdagangan, perkawinan, dan

aturan itu harus dipertahankan, kekuasaan. Secara specifik

namun ketika tujuannya tidak sejarah kedatangan Islam di

sesuai dengan keinginan nusantara terdapat berbagai teori

masyarakat, maka hukum yang muncul, diskusi dan

tersebut harus dihapus. 18 perdebatan panjang diantara para


3. Hukum Islam di Indonesia ahli mengenai tiga masalah
Pada Masa Penjajahan pokok: tempat asal kedatangan
Belanda
Islam, para pembawanya, dan
Meninjau kembali sejarah
waktu kedatangannya. Sejumlah
kedatangan Islam di nusantara
sarjana, kebanyakan asal
akan menjadi dasar dari
belanda, memegang teori bahwa
pembentukan hukum Islam yang
asal muasal Islam di nusantara
ada di indonesia, karena akan
adalah anak benua india, bukan
mengacu pada hukum adat yang
persia atau arab. Sarjana
18
Ibid, hlm. 10.

Zaelani 138
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

pertama yang mengemukakan datang ke dunia melayu


teori ini adalah pijnappel yang indonesia sebagai para penyebar
mengaitkan asal muasal Islam di Islam pertama. Baru kemudian
nusantara dengan wilayah gujarat disusul oleh orang arab yang
dan malabar menurutnya orang- kebanakan keturunan nabi
orang arab bermazhab syafilL Muhammad ditandai dengan
yang berimigrasi dan menetap di mengunakah gelas sayyid atau
wilayah india tersebut kemudian
yarif. Akan tetapi snouck
membawa Islam ke nusantara.19 hurgronje tidak menyebutkan

Teori tersebut kemudian secara mendetail dari wilayah

dikembangkan oleh Snouck mana di india selatan yang ia

Hurgronje yang berhujah, begitu pandang sebagai asal Islam di

Islam berpijak kokoh dibeberapa Nusantara, akan tetapi abad ke

kota pelabuhan anak benua 12 adalah abad yang paling

india, muslim deccan, banyak mungkin dari permulaan

diantara mereka tinggal di sana penyebaran Islam di nusantara.

sebagai pedangang perantara Teori Moquette, serjana dari

dalam perdagangan timur tengah barat berkesimpulan bahwa Islam

dengan nusantara kemudian di nusantara berawal dari gujarat

dengan ladasan teorinya dengan


19
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama mengamati bentuk batu nisan di
Timur Tengah Dan Kepulauan Nusantara
Abad XVII Dan XVIII Akar Pembaharuan pasai, kawasan utara sumatra,
Islam Di Indonesia (Jakarta: Prenada
Media, 2005), hlm. 3. Lihat juga Ira. M. khususnya yang bertanggal 17
Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, Ter,
Ghifron A. MaslDGL -DNDUWD 37 5DMD Dzu al-Hijjah 831 H./27
Grafindo Persada, 1999), hlm. 722.
Tentang penyebaran islam di nusantara september 1428 M. Batu nisan
terdapat tiga teori.

139 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

yang kelihatannya mirip dengan bukan berarti Islam didatangkan

batu nisan lain yang ditemukan dari sana. Menrut Marison

di makam mawlana malik ibrahim Islamisasi di mulai dari

(w. 822/1419). Akan tetapi Samudera Pasai yang raja

pendapat ini ditentang oleh pertamanya wafat pada

fatimi, karena tidak semua batu 696/1297, pada saat itu Gujarat

nisan yang ada di gujarat sama, masih kerajaan Hindu. Baru

melainkan batu nisan yang ada setahun kemudian (699/1298),

di gujarat dan batu nisan yang Cambay, Gujarat ditaklukkan

lain di nusantara lebih mirip kekuasaan muslim. Jika Gujarat

dengan batu nisan yang ada di adalah pusat Islam, yang dari

tempat itu para penyebar Islam


bengal. Di karenakan seluruh
datang ke Nusantara, maka
batu nisan tersebut didatangkan
pastilah Islam telah mapan dan
dari bengal ini yang menjadi
berkembang di Gujarat sebelum
dasar utama fatimi mengatakan
kematian màlik al-Shàlih, teori
Islam berasal dari bengal dan
ini dikuatkan dengan pernyataan
melupakan batu nisan siti fatimah
mPHVNL ODVNDU PXVOLP PHQ\HUDQJ
(beertahun 475/1082) yang
gujarat beberapa kali yakni tahun
ditemukan di leran, jawa timur.
415/1024, 574/1178, dan
Teori Fatimi dibatah oleh
595/1197, raja Hindu di tempat
Marrison yang mengatakan bisa
itu mampu mempertahankan
saja batu-batu nisan tersebut
kekuasaan hingga 698/1297.
ditemukan diseluruh nusantara
Dengan ini Marrison
bahkan bisa saja berasal dari
mengemukakan bahwa Islam
gujarat atau juga bengal, tetapi

Zaelani 140
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

bukan bersal dari Gujarat Sebagian ahli sejarah Indonesia


melainkan dibawa penyebar setuju dengan mWHRUL $UDEn LQL
muslim dari pantai coromandel dalam seminar yang
pada akhir abad ke-13.20 diselenggarakan tahun 1969 dan

Teori Crawfurd menyatakan 1978, yang menyimpulkan

Islam dibawa langsung dari kedatangan Islam ke nusantara

Arabia, dan ia juga menyarankan (Indonesia) langsung dari arab

bahwa interaksi penduduk bukan dari India, tidak pada

nusantara dengan kaum muslim abad ke 12 atau ke 13

yang berasal dari pantai timur melainkan pada abad pertama

India juga merupakan faktor hijriah atau abad ke 7 masehi.

penting dalam penyebaran Islam Teori ini jiga di dukung oleh

di nusantara. Sementara itu naguib al-Attas yang menyatakan

Keijzer memandang Islam berasal mEHQDU EDKZD VHEDJLDQ NDU\D LWX

dari Mesir atas dasar ditulis di India, tetapi asal

pertimbangan kesamaan muasalnya adalah Arab persia

kepemelukan penduduk muslim di Persia, atau karya-karya itu

kedua wilayah kepada madzhab sebagian kecilnya berasal dari

syafilL 7HRUL DUDE LQL MXJD Turki atau Maghrib, dan yang

dipegang oleh niemann dan de lebih penting kandungan

hollander dengan sedikit revisi keagamaannya adalah timur

yang memandang bukan mesir tengah, bukan India.

sebagai sumber Islam di Slamet Muljana dalam

nusantara melainkan Hadhramawt. bukunya mRuntuhnya Kerajaan


20 Azyumardi Azra, Jaringan Ulama, Hindu-Jawa Dan Timbulnya
hlm. 3.

141 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

Negara-Negara Islam Di membawa ajaran Islam pertama


Nusantaran PHQHJDVNDQ NLVDK dan melakukan Islamisasi di
kehancuran majapahit, yang diiringi bumi nusantara. Hal yang sama
dengan pertumbuhan negara- juga diteiti oleh Dr. Ringkes
negara Islam di bumi nusantara, pada tahun 1910 yang
majapahit bukan saja sebagai ikon bersumber dari Babad Jawa
dari puncak kemajuan peradaban tentang proses Islamisasi di
hindu-jawa, tetapi juga bukti tanah jawa yang dilakukan oleh

sejarah tentang pergulatan politik walisongo.23


yang terjadi ditengah proses Membicarakan hukum Islam di
Islamisasi pada masa peralihan Indonesia memiliki keunikan
dan sesudah keruntuhan kerajaan
tersendiri dikarenakan masyarakat
tersebut.21 Runtuknya kerajaan muslim di nusantara ini terasa

tersebut tidak terlepas dari usaha sekali fiqh orientednya. Hal ini

pedagang Islam dari cina yang


bahasa arab, suatu bentuk singkatan dari
mensyiarkan ajaran Islam di
waliyullah yang berarti mRUDQJ \DQJ
nusantara lewat wali songo dan mencintai dan di cintai allahn VHGDQJNDQ
kata songo berasal dari bahasa jawa yang
menurut beliau wali songo berasal berarti sembilan. Jadi dengan demikian
kata walisongo berarti wali sembilan.
dari cina. Wali songo22 inilah Menurut prof. Kh. Raden mohammad
adnan, kata walisongo diambil dari kata
yang mVRQJRn GDODP WHUPLQRORJL ZDOLVRQJR
merupakan perubahan dari perkataan sana
yang berasal dari perkataan arab, tsana
21 yang searti dengan mahmud m\DQJ
Slamet Muljana, Runtuhnya
Kerajaan Hindu-Jawa Dan Timbulnya terpujin GHQJDQ GHPLNLDQ NDWD ZDOLVRQJR
Negara-Negara Islam Di Nusantara berarti mZDOL-wali yang terpujin
(yogyakarta: LKIS, Cet ix, 2012), hlm. 23
Ridin Sofwan, Dkk, Islamisasi Di
v. Jawa: Walisongo, Penyebar Islam Di
22
Kata walisongo merupakan sebuah Jawa, Menurut Penuturan Babad
perkataan majemuk yang berasal dari kata (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000),
wali dan songo. Kata wali berasal dari hlm. 2.

Zaelani 142
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

fiqh mengandung berbagai XIII dalam persi barat, hukum

implikasi konkrit bagi pelaku Islam juga memiliki priodesasi

keseharian, fenomena intelektual yang dikaegorikan sebagai berikut:


pada masa awal-awal Islam yang a. Hukum Islam diterima secara
bekecendrungan sufistik, juga menyeluruh oleh umat Islam.
Kenyataan ini dipahami dan
bernuansakan adanya
diakui oleh penjabat Belanda.
pengakomodasi terhada fiqh. Dalam statuta batavia 1642
Hukum Islam sebagai suatu desbutkan msengketa warisan
antara pribumi yang beragama
produk kerja intelektual, perlu
Islam harus diselesaikan dengan
dipahami tidak hanya sebatas mempergunakan hukum Islam,
pada fiqh, persepsi yang tidak yakni hukum yang dipakai oleh
rakyat sehari-harin
proposional dalam memandang
b. Hukum Islam diberlakukan
eksistensi hukum Islam sering apabila ia telah diterima oleh
melairkan kesalahan persepsi baru hukum adat kerena hukum

dalam memandang perkembangan yang berlaku bagi masyarakat


Islam adalah hukum adat.
atau perubahan yang terjadi dalam
c. Hukum adat akan berlaku bila
hukum Islam itu sendiri. diresepsi oleh hukum Islam. 24
Hukum Islam di Indonesia Sebagai sebuah sistem yang

memiliki sejarah panjang seiring meliputi segala segi kehidupan

dengan masuk, tumbuh dan masyarakat maka Islam tidak

berkembangnya Islam di Indonesia. dapat dilepaskan dari adat atau

tanpa memasuki wilayah kebudayaan bahkan adat

kontroversi apakan Islam masuk di merupakan bagian dari ajaran

Indonesia pada abad VII menurut Islam. Dengan demikian, ajaran

sumber ke-Islaman atau abad ke


24
Ahmad Rofiq, Op. Cit, hlm. 3.

143 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

Islam tenang adat hanya terdapat Sebelum C. Snouck Hurgronje

dalam aspek kemasyarakatan yang datang ke Hindia Belanda, hukum

lazim disebut hukum Islam, oleh Islam dipahami sebgai hukum

karena itu hukum Islam adalah pribumi atau hukum adat, dari sini

satu-satunya pranata dalam Islam Belanda mengadopsi suatu

yang dapat memberi legitimasi kebijaksanaan terhadap hukum

terhadap sistem sosial atau adat yang mempertahankan unusur

tatanan nilai yang tumbuh dan yang dianggap sebagai elemen

berkembag dalam masyarakat. hal yang berguna dalam budaya

ini disebabkan karena Islam tidak penduduk asli kemudian Van Den

hanya membawa hukum baru Berg (1845-1927), penasehat

tetapi membenarkan hukum adat urusan Islam Hindia Belanda

dan sistem sosial selam tidak memperkenalkan apa yang dekenal

bertentangan dengan kaidah dengan receptio in complexu

hukum Islam.25 Hal ini mSHPEHUODNXDQ KXNXP VHVXDL

dengan kepercayaan masing-


dikarenakan setiap masyarakat
mempunayai sistem sosial yang masingn 26 Selama masa

berbeda satu sama lainya, maka penjajahan Belanda menerapkan


hukum Islam juga berkembang suatu kebijaksanaan dualisme yang
dengan bentuk yang bebeda pula digunakan untuk mempertahankan
diibaratkan seperti zat air yang hukum adat dengan jalam

menempatkan sesuai dengan ruang mengalahkan hukum Islam. Untuk

yang ditempatinya.
26
Ahmad Baso, Islam Pasca
25 Sudirman Tebba, Sosiologi Hukum Kolonial: Perselingkuhan Agama,
Islam, (Yogyakarta: UII Press Indonesia, Kolonialisme Dan Liberalisme, (Bandung:
2003), hlm. 108. Mizan, 2005), hlm. 275.

Zaelani 144
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

mencapai tujuannya Belanda termanifestasi secara berbeda-

menggunakan metode mSHQGHNDWDQ beda sesuai dengan variasi


konflikn WHUKDGDS KXEXQJDQ DWDUD tempatnya akan tetapi senantiasa
hukum Islam dan hukum adat. hasil akhir senantiasa sama yaitu
Ungkapan mSHQGHNDWDQ NRQIOLNn dimana hukum Islam dan hukum
tersebut menunjukan karakterisasi adat bekerja sama demi
Belanda dalam melihat hubungan mencitakan hukum.
kedua hukum tersebut sebagai Menyadari bahwa pemaksaan
dua hukum yang secra natural hukum kolonial Belanda kepada
selalu beroposisi satu dengan penduduk bumi putra tidak
yang lainnya.27 Dengan kata lain berjalan sesua dengan apa yang

Belanda ingin menghancurkan apa direncanakan, maka Belanda

yang telah menjadi kebiasaan membiarkan lembaga-lembaga

masyarakat pada waktu itu yang hukum yang ada dalam

memadukan antara hukum adat masyarakat berjalan sebagaimana

dan hukum Islam akan tetapi mestinya akan tetapi


Belanda dengan teori pendekatan konsekuensinya Belanda terpaksa
konfliknya kurang berhasial hal ini memerhatian hukum yang hidup
dikarenakan karena masyarakat dan diakui oleh masyarakat dalam

Indonesia telah terbiasa kehidupan sehari-hari. Belanda

mengharmonisasikan konflik yang tetap mengakui hukum yang telah

mungkin timbul antara kedua berlaku di Indonesia sejak

hukum tersebut. Meskipun intraksi kerajaan-kerajaan Islam di


kedua hukum tersebut Nusantara seperti hukum keluaga,

perkawinan, waris dan wakaf.


27
Ratno Lukito, Op. Cit, hlm. 28.

145 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

Sejak tahun 1800, para ahli ada antara hukum Islam dengan

hukum dan kebudayaan Belanda hukum adat.

mengakui bahwa dilingkungan 4. Kebijakan Pemerintahan Terhadap


Hukum Islam dan Adat.
masyarakat Indonesia, Islam
Konflik antara kebutuhan
adalah agma yang sangat
pranata hidup keseharian dan
dijunjung tinggi. Penyelesaian
tuntunan sistem kimanan Islam
masalah kemasyarakatan
senantiasa memainkan peranan
senantiasa merujuk pada ajaran
yang begitu penting. Di bawah
28
hukum Islam. Pada abad ke-19
kekusaan Belanda, konflik
banyak orang-orang Belanda baik
semacam ini semakin diperparah
yang ada dinegerinya sendiri
dengan kebijaksanaan penjajah
maupun yang berada di Hindia
yang memberikan penngaruh
Belanda berusaha merubah hukum
secara langsung kepada
Islam yang ada di nusantara,
implementasi hukum Islam. Dalam
usaha ini dilaksanakan dengan
kebijakan ini dikarakteristikkan
berbagai macam cara seperti
dengan dua macam pendekatan,
proses kristenisasi, memberlakukan
satu pendekatan yang
hukum eropa karena menganggap
diimplementasikan selama pase
hukum eropa lebih superior dari
pertama pemerintahan Belanda,
pada hukum yang ada di
dan yang kedua selama dekade-
Indonesia dan mengadakan
dekade pemerintahan Belanda di
pembenturan dengan hukum yang
Nusantara. Awal tahun abad ke-

17 sampai akhir abad ke-18


28 Abdul Manan, Aneka Masalah
Hukum Perdata Islam di Indonesia, Belanda memberikan sikap
(Jakarta: Prenada Media Group, 2006),
hlm. 293. toleransi terhadap hukum Islam

Zaelani 146
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

dikarenakan kompeni dagang Kebijaksanaan penjajah Belanda

Hindia Belanda (Vereenigde selalu senantiasa memberikan

Oost-Indische Compognie yang pengaruh terhadap kehidupan

disingkat VOC) lebih disibukkah agama dari masyarakat yang

dengan tugas-tugas pengambilan dijajahnya dan pada tanggal 7

komoditi pertanian di daerah desember 1643, suatu perintah

jajahan. Sedangakan proses kedua gerja kepada kepala distrik batavia

ditandai dengan transefer dikeluarkan peratuaran yang


kekuasaan VOC kepada pemerintah menyebutkan bahwa:
Belanda, dalam proses ini Para pejabat tinggi harus
berkembangnya kebijakan yang
memperhatikan bahwa tradisi
sifatnya intervensionis dalam era
sunatan orang-orang moor30
hukum Islam dengan hukum adat.

Dalam statuta batavia 1642 dan sekolah-sekolah mereka

dikemukakan bahwa hukum akan dilarang dan orang cina

keluarga Islam diakui sebagai serta orang-orang pagan


lainya akan dilarang untuk
hukum yang harus dilaksanakan

bagi orang-orang Islam pengakuan melakukan aktifitas-aktifitas

mereka dalam ramalan-


tersebut diatur dalam peraturan

mresolutie der indiesche regeringn ramalan paganis dan

penyembahan setan, yang


yang mulai diterapkan pada

tanggal 25 mei 1760 yang 30


Asal sejarah sebutan orang-orang
Moor adalah sebutan umat Islam
meliputi bidang hukum perkawinan, disemenanjung Iberia yang memerintah
Spayol antra 711 M, hingga 1429. Asal
waris, dan perwakafan.29 disebut orang Moor adalah orang yang
berasal dari Maroko, bangsa Moor tinggal
di Andalusia, Spayol, yang pada awal
29 Abdul Manan, Op, Cit, hlm. 292. priode sejarah termasuk wilayah Portugal
dan selatan Perancis.

147 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

mereka lakukan terutama di memberikan pengaruh terhadap

kuil-kuil dan jalanan pada hukum yang bersemayam dalam

malam hari. Demikian juga penduduk pribumi dan akhirnya

ilmu hitam yang mereka pada awal pemerintahannya

gunakan untuk meramalkan Belanda tidak memilih ikut campur

keberuntungan harus dilarang, dalam institut hukum Islam.

karena tidak ada negara Akhinya pada permulaan abad

Kristen satupun yang ke-19 berakhinya kontrol VOC

memperbolehkan penghinaan dan mulai pemerintahan secara

terhadap kehormatan tuhan langsung oleh pemerintahan

walau dengan alasan apapun, kerajaan Belanda. Dalam tahun

karena tindakan itu hanya berikutnya, hukum Islam secara

akan memberikan kesenangan bertahap dikebiri oleh otoritas

kepada orang non Kristen penjajah. Setelah perjalanan

dan mengganggu orang infeksinya di kresidenan

kristen. 31 Semarang, gubernur jendral

Daendels (1808-1811)

Terlepas dari kecurigaan orang mengeluarkan satu ordonasi pada

Belanda terhadap orang non kriten tahun 1808 untuk daerah pesisir

yang tidak suka dengan hukum pantai utara Jawa, yang

yang berlaku, kemudian menetukan bahwa kepala masjid

tebentuklah pemerintahan Belanda (penghulu) harus bertindak


pada akhir akhir abad ke-17 dan sebagai penasehat dalam suatu

dalam kenyataannya tidak trlalu pengadilan umum ketika para

31 Ratno Lukito, Op. Cit, hlm. 30.

Zaelani 148
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

pihak yang berperkara adalah diatur oleh pemerintahan mulai

orang-orang Islam. diperkenalkan meskipun pengadilan

Pada tahun 1811 pemerintahan tersebut sudah eksis di Indonesia

Belanda sempat terhenti karena sejak Islam itu mulai diperkenalkan

pada tahun itu Jawa dikuasai oleh di Indonesia.

Inggris, setelah Belanda 5. Interkoneksi Hukum Adat dan


Hukum Islam
mengambil kembali kekuasaannya
Setelah kedatangan bangsa
di Idonesia dari kekuasan Inggris
penjajah (Belanda) di Indonesia
pada waktu itu inggris menyuruh
sedikit demi sedikit hukum Islam
Raffles penemu Singapura diutus
mulai dipangkas. Sampai akhirnya
menjadi Gubernur di Indonesia
yang tertinggal-selain ibadah-
yang mengadopsi sistem Daendles
hanya sebagian saja dari hukum
yang menyebut penghulu sebagai
keluarga (nikah, talak, rujuk,
lembaga peradilan dalam
waris) dengan Pengadilan Agama
kapasitasnya sebagai penasehat.
sebagai pelaksananya. Meskipun
Pemerintahan Belanda mulai di
demikian, hukum Islam masih
bagun di Idonesia tahun 1819,
tetap eksis, sekalipun sudah tidak
penggati Raflles mempertahankna
seutuhnya. Secara sosiologis dan
hukum yang tela ada dalam
kultural, hukum Islam tidak pernah
masyarakat, derajat penghulu tetap
mati dan bahkan selalu hadir
sebagai penasehat dalam
dalam kehidupan umat Islam
persidangan dengan tujuan untuk
dalam sistem politik apapun, baik
memperlemah pengadilan agama
masa kolonialisme maupun masa
Islam. Akhirnya pada tahun 1882
kemerdekaan serta sampai masa
pengadilan agam yang resmi
kini.

149 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

Pendapat ilmiah mengenai dalam dalam kehidupan kerajaan.

hukum Islam vis a vis hukum Bagi mereka yang mengikuti

adat pada masa Belanda dapat pendapat ini berpendapat


diklasifikasikan ke dalam dua mZDODXSXQ NHNHXDWDQ DGDW ORNDO

argumen. Satu kelompok telah termanifestasikan dalam

cendikiawan Belanda G. A. Wilken masyarakat Indonesia, namun

dan C. Van Vollenhoven hukum Islam juga epektif pada

berpandangan bahwa adat memiliki level komunal dan berhasil

akar yang kuat di desa-desa memodifikasikan beberapa praktek

sebeluk kehadiran agama import hukum terutama dalam hukum

sepert Islam, hindu dan budha. keluarga dan nilai sosial.

Masyarakat pada waktu itu juga Lodewijk Willem Christian van

menyatakan bahwa ketundukan den Berg (1845-1927) mengakui

kepada agama-agama luar tidak bahwa hukum Islam sesungguhnya

mampu mengguncang loyalitas memiliki pendukung yang kuat

kepada adat. Dan hukum Islam dibeberapa sektor masyarakat di

dipertimbangkan jauh ia bisa Asia Tenggara dan seringkali

diterima oleh salah satu sistem berhasil menggoyahkan otoritas

yang utama dari adat. 32 adat lokal. Pergumulan kedua

Berbeda dengan pemikiran B. sistem ini dengan demikian dapat

W. Andaya dan A. Johns digambarkan sebagai suatu

(1930) meyakini bahwa doktrin spekulasi dimana satu sistem

Islam telah telah memainkan peran berusaha untuk mengalahkan

yang sangat signifikan sistem yang lain.

32
Ratno Lukito, Op. Cit, hlm. 43.

Zaelani 150
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

Dengan latar belakang sistem pertama, dalam kehidupan realitas

pemikiran seperti ini Belanda individu kemungkinan munculnnya

memutuskan utuk membuat garis konflik yang sifatnya teoritis,

pemisah antara kedua sistem antara kedua sistem hukum dalam

hukum tersebut. Asumsi dasar kenyataannya tidak pernah ada.

yang dipegang pemerintah Belanda Kedua, bahwa kedua sistem

bahwa hukum adat merupakan tersebut tidak hanya bersifat saling

sistem hukum yang hidup dan melengkapi, tetapi juga pada

diaplikasikan sedangkan hukum kenyataannya merupakan bagian

Islam tidak lain sistem hukum dari sistem yang sama, yang

yang teoritis walaupun sebagian menemukan akar dari tuhan dan

besar masyarakat beraga Islam. Islam dipandang sebagai paktor

Namun pandangan ini berbeda penyempurna dari adat.

dengan apa yang di aflikasikan di Berikut ini ada beberapa


masyarakat yang memandang ilustrasi tetang akomodasi antara
kedua sistem hukum tersebut hukum Islam dan hukum adat:

berjalan beriringan. Taklik talak (talOLT WDODT)

Dalam masyarakat dimana diperaktekan pada hampir setiap

antara hubungan hukum adat perkawian. Suami dalam hal ini

dengan hukum Islam biasa harus setuju bahwa pada waktu ia

digambarkan sebagai bentuk meninggalka istrinya utuk beberapa

hubugan konflik secara umum waktu tertentu dan ia tidak

senantiasa akan ada usaha-usaha memberikan nafkah selama waktu

untuk mendemonstrasikan yang tersebut, mengakibatkan istrinya

sebaliknya melalui dua cara: dalam keadaan menderita dan

151 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

istrinya tidak merelakan hal itu dilarang melakukan perkawinan

kemudian mengadukan hal tersebut sebelum mendapat perizinan

kepada pengadilan agama, maka tertulis dari ketua masyarakat asli

istri harus dianggap telah meskipun penjabat agama sudah

diceraikan. Ditilik dari kebolehan si menentukan. Lebih dari itu, surat

istri mengambil inisiatif dalam perizinan tersebut harus

kasus tersebut, maka dapat memberikan keterangan bahwa

dikatakan bahwa hukum Islam tidak ada penolakan dari hukum

telah mengadaptasikan kepada adat masyarakat bagi para pihak

hukum adat. yang bersangkutan untuk

Dalam kasus perceraian yang melangsungkan pernikahan.

dikenal dengan istilah khull 6. Teori Hukum Islam Yang Berlaku

seorang istri dalam beberapa Di Indonesi


Menurut Lili Rasyidi dalam
kasus tertentu dapat memaksa
mengembangkan hukum (rechts
suaminya untuk menerima
beoefening) yakni kegiatan
pengembalian maharnya sebagai
manusia berkeanaan dengan
pembayaran dari perceraian. Jika
adanya dan berlaku hukum, maka
suami menolah hal tersebut maka
teori hukum sangat menentukan
hakim membolehkan untuk
dalam mempelajari hukum, meneliti
memutuskan bahwa suami telah
33
hukum, dan mengajarkan hukum.
mengucapkan sigat talaknya, atau
Adapun teori hukum yang akan di
hakim langsung membubarkan
uraikan adalah teori receptio in
ikatan perkawinan.
complexu, teori receptie, dan teori
dalam hal perkawinan yang
berlaku di luar pulau jawa,
33 Abdul manan, Op. Cit, hlm. 294.

Zaelani 152
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

receptio a contrario atau teori desebut Jakarta 1642 pada

receptio exit. menyebutkan bahwa msengketa

1) Teori Receptio in Complexu warisan antara pribumi yang


Teori ini juga disebut teori beragama Islam harus diselesaikan
masa prakolonial Belanda, dengan mempergunakan hukum
dipelopori oleh Lodewijk Willem Islam, yakni hukum yang
Christian van den Berg tahun dipergunakan oleh rakyat sehari-
1845-1927. Teori receptio in harin 34 Untuk keperluan ini, D.W
Complexu menyatakan bahwa bagi
Freijer menyusun buku yang
setiap penduduk berlaku hukum memuat hukum perkawinan dan
agamanya masing-masing. Bagi hukum kewarisan Islam.
orang Islam berlaku penuh hukum 2) Teori Receptie
Islam sebab ia telah memeluk Teori Receptie dipelopori oleh
agama Islam. Teori Receptio in Christian Snouck Hurgronje dan

Complexu ini telah diberlakukan di Cornelis van Volenhoven pada

zaman VOC sebagaimana terbukti tahun 1857-1936. Teori ini

dengan dibuatnya berbagai dijadikan alat oleh Snouck

kumpulan hukum untuk pedoman Hurgronye agar orang-orang

pejabat dalam menyeleaikan pribumi jangan sampai kuat

urusan-urusan hukum rakyat memegang ajaran Islam dan

pribumi yang tinggal di dalam hukum Islam. Jika mereka

wilayah kekuasaan VOC yang berpegang terhadap ajaran dan

kemudian dikenal sebagai hukum Islam, dikhawatirkan

Nederlandsch Indie. Cotohnya, mereka akan sulit menerima dan

Statuta Batavia yang saat ini


34
Ahman Rofiq, Op. Cit, hlm. 59.

153 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

dipengaruhi dengan mudah oleh pidana Islam belum pernah berlaku

budaya barat. Teori ini kepada pemeluknya secara hukum

bertentangan dengan Teori ketatanegaraan di Indonesia sejak

Reception in Complexu. Menurut merdeka sampai saat ini. Selain

teori recptie, hukum Islam tidak itu, hukum Islam baru dapat

secara otomatis berlaku bagi berlaku bagi pemeluknya secara

yuridis formal bila telah


orang Islam. Hukum Islam berlaku
diundangkan di Indonesia. Teori ini
bagi orang Islam jika sudah
berlaku hingga tiba di zaman
diterima atau diresepsi oleh hukum

adat mereka. Oleh karena itu, kemerdekaan Indonesia. 35

hukum adatlah yang menentukan 3) Teori Receptie Exit


berlaku tidaknya hukum Islam. Teori Receptie Exit

Sebagai contoh teori recptie saat diperkenalkan oleh Prof. Dr.

Hazairin, S.H. Menurutnya setelah


ini di Indonesia diungkapkan

sebagai berikut: Indonesia merdeka, tepatnya

setelah Proklamasi Kemerdekaan


Hukum Islam yang bersumber
Indonesia dan Undang-Undang
dari Al-qurlDQ dan hadits hanya
Dasar 1945 dijadikan Undang-
sebagian kecil yang mampu
Undang Negara Republik
dilaksanakan oleh orang Islam di
Indonesia, semua peraturan
Indonesia. Hukum pidana Islam

yang bersumber dari al-QurlDQ perundang-undangan Hindia

dan Hadits tidak mempunyai Belanda yang berdasarkan teori

tempat eksekusi bila hukum yang receptie bertentangan dengan jiwa

dimaksud tidak diundangkan di UUD l 'HQJDQ GHPLNLDQ teori

Indonesia. Oleh karena itu, hukum


35 Abdul Manan, Op. Cit, hlm. 298.

Zaelani 154
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

receptie itu harus exit alias keluar tahun 1974 tentang perkawinan,
dari tata hukum Indonesia yang memberlakukan hukum Islam
merdeka. Beliau jiga menyebut bagi orang Islam (pasal 2 ayat
teori ini dengan dengan teori iblis 1), UU No. 7 tahun 1989
karena tidak dengan iman orang tentang Peradilan Agama, Instruksi
Islam. 36 Presiden No. 1 tahun 1991

Teori Receptie bertentangan tentang Kompulasi Hukum Islam di

dengan al-QurlDQ Gan Sunnah. Indonesia (KHI).

Secara tegas UUD l 4) Teori Receptie A Contrario


Teori Receptie Exit yang
menyatakan bahwa mNegara

berdasar atas Ketuhanan Yang diperkenalkan oleh Hazairin

Maha Esan GDQ mNegara dikembangkan oleh Sayuti Thalib,

menjamin kemerdekaan tiap-tiap S.H. dengan memperkenalkan

penduduk untuk memeluk Teori Receptie A Contrario. Teori


Receptie A Contrario yang secara
agamanya masing-masing dan
harfiah berarti lawan dari Teori
untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu.n Receptie menyatakan bahwa

Demikiandinyatakan dalam pasal hukum adat berlaku bagi orang

29 (1) dan (2). Menurut teori Islam kalau hukum adat itu tidak

recptie exit, pemberlakuan hukum bertentangan dengan agama Islam

Islam tidak harus didasarkan pada dan hukum Islam. Sebagai

hukum adat. Pemahaman demikian contoh, umpamanya di Aceh,

kebih dipertegas lagi, antara lain masyarakatnya menghendaki agar

dengan berlakunya UU No. 1 soal-soal perkawinan dan soal

warisan diatur berdasarkan hukum


36
Ahman Rofiq, Op. Cit, hlm. 68.

155 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

Islam. Apabila ada ketentuan adat berlaku bagi orang Islam hukum

boleh saja dipakai Selma itu tidak adat mereka masing-masing jadi

bertentangan dengan hukum Islam. hukum adalah yang menentukan

Dengan demikian, dalam Teori tindakan hukum Islam.


Receptie A Contrario, hukum adat Kehendak untuk menjadikan
itu baru berlaku kalau tidak hukum Islam sebagai hukum
bertentangan dengan hukum Islam. positif adalah` keinginan rakyat
Inilah Sayuti Thalib dengan teori Indonesia yang harus
reception a contrario. dipertimbangkan, mengingat jasa-

jasa rakyat terhadap


C. Masa depan hukum di Indonesia keberlangsungan bangsa ini,
Sama halnya dengan
hukum Islam dimasa depan sangat
pembaharuan hukum Islam yang
perlu dilakukan hal ini disebabkan,
muncul 1970-an juga merupakan
menurut beberapa para ahli, peran
kelanjutan dari proses dialektis
agama akan sangat dominan di era
perjalanan hukum Islam. Sejak
yang akan datang dan tentunya era
dicetuskan teori receptie in
tersebut adalah era milenium ketiga,
complexu oleh Van Den Berg,
dengan begitu posisi hukum
kemudian C. Van Vollouhoven
Indonesia, sebagai hukum dari
(1874-1933), dan Snouck
suatu agama akan
Hurgronje (1857-1936) berusaha
sangat menetukan laju
melegitimasi keberadaan hukum
perkembangan bagi Indonesia.
Islam dengan teori receptie, teori
Gagasan dan gerakan untuk
ini oleh Hazairin disebut dengan
mempormalisasikan fiqh atau
teori Iblis, intinya hukum yang
hukum Islam khas Indonesia telah

Zaelani 156
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

dirintis bersama dengan misalnya, merukan model


pembaruan pemikir Islam secara pembaharuan dalam hukum Islam,

keseluruhan.37 Namun sejauh ini demikian dengan UU Nomor 7

kita melihat perhatian yang relatif Tahun 1989 tentang peradialan

menyeluruh dan berdiri sendiri agama dan kompilasi hukum Islam

terhadap kecendrungan pemikir di Indonesia. hanya saja ketika

pembaharuan hukum kebanyakan masalah ini dibicarakan terbatas

masih didekati secara persial. pada hukum keluarga ini yang

Sementara kajian terhadap mengakibatkan terkadang hukum

pembaharuan pemikir Islam yang Islam yang berkembang menjadi


telah dilakukan banyak sarjana sangat sempit. Padahal ruang
baik di Indonesia baik di luar lingkup dan cakupan hukum Islam

negeri, relatif berkembang subur. sangat luas meliputi berbagai


Para pemikir dan pengamat yang aspek kehidupan manusia.
menaruh perhatiannya pada Terlepas dari permasalahan
masalah ini seperti Munawir itu dalam kenyataannya peran
Sjadzali dan Ibrahim Hosen dari
hukum adat dan hukum Islam
kelompok modernis, serta
dalam proses legitimasi masih
Abdurrahman Wahid, Ali Yafie,
tetap tidak mampu untuk
dan Sahal Mahfudh dari kelompok
dihapuskan terutama dalam area
38
tradisisonalisa. Dalam UU nomor
hukum keluarga. Dalam lapangan
1/1974 tentang perkawinan
hukum ini, kepentingan dari kedua
37 sistem hukum dalam proses
Kamaruzzaman Butamam Ahmad,
Islam Historis: Dinamika Studi Islam Di
pemecahan masalah kontemporer
Indonesia, (Yogyakarta: Galang Press,
2002), hlm. 131. tidak dapat dihindari, karena baik
38
Ahman Rofiq, Op. Cit, Hlm. 156.

157 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

hukum Islam maupun hukum adat bahwa pintu ijtihad senantiasa

keduanya bersatu padu saling terbuka bagi para mujahidin baru.

memberikan pengaruh, baik dengan demikian hazarin

langsung maupun tidak, dalam berpendapat bahwa mazhab

mempormalisasikan aturan-aturan Indonesia harus dibangun semata-

hukum yang baru. Pemikiran mata lewat upaya pembaharuan

tentang pembaharuan hukum Islam terhadap mashab SyafilL VHVXDL

sebelum periode mereka yang dengan kondisi lokal masyarakat.39

disebut di atas dengan konsisten sedangkan Hasby lebih cenderung


dan concern yang tinggi dilakukan mempergunakan semau mazhab
oleh Prof. Hasby Ash-Sheiddieqy sebagai bahan dasar sumber
dan Hazairin. Kedua tokoh ini menyususn fiqih Indonesia, namun

melakukan pendekatan yang kedua pemikir Islam ini tetap

berbeda, jika Hasby lebih berpendirian bahwa adat

mengacu kepada kemampuan masyarakat Indonesia harus

metodologi hukum Islam yang dipergunakan sebagai bahan


dirintis para ulama terdahulu pertimbangan yang utama dalam
sedangkan Hazarin cendrung proses pembuatan hukum Islam di

menginginkan konstitusionalisasi Indonesia. para pemikir tersebut


hukum Islam. Ia mengacu pada mengedepankan perlunya lembaga

mVHPDQJDWn SLDJDP MDNDUWD GHQJDQ tajdid dan ijtihad dilakukan untuk

melakukan interpretasi baru mempormalisasikan hukum Islam


terhadap teks-teks ayat al-QurlDQ yang siap untuk menjawab
dan sunnah yang berangkat dari persoalan hukum di dalam
satu keyakinan
39
Ratna lukito, Op. Cit. hlm. 77.

Zaelani 158
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

masyarakat. metodologi yang penafsiran al-QurlDQ GDQ VXQQDK

ditawarkan adalah metode rumusan secara historis sosiologis dan

para ulama mazhab, seperti qiyas, kronologis (5) ada pembedaan

istihsan, maslahat mursalah dan antara yang ideal-moral dengan

sadd al-zarilDK legal spesifik, dengan

Trend pembaharuan pemikir mengedepankan ideal moral, (6)

Islam di Indonesia, meminjam upaya mensistematisasi metode

terminologi fazlurrahman, penafsiran modernisme klasik,

menunjukan trend neomodernis. Ini (7) memasukakan masalah

dapat mempresentasikan dalam kekinian kedalam pertimbangan

peraturan perundang-undangan reinterpretasi al-QurlDQ


yang menjadi produk legitmasi Dengan ini trend pembaharuan
Indonesia.40 ciri-cirinya adalah pemikiran hukum Islam di

(1) mempertimbangkan seluruh Indonesia kecendrungan corak

tradisi Islam, baik yang bersifat neomoderisme diakibatkan karena,

tradisional maupun modern (2) baik dalam konteks perorangan,

Pembedaan antara Islam, normatif kelembagaan, maupun birokrasi

maupun historis, atau Islam (pemerintah) melalui peraturan

konseptual (3) di gunakan perundang-undangan (jika

metodologi ilmiah dalam upaya pemilahan ini dibenarkan),


pormulasihukumIslam, menunjukan bahwa kompromi

berdasarkan khazanah antara syarilDK DWDX ILTK KXNXP

intelektualisme Islam klasik dan barat, hukum adat, yang hidup

akar-akar spritualisme Islam (4) dalam kesadaran masyarakat

menjadi pilihan yang epektif


40
Ahman Rofiq, Op. Cit, hlm. 174.

159 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

lembaga ijtihad atau tajdid social engineering terhadap

dikedepankan, pola lintas mazhab keberadaan suatu komungitas

dikembangkan, dan tehknik masyarakat. sementara yang

kompilasi, baik yang berbentuk kedua hukum lebih merupakan

admistratif maupun substansi produk sejarah yang dalam

hukumnya hukumnya. Merupakan batasan-batasan tertentu diletakkan

kebutuhan yang tidak bisa sebagai justifikasi terhadap

ditawar-tawar. Sementara itu talfiq tuntunan perubahan sosial,

yang dalam perspektif masyarakat budaya, dan politik. Dalam

tentu ditabukan menjadi alternatif konteks ini hukum Islam di tuntut

yang cukup efektif bagi upaya akomodatif terhadap persoalan

pembaharuan hukum Islam. umat tanpa kehilangan prinsip-

Oleh sebab itu hukum Islam prinsip dasarnya.41


harus dilihat sebagai suatu

pranata sosial karena akan selalu D. Kesimpulan


Dari pemaparan materi
dipengaruhi oleh situasi dan
sebelumnya maka penulis dapat
lingkungan sosial. Islam sebagai
menyimpulkan isi dari makalah ini:
pranata sosial memiliki dua
Hukum adat dan hukum Islam
pungsi; pertama, sebagai kontrol
adalah dua hukum yang harus
sosial, dan kedua, sebagai nilai

baru dan proses prubahan sosial. berjalan beriringan bisa dilihat

Jika yang pertama hukum Islam dalam masyarakat dimana

antara hubungan hukum adat


ditempatkan sebagai blue print
dengan hukum Islam biasa
atau cetak biru tuhan, yang selain
sebagai kontrol juga sebagai
41
Ibid, hlm. 98.

Zaelani 160
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

digambarkan sebagai bentuk perorangan, kelembagaan,


hubugan konflik secara umum maupun birokrasi (pemerintah)
senantiasa akan ada usaha- melalui peraturan perundang-
usaha untuk mendemonstrasikan undangan (jika pemilahan ini
yang sebaliknya melalui dua dibenarkan),menunjukan bahwa
cara: pertama, dalam kehidupan kompromi antara syarilDK DWDX
realitas individu kemungkinan fiqh, hukum barat, hukum adat,
munculnnya konflik yang yang hidup dalam kesadaran
sifatnya teoritis, antara kedua masyarakat menjadi pilihan yang
sistem hukum dalam kenyata- epektif lembaga ijtihad atau
annya tidak pernah ada. tajdid dikedepankan, pola lintas
Kedua, bahwa kedua sistem mazhab dikembangkan, dan
tersebut tidak hanya bersifat tehknik kompilasi, baik yang
saling melengkapi, tetapi juga berbentuk admistratif maupun
pada kenyataannya merupakan substansi hukumnya hukumnya.
bagian dari sistem yang sama, Merupakan kebutuhan yang
yang menemukan akar dari tidak bisa ditawar-tawar.
tuhan dan Islam dipandang Sementara itu talfiq yang dalam
sebagai paktor penyempurna perspektif masyarakat tentu
dari adat. ditabukan menjadi alternatif
Pembaharuan pemikiran yang cukup efektif bagi upaya
hukum Islam di Indonesia pembaharuan hukum Islam.
kecendrungan corak neo-

moderisme diakibatkan karena,

baik dalam konteks

161 Hukum Islam Di Indonesia


Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

Daftar Pustka Djatmika, Rahmat, Jalan Mencari


Abdurrahman, Kompilasi Hukum Hukum Islam, Upaya ke

Islam di Indonesia, Ed. I: Arah Pemahaman Metodologi


Jakarta: Akademika Ijtihad, dalam Prospek
Pressindo, 1995. Hukum Islam dalam

Ahmad, Amrullah, Dkk, Dimensi Kerangka Pembangunan


Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional di

Hukum Nasional: Mengenang Indonesia, Jakarta: PP-

65 Th. Prof. Dr. Busthanul IKAHA, 1994.

Arifin. Sh, Jakarta: Gema Hutagalung, Mura, Hukum Islam


Insani Press, 1996. dalam Era Pembangunan ,
Ahmad, Kamaruzzaman Butamam, Jakarta: Ind-Hill-CO, Cet I,

Islam Historis: Dinamika 1985.

Studi Islam Di Indonesia, Lukito, Ratno, Pergumulan Antra

Yogyakarta: Galang Press, Hukum Islam Dan Adat Di


2002. Indonesia, Jakarta: INIS,

Ali, M. Daud, Kedudukan Hukum 1998.

Islam dan Sistem Hukum di Manan, Abdul, Aneka Masalah


Indonesia, Jakarta: Hukum Perdata Islam di

Risalahlm, 1984. Indonesia, Jakarta: Prenada

Baso, Ahmad, Islam Pasca Media Group, 2006.

Kolonial: Perselingkuhan Notosusanto, Organisasi dan


Agama, Kolonialisme Dan Yurisprudensi Pengadilan

Liberalisme, Bandung: Mizan, Agama di Indonesia,


2005.

Zaelani 162
Komunike, Volume XI, No. 1, Juni 2019

Yogyakarta: Yayasan Penerbit Jakarta: Haji Masagung,

Gajahlm Mada, 1963. 1990.

Sjadzali, Munawir, Landasan E.


Pemikiran Politik Hukum di
Indonesia dalam Rangka

Menentukan Peradilan Agama


di Indonesia, dalam Tjua

Suryaman, Politik Hukum di


Indonesia, Perkembangan

dan Pembentukannya, Cet.

I: Bandung: Raja

Rosdakarya, 1991.

Sunny, Ismail, Kedudukan Hukum


Islam dalam Sistem

Ketatanegaraan Indonesia,
dalam buku Prospek Hukum

Islam dalam Kerangka


Pembangunan Hukum
Nasional di Indonesia.

Tebba, Sudirman, Sosiologi Hukum


Islam, Yogyakarta: UII Press

Indonesia, 2003

Wignjodipoero, Soerojo, Pengantar

dan Asas-asas Hukum Adat,

163 Hukum Islam Di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai