BAB I. PENDAHULUAN
Agama Islam masuk ke atau diterima oleh bangsa Indonesia jauh sebelum datangnya
penjajah di Indonesia. Pada waktu itu, sebelum Islam hadir di Indonesia, bangsa Indonesia ketika
itu sudah menggunakan hukum yakni hukum adat di setiap daerah di dalam menjalankan
aktivitas kehidupannya. Kemudian ketika Belanda datang ke Indonesia, bangsa Indonesia telah
melihat kenyataan bahwa Indonesia telah menggunakan sistem hukum, yaitu hukum agama
(Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Nasrani) hukum adat, dan juga termasuk hukum adat yang telah
diperbaiki sesuai dengan hukum Islam. Akan tetapi, berlakunya hukum Islam di sebagian besar
Walaupun pada awal mulanya Belanda datang ke Indonesia dengan menjajah dan
mengambil seluruh kekayaan alam Indonesia. Tetapi, tidak bisa tidak dikesampingkan juga
yang mengakibatkan bersentuhan terhadap hukum di Indonesia disamping juga oleh karena
kepentingan penjajah. Adapun yang berhubungan dengan permasalahan hukum adat dan hukum
agama di Indonesia muncullah teori-teori hukum, yakni teori receptio in complexu, dan teori
1
BAB II. PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ilmu hukum selalu terdapat yang namanya sebuah teori dan teori
hukum. Sudah barang tentu selain di dalam teori hukum itu sendiri juga terdapat yang namanya
teori receptio in complexu, teori receptie, dan juga terdapat teori hukum dalam perspektif Islam
atau teori hukum Islam. Berikut ini adalah pengertian dari beberapa teori-teori hukum tersebut.
Menurut B. Arief Sidharta, teori hukum adalah disiplin hukum yang secara kritikal
dalam perspektif interdisipliner menganalisis berbagai aspek gejala hukum secara tersendiri dan
praktikalnya, dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dan penjelasan yang
Willem Christian van den Berg, pada tahun 1845-1925. Teori ini menyatakan bahwa bagi setiap
penduduk berlaku hukum agamanya masing-masing. Oleh karena itu, bagi orang yang beragama
Islam berlaku penuh hukum Islam dikarenakan telah memeluk agama Islam.
Adapun contohnya adalah Statuta Batavia yang saat ini disebut sebagai Jakarta 1642
disebutkan bahwa sengketa warisan antara pribumi yang beragama Islam harus diselesaikan
dengan mempergunakan hukum Islam, yakni hukum yang dipergunakan oleh rakyat sehari-hari.
2
Oleh karena itu, untuk keperluan ini D.W Freijer menyusun buku yang memuat hukum
Cornelis van Volenhoven pada tahun 1857-1936. Di dalamnya teorinya, teori receptie ialah
hukum Islam tidak secara otomatis berlaku bagi orang Islam. Karena menurut teori tersebut
hukum Islam berlaku bagi orang Islam jika sudah diterima atau diresepsi oleh hukum adat
mereka. Oleh karena itu, hukum adatlah yang menentukan berlaku tidaknya hukum Islam.
Oleh karena itu, Teori ini dijadikan alat oleh Snouck Hurgronye agar orang-orang
pribumi jangan sampai kuat memegang ajaran Islam dan hukum Islam. Sebab jika mereka
(orang-orang Islam) berpegang teguh terhadap ajaran dan hukum Islam, sehingga dikhawatirkan
mereka akan sulit menerima dan dipengaruhi dengan mudah oleh budaya barat. Karena sumber
Maka dari itu, teori ini bertentangan dengan teori Receptio in Complexu. Selain itu,
Di dalam teori receptie juga terbagi menjadi tiga teori lagi, yakni teori receptie exit, teori receptie
a contrario, dan teori eksistensi yang muncul setelah kemerdekaan Indonesia. Berikut ini
Teori Receptie Exit diperkenalkan oleh Prof. Dr. Hazairin, S.H. Teori
Receptie Exit adalah pemberlakuan hukum Islam tidak harus didasarkan pada hukum adat.
3
Ketika itu menurut Prof. Dr. Hazairin, S.H., setelah Indonesia merdeka yang patut berlaku
Teori Receptie Exit yang diperkenalkan oleh Prof. Dr. Hazairin, S.H.,
dikembangkan oleh Sayuti Thalib, S.H., dengan memperkenalkan Teori Receptie A Contrario.
Teori Receptie A Contrario yang secara harfiah berarti lawan dari Teori Receptie ini
menyatakan bahwa hukum adat berlaku bagi orang Islam kalau hukum adat itu tidak
soal-soal perkawinan dan soal warisan diatur berdasarkan hukum Islam. Apabila ada ketentuan
adat boleh saja dipakai, selama itu tidak bertentangan dengan hukum Islam.
Dengan demikian, dalam Teori Receptie A Contrario, hukum adat itu baru
3. Teori Eksistensi
Teori ini merupakan keberlanjutan dari teori recptie exit dan teori recepio contrario.
Menurut Ichtijanto S.A, setelah kedua teori tersebut muncullah teori berikutnya yaitu teori
eksistensi. Teori eksistensi adalah teori yang menerangkan adanya hukum islam dan hukum
Nasional Indonesia. Menurut teori ini, eksistensi atau keberadaan hukum islam dan hukum
4
a. Ada, dalam arti hukum islam berada dalam hukum nasional sebagai
c. Ada dalam hukum nasional, dalam arti norma hukum islam sebagai
dalam tata hukum nasional, merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah adanya.
Bahkan lebih dari itu, hukum islam merupakan bahan utama dari hukum nasional.
5
DAFTAR PUSTAKA