Anda di halaman 1dari 5

Tugas 3

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar !


1. Ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap penegakkan demokrasi konstitusional di suatu
negara, yakni factor ekonomi, sosial-politik, dan faktor budaya kewarganegaraan dan
akar sejarah, mengapa demikian jelaskan !
2. Sebut dan jelaskan sejumlah syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang
demokratis berdasarkan Rule of Low ?
3. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang sanksi hukum ?\
4. Jelaskan menagapa Pendidikan hukum (law-related education) perlu diajarkan pada
seluruh jenis dan jenjang Pendidikan sekolah ?
5. Kemajuan IPTEK, terutama dalam teknologi komunikasi menyebabkan hubungan
antarbangsa didunia semakin terbuka. Kondisi ini menimbulkan globalisasi dalam
berbagai bidang baik ekonomi, budaya, politik, dan sosial menuju kearah liberal. Agar
kita dapat berpartisipasi dalam situasi di atas kita harus menjadi “manusia
antarbudaya” Jelaskan apa yang dimaksud dengan “manusia antarbudaya” ?

Selamat Mengerjakan, dan “Salam Bahagia Tanpa Akhir”


JAWABAN
1. Menurut Bahmueller (1996) bahwa Factor yang mempengaruhi penegakkan
demokrasi konstitusional di suatu negara diantaranya sebagai berikut:
a. Factor ekonomi
Pertumbuhan ekonomi di suatu negara memiliki peran yang sangat penting dalam
pelaksanaan demokrasi konstitusional. Hal ini sebagai inidikator kesejahteraan
masyarakat dalam menunjukkan system pemerintahan. Ketika negara ingin
menjalankan demokrasi konstitusional, pemerintahan harus dapat
mensejahterahkan masyrakatnya agar system demokrasi dapat berjalan dengan
semestinya. Hal ini dapat mencerdaskan bangsa dan masyarakat yang cerdas
merupakan salah satu kriteria bahkan syarat suatu masyarakat yang demokratis.
b. Factor social-politik
Adanya deskriminasi pada suatu golongan atau kelompok atau etnis akan
menghambat pembangunan suatu negara demokrasi, sehingga perbedaan kekuatan
golongan menyebabkan terhambatnya pelaksanaan demokrasi konstitusional. Hal
ini disebabkan karena adanya deskriminasi sehingga menyebabkan sulitnya untuk
melakukan musyawarah dan menyatukan pendapat atau kepentingan Bersama,
bukan kepentingan suatu golongan atau etnis. Oleh karena itu, diperlukan lah
suatu negara tanpa adanya deskriminasi atau hanya terpaku pada suatu golongan
atau etnis agar pemerintahan yang demokrasi dapat berjalan.
c. Factor budaya kewarganegaraan dan akar sejarah
Budaya kewarganegaraan dan akar sejarah suatu negara dapat memberikan
dampak yang besar terhadap pembentukan dan pembangunan masyarkat
demokrasi. Negara yang memiliki budaya kewarganegaraan dan akar sejarah yang
kuat dapat menunjukan tingkat efektifitas paling tinggi dalam upaya
pembangunan demokrasi. Masyarakat yang memiliki keterikatan
berkewarganegaraan dapat berpartisipasi secara aktif dalam menyelesaikan
masalah-masalah public. Dalam masyarakat tersebut terdapat hubungan politik
yang berdasarkan asas persamaan derajat dan tidak adanya otoriter dalam setiap
keputusan.
2. Dikatakan bahwa ada 6 (enam) syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintah
yang demokratis dibawah Rule of Law, yaitu: 1) Perlindungan Konstitusjonal, 2)
Peradilan atau badan-badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak, 3) Pemilihan
Umum yang bebas,4) Kebebasan menyatakan pendapat, 5) Kebebasan
berserikat/berorganisasi dan beroposisi, 6) Pendidikan kewarganegaraan

3. Sanksi Hukum pada umumnya merupakan peraturan-peraturan yang bersifat


memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat,
yang dibuat oleh badan- badan resmi yang berwajib, dimana terhadap peraturan-
peraturan tersebut menghasilkan hukuman. Menurut Black’s Law Dictionary Seventh
Edition, Sanksi (sanction) adalah: “A penalty or coercive measure that results from
failure to comply with a law, rule, or order (a sanction for discovery abuse)”

Sedangkan menurut Kamus Hukum, sanksi diartikan akibat sesuatu perbuatan atau
suatu reaksi dari pihak lain (manusia atau makhluk sosial) atau suatu perbuatan. Lebih
lanjut, Menurut Andi Hamzah sanksi dapat diartikan sebagai hukuman bagi pelanggar
ketentuan undang-undang sehingga dapat diartikan bahwa Sanksi adalah hukuman
atau tindakan yang memaksa yang dihasilkan dari kegagalan untuk mematuhi hukum,
aturan, atau perintah.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, secara umum,


dikenal sekurang-kurangnya tiga bentuk sanksi hukum yaitu:
a. Sanksi hukum pidana
Sanksi pidana adalah bentuk sanksi yang paling banyak digunakan dalam
menjatuhkan hukuman kepada seseorang yang terbukti bersalah melakukan
perbuatan pidana. Menurut R. Soesilo, sanksi pidana adalah suatu perasaan tidak
enak (sengsara) yang dijatuhkan oleh hakim dengan vonis kepada orang yang
telah melanggar undang-undang hukum pidana. Sanksi pidana diatur dalam pasal
10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang membedakan pidana
menjadi:
1. Pidana pokok, yang diantaranya:
 Pidana mati
 Pidana penjara
 Pidana kurungan
 Pidana denda
2. Pidana tambahan, yang terbagi menjadi:
 pencabutan beberapa hak yang tertentu
 perampasan barang yang tertentu
 pengumuman keputusan hakim
b. Sanksi hukum perdata
Sanksi perdata diterapkan apabila penegakan peraturan perundang-undangan
tersebut menimbulkan kerugian bagi orang yang terkena ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan tersebut. Pada prinsipnya, siapa pun yang
menimbulkan kerugian akan mengganti kerugian tersebut sesuai dengan kerugian
yang dideritanya. Kerugian yang timbul sebagai akibat pelaksanaan peraturan
perundangundangan dapat diselesaikan baik melalui jalur pengadilan maupun
non-pengadilan. Dalam hukum perdata, sanksi hukum perdata dikenakan dalam
bentuk putusan yang dijatuhkan oleh hakim yang berupa:

1. Putusan condemnatoir: putusan yang bersifat menghukum pihak yang


dikalahkan untuk memenuhi prestasi (kewajibannya). Misalnya, salah satu
pihak dihukum untuk membayar kerugian, pihak yang kalah dihukum untuk
membayar biaya perkara
2. Putusan declaratoir: putusan yang amarnya menciptakan suatu keadaan yang
sah menurut hukum. Putusan ini hanya bersifat menerangkan dan
menegaskan suatu keadaan hukum semata-mata. Misalnya, putusan yang
menyatakan bahwa penggugat sebagai pemilik yang sah atas tanah sengketa
3. Putusan constitutif: putusan yang menghilangkan suatu keadaan hukum dan
menciptakan keadaan hukum baru. Misalnya, putusan yang memutuskan
suatu ikatan perkawinan.

c. Sanksi administrasi/administrative
Berdasarkan pengamatan dari berbagai peraturan perundang-undangan dan
literatur ada beberapa macam sanksi administratif, yaitu:
 Peringatan/teguran lisan;
 Peringatan/teguran tertulis;
 Tindakan paksa pemerintahan (bestuursdwang/politie dwang);
 Penghentian sementara kegiatan;
 Penutupan lokasi;
 Pencabutan perizinan berusaha;
 Pembatalan perizinan berusaha;
 Penarikan kembali keputusan yang menguntungkan:
 Denda administratif; dan/atau
 Pengenaan uang paksa (dwangsom).
4. Pada dasarnya pendidikan hukum dilaksanakan dalam rangka menciptakan warga
negara yang baik, salah satunya memiliki kesadaran hukum. Pada dasamya proses
pendidikan hukum telah lama dilakukan oleh bangsa Indonesia, tetapi belum
memberikan hasil yangpositif dalam menciptakan warga negara yang baik, yaitu
warga negara yang memiliki kesadaran hukum dalam masyarakat.
5. Manusia antar budaya dapat disebut orang-orang yang dapat mengatasi masalah-masalah
budaya secara efektif, baik dalam konteks nasional ataupun terlebih lagi dalam konteks
internasional. Kita tidak melupakan jati diri kita dan darimana asal kita. Kita mampu
menyesuaikan diri dan budaya pada suatu negara atau beradaptasi dengan suatu budaya
luar negeri. Kita mampu mengikuti budaya suatu negara Ketika kita bepergian ke luar
negeri tersebut tanpa memaksakan budaya dan cara bersosialiasi kita yang ada di negara
kita. Kita harus menghormati budaya dan hukum di suatu negara tersebut

Anda mungkin juga menyukai