Anda di halaman 1dari 5

NAMA: DESTI ARUM FITRIAH

KELAS: 2B

NIM: 20006

“UTS PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI”

SOAL:

1. Gratifikasi pada dasarnya sama dengan hadiah. Bandingkan kapan sebuah hadiah dapat disebut
gratifikasi sehingga tersangkut dengan korupsi!
2. Jika pendidikan agama selama ini dianggap belum mampu mengatasi korupsi, menurut anda
adakah hal-hal lain yang dapat dijadikan alternatif? Sebut dan berikan penjelasan!
3. Pemberantasan korupsi telah dilakukan di beberapa Negara seperti Hongkong, Cina dan India.
Dari pengalaman negara-negara tersebut, jelaskan dua hal yang menurut anda bisa dijadikan
pelajaran untuk memberantas korupsi di Indonesia!
4. Anda sebagai pegawai baru di suatu perusahaan. Di departemen tempat anda bekerja terjadi
praktek korupsi. Tidak ada tindakan apapun karena semua pegawai di departemen tersebut
menganggap korupsi adalah hal yang biasa. Sebnenarnya anda sangat risau dengan kondisi
tersebut. Namun anda ragu-ragu, bila melaporkannya, posisi dan pekerjaan anda akan
terancam. Sementara itu mencari pekerjaan baru sungguh sulit. Apa yang akan anda lakukan
bila berada dalam posisi seperti itu? Berikan argumentasi anda!

JAWABAN:

1. Sebelum diberlakukannya Undang-undang No 39 Tahun 1999 sebagaimana telah


diubahdengan Undang-undang No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.Istilah gratifikasi kurang populer di masyarakat. Yang sering terdengar
adalah istilah“pemberian hadiah” oleh seseorang kepada pejabat/pegawai negeri
sehubungan dengankewenangan yang dimiliknya.Dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) ada ketentuan yang tegas melarangpegawai negeri/ penyelenggara negara
menerima hadiah dalam keadaan seperti tersebut diatas. Pasal 418 mengatur bahwa
“seorang pejabat yang menerima hadiah atau janji padahaldiketahui atau sepatutnya harus
diduganya, bahwa hadiah atau janji itu diberikan karenakekuasaan atau kewenangan
yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurutpikiran orang yang
memberi hadiah atau janji itu, ada hubungannya dengan jabatannya,diancam dengan
pidana penjara paling lama enam bulan atau pidana denda paling banyakempat ribu lima
ratus rupiah ”Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang,
barang, rabat(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalananwisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi
tersebut baik yang diterimadi dalam negeri, maupun di luar negeri dan yang dilakukan
dengan menggunakan saranaelektronik atau tanpa sarana elektronik.Dengan demikian
istilah gratifikasi ini adalah perluasan dari terminologi “pemberian hadiah”yang mungkin
diterima oleh pegawai negeri atau penyelenggara negara pada saat atausetelah
melaksanakan tugasnya.suap, dengan menerima hadiah sebagaimana yang dimaksuddalam
pasal 11 Undang-undang No 31 Tahun 1999. Mengidentifikasi gratifikasi Proses identifikasi,
khususnya bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara terhadapsegala bentuk
pemberian kepadanya, sangatlah penting untuk mengetahui apakah gratifikasiyang
diterima dapat dikategorikan sebagai hadiah yang legal atau ilegal.Sebagaimana termuat
dalam buku saku gratifikasi yang diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), ada beberapa pertanyaan yang dapat digunakan oleh pegawai
negeri atau penyelenggara negara yang bisa membantu proses identifikasi gratifikasi,
antaralain :
A. Apa yang menjadi motif dari pemberian hadiah yang diberikan oleh pihak pemberi?
Jikamotifnya adalah ditujukan untuk mempengaruhi keputusan Anda sebagai
pejabat publik,maka pemberian tersebut dapat dikatakan cenderung ke
arah gratifikasi ilegal dansebaiknya ditolak. Seandainya karena terpaksa
oleh keadaan, gratifikasi diterima,sebaiknya segera laporkan ke KPK
B. Apakah pemberian tersebut diberikan oleh pemberi yang memiliki hubungan
kekuasaanatau posisi setara dengan Anda atau tidak? Misalnya pemberian tersebut
diberikan olehbawahan, atasan atau pihak lain yang tidak setara secara kedudukan
atau posisi baikdalam lingkup hubungan kerja atau konteks sosial yang terkait
kerja. Jika jawabannyaadalah ya (memiliki posisi setara), maka bisa jadi
kemungkinan pemberian tersebut diberikan atas dasar pertemanan atau
kekerabatan (sosial)
C. Apakah terdapat hubungan relasi kuasa yang bersifat strategis? Artinya terdapat
kaitanberkenaan dengan atau menyangkut akses ke aset-aset dan kontrol
atas aset-aset sumberdaya strategis ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang
Anda miliki akibat posisi Anda saat ini, seperti misalnya sebagai panitia pengadaaan
barang dan jasa atau lainnya? Jika jawabannya ya, maka pemberian tersebut patut
Anda duga dan waspadai sebagai pemberian yang cenderung ke arah gratifikasi
ilegal. Pegawai negeri atau penyelenggaran negara sering kali dihadapkan pada
suatu keadaandimana ia tidak mampu menolak pemberian atau hadiah, semata-
mata karena tidak inginmelukai perasaan masyarakat yang mengekspresikan
sikap penghormatan terhadapkedudukanya itu dengan memberikan hadiah.
Misalnya pemberian cindera mata darikelompok masyarakat tertentu sebagai
ungkapan rasa terimakasih atas kunjungan kepada mereka, atau hadiah dalam
rangka penyambutan kedatangan karena pegawai negeri atau penyelenggara
negara tersebut dihormati di daerah itu. Maka dari itulah, dibuat suatu
mekanisme pelaporan bagi penerima gratifikasi dan pemeriksaan status
gratifikasi yang dilakukan oleh KPK. Hasilnya adalah penetapan status kepemilikan

gratifikasi bagi penerima gratifikasi atau menjadi milik negara. 8

2. Banyak cara yang dapat kita terapkan untuk dapat memberantas korupsi. Mulai dari hal
yang paling kecil yaitu diri sendiri, sampai ke tingkat Negara. Beberapa langkah untuk
memberantas korupsi. Membangun Supremasi Hukum dengan Kuat – Hukum adalah pilar
keadilan. Ketikahukum tak sanggup lagi menegakkan sendi-sendi keadilan, maka runtuhlah
kepercayaan publik pada institusi ini. Ketidak jelasan kinerja para pelaku hukum akan
memberi ruangpada tipikor untuk berkembang dengan leluasa. Untuk itu sangat
oerlu dilakukanmembangun supremasi hukum yang kuat. Tidak ada manusia yang kebal
hukum, serta penegak hukum tidak tebang pilih dalam mengadili. Menciptakan Kondisifitas
Nyata di Semua Daerah – Salah satu rangsangan tumbuhnya tipikor dengan subur adalah
kondisifitas semu di suatu wilayah otonom. Kondusifitas yang selama ini dielu-elukan
adalah kondusifitas semu belaka. kejahatan korup teru stumbuh dengan subur tanpa
ada yang menghentikannya. bagaimana suatu otonomidaerah semestinya dikatakan
kondusif? yakni daerah yang terbebas dari penyakit tipikor , bersih penyelewengan
serta tidak ada lagi tindak kejahatan yang merugikan bangsa dan negara. Eksistensi para
aktifis seperti LSM harus gencar menyerukan suaranya untuk melawan korupsi. Disini,
peran aktif para aktifis sangat diharapkan.
3. A. Menerapkan peraturan nasional tentang pencegahan korupsi dengan
membangun, menerapkan, memelihara efektifitas dan mengkoordinasikan kebijakan anti
korupsi yangmelibatkan partisipasi masyarakat, dan peraturan nasional yang
mampu menjaminpenegakan hukum, pengelolaan urusan dan prasarana publik yang baik,
ditegakannya integritas, transparansi dan akuntabilitas di sektor public
B. Membangun badan independen yang bertugas menjalankan dan mengawasi kebijakan
antikorupsi yang diadopsi oleh Konvensi Anti Korupsi
C. Melakukan perbaikan dalam sistem birokrasi dan pemerintahan masing-masing
yangmenjamin terbangunnya sistim birokrasi dan pemerintahan yang bersih dari korupsi
D. Setiap anggota wajib meningkatkan integritas, kejujuran dan tanggung jawab para
pejabat publiknya, termasuk menerapkan suatu standar perilaku yang
mengutamakan fungsipublik yang lurus, terhormat dan berkinerja baik
E. Membentuk sistim pengadaan barang dan jasa pemerintah, manajemen keuangan public
dan sistim pelaporan untuk tujuan transparansi, serta peran peradilan yang bersih
dalampemberantasan korupsi
F. Melakukan pencegahan korupsi disektor swasta yang mengedepankan transparansi,
sistimakuntansi dan pelaporan. Sekaligus melibatkan peran serta masyarakat dalam
pencegahandan pemberantasan korupsi
G. Negera peserta Konvensi Anti Korupsi harus melakukan usaha pencegahan pencucian
uang, menerapkan kriminalisasi dan penindakan korupsi termasuk pembekuan
danpenyitaan harta hasil korupsi, memberikan perlindungan saksi ahli dan
korban,menerapkan sistim ganti rugi bagi korban korupsi, melaksanakan pembangunan
kerjasama pemberantasan korupsi, termasuk dengan institusi-institusi keuangan,
menerapkan sistim kerahasiaan bank yang tidak menghambat pemberantasan korupsi,
mengatur yuridiksi dalam penanganan perkara korupsi, melakukan kerjasama
international memberantas korupsi termasuk hal-hal yang terkait dengan pemberian
bantuan hukum dan teknis,ekstradisi, asset Recovery dsb.
4. Jika saya berada diposisi tersebut kemungkinan saya akan diam saja karena mau ngomong
salah tidak ngomong juga salah, karena jika saya melaporkan pelaku tersebut kepihak yang
berwajib maka posisi dan pekerjaan saya akan terancam tetapi jika saya tidak melaporkan
hal tersebut kepada pihak yang berwajib maka orang tersebut akan melakukan tindakan
tersebut secara terus menerus.

Anda mungkin juga menyukai