Anda di halaman 1dari 3

Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi

Nama : Alundra Laguna Shaputra


NIM : 2274201052
Kelas : Reguler C – STIH

Pertanyaan:

1. Jelaskan tentang bentuk-bentuk perbuatan korupsi dan perilaku-perilaku koruptif yang


sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari!
2. Jelaskan bagaimana faktor-faktor eksternal dapat menyebabkan orang melakukan perbuatan
korupsi!
3. Setuju atau tidak bahwa perbuatan korupsi dapat menyebabkan dampak negatif di berbagai
aspek bidang kehidupan dalam sebuah negara? Jelaskan!
4. Bagaimana cara mengimplementasikan prinsip-prinsip anti korupsi dalam kehidupan sehari-
hari?

Jawaban:

1. Perbuatan koruptif jika dikaitkan dengan pemahaman sosiologi memiliki makna sebagai
segala hal yang berkaitan dengan sikap, tindakan dan pengetahuan seseorang atau
sekelompok orang yang menjebakkan dirinya pada perbuatan korupsi. Contoh bentuk-
bentuk perbuatan korupsi yang diambil dari Buku Saku yang dikeluarkan oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) antara lain adalah:

A. Kerugian keuangan negara


B. Suap menyuap
C. Penggelapan dalam jabatan
D. Pemerasan
E. Perbuatan curang
F. Benturan kepentingan dalam pengadaan
G. Gratifikasi

Dalam keseharian pun dapat kita temui perilaku koruptif, antara lain; pelanggaran lalu lintas,
suap menyuap untuk kelancaran izin, kebiasaan terlambat

2. Mengacu pada pemaparan oleh Fadjar (2022), pola terjadinya korupsi dapat dibedakan
menjadi tiga wilayah besar;

a. Mercenery abuse of power, atau penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh orang
yang mempunyai suatu kewenangan tertentu yang bekerjasama dengan pihak lain
dengan cara sogok−menyogok, suap, mengurangi standar spesifikasi atau volume dan
penggelembungan dana (mark up). Penyalahgunaan wewenang tipe seperti ini adalah
biasanya non politis dan dilakukan oleh level pejabat yang tidak terlalu tinggi
kedudukannya.
b. Discretinery abuse of power, atau penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai kewenangan istimewa dengan mengeluarkan kebijakan
tertentu misalnya keputusan Walikota/Bupati atau berbentuk peraturan
daerah/keputusan Walikota/ Bupati yang biasanya menjadikan mereka dapat
bekerjasama dengan kawan/kelompok (despotis) maupun dengan keluarganya
(nepotisme).
c. Ideological abuse of power, hal ini dilakukan oleh pejabat untuk mengejar tujuan dan
kepentingan tertentu dari kelompok atau partainya. Bisa juga terjadi dukungan
kelompok pada pihak tertentu untuk menduduki jabatan strategis di birokrasi/lembaga
ekskutif, dimana kelak mereka akan mendapatkan kompensasi dari tindakannya itu, hal
ini yang sering disebut politik balas budi yang licik. Korupsi jenis inilah yang sangat
berbahaya, karena dengan praktek ini semua elemen yang mendukung telah
mendapatkan kompensasi.

Beberapa faktor lain seperti gaji yang tidak mencukupi kebutuhan, kepentingan politik,
meraih atau mempertahankan kekuasaan dapat menjadi penyebab kenapa terjadi tindak
korupsi.

3. Saya setuju bahwa perbuatan korupsi dapat menyebabkan dampak negatif di berbagai aspek
bidang kehidupan dalam sebuah negara, karena walau hanya satu bidang yang dikorupsi
dampaknya dapat meluas ke banyak bidang, mengingat sebuah negara dapat berjalan tidak
hanya karena satu bidang, namun ada banyak bidang lain yang saling berkaitan.

4. Cara menerapkan prinsip-prinsip anti korupsi di kehidupan sehari-hari:

a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Sebagai contoh penerapan prinsip akuntabilitas pada Kantor Lembaga Pembinaan
Khusus Anak Klas II Pekanbaru adalah dengan melakukan pencatatan ketat dan
pemeriksaan akurat terhadap kuantitas barang bawaan/barang titipan dari
pengunjung yang akan diantarkan kepada para Anak Binaan Pemasyarakatan;

b. Transparansi
Transparansi adalah keterbukaan yang dapat diakses oleh semua orang yang
membutuhkan. Kembali mengambil contoh pada penerapan transparansi pada
layanan yang disediakan oleh Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II Pekabaru,
pada layanan Menanti Bapak (Memberikan Layanan Penitipan Barang dan Paket),
setiap barang yang akan diberikan kepada Anak Binaan Pemasyarakatan dilakukan
pencatatan dan pengecekan langsung didepan pengunjung yang hendak menitipkan.
Sebelum itu juga, terkait segala barang dan paket yang diperbolehkan dan tidak
diperbolehkan masuk kedalam blok hunian, selalu di sosialisasikan dan diupdate
kepada para pengunjung melalui Whatsapp Group, Media sosial, maupun media
cetak yang disediakan oleh pihak Lembaga Pembinaan Khsusus Anak Klas II
Pekanbaru dalam bentuk leaflet dan poster.
Tak hanya menyajikan transparansi dan memberikan keterbukaan kepada
para pengunjung, Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II Pekanbaru juga
memerhatikan keperluan Anak Binaan Pemasyarakatan. Melalui Seksi Registrasi,
hanya bermodalkan sidik jari, para Anak Binaan Pemasyarakatan dapat mengakses
hak-hak nya, dalam artian melihat sisa masa tahanan, remisi dll, Layanan ini disebut
Petuah Abah (Pemenuhan untuk Hak Anak Berhadapan dengan Hukum).

Anda mungkin juga menyukai