Anda di halaman 1dari 9

 TEORI ABERASI

Aberasi termasuk optik geometris. Pada optik geometris menyediakan aturan mengenai
penyebaran sinar yang melalui sistem optik dimana menunjukkan bagaimana sebenarnya muka
gelombang akan menyebar dan optik geometris digunakan untuk menjelaskan aspek geometris
dari penggambaran cahaya.

 Bentuk aberasi :

 Aberasi cahaya
 Aberasi optic (sasatan gambar)
 Aberasi sferik
 Aberasi kromatik

 Pengertian Aberasi Kromatik

Aberasi kromatik merupakan aberasi optik yang dilihat dari sudut pandang dengan
penekanan pada sifat optik fisis cahaya. Walaupun pada sebuah kanta dengan bidang speris
yang sempurna, setiap bahan kanta mempunyai indeks bias yang berbeda-beda bergantung
pada panjang gelombang sinar cahaya yang merambat melaluinya dan menyebabkan sinar
cahaya polikromatik tersebut terdispersi dan menyebabkan purple fringe/color fringe pada citra
proyeksinya.

 Ada dua macam aberasi kromatik, yaitu :

- Aberasi kromatik longitudinal


- Aberasi kromatik transversal

Aberasi longitudinal adalah perbedaan jarak bayangan sinar merah dan violet .

Aberasi transversal adalah perbedaan tinggi bayangan sinar merah dan violet

Aberasi longitudinal ditentukan oleh:

 Cara menghilangkan aberasi kromatis adalah dengan membuat suatu susunan gabungan
lensa yang mempunyai sifat aberasi lensa I ditiadakan oleh aberasi lensa II sehingga titik-
titik fokus akan berimpitan.

Indeks I lensa I, indeks 2 untuk lensa II.

Sesudah disederhanakan :
Jadi,

Dari persamaan (5-38) dan (5-39) didapat:

atau

Maka

Apabila disebut daya dispersi.

Jadi daya dispersi lensa I dan lensa II berlawanan tanda. Persamaan (5-40) merupakan
syarat yamh harus dipenuhi untuk susunan lensa dublet yang akromatik.

Untuk memperoleh persamaan (5-40)dapat diturunkan denagn cara lain:


Maka

Oleh karena

Maka , artinya kedua lensa berlawanan jenis (lensa positif dan


negatif)

 Aberasi Monokromatik

Aberasi monokromatik sering juga disebut aberasi tingkat ketiga adalah aberasi yang terjadi
walaupun sistem optik mempunyai kanta dengan bidang speris yang telah sempurna dan tidak terjadi
dispersi cahaya. Aberasi monokromatik muncul muncul karena adanya perbedaan panjang lintasan dari
sinar-sinar berbeda dari suatu titik objek menuju titik gambar bayangan.

 Aberasi Defokus

Aberasi defokus adalah aberasi yang disebabkan karena titik api tidak terletak pada titik fokus
paraksial sperisnya, disebut juga titik santir Gauss.

 Aberasi Kurva Medan

Aberasi kurva medan adalah sebuah aberasi pada sistem optik yang mempunyai bidang fokal
menyerupai lingkaran atau kurva. Letak titik pusat lingkaran yang terbentuk dari peristiwa astigmatisma
terletak pada satu bidang lengkung.
 Aberasi Sferis

Aberasi Sferis adalah aberasi optik yang dapat dilihat dari sudut pandang dengan titik berat
geometri sistem optik. Aberasi semacam ini menghasilkan bayangan yang tidak memenuhi hukum –
hukum pemantulan atau pembiasan. Aberasi sferis yaitu gejala kesalahan terbentuknya gejala bayangan
yang diakibatkan pengaruh lengkungan pada lensa atau cermin.

a. Aberasi Sferis pada Cermin

Sinar-sinar pantul saling berpotongan membentuk bidang lengkung yang meruncing


dengan titik puncaknya di titik api f cermin, bidang lengkung ini disebut bidang kaustik.

b. Aberasi Sferis pada Lensa

Sinar-sinar paraksial membentuk bayangan dari P (terletak pada sumbu utama) sedang
sinar-sinar yang dekat tepi lensa membentuk bayangan di P0. Sinar-sinar yang ditengah lensa
akan membentuk bayangan antara P9 dan P0. Jika sebuah layar ditempatkan tegak lurus sumbu
utama, akan terlihat bayangan yang berbentuk lingkaran pada layar itu. Lingkaran terkecil bila
layar pada “c c” (Circle of least confusion) dan pada tempat inilah diperoleh bayangan terbaik.

 Macam-macam aberasi pada lensa. Aberasi sferis , dibagi 2 yaitu aberasi sferis aksial dan aberasi
sferis lateral.
• Aberasi sferis aksial menimbulkan ketidakpastian letak bayangan sepanjang arah sumbu
optik.

• Aberasi lateral menyebabkan kekaburan bayangan titik sumber sinar berupa bundaran
kekaburan pada arah tegak lurus sumbu optik.

 Macam-macam aberasi pada lensa. Aberasi sferis , dibagi 2 yaitu aberasi sferis aksial dan
aberasi sferis lateral.

• Aberasi sferis aksial menimbulkan ketidakpastian letak bayangan sepanjang arah sumbu
optik.

• Aberasi lateral menyebabkan kekaburan bayangan titik sumber sinar berupa bundaran
kekaburan pada arah tegak lurus sumbu optik.

 Aberasi koma (comet-shaped image)

Koma adalah aberasi yang terjadi saat citra suatu obyek terproyeksi keluar dari sumbu
optis kanta. Cahaya yang merambat menuju kanta dari sudut insiden θ, dari diameter insiden
yang mendekati diameter kanta, akan terproyeksi ke titik api yang berbeda dan membentuk
citra yang disebut lingkaran komatik , yang menjauhi sumbu optis kanta disebut koma positif
dan yang mendekati sumbu optik disebut koma negatif.

 Astigmatisma
Astigmatisma adalah aberasi speris yang menyebabkan sinar cahaya yang merambat
melalui kanta ( lensa ) membentuk lebih dari satu titik api pada sumbu optic dan astigmatism
yang terjadi saat obyek – obyek berada di luar sumbu utama. Astigmatism merupakan kondisi
dimana sinar cahaya tidak direfraksikan dengan sama pada semua meridian. Gejala di mana
bayangan benda titik tidak berupa titik tetapi berupa elips atau lingkaran.

 Distorsi

Distorsi adalah aberasi optik yang terjadi pada pemetaan rektilinear antara bidang fokus dan
bidang fokal. Distorsi adalah aberasi karena terjadi pembesaran yang berbeda-beda. Pada distorsi terjadi
variasi sudut pandang atau sudut liput sepanjang sumbu optis. Gejala di mana bayangan benda yang
berbentuk bujur sangkar tidak berbentak bujur sangkar lagi dapat dihindari dengan lensa ganda dan
diagfragma di tengahnya.

Distorsi terbagi menjadi dua bagian yaitu distorsi barrel dan distorsi pincushion:

A. Distorsi bantal jarum (Pinchusion), dengan pembesaran seperti gambar dibawah ini.

Distorsi ini terjadi bila diaphragma terletak di belakang lensa.

B. Distorsi tong Anggur (barrel), dengan kelainan perbesaran bayangan seperti gambar dibawah
ini.
Distorsi ini terjadi bila bayangan diletakkan di depan lensa. Distorsi ini dihilangkan dengan
meletakkan diaphragma ditengah-tengah di antara dua lensa tersebut.

Contoh soal

1. Suatu prisma gelas flint dengan sudut puncak , disusun dengan prisma gelas crown dengan
sudut puncak P yang merupakan susunan yang akromatik. Tentukan P dan deviasi rata – rata
yang dihasilkan oleh susunan prisma tersebut. Gunakan tabel 5 – 2.
C D F
Flint 1,6224 1,6272 1,6385
Crown 1,5146 1,5171 1,5233

Jawab :

Syarat susunan prisma akromatik : ( - )= ( - ) δ = ( n – 1 ) P,

maka ( - ) =( - )

( 1,6385 – 1,6224 ) = ( 1,6385 – 1,6224 ) P

Jadi, P =

= deviasi rata – rata, =(n–1)P

= - = (1,6272 – 1 ) – (1,5171 – 1)

= 0,6272 . 5 – 0,1571 . 9,25


= 3,1360 – 1,4532 =

Anda mungkin juga menyukai