Antara
Pada hari ini Senin, tanggal Dua Puluh bulan September tahun Dua Ribu Lima Belas (20-09-
2015) di Jakarta, yang bertandatangan di bawah ini:
1. Tuan Anthony Salim, lahir di Kudus, pada tanggal 25 Oktober 1949, Warga Negara
Indonesia, Pekerjaan Karyawan Swasta, bertempat tinggal di Jalan Diponegoro Nomor 30, Rt
005, Rw 003, Kelurahan Cempaka Putih Barat, Kecamatan Cempaka Putih, Kota Jakarta Pusat.
Pemegang Kartu Tanda Penduduk NIK Nomor: 3171012510490001.
- Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Direktur Utama mewakili Direksi dari
dan sebagai demikian untuk dan atas nama perseroan terbatas PT Indofood Sukses Makmur
Tbk. , berkedudukan di Jakarta Pusat, yang anggaran dasarnya dimuat dalam akta pendirian
Nomor 03, tanggal 14 July 1994, yang dibuat dihadapan Bonardo Nasution, Sarjana Hukum,
Notaris di Jakarta Pusat dan telah memperoleh pengesahan badan hukum berdasarkan
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor: C- 24025 HT.01.01 Tahun 1994
pada tanggal 31 September 1994 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia tertanggal 10 Mei 1994 Nomor 89, Tambahan Nomor 599.
- Untuk selanjutnya disebut sebagai pihak importir atau PIHAK PERTAMA.
2. Oleksiy Vadaturskyy, lahir di Odeska, pada tanggal 8 September 1947, Warga Negara
Ukraina, Pekerjaan Karyawan Swasta, bertempat tinggal di Debusce Village, Kiev, Ukraine
- Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku dari dan sebagai General Director
demikian untuk dan atas nama Nibulon Company, berkedudukan di 63 Velyka Morska St.,
54001 Mykolaiv, Ukraina yang anggaran dasarnya dimuat dalam akta pendirian pada tahun
1991, yang dibuat dan didaftarkan ke Kantor United State Register of Legal Entities, Ukraine
dan telah memperoleh pengesahan badan hukum oleh Ministry of Justice of Ukraine
- Untuk selanjutnya di disebut sebagai pihak eksportir atau PIHAK KEDUA.
- Bahwa PIHAK PERTAMA adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dalam
bidang Consumer Branded Products (“CBP”), Holding dari Brand “Bogasari”, Agribusiness, dan
Distribution sebagai Importir Gandum Skala Industri bagi Indofood Group.
- Bahwa PIHAK KEDUA adalah perusahaan privat yang bergerak di bidang Agrikultural
yang memproduksi dan mengekspor Gandum, Barley, dan Jagung.
- PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengadakan kontrak impor
gandum industri dengan jenis Cost, Insurance, and Freight (CIF), untuk Diekspor dari ukraina
dengan Indonesia sebagai negara importir:
PASAL 1 DEFINISI
….
PASAL 2 OBJEK PERJANJIAN (PUTUT)
a. Objek Perjanjian yang dilakukan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
merupakan barang yang sah menurut hukum dan tidak bertentangan dengan peraturan
perudang-undangan, kesusilaan, ketertiban umum, dan hukum internasional.
b. PIHAK PERTAMA membeli atau mengimport gandum industri dari PIHAK KEDUA
dengan spesifikasi sebagai berikut:
b.Mengimport obyek yang sama dengan kuantitas berbeda dalam jangka waktu yang ditentukan
pada pasal 3.
PASAL 15 ASURANSI
15.1 Pihak Kedua harus mengasuransikan barang sebelum terjadi kehilangan atau kerusakan
objek barang selama proses pengiriman sampai pada tujuan pengiriman.
15.2 Pihak Kedua melepas tanggung jawab barang ketika barang sudah sampai dan diterima
oleh Pihak Pertama.
PASAL 18 PENGAWASAN
18.1
PASAL 31 KORESPONDENSI
1. Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau faksimile dengan alamat
tujuan para pihak yang tercantum dalam kontrak ini.
2. Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan berdasarkan kontrak ini harus
dibuat secara tertulis dalam bahasa Inggris, dan dianggap telah diberitahukan jika telah
disampaikan secara langsung kepada Wakil Sah Para Pihak dalam kontrak ini, atau jika
disampaikan memalui surat tercatat dan/atau faksimili ditujukan ke alamat yang tercantum
dalam kontrak ini.
PASAL 36 PEMELIHARAAN
PIHAK KEDUA wajib memelihara, menjaga dan mengirim barang dengan kondisi yang baik.
Apabila kondisi barang tidak sesuai dengan perjanjian, maka PIHAK PERTAMA berhak
meminta ganti rugi barang
1. PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan
dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam perjanjian ini yang disebabkan atau
diakibatkan oleh kejadian di luar kekuasaan PARA PIHAK yang digolongkan sebagai force
majeure.
2. Peristiwa yang dapat digolongkan force majeure antara lain adanya bencana alam
(gempa bumi, taufan, banjir, dan lain-lain), wabah penyakit, perang, peledakan, revolusi, huru
hara, dan kekacauan ekonomi/moneter yang berpengaruh pada perjanjian ini tidak dapat
dilaksanakan serta adanya ketentuan dari pemerintah yang berakibat dapat membatalkan
dan/atau tidak dapat dilaksanakannya perjanjian ini.
3. Apabila terjadi force majeure maka Pihak yang lebih dahulu mengetahui wajib
memberitahukan kepada Pihak lainnya selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender
setelah terjadinya force majeure.
4. Keadaan force majeure sebagaimana dimaksud dalam pasal ini tidak menghapuskan
perjanjian, dan berdasarkan kesiapan kondisi PARA PIHAK dapat melangsungkan kerjasama
sebagaimana mestinya.
PASAL 38 HARDSHIP
1. Bahwa yang dimaksud dengan Hardship yaitu suatu keadaan atau peristiwa fundamental
yang telah mengubah kesempatan kontrak atau untuk mengatasi kesulitan dalam
penerapan isi kontrak termasuk keadaan memaksa, penerapan isi kontrak termasuk
keadaan memaksa dan doktrin kegagalan atau trustation.
2. Konsepsi Hardship adalah ketidakseimbangan kontrak yang tidak terduga dan
mengakibatkan kerugian besar bagi Penyedia dengan taraf besar atau ekstrim sehingga
kerugiannya besar.
3. Hardship terjadi jika nilai pelaksanaan kontrak yang diterima salah satu pihak (decrease
in value of the performance received by on party) menurun.
4. Para Pihak sepakat apabila terjadi hardship atau kesulitan yang terjadi antara Para
Pihak terhadap kewajiban yang telah ditentukan perlu dilakukan renegosiasi.
5. Subjektif Hardship apabila keadaan memaksa terjadi pemenuhan prestasi dapat
menimbulkan kesulitan pelaksanaan kontrak.
6. Para Pihak sepakat apabila aturan hardship membebankan salah satu pihak, pihak lain
yang juga terikat melaksanakan perikatannya dengan tunduk pada ketentuan Hardship.
7. Para Pihak sepakat apabila terjadinya keadaan memaksa tidak dapat diantisipasi oleh
Para Pihak setelah perjanjian itu ditutup.
8. Prestasi harus tetap dilakukan walaupun terdapat kendala dengan berpegang pada
keseimbangan perjanjian
9. Jika negosiasi ulang gagal, maka Para Pihak dapat mengajukan ke pengadilan
sehingga hakim dapat memutuskan akan mengembalikan keseimbangan dalam
perjanjian tersebut atau memutus perjanjian.
10. Negosiasi ulang yang diajukan harus dilakukan sesegera mungkin tergantung pada
keadaan. Pihak yang merasa dirugikan harus memberikan alasan diajukannya
permohonan negosiasi ulang serta memberikan waktu bagi pihak lainnya agar dapat
mempelajari permohonan tersebut dapat diterima atau tidak.
….
PASAL 39 PENGIRIMAN MUATAN DARI
1. Pihak Kedua melakukan pengiriman gandum dengan menggunakan cara FOB (Free On
Board)
2. Pihak Kedua menyerahkan objek perjanjian jual beli di pelabuhan yang disediakan
Pihak Pertama.
3. Pihak Kedua bertanggung jawab atas semua biaya, resiko dan asuransi pengangkutan
barang berupa gandum sampai di pelabuhan negara Pihak Kedua.
4. Pihak Kedua bertanggung jawab dengan menjamin barang tersebut sampai ke Pihak
Kedua tepat pada waktunya.
5. Pihak Kedua mengemas barang (gandum) yang akan dikirim ke Pihak Kedua seaman
mungkin agar terhindar dari kerusakan.
6. Pihak Kedua memberikan garansi kepada Pihak Pertama selama 2 hari setelah barang
diterima.
7. Pihak Kedua melepaskan barang dengan menyerahkan surat yang menyatakan
bahwa setelah barang diterima tidak boleh dikembalikan/melakukan komplain (diluar
waktu garansi).
8. Pihak Pertama melakukan pengecekan barang setelah barang diterima untuk menghindari
adanya kerusakan barang (gandum).
9. Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat barang dikirim pada bulan November atau
Desember.
10. Pihak Kedua mengirimkan barang sebesar 30 ton.
11. Pihak Kedua dilarang memasukkan uang, narkoba, bahan yang mudah meledak dan
barang berbahaya lainnya.
12. Pengiriman barang melalui jasa pengiriman barang yang telah disepakati kedua belah
pihak.
13. Pihak Kedua menyiapkan beberapa anggotanya untuk mendampingi selama
perjalanan sampai ke tujuan.
15. Pihak Pertama mengecek kesesuaian barang (kualitas dan kuantitas) yang diterima.
16. Pihak Kedua mengirimkan barang menuju pelabuhan dengan menggunakan truk
trailer.
17. Pihak Pertama menyediakan transportasi untuk membawa barang dari pelabuhan ke
perusahaan.
18. Pihak Kedua memastikan estimasi waktu berapa hari barang tersebut sampai ke
tujuan.
19. Pihak Kedua memastikan keadaan barang yang akan dikirimkan dalam keadaan baik
sampai tiba di negara tujuan.
….
PASAL 45 PENYELESAIAN SENGKETA
Dalam pelaksanaan Perjanjian kerjasama ini, apabila terjadi permasalahan hingga terjadi
perselisihan mengenai Hak dan kewajiban masing-masing pihak, PARA PIHAK sepakat
menyelesaikan dengan Itikad Baik secara Musyawarah kekeluargaan untuk mufakat. Dalam
proses penyelesaian secara musyawarah tidak menemukan penyelesaian yang baik,
PARAPIHAK sepakat menyelesaikan dengan proses kepolisian serta Hukum di Pengadilan
Negeri Republik Indonesia.
….
PASAL 46 PEMBATALAN PERJANJIAN
46.1 Perjanjian kerjasama ini daoat dibatalkan dengan putusan Pengadilan Internasional
46.2 Perjanjian ini batal apabila terdapat manipulasi data yang ditemukan selama perjanjian ini
berlangsung.
46.3 Manipulasi data sebagaimana dimaksud pada ayat 2 adalah sebagai berikut:
a. Kuantitas objek tidak sesuai
b. Kualitas objek tidak sesuai
46.4 Objek perjanjian telah hilang/terbakar
46.5 Perubahan kebijakan ekspor impor nasional dari PARA PIHAK
46.6 Perjanjian kerjasama ini dibatalkan apabila salah satu dari kedua belah pihak terjerat suatu
kasus hukum yang dapat membahayakan reputasi perusahaan.
PASAL 47 AMANDEMEN
1. Setiap syarat dan ketentuan yang belum dicantumkan dalam perjanjian ini akan dibicarakan,
dinegosiasikan dan ditambahkan berdasarkan kesepakatan bersama antara Para Pihak dalam
bentuk Adendum Perjanjian.
2. Semua Adendum terhadap Perjanjian ini tidak akan berlaku kecuali dilakukan secara tertulis
dan ditandatangani oleh para pejabat yang berwenang dari Para Pihak, dan dianggap sebagai
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan bagian dari Perjanjian in.
PASAL 48 KETENTUAN TAMBAHAN
Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini ditambahkan berdasarkan kesepakatan antara
kedua belah pihak.
….
PASAL 49 PENUTUP
Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak pada hari, tanggal, bulan, dan tahun
sebagaimana tersebut di atas dalam rangkap 2(dua), masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama, 1 (satu) rangkap untuk Pihak Pertama dan 1 (satu) rangkap untuk Pihak
Kedua.
Demikian kontrak ini dibuat dengan sebenarnya, tidak ada paksaan dari pihak manapun juga
untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Between
ARTICLE 1 DEFINITION
….
ARTICLE 2 OBJECT OF THE AGREEMENT
….
ARTICLE 3 DURATION OF THE AGREEMENT
…..
ARTICLE 4 DELIVERY FACILITIES
…..
ARTICLE 5 DELIVERY TIME
….
ARTICLE 6 OBJECT COST
….
ARTICLE 7 PAYMENT TERMS AND METHODS
….
ARTICLE 8 RIGHTS AND OBLIGATIONS OF THE FIRST PARTY
….
ARTICLE 9 RIGHTS AND OBLIGATIONS OF THE SECOND PARTY
….
ARTICLE 10 PERMISSIONS
….
ARTICLE 11 TAXES
….
ARTICLE 12 CUSTOMS DOCUMENTS
….
ARTICLE 13 LOAD
….
ARTICLE 14 DEFAULT AND CONSEQUENCES OF DEFAULT
….
ARTICLE 15 INSURANCE
….
ARTICLE 16 DELIVERY GUARANTEE AND INSTRUCTIONS
….
ARTICLE 17 IMPLEMENTATION STAGE
….
ARTICLE 18 SUPERVISION
….
ARTICLE 19 RISK OF SHIPPING
….
ARTICLE 20 QUALITY ASSURANCE
….
ARTICLE 21 SECURITY OF DELIVERY
….
ARTICLE 22 UNLOADING THE SENDER'S PORT
….
ARTICLE 23 UNLOADING THE RECEIVING PORT
….
ARTICLE 24 MANPOWER
….
ARTICLE 25 OCCUPATIONAL SAFETY
….
ARTICLE 26 WORK EQUIPMENT AND EQUIPMENT
….
ARTICLE 27 INSURANCE
….
ARTICLE 28 TAXATION
….
ARTICLE 29 FINANCE, ACCOUNTING AND AUDIT
….
ARTICLE 30 SANCTIONS AND FINES
….
ARTICLE 31 CORRESPONDENCE
….
ARTICLE 32 CONFIDENTIALITY
….
ARTICLE 33 ENVIRONMENTAL ASPECTS
….
ARTICLE 34 DELIVERY ALTERNATIVES
….
ARTICLE 35 THIRD PARTY OR ALTERNATIVE SUPPLIER
….
ARTICLE 36 MAINTENANCE
….
ARTICLE 37 FORCE MAJEURE
….
ARTICLE 38 HARDSHIP
….
ARTICLE 39 DELIVERY OF LOAD FROM
….
ARTICLE 40 APPLICABLE LANGUAGE
….
ARTICLE 41 LEGAL DOMICILE
….
ARTICLE 42 APPLICABLE CURRENCY
….
ARTICLE 43 CONTRACT TRANSFER AND/OR SUB-CONTRACT
….
ARTICLE 44 PROVISIONAL TERMINATION
….
ARTICLE 45 SETTLEMENT OF DISPUTES
….
ARTICLE 46 A GREEMENT CANCELLATION
….
ARTICLE 47 AMENDMENT
….
ARTICLE 48 ADDITIONAL PROVISIONS
….
ARTICLE 49 CLOSING
….
Thus this contract is made in truth, there is no coercion from any party to use it properly.
Definisi
- Ekspor
- Impor
- Eksportir
- Importir
- Biaya
- Objek perjanjian
- Jangka waktu perjanjian
- Muatan
- Hardship
- Force majeur
-