Anda di halaman 1dari 3

SURAT PERJANJIAN PEMINJAMAN BENDERA PERUSAHAAN

Pada hari ini, 19 Februari 2021 telah disepakati perjanjian pinjaman bendera perusahaan
untuk mengikuti tender pengadaan alat kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian
Kesehatan antara pihak pertama dan pihak kedua yakni:
Nama : Ezar Alkafia
Umur     :
Jabatan     : PT Alkantara Prakarsa Group
Alamat : Menara Kuningan, Lantai 111 HR Rasuna Said Kav. V Karet Kuningan,
Setia Budi, Jakarta Selatan
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA selaku PEMINJAM BENDERA PERUSAHAAN
Nama     : Zidny Akbar
Umur       :
Jabatan : Direksi PT Jagat Omar Nusantara
Alamat      : Nine Walk Blok H Nomor 10 Bintaro Sektor 9, Pondok Pucung, Tanggerang
Selatan
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA selaku PEMBERI PINJAMAN BENDERA
PERUSAHAAN
Pihak Pertama dan Pihak Kedua yang selanjutnya disebut “Para Pihak” setuju dan sepakat
untuk membuat dan menandatangani “Perjanjian Peminjaman Bendera Perusahaan” dengan
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
OBJEK DAN JAMINAN
1) PIHAK PERTAMA secara sah dan benar telah melakukan peminjaman bendera
perusahaan kepada PIHAK KEDUA.
2) PIHAK PERTAMA wajib memberikan barang tidak bergerak berupa tanah sebagai
jaminan untuk melaksanakan kewajibani-kewajiban yang diatur dalam perjanjian ini yang
akan dibebani dengan Hak Tanggungan.

3) PIHAK PERTAMA setuju untuk memberikan hak kepada PIHAK KEDUA untuk
menjual lelang aset yang dijaminkan apabila PIHAK PERTAMA tidak melaksanakan
kewajiban-kewajiban yang diatur dalam perjanjian ini. 
Pasal 2
TATA CARA BAGI HASIL
Apabila PIHAK PERTAMA memenangkan tender pengadaan alat kesehatan yang
diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, maka wajib membagi hasil dari keuntungan
sebesar 2% kepada PIHAK KEDUA dalam tenggat waktu minimal satu bulan dari
pengiriman pembayaran oleh pihak Kementerian Kesehatan.
Pasal 3
SANKSI DAN PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1) PIHAK PERTAMA memberi kuasa kepada PIHAK KEDUA yang tidak dapat dicabut
atau dibatalkan untuk mengambil harta kekayaan berupa benda tidak bergerak milik PIHAK
PERTAMA sebagai sanksi keterlambatan maupun tidak dipenuhinya perjanjian ini.
2) PIHAK KEDUA berhak mengakhiri perjanjian ini, apabila PIHAK PERTAMA tidak
melaksanakan pembayaran keuntungan bagi hasil sebesar 2%.
3) PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab atas kegagalan dan kerugian yang terjadi
dikarenakan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA
Pasal 4
KEADAAN KAHAR
PIHAK KEDUA dibebaskan untuk membayar ganti rugi dalam hal terjadi keadaan kahar.
Keadaan kahar yang dimaksud dalam perjanjian ini adalah suatu keadaan yang terjadi karena
bencana alam, kebakaran, banjir, huru-hara, mogok buruh, pertikaian politik dan peperangan.
Pasal 5
LAIN-LAIN
1) Hal-hal lain yang belum diatur dan/atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini, akan
diatur dalam suatu persetujuan tersendiri yang merupakan satu kesatuaan yang tidak
terpisahkan dari perjanjian ini.
2) Apabila terjadi perselisihan, kedua belah pihak sepakat menyelesaikanya melalui cara
musyawarah dan mufakat. Namun jika tidak tercapai mufakat, Para Pihak sepakat untuk
menyelesaikannya di Pengadilan Negri Jakarta Selatan.

Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di Jakarta Selatan, pada hari dan tanggal
seperti tersebut pada bagian awal perjanjian ini.

Pihak Pertama, Pihak Kedua,


Ezar Alkafia Zidny Akbar

Anda mungkin juga menyukai