OLEH
TRI AYU APRIANA
D1A 010 209
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2014
OLEH
TRI AYU APRIANA
D1A 010 209
Menyetujui,
Mataram,
Agustus 2014
Pembimbing Utama
ABSTRAK
PERJANJIAN PINJAM NAMA PERUSAHAAN DALAM PROYEK
PEMBANGUNAN
TRI AYU APRIANA
D1A 010 209
FAKULTAS HUKUM
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme dan prosedur
pinjam nama perusahaan dan untuk mengetahui perlindungan hukum
terhadap perusahaan dalam perjanjian pinjam nama untuk kegiatan proyek
jika terjadi penyalahgunaan. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian hukum normatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
mekanisme dan prosedur pinjam nama perusahaan dilakukan berdasarkan
kesepakatan para pihak yang melakukannya tanpa ada perjanjian tertulis,
dimana pemilik perusahaan mendapatkan sejumlah uang sebagai imbalan
dari peminjaman perusahaan. Dalam praktik pekerjaan konstruksi tersebut
dikerjakan atas nama dan tanggung jawab dari perusahaan yang dipinjam,
sehingga tanggung jawab atas pekerjaan konstruksi tersebut menjadi
tanggung jawab pemilik perusahaan, dengan demikian tidak ada
perlindungan hukum terhadap perusahaan jika dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi tersebut terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh
peminjam perusahaan.
Kata kunci : Perusahaan, konstruksi
ABSTRACT
CREDIT AGREEMENT IN PROJECT DEVELOPMENT
COMPANY NAME
The purpose of this study is to determine the mechanisms and procedures
of borrowed company name and to know the legal protection of the
company in the borrowed agreement for the name of the project activity in
the event of misuse. The research method used is a normative. The results
of the study as follows: 1. Based on the survey results revealed that the
mechanisms and procedure of borrowed company name do by agreement
of the parties without any written agreement, where the owner of the
company get some money in exchange of borrowing companies. 2. In the
practice of that construction works do on behalf of and responsibility of
the companies that borrowed, thus there is no legal protection for the
company if the execution of the construction works of default made by the
borrower company.
Keywords : company, construction
PENDAHULUAN
Pada umumnya, suatu
diatas.
Namun
dalam
kenyataannya
seringkali
terjadi
metode
PEMBAHASAN
Mekanisme dan Prosedur dalam Pinjam Nama Perusahaan
Walaupun sistem pengadaan barang/jasa pemerintah sudah
ditetapkan dan melalui proses yang panjang dan rumit, namun dalam
praktiknya masih ada praktik-praktik kecurangan yang dilakukan. Seperti
yang muncul dan menjadi pokok permasalahan adalah sebuah perusahaan
penyedia barang/ jasa atau perorangan meminjam nama perusahaan lain
untuk mengikuti pelaksanaan pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah.
Perusahaan yang ditunjuk sebagai pemenang pada proses pengadaan
barang/jasa tidak mengerjakan proyek pembangunan tersebut, pelaksanaan
pekerjaan dilakukan oleh perusahaan atau pihak yang telah meminjam nama
perusahaan tersebut. Perusahaan yang tercatat namanya sebagai penyedia
jasa tadi hanya meminjamkan nama atau bendera perusahaannya saja kepada
perusahaan atau pihak lain.
Dalam
pembahasan
ini
penulis
akan
menguraikan
atau
perjanjian harus jelas apa yang menjadi obyeknya sehingga perjanjian dapat
dilaksanakan dengan baik. 4) Suatu sebab yang halal.Yaitu isi dan tujuan
suatu perjanjian haruslah berdasarkan hal-hal yang tidak bertentangan
dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban.
Syarat nomor 1 dan 2 disebut dengan syarat subyektif karena
mengenai subyek yang mengadakan perjanjian. Jika syarat subyektif tidak
terpenuhi maka perjanjian itu dapat dibatalkan. Sedangkan syarat nomor 3
dan 4 disebut syarat obyektif karena mengenai obyek dari suatu perjanjian.
Jika syarat obyektif tidak terpenuhi, maka perjanjian itu akan batal demi
hukum. Artinya sejak semula tidak pernah dilahirkan suatu perjanjian dan
tidak pernah ada suatu perikatan.
Selain merupakan perjanjian tidak tertulis, perjanjian pinjam nama
juga tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian sebagaimana yang telah
tercantum dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Obyek dalam perjanjian pinjam
nama perusahaan adalah nama atau bendera dari perusahaan bersangkutan.
Sedangkan dalam syarat sahnya perjanjian, yang dapat dijadikan sebagai
obyek pada perjanjian adalah barang atau benda, baik yang telah ada
maupun yang akan ada. Sehingga dapat dikatakan bahwa perjanjian pinjam
nama tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian.
Dalam Pasal 17 Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi dikatakan bahwa pengikatan dalam hubungan kerja jasa
konstruksi dilakukan berdasarkan prinsip persaingan yang sehat melalui
pemilihan penyedia jasa dengan cara pelelangan umum atau terbatas.
Arie Siswanto, Persaingan Usaha Tidak Sehat, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002, hlm. 78
bangunan dan atau peralatan yang tidak sesuai dengan kontrak kerja
konstruksi yang merugikan pengguna jasa dan atau masyarakat; (5)
Pengguna jasa dan atau penyedia jasa dan atau pemasok yang melakukan
persekongkolan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3),
dan ayat (4) dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Selanjutnya dalam Pasal 87 ayat (3) Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah jo. Peraturan
Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dikatakan bahwa penyedia barang/jasa dilarang mengalihkan pelaksanaan
pekerjaan utama berdasarkan kontrak dengan melakukan subkontrak kepada
pihak lain, kecuali sebagian pekerjaan utama kepada penyedia barang/jasa
spesialis. Dalam peraturan-peraturan ini tidak diatur mengenai larangan
peminjaman nama perusahaan, begitu juga dengan perlindungan hukum
terhadap penyedia jasa (perusahaan) yang melakukan peminjaman nama
perusahaan jika terjadi penyalahgunaan atau wanprestasi oleh pihak
penyedia jasa peminjam nama perusahaan.
Penyedia jasa konstruksi yang tidak masuk dalam kualifikasi dan
kompetensi namun berminat untuk mengikuti lelang pengadaan barang dan
jasa tersebut tentunya akan berupaya agar tetap dapat mengikuti lelang yang
dimaksud. Salah satu caranya adalah dengan meminjam nama perusahaan
lain yang masuk kualifikasi untuk mengikuti lelang tersebut dan apabila
perusahaan yang dipinjam namanya tersebut menang dalam lelang maka
oleh
penyedia
jasa
(perusahaan)
pemenang
lelang
dan
PENUTUP
Kesimpulan
Perjanjian pinjam nama perusahaan adalah merupakan kesepakatan
para pihak yang dilakukan secara tidak tertulis antara pemilik perusahaan
dengan
pihak
yang
meminjam
nama
perusahaan
tersebut
untuk
peminjam dapat
DAFTAR PUSTAKA
1.
Uugie,
2011,
Persekutuan
Komanditer,
http://www.artikelhukum.com, Diakses tgl 31 maret 2014.
2.
Paraturan Perundang-Undangan
Indonesia, Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi. LN
No. 54 Tahun 2000 TLN No. 3833
Indonesia,