Anda di halaman 1dari 8

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

No. :
Pada hari ini, . Tanggal bulan tahun . ( . - .. - ), kami yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama Jabatan Nama Perusahaan Alamat : : : :

Yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ., dan selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA. 2. Nama Jabatan Nama Perusahaan Alamat : : : :

Yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ., dan selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak dengan ini menyatakan telah setuju dan sepakat untuk mengikat diri dalam suatu perjanjian pemborongan pelaksanaan pekerjaan, dengan ketentuan ketentuan dan syarat syarat sebagaimana tercantum dalam pasal pasal tersebut dibawah ini.

PASAL 1 TUGAS PEKERJAAN Pihak Pertama memberikan tugas kepada Pihak Kedua, dan Pihak Kedua menerima tugas tersebut yaitu : untuk melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Hutan Wisata Waterboom, sesuai dengan pasal pasal dalam surat perjanjian ini. Pihak Kedua wajib membuat Struktur organisasi, Jadwal kerja (Schedulle) dan shop drawing yang disetujui oleh Pihak Pertama dan berjanji untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut sampai selesai sesuai spesifikasi. PASAL 2 DASAR DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN 1. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh Pihak kedua sesuai dengan petunjuk petunjuk lisan / tertulis dari Pihak Pertama menurut dasar dasar pekerjaan sebagai berikut : 1.1.1. Spesifikasi 1.1.2. Gambar Pelaksanaan 1.1.3. Bill of quantity

2.

Dasar Pelasanaan pada pasal 2.1 merupakan bagian yang tidak terpisahkan satu sama lain dan mengikat serta merupakan kesatuan perjanjian ini.

PASAL 3 PENGAWAS PEKERJAAN 1. Untuk melakukan pengendalian pekerjaan dan tindakan pengoreksian, Pihak Pertama menunjuk petugas lapangan sebagai pengawas pekerjaan yang bertindak untuk dan atas nama Pihak Pertama, dan akan diberitahukan secara tertulis kepada Pihak Kedua. Apabila petugas yang ditunjuk dalam ayat 1 pasal ini berhalangan atau tidak dapat menjalankan kewajibannya, maka Pihak Pertama akan menunjuk penggantinya secara tertulis dan disampaikan kepada Pihak Kedua. Untuk kelancaran pengamanan pekerjaan oleh Pihak Pertama, maka pelaksanaan pekerjaan sehari hari oleh Pihak Kedua dapat diwakili kepada seseorang dan atau beberapa orang yang berpengalaman dalam bidangnya yang mengetahui syarat syarat dan dasar dasar pelaksanaan yang ditetapkan dalam perjanjian ini.

2.

3.

PASAL 4 TENAGA KERJA DAN UPAH 1. Agar pekerjaan berjalan seperti yang ditetapkan, Pihak Kedua menyediakan tenaga kerja yang cukup jumlah, keahlian dan keterampilannya. Ongkos ongkos dan upah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut ditanggung oleh Pihak Kedua. Pihak Kedua bertanggung jawab / wajib menyediakan sarana dan alat perlengkapan untuk menjaga keselamatan para tenaga kerjanya, guna menghindarkan bahaya yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

2. 3.

PASAL 5 MENGALIHAKAN PEKERJAAN 1. Apabila suatu bagian pekerjaan diserahkan kepada sub kontraktor, maka penyerahan pekerjaan tersebut harus dengan izin tertulis dari Pihak Pertama, dan hubungan antara Pihak Kedua dengan Sub kontraktor menjadi tanggung jawab Pihak Kedua. Pihak Kedua bertanggung jawab penuh atas pekerjaan dari Sub kontraktor dan segala sesuatu yang menyangkut hubungan antara Pihak Kedua dengan Sub kontraktor.

2.

PASAL 6 PEMERIKSAAN UNTUK PEMATOKAN, PENGUKURAN, DAN PEMERIKSAAN ATAS PEKERJAAN 1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Pihak Kedua wajib mempelajari dokumen kontrak yang diberikan dan memeriksa semua ukuran ukuran, Bilamana terdapat kesalahan kesalahan atau perbedaan ataupun hal hal lain yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, maka Pihak Kedua harus melaporkan hal hal tersebut kepada pengawas pekerjaan dalam bentuk tertulis. Pihak Kedua wajib menyediakan waktu, peralatan yang cukup untuk pekerjaan pematokan dan pengukuran pengukuran, Pihak Kedua tidak dibenarkan memulai pekerjaan lanjutannya, sebelum titik titik ketinggian kerja serta pengukurannya diperiksa dan disahkan secara tertulis oleh Pengawas pekerjaan. Pihak Kedua harus memelihara semua titik titik ketinggian kerja, titik titik referensi yang dipasang, yang telah disetujui selama pelaksanaan pekerjaan.

2.

3.

4.

Pihak Pertama maupun Pengawas pekerjaan harus setiap saat mendapat akses atas pekerjaan pekerjaan dimana saja, baik pekerjaan tersebut dalam keadaan persiapan maupun dalam keadaan pelaksanaan. Bilamana spesifikasi teknis, petunjuk petunjuk Pengawas pekerjaan ataupun persyaratan dari instansi yang berwenang meminta pekerjaan pekerjaan untuk secara khusus diuji untuk disetujui, maka Pihak kedua wajib memberikan kepada pengawas pekerjaan waktu dan kesempatan yang tepat untuk pekerjaan tersebut.

PASAL 7 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN 1. Jangka waktu untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana tersebut pada pasal 1 perjanjian ini, terhitung sejak tanggal . Sampai dengan tanggal Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat diubah oleh Pihak kedua, kecuali adanya keadaan memaksa seperti diatur dalam pasal 8 perjanjian ini. Apabila ada perintah penambahan pekerjaan sesuai dengan pasal 15 (lima belas) dari perjanjian ini, maka waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 akan dibicarakan bersama antara Kedua Pihak untuk diputuskan.

2.

PASAL 8 KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE) 1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa adalah peristiwa peristiwa seperti berikut : 1.1. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor dan banir) 1.2. Kebakaran 1.3. Perang, huru hara, pemberontakan, pemogokan dan epidemic. Yang masing masing mempunyai akibat langsung sehingga tertunda penyelesaian pekerjaan ini.

2.

Apabila terjadi keadaan memaksa Pihak Kedua harus memberitahukan secara tertulis kepada Pihak Pertama selambat lambatnya 7 (tujuh) hari sejak terjadinya keadaan memaksa disertai bukti bukti yang sah, demikian juga pada waktu keadaan memaksa berakhir. PASAL 9 MASA PEMELIHARAAN

1.

Masa pemeliharaan atas hasil pekerjaan ditetapkan selama .. ( ) bulan terhitung sejak tanggal pekerjaan selesai dan diterima oleh Pihak Pertama dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam berita acara serah terima pertama. Selama masa pemeliharaan Pihak Kedua berkewajiban segera melaksanakan perbaikan perbaikan dan mengerjakan kekurangan kekurangan berdasarkan perintah tertulis dari Pihak Pertama selambat lambatnya dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak diterimanya perintah / instruksi dari Pihak Pertama atau Pengawas pekerjaan. Bila tidak maka Pihak Pertama berhak menunjuk Pihak Ketiga untuk memperbaiki dengan biaya Pihak Kedua. Semua biaya perbaikan yang dikeluarkan dalam masa pemeliharaan ditanggung oleh Pihak Kedua. Pada akhir masa pemeliharaan Pihak Kedua wajib menyerahkan pekerjaan kepada Pihak Pertama dengan membuat berita acara serah terima kedua yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak, Pihak Pertama berhak menolak menandatangani berita acara tersebut apabila Pihak Kedua belum memenuhi seluruh kewajibannya sebagaimana diatur dalam ayat 2 dan 3 pasal ini.

2.

3. 4.

PASAL 10 HARGA BORONGAN 1. Jumlah harga pemborongan pekerjaan tersebut dalam pasal 1 Surat perjanjian ini adalah sebesar Rp. 134.000.000.000,- ( Seratus Tiga Puluh Empat Milyard Rupiah ) sudah termasuk PPN 10%, dan merupakan jumlah berdasarkan estimasi volume yang telah disetujui menurut gambar dan spesifikasi yang telah diberikan. Dalama jumlah harga borongan tersebut diatas sudah termasuk segala pengeluaran Pihak Kedua beserta segala macam pajak pajak dan biaya biaya lainnya yang harus dibayarkan oleh Pihak Kedua sesuai dengan ketentuan ketentuan yang berlaku. Harga kontrak adalah bersifat Lump Sum Fixed Price sesuai dengan dasar dasar pelaksanaan, ketentuan kualitas dan gambar yang diberikan.

2.

3.

PASAL 11 CARA PEMBAYARAN 1. Pembayaran harga borongan tersebut dalam pasal 9 diatas dilakukan berangsur angsur ( termin) sesuai hasil kemajuan pekerjaan dilapangan dengan rincian sebagai berikut :

2.

Retensi sebesar 5% dari total kontrak atau sebesar Rp. .., - setelah 6 (enam) bulan pekerjaan diserahterimakan, disertai Berita Acara Serah Terima Kedua / Final pada waktu selesainya masa pemeliharaan. Pembayaran dari Pihak Pertama terhadap point 1.1 s/d point 2 diatas harus sudah dapat diterima atau dicairkan oleh Pihak Kedua paling lambar 14 (empat belas) hari setelah Pihak Pertama menerima dengan lengkap dan benar pengajuan administrasi termin sesuai peraturan yang berlaku.

3.

PASAL 12 KENAIKAN HARGA 1. Bilamana terjadi kenaikan harga yang disebabkan oleh Gejolak Moneter Nasional maka harga satuan material disesuaikan.

PASAL 13 PEKERJAAN TAMBAH KURANG 1. Penyimpangan penyimpangan dan atau perubahan perubahan yang merupakan penambahan dan atau pengurangan pekerjaan hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis dari Pihak Pertama dengan menyebutkan jenis pekerjaan secara jelas. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga satuan yang tetap dan pasti yang telah disetujui oleh kedua belah pihak, dan untuk pekerjaan tersebut akan dibuatkan Amandemen Surat Perjanjian ini.

2.

PASAL 14 LAPORAN 1. Pihak Kedua membuat laporan berkala tiap minggu dan bulanan baik mengenai pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan maupun pelaksanaan pekerjaan oleh Sub Kontraktor dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam pasal 1 Perjanjian ini. Pihak Kedua wajib membuat catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan jika diminta oleh Pihak Pertama untuk keperluan pemeriksaan sewaktu waktu dan diserahkan oleh Pihak Kedua. Pihak Kedua menyerahkan kepada Pihak Pertama 1 (satu) set gambar yang sudah terlaksana berupa Shop Drawing sebagai data data untuk As Built Drawing.

2.

3.

PASAL 15 SANKSI DAN DENDA 1. Jika Pihak Kedua tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pemborongan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang tercantum dalam pasal 7 Perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan Pihak

Kedua wajib membayar Denda keterlambatan sebesar 0.1% (nol koma satu persen ) dari harga borongan sampai sebanyak banyaknya 5% dari harga borongan, dan sebaliknya Pihak Kedua berhak mengklaim jika Pembayaran Pihak Pertama telat dari yang disepakati. 2. Denda denda tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, akan diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.

PASAL 16 PENYELESAIAN PERSELISIHAN 1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka akan diselesaikan oleh suatu Panitia Pendamai yang berfungsi sebagai juri atau wasit, dibentuk dan diangkat kedua belah pihak yang terdiri dari : 2.1 Seorang wakil dari Pihak Pertama sebagai anggota 2.2 Seorang wakil dari Pihak Kedua sebagai anggota dan, 2.3 Seorang Pihak Ketiga yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah pihak. Keputusan Panitia Pendamai ini mengikat kedua belah pihak dan biaya penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul bersama. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh salah satu pihak, maka perselisihan akan diteruskan melalui pengadilan.

2.

3.

4.

PASAL 17 PEMUTUSAN PERJANJIAN 1. Pihak Pertama berhak memutuskan perjanjian secara sepihak apabila telah melakukan peringatan / teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut turut dalam hal Pihak kedua : 1.1. Dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal surat perjanjian ini ditandatangani, Pihak Kedua belum mulai melaksanakan pekerjaan pemborongan sebagaimana diatur dalam pasal 1 surat perjanjian ini. 1.2. Dalam tiga puluh hari berturut turut tidak melanjutkan pekerjaan pemborongan yang telah dimulainya. 1.3. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian pekerjaan. 1.4. Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan Pihak Pertama, sehubungan dengan pekerjaan pemborngan ini. 1.5. Melaksakan pekerjaan pemborongan tidak sesuai dengan jadwal waktu (time schedule) yang dibuat oleh Pihak Kedua dan telah disetujui oleh Pihak Pertama dan atau Pengawas Pekerjaan. 1.6. Tidak melaksanakan dan menolak memperbaiki pekerjaan yang rusak, cacat, dan pekerjaan yang ditolak. 1.7. Melakukan Pelanggaran ketentuan pasal 5 ayat 1 Surat Perjanjian ini.

1.8. Terus menerus meremehkan ketentuan ketentuan, petunjuk, perintah yang berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan oleh Pengawas pekerjaan. 1.9. Tidak dapat menjalankan persyaratan yang ada dalam Surat Perjanjian ini. 1.10. Telah dikenakan denda keterlambatan sebesar 5% dari harga borongan. 1.11. Telah dinyatakan bangkrut atau pailit oleh pengadilan. 2. Jika terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak oleh Pihak Pertama sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, Pihak Pertama dapat menunjuk Pihak lain atas kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri untuk mengambil alih pekerjaan dari Pihak Kedua dan melanjutkan pekerjaan tersebut. Pihak Kedua harus menyerahkan kepada Pihak Pertama segala arsip, gambar gambar, perhitungan perhitungan dan keterangan keterangn lainnya yang berhubungan dengan Surat Perjanjian ini. Dalam hal terjadi perjanjian sebagaimana tertulis dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, Pihak Pertama secara sepihak berhak memperhitungkan semua kewajiban yang harus dibayarkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan terhadap prestasi yang diselesaikan oleh Pihak Kedua, beserta penggantian penggantian kerugian akibat keterlambatan yang terjadi.

3.

PASAL 18 BEA MATERAI DAN PAJAK Bea Materai dari Surat Perjanjian ini serta pajak pajak lainnya dibebankan kepada Pihak Kedua dilunasi sesuai dengan ketentuan perundang undangan yang berlaku.

PASAL 19 TEMPAT DAN KEDUDUKAN Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan Perjanjian ini kedua belah pihak telah memilih tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan sah dikantor Panitera Pengadilan Negeri.

PASAL 20 LAIN - LAIN Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan erubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam ketentuan ketentuan tersendiri mengenai perubahan isi perjanjian (Amandemen kontrak) dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.

PASAL 21 PENUTUP 1. Surat Perjanjian ini aslinya dibuat dalam 2 (dua) rangkap, untuk Pihak Pertama dan Pihak Kedua masing masing sama isinya, serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh pihak pihak, sedangkan pihak pihak yang berkepentingan serta ada hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan ini dapat diberikan turunannya.

2.

Demikian Surat Perjanjian ini dibuat dengan itikad baik oleh kedua belah pihak dan akan dilaksanakan dengan sebaik baiknya.

PIHAK PERTAMA PT. .

PIHAK KEDUA PT.

..

..

Anda mungkin juga menyukai