Anda di halaman 1dari 9

Lex Administratum, Vol. IV/No.

1/Jan/2016

PENANAMAN MODAL ASING DI BIDANG Indonesia;Berkedudukan di wilayah negara


PERTAMBANGAN (MIGAS) MENURUT HUKUM Republik Indonesia.Dengan adanya Undang-
NASIONAL1 Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Oleh : Bobby Keril Mokalu2 Modal, negara telah membuka pintu bagi para
investor, khususnya investor asing untuk
ABSTRAK melakukan usaha di Indonesia, salah satunya di
Penanaman modal asing menjadi bagian dari bidang pertambangan (MIGAS). Minyak dan gas
penyelenggaraan perekonomian nasional dan adalah sektor usaha yang sifatnya Internasional
ditempatkan sebagai upaya untuk business, di mana akan saling terkait dengan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, kepentingan-kepentingan pihak luar yang akan
menciptakan lapangan kerja, mendorong sangat menentukan jalannya industri ini.Di
pembangunan ekonomi Indonesia. Tujuan Indonesia, industri minyak dan gas pada saat ini
penyelenggaraan penanaman modal asing telah diatur dengan Undang-Undang Nomor 22
hanya dapat tercapai bila faktor penunjang Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
yang menghambat iklim penanaman modal Bumi.Pengelolaan Migas sejak berlakunya
asing dapat di atasi, antara lain melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang
perbaikan koordinasi antara instansi Minyak dan Gas Bumi menggunakan sistem
pemerintah dengan investor, kepastian hukum Kontrak Kerja Sama (KKS). Ini merupakan suatu
di bidang penanaman modal asing, biaya bentuk terbuka (open system) yang dianut sejak
ekonomi yang berdaya saing tinggi, iklim usaha kuasa pertambangan diserahkan kepada
yang kondusif di bidang ketenagakerjaan dan pemerintah dalam hal ini ESDM.
keamanan berusaha. Berdasarkan paparan di
atas, maka yang menjadi permasalahan dalam A. PENDAHULUAN
karya tulis ini yakni:Apakah bentuk kerjasama Penanaman modal asing menjadi bagian dari
dengan penanaman modal asing di bidang penyelenggaraan perekonomian nasional dan
pertambangan (MIGAS) saat ini bermanfaat ditempatkan sebagai upaya untuk
bagi perekonomian Nasional? Serta bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,
pengaturan/regulasi penanaman modal asing menciptakan lapangan kerja, mendorong
dalam lingkup pertambangan (MIGAS) menurut pembangunan ekonomi Indonesia. Tujuan
Hukum Nasional. Penelitian ini menggunakan penyelenggaraan penanaman modal asing
metode kepustakaan, yakni suatu metode yang hanya dapat tercapai bila faktor penunjang
digunakan dengan cara mempelajari dan yang menghambat iklim penanaman modal
mengkaji bahan-bahan pustaka baik dari buku asing dapat di atasi, antara lain melalui
literatur, Perundangan-undangan, perbaikan koordinasi antara instansi
yurisprudensi, yang penulis jadikan landasan pemerintah dengan investor, kepastian hukum
teori, maupun bahan-bahan tertulis lainnya di di bidang penanaman modal asing, biaya
dalam majalah maupun surat kabar kemudian ekonomi yang berdaya saing tinggi, iklim usaha
diambil sebagai sumber data primer. Hasil yang kondusif di bidang ketenagakerjaan dan
penelitian menunjukkan bahwa dalam Pasal 5 keamanan berusaha.3
ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967
tentang Penanaman Modal telah ditentukan tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang
secara jelas tentang bentuk hukum perusahaan telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
penanaman modal asing. Penanaman modal 11 Tahun 1970 dan Undang-Undang Nomor 6
asing wajib dalam bentuk Perseroan Terbatas Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam
(PT). Unsur yang melekat dalam ketentuan ini Negeri (PMDN) yang telah diubah dengan
meliputi:Bentuk hukum dari perusahaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1970, pada
penanaman modal asing adalah Perseroan awalnya merupakan dasar hukum bagi kegiatan
Terbatas (PT);Didasarkan pada hukum penanaman modal di Indonesia. Sejak
diundangkannya kedua undang-undang
1
Artikel Skripsi.
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Rahayu Hartini, Mengkritisi Undang-Undang Penanaman
080711357 Modal, Published Oktober 5, 2009, Artikel Bagian 1.

52
Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

tersebut, kegiatan penanaman modal baik PEMBAHASAN


modal asing maupun dalam negeri telah A. Kerjasama Penanaman Modal Asing Di
berkembang dan memberikan kontribusi dalam Bidang Pertambangan Minyak dan Gas
mendukung pencapaian sasaran pembangunan (Migas) Di Indonesia
ekonomi nasional, namun untuk mempercepat Dalam Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang
perkembangan ekonomi nasional diperlukan Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
mengganti kedua undang-undang tersebut. Modal telah ditentukan secara jelas tentang
Pada prinsipnya undang-undang ini bentuk hukum perusahaan penanaman modal
mengatur secara komprehensif berbagai hal asing. Penanaman modal asing wajib dalam
mengenai kegiatan penanaman modal secara bentuk Perseroan Terbatas (PT). Secara
langsung di Indonesia untuk menetapkan iklim lengkap, bunyi Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang
investasi yang kondusif tetapi tetap Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
mengedepankan kepentingan nasional. Dasar modal:
pemikiran undang-undang penanaman modal “Penanaman modal asing wajib dalam
ini adalah bahwa investasi merupakan bentuk perseroan terbatas berdasarkan
instrumen penting pembangunan nasional dan Hukum Indonesia dan berkedudukan di
diharapkan dapat menciptakan kepastian wilayah negara Republik Indonesia, kecuali
hukum bagi penanam modal dalam dan luar ditentukan lain oleh Undang-Undang .”5
negeri untuk meningkatkan Unsur yang melekat dalam ketentuan ini
komitmennyaberinvestasi di Indonesia.4 meliputi:
Undang-Undang No. 25 tahun 2007 secara 1. Bentuk hukum dari perusahaan
prinsip tujuannya adalah bagaimana caranya penanaman modal asing adalah Perseroan
investor dapat tertarik untuk menanamkan Terbatas (PT);
modalnya di Indonesia, secara individual 2. Didasarkan pada hukum Indonesia;
ataupun secara badan hukum. 3. Berkedudukan di wilayah negara Republik
Indonesia.
B. Perumusan Masalah
a. Apakah bentuk kerjasama dengan Penanaman modal asing di Indonesia dapat
penanaman modal asing di bidang dilakukan oleh pihak asing/perorangan atau
pertambangan (MIGAS) saat ini bermanfaat badan hukum ke dalam suatu perusahaan yang
bagi perekonomian Nasional? seratus persen diusahakan oleh pihak asing
b. Bagaimana pengaturan/regulasi atau dengan menggabungkan modal asing itu
penanaman modal asing dalam lingkup dengan modal nasional.6
pertambangan (MIGAS) menurut Hukum
Nasional? i. Joint Venture
Joint venture merupakan kerjasama antara
C. Metode Penulisan pemilik modal asing dengan pemilik modal
Dalam penulisan ini menggunakan metode nasional semata-mata berdasarkan suatu
kepustakaan (Library Research), yakni suatu perjanjian belaka (contractual). Misalnya
metode yang digunakan dengan cara bentuk kerjasama antara Van Sickle Associates
mempelajari dan mengkaji bahan-bahan Inc, (suatu badan hukum yang berkedudukan di
pustaka baik dari buku literatur, Perundangan- Delaware, Amerika Serikat) dengan PT
undangan, yurisprudensi, yang penulis jadikan Kalimantan Plywood Factory (suatu badan
landasan teori, maupun bahan-bahan tertulis hukum Indonesia) untuk bersama-sama
lainnya di dalam majalah maupun surat kabar mengolah kayu di Kalimantan Selatan.7
kemudian diambil sebagai sumber data primer. Dalam masalah joint venture ada kendala
dalam memperoleh know-how yang disebabkan
karena pengusaha Indonesia sendiri terlalu

5
Budi Sutrisno, op. cit., hlm. 147.
6
Budi Sutrisno, ibid., hlm. 164.
4 7
Ibid., hlm. 2 Ibid.

53
Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

status oriented yang tidak terlalu mengerjakan demokrasi ekonomi sama dengan tidak adanya
atau memikirkan apa-apa kecuali membubuhi kesenjangan ekonomi atau terwujudnya
tanda tangannya daripada menjadi managing keadilan ekonomi dalam masyarakat.
director dan yang kedua adalah pihak asing Mohammad Hatta menyebut rumusan Pasal 33
tidak rela melepaskan segala rahasia Undang-Undang Dasar 1945 sebagai ekonomi
perusahaannya, juga tidak pada partnernya terpimpin, pemikiran utama dalam pasal ini
sehingga managing director selalu ada ditangan agar tercipta suatu kemandirian ekonomi
pihak asing.8 nasional, di mana salah satu caranya yaitu
cabang-cabang produksi utama harus dikuasai
ii. Joint Enterprise oleh negara serta memberikan tempat yang
Joint enterprise merupakan suatu kerjasama layak dan kuat bagi koperasi sebagai penggerak
antara penanaman modal asing dengan ekonomi nasional, yakni ekonomi yang
penanaman modal dalam negeri dengan digerakkan oleh sebagian besar rakyat
membentuk suatu perusahaan atau badan Indonesia.
hukum baru sesuai dengan yang diisyaratkan Pada prinsipnya Undang-Undang
dalam Pasal 3 Undang-Undang PMA. Penanaman Modal (UUPM) adalah untuk
JointEnterprise merupakan suatu perusahaan mengatur secara komprehensif berbagai hal
terbatas, yang modalnya terdiri dari modal mengenai kegiatan penanaman modal langsung
dalam nilai rupiah maupun dengan modal yang di Indonesia untuk menetapkan iklim investasi
dinyatakan dalam valuta asing.9 yang kondusif tetapi tetap mengedepankan
kepentingan nasional. Investasi merupakan
iii. Kontrak Karya instrumen penting pembangunan nasional dan
Pengertian kontrak karya (contract of work) diharapkan dapat menciptakan kepastian
sebagai suatu bentuk usaha kerjasama antara berusaha bagi penanam modal dalam dan luar
penanaman modal asing dengan modal negeri untuk meningkatkan
nasional terjadi apabila penanam modal asing komitmennyaberinvestasi di Indonesia. Akan
membentuk badan hukum Indonesia dan badan tetapi mengapa UUPM, khususnya PMDN tidak
hukum ini mengadakan perjanjian kerja sama memberikan dukungan kearah politik ekonomi
dengan suatu badan hukum yang Indonesia sebagaimana diatur dalam Pasal 33
mempergunakan modal nasional. Bentuk Undang-Undang Dasar 1945. 11
kerjasama kontrak karya ini hanya terdapat Di tengah gencarnya promosi pemerintah
dalam perjanjian kerja sama antara badan Indonesia kepada investor asing untuk
Hukum milik negara (BUMN) seperti; Kontrak menanamkan modalnya di Indonesia, Hukum
karya antara PN. Pertamina dengan PT. Caltex penanaman modal asing di Indonesia masih
International Petroleum yang berkedudukan di diliputi oleh perdebatan krusial terkait arah
Amerika Serikat.10 kebijakan penanaman modal asing sebagai
Prinsip demokrasi ekonomi diterjemahkan bagian dari kebijakan perekonomian nasional.
dari Pasal 33 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang
1945 yang berbunyi “Perekonomian disusun Penanaman Modal Asing yang telah diganti
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
kekeluargaan”. Pemakaian asas kekeluargaan tentang Penanaman Modal dinilai oleh berbagai
sebagai bentuk demokrasi ekonomi Indonesia golongan sebagai produk hukum yang sangat
yang tidak berdasarkan atas individualisme, kental dengan nuansa kapitalisme dan
tetapi untuk mencapai kemakmuran bersama liberalisme yang tidak sejalan dengan hukum
dan sebagai penegasan kedaulatan ekonomi dasar perekonomian nasional. Tidak sedikit pula
bangsa Indonesia. Dapat juga dikatakan, yang berpandanganekstrim bahwa hukum
penanaman modal asing di Indonesia dewasa
8 ini semakin membuka ruang imperialisme
Sunarjati Hartono, Masalah-Masalah Dalam Joint
Venture antara Modal Asing dan Modal Indonesia, ekonomi modern.12 Dengan disahkannya
Bandung: Alumni, 1974, hlm. 14-15.
9
AminuddinIlmar, op. cit., hlm. 102.
10 82
Ibid., hlm. 103-104. NurfaqihIrfani, op. cit., hlm. 14

54
Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang dalamnya dikuasai oleh negara dan
Penanaman Modal Asing yang terdiri atas 14 dipergunakan untuk sebesar-besar
bab dan 40 Pasal. Secara garis besar kemakmuran rakyat”. Jadi secara
pengesahan peraturan ini memberikan konstitusional, sama sekali tidak beralasan
keistimewaan tersendiri pada para investor untuk menjadikan UUPM sebagai instrumen
dalam segala hal, khususnya bagi investor asing. untuk mensejahterakan rakyat bahkan
Hal ini disebabkan peraturan baru ini sebaliknya, UUPM dapat menyebabkan
dimaksudkan untuk memberikan kepastian semakin tergantungnya bangsa Indonesia
hukum, transparansi, tidak membeda-bedakan kepada kekuatan perekonomian asing.15
setiap investor, memberikan kepastian yang Persepsi pemerintah bahwa penanaman
sama kepada para investor dalam dan luar modal asing mampu menyerap banyak tenaga
negeri.13 UUPM mengundang banyak kritik dari kerja Indonesia nampaknya perlu ditinjau ulang
berbagai elemen masyarakat, karena pasal lagi. Telah kita ketahui bersama bahwa
demi pasal dalam undang-undang tersebut, investasi asing di Indonesia cenderung terpusat
dianggap lebih berpihak pada penanam modal pada pertambangan yang membutuhkan sedikit
asing. tenaga kerja. Karena itu, secara otomatis
Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 optimalisasi penyerapan tenaga kerja yang
memberikan gambaran bahwa negara sendiri semula diharapkan tidak mampu terwujud.
boleh ikut campur berperan dalam Dengan adanya Undang-Undang No. 25
pembangunan perekonomian, adalah jelas Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, negara
koreksi atas struktur perekonomian di atas. Jika telah membuka pintu bagi para investor,
dilihat dari sisi historis tersebut, bahwa khususnya investor asing untuk melakukan
Undang-Undang Penanaman Modal No. 25 usaha di Indonesia, salah satunya di bidang
tahun 2007 seperti sengaja ingin meniadakan pertambangan (MIGAS). Minyak dan gas adalah
hak negara untuk mengoreksi struktur sektor usaha yang sifatnya Internasional
perekonomian yang berwatak kolonial business, di mana akan saling terkait dengan
tersebut.14 Setiap aturan perundangan- kepentingan-kepentingan pihak luar yang akan
undangan yang mengatur mengenai sangat menentukan jalannya industri ini.16
perekonomian nasional harus berlandaskan Di Indonesia, industri minyak dan gas pada
pada jiwa dan semangat Pasal 33 Undang- saat ini telah diatur dengan Undang-Undang
Undang Dasar 1945 serta harus sesuai dengan Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
sistem ekonomi nasional yang dianut Undang- Bumi ini mencabut tiga peraturan
Undang Dasar 1945, yakni demokrasi ekonomi Perundangan-Undangan yang mengenai
dengan konsep ekonomi kerakyatan. Setiap industri minyak dan gas industri, antara lain:
aturan perundangan-undangan yang 1) Peraturan Pemerintah Pengganti
menyimpang dengan konsep jiwa dan Undang-Undang No. 44 Tahun 1960
semangat ini, maka berarti undang-undang Tahun 1960 tentang pertambangan
tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (LN No. 133 Tahun
Dasar 1945. 1960, TLN No. 2070).
Undang-undang yang tidak didasarkan pada 2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1962
tanggung jawab negara serta tidak didasarkan tentang Peraturan Pemerintah Pengganti
pada kebutuhan rakyat, secara vulgar telah Undang-Undang No. 2 Tahun 1962
melawan konstitusi. UUPM merupakan upaya tentang kewajiban Perusahaan Minyak
negara untuk berpaling dari kewajiban Memenuhi Kebutuhan Dalam Negeri.
konstitusionalnya dengan mengalihkan
kewajiban tersebut kepada kuasa modal. Pasal
33 Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-
4, terutama pada ayat (3) menyatakan, “Bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di 15
https://yudicare.wordpress.com/2011/03/19/kritik-atas-
Undang-Undang -penanaman-modal-di-Indonesia/
13 16
RahayuHartini, op. cit., Artikel bagian II. Adrian Sutedi, Hukum Pertambangan, Jakarta: Sinar
14
Ibid., Artikel bagian III. Grafika, Oktober 2014, hlm. 64.

55
Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

3) Undang-Undang No. 8 Tahun 1971 yakni pelibatkan massa rakyat dalam


tentang Perusahaan Pertambangan pengelolaan minyak baik melalui Negara
Minyak dan Gas Bumi Negara.17 (BUMN) maupun kolektif. Di sini bentuk
usaha ekonomi kolektif yang dianjurkan
Sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 1 oleh pendiri bangsa adalah koperasi.
Tahun 1967, tentang Penanaman Modal Asing Bentuk lainnya bisa dengan self-
sampai pada Undang-Undang No. 25 Tahun management.
2007 tentang Penanaman Modal asing, yang c) Tujuan utama pengelolaan dan produksi
membuka pintu bagi modal asing untuk minyak harus bermuara pada
menguasai sumber daya dan cabang produksi kemakmuran seluruh masyarakat (massa-
yang strategis, sebagian besar kekayaan minyak rakyat), bukan kemakmuran orang
Indonesia jatuh ke tangan modal asing. seorang atau segelintir orang. Ini
Diperparah lagi dengan pengesahan Undang- berlawanan dengan logika pengelolaan
Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Migas minyak di bawah modal swasta
yang meliberalkan penguasaan dan (asing/domestik): produksi minyak untuk
18
pengelolaan migas di Indonesia. melayani kepentingan kapitalis (menggali
Dalam Undang-Undang Dasar 1945, baik keuntungan sebesar-besarnya).
yang sebelum maupun yang sesudah e) Prioritas utama minyak yang sudah
amandemen, bahwa segala kekayaan alam di diproduksi adalah memenuhi kebutuhan
negara ini adalah milik rakyat dengan hak energi rakyat maupun industri nasional.
pengelolaan ada di tangan negara untuk Ekspor hanya dimungkinkan kalau
kesejahteraan rakyat sebesar-besarnya. Akan kebutuhan nasional sudah terpenuhi.20
tetapi, apa yang terjadi di dalam realita sangat
tidak sesuai dengan semangat nasionalisme B. Pengaturan/Regulasi Penanaman Modal
yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Asing dalam Lingkup Pertambangan Minyak
1945. Dengan adanya undang-undang dan Gas Menurut Hukum Nasional
liberalisasi migas ini, sesungguhnya kita sama Kontrak Kerjasama Dalam Usaha
saja telah memberikan hak kekayaan alam Pertambangan (MIGAS)
negara ini kepada pihak asing yang Kontrak Production Sharing (KPS)
notabenehanya mengejar keuntungan semata, merupakan bentuk kontrak dalam pengelolaan
dan merupakan salah satu tangan-tangan sumber daya minyak yang berawal dari
kapitalis.19 Indonesia. Ia menjadi penambahan sistem
Pengelolaan minyak di Indonesia seharusnya perizinan dalam perminyakan yang biasanya
mengacu ke Pasal 33 Undang-Undang Dasar didominasi oleh sistem konsensi. Sekarang ini
1945: isi dan ketentuan dalam KPS sudah sangat
a) Pengelolaan minyak harus beragam, mengikuti perkembangan
mencerminkan cita-cita kemerdekaan perminyakan di dunia. Akan tetapi, beberapa
ekonomi untuk lepas dari penjajahan ciri khas KPS tetap dipertahankan seperti
ekonomi kolonial maupun misalnya pembagian keuntungan didasarkan
neokolonialisme. Jelas, penguasaan pada hasil produksi serta pembagian hasil
modal asing, baik dalam bentuk produksi dilakukan setelah dikurangi dengan
cadangan maupun produksi, menyalahi biaya operasi yang dikeluarkan kontraktor(cost
semangat Pasal 33 Undang-Undang Dasar recovery).
1945. Dalam pertambangan Minyak dan Gas Bumi
b) Pengelolaan minyak harus dipakai system Kontrak production Sharing
mencerminkan demokrasi ekonomi, (KPS) atau sering disebut kontrak bagi hasil. Di
dalam Pasal 1 ayat (19) Undang-Undang Nomor
17
Adrian Sutedi, op.,cit.,hlm. 65.
22 Tahun 2001 mengatur bahwa kontrak kerja
18
Agus Juang Pribadi, Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945
20
Dan Pemanfaatan Minyak Bumi Untuk Rakyat, Artikel Agus Juang Pribadi, Pasal 33 UNDANG-UNDANG DASAR
Kabar Rakyat, 24 Februari 2014. 1945 Dan Pemanfaatan Minyak Bumi Untuk Rakyat,
96
Ibid. (Artikel Kabar Rakyat), op. cit.,hlm. 2.

56
Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

sama adalah kontrak bagi hasil dalam kegiatan Undang Nomor. 22 Tahun 2001 tentang Minyak
eksploitasi dan eksplorasi yang lebih dan Gas Bumi).24
menguntungkan negara dan hasilnya
dipergunakan sebesar-besarnya untuk Kontrak Production Sharing atau Kontrak Bagi
21
kemakmuran rakyat. Hasil Pertambangan (MIGAS) di Tinjau Dalam
Sebelum berlakunya Undang-Undang No. 22 Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945
Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Tuntutan atas muatan undang-undang
eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di pertambangan yang harus berpihak pada
Indonesia adalah didasarkan pada kontrak bagi kepentingan rakyat dan daerah, merupakan hal
hasil (PSC-Production Sharing Contract). Pada yang wajar dan dapat dipahami, karena dijamin
masa itu, berdasarkan Undang-Undang No. 8 oleh konstitusi negara, persisnya oleh Pasal 33
Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.
Minyak dan Gas Bumi Negara, Pertamina Ketentuan Pasal 33 ayat (3) tersebut,
ditunjuk oleh pemerintah untuk mewakilinya mengandung roh yang menegaskan, bahwa
dalam melakukan kontrak dengan pengusaha kekayaan alam yang terdapat di wilayah Hukum
migas, yang pada umumnya perusahaan asing. Indonesia harus dipergunakan "hanya dan
Artinya, untuk dan atas nama pemerintah, hanya” untuk sebesar-besarnya kemakmuran
PERTAMINA melakukan kontrak dengan rakyat.
perusahaan asing dan sekaligus mengawasi Konstitusi memiliki peranan penting dalam
pelaksanaan kontrak tersebut.22 kehidupan perekonomian nasional Indonesia,
Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang karena konstitusi yang mengatur dasar
Minyak dan Gas Bumi mengubah Production landasan perekonomian nasional. Banyak yang
Sharing Contract (PSC) menjadi Kontrak Kerja beranggapan bahwa konstitusi hanyalah
Sama (KKS). Undang-undang ini sekaligus mengatur masalah kehidupan politik dan bukan
mengalihkan pengelolaan kontrak dengan perekonomian. Pandangan demikian pada
perusahaan pertambangan dari Pertamina umumnya berlaku di negara-negara yang
kepada Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas menganut ideologi sosialis, komunis yang saat
Bumi (BP Migas), berdasarkan PP No. 42 Tahun ini semakin sedikit jumlahnya. Konstitusi tidak
2002, BP Migas merupakan aparat hanya mengatur kehidupan politik, tetapi justru
23
pemerintah. lebih besar dalam pengaturan kehidupan
Kegiatan usaha hulu dilaksanakan dan perekonomian. Walaupun demikian, terbukti
dikendalikan melalui Kontrak Kerja Sama (KKS) bahwa dengan semakin kompleksnya
yang merupakan kontrak bagi hasil atau bentuk kehidupan sosial dan ekonomi negara-negara
kontrak kerjasama lain dalam kegiatan yang pada dasarnya merupakan negara dengan
eksplorasi dan eksploitasi yang hasilnya paham pasar bebas dengan tradisi
dipergunakan untuk sebesar-besarnya hukum common law, dalam dasawarsa terakhir
kemakmuran rakyat. Kontrak kerjasama dikenal sangat produktif dalam membuat
tersebut dilakukan oleh negara yang diwakili aturan perundangan-undangan.25
oleh Badan Pelaksana Migas (BP Migas) dan Di dalam melakukan perjanjian kontrak
kontraktor. Ketentuan hukum yang mengatur dalam pelaksanaan dan pengelolaanya dengan
tentang badan pelaksana adalah Pasal 1 ayat kontraktor, peraturan undang-undang migas
(23), Pasal 44 sampai dengan Pasal 45 Undang- mengatur bahwa pelaksanaanya diserahkan
Undang Nomor 22 Tahun 2001tentang Minyak kepada Badan Pelaksana Migas (BP Migas)
dan Gas Bumi. Badan pelaksana adalah suatu sebagaimana yang tertulis dalam Pasal 4 ayat
badan yang dibentuk untuk melakukan (3) Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang
pengendalian kegiatan usaha hulu di bidang
minyak dan gas bumi (Pasal 1 ayat (3) Undang-
24
Lihat Pasal 1 ayat ( 23), Pasal 44-Pasal 45, Undang-
21
Lihat Pasal 1 ayat (19) Undang-Undang Nomor 22 Tahun Undang No. 22 Tahun 2001, Tentang Minyak dan Gas
2001, tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. Bumi.
22 25
Ibid, hlm. 268. JimliAsshiddiqie; Konstitusi Ekonomi, Penerbit Buku
23
AdriaSutedi S, op. cit.,hlm. 268. Kompas, Januari 2010, hlm. 98

57
Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

Pertambangan Minyak dan Gas Bumi yang untuk melakukan pembatalan kontrak
26
berbunyi: tersebut.
“Pemerintah sebagai pemegang kuasa Pengelolaan Migas sejak berlakunya
pertambangan membentuk badan pelaksana Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang
sebagaimana di maksud dalam Pasal 1 ayat Minyak dan Gas Bumi menggunakan sistem
(23)”. Kontrak Kerja Sama (KKS). Ini merupakan suatu
SKK Migas merupakan satuan kerja yang bentuk terbuka (open system) yang dianut sejak
dibentuk pemerintah yang bertujuan sebagai kuasa pertambangan diserahkan kepada
regulator dalam kegiatan hulu migas di pemerintah dalam hal ini ESDM. Menteri ESDM
Indonesia. Melalui putusan MK No. 36/PUU- dan menjadi dasar pelaksanaan pengelolaan
X/2012, Perpres No 95 Tahun 2012, Kepmen migas nasional sebagaimana dinyatakan di
ESDM no. 3135 Tahun 2012 dan Perpres Nomor dalam Pasal 6 Undang-Undang Migas ayat (1)
9 Tahun 2013. Kegiatan usaha hulu sebagaimana dimaksud
Kekhawatirankontraktor terkait penunjukan dalam Pasal 5 ayat (19) dilaksanakan dan
SKK Migas sebagai regulator bidang hulu dikendalikan melalui Kontrak Kerja Sama
pengganti BP Migas, dikarenakan SKK Migas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (19),
hanya dibentuk berdasarkan peraturan (2) Kontrak Kerja Sama sebagaimana dimaksud
Presiden saja, dan bukan merupakan badan dalam ayat (1) paling sedikit memuat
hukum. Hal tersebut tidak diperkuat dengan persyaratan: (a). Kepemilikan sumber daya
revisi terhadap undang-undang migas yang alam tetap di tangan Pemerintah sampai pada
baru, yang bertujuan guna menunjuk badan titik penyerahan; (b). Pengendalian manajemen
usaha milik negara pengganti, dalam operasi berada pada badan pelaksana; (c).
pengelolaan kegiatan usaha hulu migas di Modal dan risiko seluruhnya ditanggung badan
Indonesia. Jika terjadi dispute (sengketa) maka usaha atau bentuk usaha tetap. Yang
aset-aset negara yang ada diluar dapat selanjutnya, diatur pendefenisiannya pada
dibekukan oleh negara terkait. Pasal 1 ayat (19) Undang-Undang Migas.
Legalitas kontrak kerjasama minyak dan gas Kontrak Kerja Sama (KKS) adalah kontrak bagi
bumi atau yang lebih umum disebut KKS Migas hasil atau bentuk kontrak kerjasama lain dalam
yang dilakukan oleh Satuan Kerja Khusus kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang lebih
Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi menguntungkan negara dan hasilnya
(SKK Migas). SKK Migas statusnya hanya berupa dipergunakan untuk sebesar-besarnya
satuan kerja khusus dibawah koordinasi kemakmuran rakyat.“ Frasa ”atau bentuk
Kementrian ESDM dan bertanggung jawab kontrak kerja sama lain. Dalam Pasal 1 ayat (19)
langsung pada Presiden yang tidak berbentuk Undang- Undang Migas telah menimbulkan
badan hukum, yang berarti bahwa SKK Migas ketidakpastian hukum dalam pemaknaan
bukanlah subjek hukum yang sempurna untuk kontrak lainnya tersebut. Hal ini jelas
melakukan pendatangan KKS. Tugas dan bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1)
kewenangannya untuk mendatangani KKS Undang-Undang Dasar 1945. Dengan frasa yang
hanya didasarkan pada Peraturan Presiden No. multitafsir tersebut, maka kontrak kerja sama
9 Tahun 2013 dan Peraturan Menteri ESDM No. akan dapat berisikan klausul-klausul yang tidak
9 Tahun 2013 yang artinya tidak menjalankan mencerminkan sebesar-besarnya kemakmuran
amanat Pasal 33 Undang-Undang 1945. Sebab rakyat sebagaimana diamanahkan di dalam
status SKK Migas yang hanya satuan kerja Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) Undang–Undang
khusus juga mendegradasi kedaulatan negara, Dasar 1945. 27
karena membuat posisi negara menjadi sejajar
dengan pihak investor asing, sehingga negara Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 Sebagai
tidak bebas mengintervensi kegiatan usaha Solusi
hulu dengan pembuat kebijakan seperti yang Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
seharusnya. Oleh karena itu, status KKS yang 36/PUU-X/2012 tanggal 13 November 2012
ditandatangani oleh SKK Migas menjadi data
26
dibatalkan sepanjang ada perbuatan hukum Gulam Dalula May Volta, op. cit., hlm. 85.
27
Gulam Dalula May Volta,Ibid., hlm. 94.

58
Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

memutuskan bahwa pasal yang mengatur tugas besarnya di setiap wilayah di Republik
dan fungsi Badan Pelaksana Minyak dan Gas Indonesia
Bumi (BP Migas), sebagaimana diatur dalam b) Pemerintah harus mengoptimalkan
Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang fungsi alokatif, distributif, dan
Migas, bertentangan dengan amanat Konstitusi stabilitatif negara dalam mengatur
Undang-Undang 1945 dan tidak memiliki perekonomian rakyat, sehingga
hukum yang mengikat. kepemilikan umum tidak dimiliki oleh
Mahkamah Konstitusi (MK) menilai, undang- individu atau swasta dan bisa dikelola
undang migas berpotensi membuka liberalisasi negara untuk kesejahteraan rakyat.
pengelolaan migas karena sangat dipengaruhi Kebijakan penanaman modal asing di
oleh modal asing. Dalam pertimbangannya, Indonesia dewasa ini masih belum
hubungan antara Negara dan Sumber Daya mencerminkan hukum dasar
Alam Migas sepanjang dikonstruksikan dalam perekonomian nasional sebagaimana
bentuk Kontrak Kerja Sama (KKS) antara BP dituangkan dalam Pasal 33 UUD RI
Migas selaku Badan Hukum Milik Negara Tahun 1945. Pasal 33 UUD RI Tahun
sebagai pihak pemerintah atau yang mewakili 1945 harus ditafsirkan secara jernih
dan badan usaha atau bentuk usaha tetap, dengan memperhatikan aspek historis
sebagaimana diatur dalam undang-undang perumusannya untuk selanjutnya
migas, bertentangan dengan prinsip dipegang teguh sebagai hukum dasar
penguasaan negara yang dimaksud dalam Pasal penanaman modal khususnya
33 Undang-Undang Dasar 1945. Dengan penanaman modal asing di Indonesia.
demikian, keputusan tersebut merupakan angin Perubahan fundamental terhadap
segar untuk memperbaiki tata kelola minyak di hukum penanaman modal harus
Indonesia.28 segera dilakukan khususnya terkait
Dengan terbitnya Peraturan Presiden (PP) dengan pengaturan cabang-cabang
nomor 95 tahun 2012, yang merupakan produksi yang menyangkut hajat
instrumen yuridis Pemerintahan untuk mengisi hidup orang banyak serta
kekosongan hukum dan menjaga mengembalikan tujuan kemakmuran
kesinambungan industri hulu, telah rakyat dalam pengelolaan sumber
mengalihkan tugas, fungsi dan organisasi BP- daya alam yang begitu berlimpah di
MIGAS ke lembaga baru: Satuan Kerja Khusus tanah air tercinta ini. Pada akhirnya,
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK- revitalisasi hukum dasar
MIGAS) di bawah Kementerian ESDM. Secara perekonomian nasional dalam hukum
substansi, tidak ada perbedaan antara BP-Migas penanaman modal asing di Indonesia
dan SKK Migas. akan menciptakan kemakmuran
rakyat dan kedaulatan ekonomi
PENUTUP nasional.
A. Kesimpulan 2. Pengaturan/regulasi penanaman modal
1. Penanaman Modal Asing di bidang asing dalam lingkup pertambangan
Pertambangan (MIGAS) (MIGAS)
a) Banyak aset-aset penting negara yang a) Penerapan sistem bagi hasil yang
menjadi hajat hidup orang banyak diterapkan saat ini tidaklah
diprivatisasi. Ha ini diperparah dengan menguntungkan bagi pendapatan
munculnya UU No. 25 tahun 2007 negara, dengan berbagai
tentang Penanaman Modal yang pertimbangan yang ada seperti
melegitimasi seluruh investor asing adannya pengenaan cost recovery di
untuk membuka investasi sebesar- mana pemerintah pada akhirnya
harus mengeluarkan biaya untuk
pembiayaan perawatan di daerah blok
28
Agus Juang Pribadi, Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 migas yang dikelola dengan
Dan Pemanfaatan Minyak Bumi Untuk Rakyat, Artikel kontraktor asing, tidak hanya itu
Kabar Rakyat, 24 Februari 2014. (Bagian I)

59
Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

dengan adannya penerapan sistem IrfaniNurfaqih, Revitalisasi Hukum Dasar


bagi hasil juga menimbulkan tingkat Perekonomian Nasional Dalam Hukum
pengawasan yang sulit dari Penanaman Modal Asing di Indonesia,
pemerintah terhadap kegiatan hulu Makalah, Universitas Padjajaran, 2009.
baik hilir yang dilakukan oleh MunirFuady, Pengantar Hukum Bisnis: Menata
kontraktor asing. Alasan kurangnya Bisnis Modern di Era Global, Bandung: PT.
tenaga professional, kurangnya Citra Aditya Bakti, 2008.
modal, dan hilangnya kekuasaan Rakhmawati N. Rosyidah, Hukum Penanaman
Negara Modal di Indonesia Dalam Menghadapi Era
b) Menurut Undang-Undang Nomor 22 Global, Malang: Bayumedia Publishing,
Tahun 2001, pembentukan akan BP 2003.
Migas juga telah mereduksi hak Siregar Mahmul, Hukum Investasi. Bahan
penguasaan Negara dalam hal Kuliah, Medan, 27 Januari 2009.
pengelolaan industri migas. Sudrajat Nandang., Teori dan Praktik
c) Menurut Putusan Mahkamah Pertambangan Indonesia, Pustaka Yustisia
Konstitusi Nomor 36/PUUX/ 2012, cet.1, Yogyakarta, 2013.
pembentukan SKK Migas belum Sutedi Adrian, Hukum Pertambangan, Jakarta:
menjadi pengaturan yang tepat dalam Sinar Grafika, Oktober 2014.
pengelolaan migas pada saat ini. Sutrisno Budi., Hukum Investasi di Indonesia,
Walaupun pembentukan ini didasari Jakarta: Rajawali Pers, 2014
pada pengisian kekosongan regulator Volta May DalulaGulam, Reformulasi Sistem
migas namun tidak adanya perubahan Bagi Hasil Melalui Kontrak Bagi Produksi
akan badan sebelumnya. Guna Mewujudkan Kedaulatan Migas, Jurnal
Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia
A. Saran Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta, Vol.1,
Berdasarkan dalam hasil materi Skripsi No.1, Januari 2015.
ini, dan setelah dilihat dalam pembahasan dari
Bap per bab, pembahasan ini bukannya untuk Sumber Undang-Undang
mengharamkan para Investor untuk datang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007,
berinvestasi dalam Negara Republik Indonesia, tentang Penanaman Modal Asing.
tapi mari kita bersama menciptakan iklim Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang
kerjasama yang sehat, yang bisa Penanaman Modal Asing.
menguntungkan kedua belah pihak. Dalam hal Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang
ini Negara dengan para Investor. Penanaman Modal Dalam Negeri.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009,
DAFTAR PUSTAKA Pertambangan Mineral dan Batubara.
Asshiddiqie Jimli; Konstitusi Ekonomi, Penerbit Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang
Buku Kompas, Jakarta. Januari 2010. Minyak dan Gas Bumi.
Hartini Rahayu, MengkritisiUndang-Undang Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945
Penanaman Modal, Published Oktober 5, http://lms.unhas.ac.id/claroline/course/index.p
2009, Artikel Bagian 1. hp?cid=467B1142
Hartono Sunarjati, Masalah-Masalah Dalam http://www.bangazul.com/pengertian-dan-
Joint Venture antara Modal Asing dan jenis-pertambangan/
Modal Indonesia, Bandung: Alumni, 1974. http://octav1as.blogspot.co.id/2011/07/manfaa
HS Salim, Hukum Pertambangan di Indonesia, t-dan-dampak-negatif-penanaman.html
Jakarta: Rajawali Pers, 2014. http://www.eramuslim.com/berita/nas/790512
…………, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta: 5325-uu-penanaman-modal-khianati-
PT. Raja Grafindo Persada, 2008. konstitusi-negara.htm
IlmarAminuddin., Hukum Penanaman Modal di
Indonesia, Jakarta: Kencana, 2010.

60

Anda mungkin juga menyukai