Anda di halaman 1dari 19

-->

Zafran Makalah

KUMPULAN MAKALAH DAN INFO PENDIDIKAN

≡Menu

Home / Kliping Tentang Bank / Kumpulan Makalah / Makalah Perbankan / Perbankan / Seputar Bank /
Tugas Sekolah / WACANA / Wawasan / Makalah Perbankan

Makalah Perbankan

Berikut kami postingkan salah satu contoh makalah lagi yang mungkin bisa membantu teman-teman
dalam menuntaskan tugas-tugas pelajaran baik di Tingkat SMA maupun Perguruan Tinggi. Berikut ini kita
berikan salah contoh makalah yang berhubungan dengan Pengertian dan berbgai Hal Tentang Bank
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya dan bagi kami editor khususnya. bagi
kamu yang butuh dengan makalah-makalah yang bertema lain silahkan kunjungi blog kami dan bila
mana ada yang ingin mengirimkan saran atau keritikan yang membangun kami sangat
mengharapkannya dan mungkin bila kamu punya makalah yang mungkin mau dibagikan kepada semua
orang kamu boleh kirim kan kekami melalui email ke zafinfo2@gmail.com terimakasih . good luck

A. Latar Belakang

Keadaan bank pada masa sekarang memegang peranan penting, karena jika dilihat dari kondisi
masyarakat sekarang hamper semua orang berkaitan dengan lembaga keuangan.Seperti kita ketahui
sejarah perbankan mulai dikenal sejak zaman Babylonia, kemudian terus berkembang hingga zaman
Yunani Kuno dan Romawi. Kemudian kegiatan perbankan terus berkembang hingga ke daratan Eropa,
hingga akhirnya berkembang sampai ke Asia Barat yang menyebar ke seluruh dunia, terutama daerah
jajahan Eropa.

Pada mulanya kegiatan perbankan dimulai dari jasa penukaran yang, sehingga dalam sejarah perbankan
arti bank dikenal sebagai meja tempat menukarkan uang, dimana kegiatan penukaran uang tersebut
sekarang dikenal dengan perdagangan valuta asing (money changer).Dalam perkembangan selanjutnya
kegiatan perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang, yang kini dikenal dengan kegiatan
simpanan (tabungan). Kegiatan perbankan bertambah lagi sebagai tempat peminjaman uang. Kegiatan
perbankan terus berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat, dimana bank tidak lagi sekesar
sebagai tempat menukar uang atau tempat menyimpan dan meminjam uang. Hingga akhirnya
keberadaan bank sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi masyarakat, hingga tingkat Negara
dan bahkan sampai tingkat internasional.
Di Indonesia sendiri sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia
Belanda. Bank-Bank yang ada itu antara lain:

1. De Javasche Bank

2. De Post Poar Bank

3. Hulp en Spaar Bank

4. De Algemenevolks Crediet Bank

5. Nederland Handles Maatscappi (NHM)

Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing seperti dari
Tiongkok, jepang dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain:

1. Bank Nasional Indonesia

2. The Bank of China

3. Batavia Bank

4. Hongkong & Shanghai Bank

5. The Yokohama Species Bank

Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang, selain itu praktek
perbankan juga sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan. Lembaga keuangan berbentuk bank di
Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Secara teoritis, lembaga keuangan dapat dikelompokan menjadi lembaga keuangan bank dan nonbank,
dalam pembicaraan sehari-hari bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya
menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank dikenal sebagai tempat untuk
meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Di samping itu, bank juga dikenal
sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk
pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan lain-lain.

Bank itu sendiri memiliki beberapa fungsi, tugas dan tanggung jawab, serta terdapat beberapa jenis
bank yang ditinjau melalui beberapa aspek. Dan tidak menutup kemungkinan, dimana adanya hubungan
antara nasabah dengan bank.

Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai hal-hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari bank ?


2. Apa saja jenis-jenis bank dan fungsi dari bank itu sendiri ?

3. Apa saja tugas dan tanggungjawab bank ?

4. Bagaimana hubungan nasabah dengan bank ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bank

Bank merupakan istilah yang diberikan oleh masyarakat untuk menamai realitas yang mereka ciptakan.
Karena itu antara satu masyarakat dengan masyarakat lain menyebut realitas tersebut dengan nama
yang berbeda meskipun substansinya sama.

Masyarakat eropa menyebut bank dengan “Bank” yang berarti meja atau konter. Bagi masyarakat Itali,
bank disebut dengan “banco” yang dapat berarti peti atau lemari atau bangku. Arti dasar ini
menjelaskan fungsi peti atau lemari sebagai tempat penyimpanan benda-bedan berharga seperti emas,
uang dan lain sebagainya.

Berbeda dari kedua nama yang diberikan oleh kedua kelompok masyarakat di atas, bank dalam
masyarakat Prancis disebut “banque” yang juga berarti peti atau lemari yang berfungsi untuk
menyimpan uang. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengertian bank adalah badan yang
mengurus uang, menerima simpanan dan memberi pinjaman dengan memungut bunga.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang
dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Artinya, aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai
bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan menghimpun dana
dan menyalurkan dana ini merupakan kegiatan utama perbankan.

Berikut ini adalah definisi/pengertian bank menurut para ahli dan berbagai sumber:

1. Dahlan Siamat
Menurut Dahlan Siamat, bank didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang kegiatan utamanya
menerima simpanan dari masyarakat dan atau pihak lainnya kemudia mengalokasikannya kembali untuk
memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. F.E. Perry

Menurut F.E. Perry, bank adalah suatu badan usaha yang traksaksinya berkaitan dengan uang,
menerima simpanan (deposito) dari nasabah, menyediakan dana atas setiap penarikan, melakukan
penagihan cek-cek atas perintah nasabah, memberikan kredit dan atau menanamkan kelebihan
simpanan tersebut sampai dibuthkan untuk pembayaran kembali.

3. Kuncoro

Menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi (2000: 68), definisi dari
bank adalaha lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan
kembali dana tersebtu ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang.

4. Pierson

Menurut Pierson, seorang ahli ekonomi dari Belanda, bank adalah badan atau lembaga yang menerima
kredit. Bank menerima simpanan dari masyarkat dalam bentuk giro, deposito berjangka dan tabungan.
Simpanan dari masyarakat tersebut kemudian dikelola dengan cara menyalurkannya dalam bentuk
investasi dan kredit kepada badan usaha swata atau pemerintah. Dari kegiatan tersebut, bank
memeperoleh keuntungan berupa dividen atau pendapatan bunga yang dapat digunakan untuk
membayar biaya operasional dan mengambangkan usaha.

5. Prof. GM. Verrijin Stuart

Dalam bukunya Bank Politik, Prof. GM. Verrijin Stuart mendefiniskan bank sebagai suatu badan usaha
yang bertujuan memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri atau dengan
uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukaran baru
berupa uang giral.

6. Somary

Somary menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang aktif memberikan kredit kepada nasabah,
untuk jangka pendek, menengah, atau jangka panjang, bank pemerintah memperoleh dana dari
anggaran belanja Negara yang disisihkan, sedangkan bank swasta memperoleh modal dari saham.
Apabila modal saham tidak mencukupi, maka bank dapat melakukan pengumpulan dana melalui:

a. Kredit likuiditas dari bank sentral

b. Pinjaman dari bank-bank dalam dan luar negeri


c. Penerbitan saham baru, obligasi dan sertifikat bank

Keuntungan yang diperoleh bank berasal dari selisih antara bunga kredit yang diterima dan yang
dikeluarkan.

7. RG. Howtery

RG. Howtery dalam bukunya Currency on Credit, menyatakan bahwa uang di tangan masyarakat
berfungsi sebagai alat penukar (medium exchange) dan sebagai alat pengukur nilai (standard on value).
Masyarakay memperoleh alat penukar (uang) berdasarkan kredit yang diperoleh oleh badan perantara
utang dan piutang, yaitu bank. Dari pendapat ini, dapat disimpulkan suatu definisi bank, yaitu badan
perantara kredit.

8. A. Abdurracham

Dalam bukunya Ensiklopedi Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, A. Abdurrachman merumuskan


defisini bank sebagai suatu lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti
pinjaman, mengedarkan mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga,
membiayai usaha perusahaan, dan lain-lain. Menurutnya bank adalah suatu usaha perdagangan yang
menjual jasa penyimpanan uang dan pemberian kredit dengan tujuan mencari keuntungan yang wajar
dari bermoral.

9. UU No. 14 Tahun 1967

UU No. 14 Tahun 1967 mengatur tentang pokok-pokok perbankan. Dalam memberikan kredit
didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu
lintas pembayaran dan pengedaran uang. Pemberian kredit dapat dilakukan dengan modal sendiri.
Dengan dana yang dipercayakan oleh pihak ketiga, atau dengan mengedarkan alat-alat pembayaran
berupa uang giral.

10. UU No. 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat 1

UU No. 7 Tahun 1992 pasal 1 ayat 1 yang mengatur tentang perbankan memberikan definisi tentang
bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanand an
menyalutkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Definisi ini menjelaskan bahwa dalam menjalankan usahanya
bank tidak hanya mencari keuntunga samara, tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pendapatan.

Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan kembali pengertian umum tentang bank,
yaitu lembaga keuangan yang usahanya menyerap dana dari kelompok masyarakat yang berkelebihan
dana menyalurkannya kepada kelompok masyarakat yang kekurangan dan membutuhkan dana serta
memenuhi persyaratan terntentu untuk diberikan bantuan dana tersebut.
B. Jenis dan Fungsi Bank

1. Jenis-jenis Bank

Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi bank, serta kepemilikan bank. Dari segi fungsi
perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan
maupun jangkauan wilayah operasinya. Sedangkan kepemilikan perusahaan dilihat dari segi pemilikan
saham yang ada serta akte pendiriannya.

Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapa nasabah yang mereka layani apakah masyarakat luas
atau masyarakat dalam lokasi tertentu (kecamatan) jenis perbankan juga dibagi ke dalam caranya
menentukan harga jual dan harga beli.

Adapaun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain:

a. Dilihat dari segi Fungsinya

Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya
terdiri dari:

1) Bank Umum

2) Bank Pembangunan

3) Bank Tabungan

4) Bank Pasar

5) Bank Desa

6) Lambung Desa

7) Bank Pegawai

8) Dan Bank lainnya.

Namun setelah keluar UU Pokok perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya
Undang-Undang RI. Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari:

1) Bank Umum
2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Di mana Bank Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsinya menjadi bank Umum sedangkan
Bank Desa, Bank Pasar, Lambung Desa dan Bank Pegawai menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Adapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 adalah sebagai berikut.

1) Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Selain itu, Bank
Umum disebut juga sebagai Bank Devisa. Contoh Bank Umum : BCA,BRI,BNI, Bank Mandiri,dll

2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Selain itu, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga disebut sebagai Bank non-devisa.Contoh
Bank Perkreditan Rakyat :Bank Bri Syariah, BTPN, BPR Utomo,Bank BNI Syariah,dll

b. Dilihat dari Segi kepemilikannya

Ditinjau dari segi kepemilikannya maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan
ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis
bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Bank Milik Pemerintah

Di mana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan
bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contah bank milik pemerintah antara lain

• Bank Negara Indonesia 46 (BNI)

• Bank Rakyat Indonesia (BRI)

• Bank Tabungan Negara (BTN)

2) Bank Milik Swasta Nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun
didirikan oleh swasta, begitu pula pembgian keuntungannya untuk keuntungan swasta juga.
Contoh bank milik swasta nasional antara lain:

• Bank Muamalat

• Bank Central Asia

• Bank Bumi Putra

• Bank Danamon

3) Bank Milik Koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan koperasi. Sebagai contoh
adalah Bank Umum Koperasi Indonesia.

4) Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun
pemerintah aing. Jelas kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri.

Contoh Bank Milik Asing antara lain:

• Deutsche Bank

• Bank of Amerika

• Bank of Tokyo

c. Dilihat dari Segi Status

Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari
segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh status
tersebut diperlukan penilaian-penilaian dengan criteria tertentu.

Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1) Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan
mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkasi keluar negeri, travelers
cheque, pembukaan dan pembayaran letter of Credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi
bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.
2) Bank Non Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksankan transaksi sebagai bank devisa. Jadi
bank non devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa, di mana transaksi yang dilakukan masih
dalam batas-batas Negara.

d. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli
terbagi dalam dua kelompok.

1) Bank yang berdasarkan prinsp konvensional

Asal mula bank di Indonesia dibawa oleh colonial Belanda sehingga mayoritas bank yang berkembang di
Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensial. Dalam mencari keuntungan
dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konversional
menggunakan dua metode, yaitu:

a) Menentukan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpana seperti giro, tabungan maupun
deposito. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. Apabila suku bunga simpanan lebih
tinggi dari suku bunga pinjaman maka dikenal dengan nama negative spread.

b) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan atau menerapkan berbagai
biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. System pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah
fee based.

2) Bank yang berdasarkan prinsip syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia. Namun, di luar negeri terutama
di Negara-negara Timur Tengah bank yang berdasarkan prinsip syariah sudah berkembang pesat sejak
lama.

bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank
berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hokum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan
usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah
sebagai berikut.

a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)


Mudharabah merupakan akad kerja sama antara dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan
seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak yaitu 60% untuk bank dan 40% untuk peminjam, namun pembagian
keuntungan dihitung setelah disisihkannya hasil keuntungan untuk mengembalikan modal.

Contoh untuk kasus ini misalnya Tn. Ivan Pratama hendak melakukan usaha dengan modal
Rp150.000.000,-. Diperkirakan dari usaha tersebut akan memperoleh pendapatan Rp100.000.000,- per
bulan dan modal disediakan seluruhnya oleh Bank Syariah Lepar Pongok. Dari keuntungan ini disisihkan
dulu untuk mengembalikan modal, misalnya Rp45.000.000,-. Selebihnya dibagikan antara Bank Syariah
Lepar Pongok dengan Tn. Ivan Pratama sesuai dengan kesepakatan sebelumnya (60:40). Sehingga
diperoleh (60% x Rp55.000.000,- = Rp33.000.000,- ) untuk Baank Syariah Lepar Pongok dan 40% (40% x
Rp55.000.000,- = Rp22.000.000,- ) untuk Tn. Ivan Pratama.

b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)

Musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha. Masing-
masing pihak memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Contoh kasus untuk prinsip al-Musyarakah adalah sebagai berikut.

Nn. Siti Rahmah hendak melakukan usaha, tetapi kekurangan modal. Modal yang dibutuhkan sebesar
Rp70.000.000,- sedangkan modal yang dimilikinya hanya tersedia Rp35.000.000,-. Ini berarti Nn. Siti
Rahmah kekurangan dana sebesar Rp35.000.000,-. Untuk menutupi kekurangan dana tersebut Nn. Siti
rahmah meminta bantuan Bank Syariah Petaling dan disetujui. Dengan demikian, modal untuk usaha
atau proyek sebesar Rp35.000.000,- dipenuhi oleh Nn. Siti Rahmah 50% dan Bank Syariah Petaling 50%.
Jika pada akhirnya proyek tersebut memberikan keuntungan sebesar Rp15.000.000,- maka pembagian
hasil keuntungan adalah 50:50, artinya 50% untuk Bank Pelating (Rp7.500.000,-) dan 50% untuk Nn. Siti
Rahmah (Rp7.500.000,-). Dengan catatan pada akhir suatu usaha Nn. Siti Rahmah tetap akan
mengembalikan uang sebesar Rp35.000.000,- ditambah Rp7.500.000,- untuk keuntungan Bank Syariah
Pelanting dari bagi hasil.

c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)

Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok dengan tambahan keuntungan yang
disepakati. Dalam hal ini penjual harus lebih dulu memberithukan harga pokok yang ia beli ditambah
keuntungan yang diinginkannya.

Contoh kasus murabahah


Ny. Cahaya memerlukan sebuha mobil senilai Rp30.000.000,-. Jika Bank Syariah Payung yang membiayai
pembelian mobi tersebut, maka Bank Syariah Payung mengharapkan suatu keuntungan sebesar
Rp6.000.000,- selama 3 tahun, maka harga yang ditetapkan kepada Ny. Cahaya adalah Rp36.000.000,-.
Kemudian jika nasabah setuju, maka nasabah dari mencicil dengan angsuran Rp1.000.000,-. Per bulan
(diperoleh dari Rp36.000.000,-:36 bulan) kepada Bank Syariah payung.

d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (Ijarah)

e) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewakan dari pihak bank
oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)

2. Fungsi Bank

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 7 tahun 1992, Bab I pasal 3, dijelaskan bahwa fungsi utama
perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.

Adapaun fungsi-fungsi perbankan secara umum antara lain sebagai berikut:

a. Fungsi perantaraan dalam transaksi

Bank bertindak sebagai penghubung antara nasabah yang satu dengan yang lainnya jika keduanya
melakukan transaksi. Dalam hal ini kedua orang tersebut tidak secara langsung melakukan pembayaran,
tetapi cukup memerintahkan pada bank untuk menyelesaikannya.

b. Fungsi tabungan dan perkreditan

Pada dasarnya, bank merupakan tempat penitipan atas penyimpanan uang, pemberi atau penyalur
kredit. Sebagai tempat penyimpanan uang (tabungan), yang pada hakekatnya sama dengan deposito
berjangka. Dalam kaitan ini, Islam menerapkan istilah tabungan Mudharabah.

Sebagai lembaga pemberi atau penyalur kredit, bank dapat memanfaatkan uang yang disimpan oleh
nasabah pada bank tersebut dikarenakan tidak semua orang sekaligus datang berbondong-bondong ke
bank untuk mengambil uang. Pandangan Islam dalam ha ini adalag al-musyarakah atau syirkah.

c. Fungsi stabilitas moneter melalui suku bunga

Sebetulnya, tidak ada perbedaan tajam antara bunga dan riba. Islam dengan jelas dan tegas melarang
semua bentuk bunga betapapun hebat dan meyakinkannya nama yang diberikan kepadanya. Tetapi
dalam ekonomi kapitalistik, bunga adalah pusat berputarnya system perbankan. Bahkan dikatakan
bahwa tanpa bunga, system perbankan menjadi tanpa nyawa dan seluruh perekonomian akan lumpuh.
d. Fungsi transaksi uang sebagai komoditas

Dalam pandangan Islam, uang adalah sebagai alat penukar, bukan komoditi. Peranan uang ini
dimaksudkan untuk melengkapi ketidakadilan dalam ekonomi tukar menukar.

e. Penghimpun dana untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki
beberapa sumber yang secara garis besat ada tiga sumber, yaitu:

1) Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian

2) Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti usaha
simpanan giro, deposito dan tabanas.

3) Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang berupa
Kredit Likuiditas dan Call Money ( dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam).

C. Tugas dan Tanggung Jawab bank

1. Tugas Bank

a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.

1) Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi yang ditetapkannya.

2) Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara termasuk tetapi tidak terbatas
pada:

- Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah maupun valuta asing

- Penetapan tingkat diskonto

- Penetapan cadangan wajib minuman dan

- Pengaturan kredit dan pembiayaan

b. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran

1) Melaksanakan dan memberikna persetujuan dan izin atas jasa sisa pembayaran

2) Mewajibkan penyelenggara jasa system pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang


kegiatannya

3) Menetapkan penggunaan alat pembayaran

c. Mengatur dan mengawasi bank


1) Melaksanakan pengawasan bank secara langung dan tidak langsung. Pelaksanaa pengawasan
dilakukan antara lain dengan:

a) Mewajibkan bank untuk mengampaikan laporan, keterangan, dan penjelasan sesuai dengan tata
cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

b) Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu apabila
diperlukan.

2. Tanggung Jawab Bank

Adapun tanggung jawab bank dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah dengan memberikan bunga atas saldo kas pemerintah
sesuai peraturan perundangan.

b. Bank Indonesia untuk dan atas nama pemerintah dapat menerima pinjaman luar negeri,
menatausahakan, serta menyelesaikan tagihan dan kewajinan keuangan pemerintah terhadap pihak luar
negeri.

c. Pemerintah wajib meminta pendapat bank Indonesia dan atau mengundang Bank Indonesia dalam
sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang berkaitan dengan
tugas Bank Indonesia atau masalah lain yang temasuk kewenangan Bank Indonesia.

d. Bank Indonesia wajib memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai
rancangan anggaran pendapatan dan belanja Negara serta kebijakan lain yang berkaitan dengan tugas
dan wewenang Bank Indonesia.

e. Dalam hal pemerintah akan menerbitkan surat-surat urang Negara, pemerintah wjib terlebih dahulu
berkonsultasi dengan dewan perwakilan rakyat. Bank Indonesia dapat membantu penerbitn fasilitas
pembiayaan darurat dan juga kecuali yang berjangka pendek dalam rangka operasi pengendalian
moneter.

f. Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada pemerintah. Dalam hal Bank Indonesia
melanggar ketentuan tersebut, maka perjanjian pemberian kredit kepada pemerintah tersebut batal
demi hukum.

D. Hubungan Nasabah dengn Bank

Hubungan bank dengan nasabah penyimpan dapat disimak dari beberapa pasal UU No. 7 Tahun 1992
UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan.
Dari pasal-pasal tersebut dapat terlihat bahwa hubungan bank dengan nasabah oenyimpan berdasrkan
perjanjian/kontrak yang diserbut dengan perjanjian penyimpanan dana.

Ada beberapa hubungan nasabah dengan bank yang diatur dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1998
tentang perbankan, Undang-Undang No.23 Tahun 1999 tentang bank Indonesia sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang No.3 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang No. 23 tahun 1999
tentang Bank Indonesia dan peraturan pelaksaan yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Hubungan kepercayaan

Hubungan ini dapat dilihat dari pasal 1 angka 2, pasal 1 angka 5 dan pasal 3 UU No. 10 Tahun 1998
tentang perbankan. Dari beberapa pasal tersebut dapat diketahui bahwa bank adalah lembaga
perantra/intermediasi, dimana bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, di sini
muncul hubungan hokum antara bank dengan nasabah penyimpan, nasabah penyimpan
mempercayakan dana simpanannya kepada bank untuk dikelola, untuk itu nasabah penyimpan
mempercayakan dana simpanannya dengan bunga. Kemudian oleh bank dana simpanan tersebut
disalurkan kepada nasabah peminjam, di sini muncul juga hubungan hokum antara bank dengan
nasabah peminjam, bank menyalurkan dana simpanan kepada nasabah oeminjam dalam bentuk kredit,
yang artinya bank juga mempercayakan dana itu kepada nasabah peminjam untuk dikelola, dan untuk
itu bank berhak atas pengembalian dana yang dipinjamkan dengan bunganya.

2. Hubungan kerahasiaan

Pasal 40 UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan menentukan bahwa:

1) Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya, kecuali
dalam hal sebagimana dimaksudkan dalam pasal 41, pasal 41A, pasal 42, pasal 43, pasal 44, dan pasal
44A.

2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi pihak Terafiliasi.

Pelanggaran oleh anggotaa Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai bank, atau pihak terafiliasi lainnya
terhadap ketentuan Rahasia Bank tersebut di atas di ancam dengan pidana yang berat oleh pasal 47 ayat
(2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan.

3. Hubungan menjamin simpanan nasabah penyimpan

Hubungan ini diatur dalam pasal 37B UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bahwa

1) Setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank yang bersangkutan,

2) Untuk menjamin simpanan masyarakat pada bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibentuk
Lembaga Penjamin Simpanan,

3) Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berbentuk badan hukum
Indonesia.
4. Hubungan kepedulian terhadap resiko nasabah

Hubungn ini diatur dalam pasal 29 ayat 4 UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan dan Peraturan Bank
Indonesia No.7/6/PBI/2005 tentang Transparansi Informasi Produk bank dan Penggunaan Data Pribadi
Nasabah, tanggal 20 januari 2005 bahwa untuk kepentingan nasabah, bank wajib menyediakan
informasi mengenai kemungkinan timbulnya resiko kerugian sehubung dengan transaksi nasabah yang
dilakukan melalui bank. Menurut pasal 12 No.7/6/PBI/2005 tersebut, bank yang melanggar ketentuan-
ketentuan dalam No.7/6/PBI/2005 dikenakan sanksi administrative sesuai dengan Pasal 52 UUNo.10
Tahun 1998 tentang perbankan yang berupa teguran tertulis, dan pelanggaran itu dapat diperhitungkan
dengan komponen tingkat kesehatan bank, namun jika pelanggaran dilakukan dengan sengaja oleh
anggota direksi dan pegawai dari bak yang bersangkutan dapat diadukan oleh nasabah karena telah
melakukan tindak pidana dan dajatuhi sanksi pidana berdasarkan pasal 49 ayat (2) huruf b UU No. 10
Tahun 1998 tentang perbankan.

5. Hubungan kepedulian terhadap pengaduan nasabah

Hubungan ini diatur dalam Pasal 2 PBI No.7/7/PBI/2005, bahwa

1) Bank wajib menyelesaikan setiap pengaduan yang diajukan nasabah dan atau perwakilan nasabah,

2) Untuk menyelesaikan penagduan, bank wajib menerapkan kebijakan dan memiliki prosedur tertulis
yang meliputi:

a) Penerimaan pengaduan

b) Penanganan dan penyelesaian pengaduan

c) Pemantauan penanganan dan penyelesaian pengaduan.

Jika terjadi pelanggaran kewajiban bank yang termuat antara lain dalam Pasal 2 dan 3 PBI
No.7/7/PBI/2005, maka menurut Pasal 17 PBI No/7/7/PBI/2005, bank dikenai sanksi administrative
sesuai dengan Pasal 52 UU Perbankan yang berupa teguran tertulis, dan pelanggaran itu dapat
diperhitungkan dengan komponen tingkat kesehatan bank, namun dengan adanya ketentuan Pasal 49
ayat (2) huruf b UU Perbankan maka Direksi dari bank yang bersangkutan dapat diadukan oleh nasabah
sebagai telah melaksanakan tindak pidana dan dijatuhi sanksi pidana.

Hak-hak nasabah penyimpan terhadap bank dalam ke lima hubungan yang muncul dari UU No. 10 tahun
1998 tentang perbankan di atas memang bertujuan untuk memberikan perlindungn terhadap nasabah
penyimpan, hal itu bias terlihat ketika terjadi pelanggaran kewajiban bank dalam hubungan-hubungan
tersebut, UU No.10 Tahun 1998 Perbankan mengatur/memberikan sanksi berupa sanksi administrative
terhadap bank yang bersangkutan dan sanksi pidana bagi Direksi, Komisaris, pegawai bank yang
bersangkutan yang sengaja melanggar kewajiban tersebut.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa-jasa bank lainnya

Jenis-jenis bank ditinjau dari beberapa segi antara lain:

1. Dilihat dari segi fungsinya

2. Dilihat dari segi kepemilikannya

3. Dilihat dari segi status

4. Dilihat dari segi cara menentukan harga.


Bank memiliki fungsi di antaranya:

1. Sebagai pemantau dalam transaksi

2. Sebagai tabungan dan perkreditan

3. Stabilitas moneter melalui suku bunga

4. Transaksi uang sebagai komoditas.

Tugas-tugas bank yaitu:

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

2. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran

3. Mengatur dan mengawasi bank

Adapun tanggung jawab bank diantaranya:

1. Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah

2. Pemerintah wajib meminta pendapat bank Indonesia dan atau mengundang Bank Indonesia dalam
sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang berkaitan dengan
tugas Bank Indonesia atau masalah lain yang temasuk kewenangan Bank Indonesia

Hubungan nasabah dengan bank

1. Hubungan kepercayaan

2. Hubungan kerahasiaan

3. Hubungan menjamin simpanan nasabah penyimpan

4. Hubungan kepedulian terhadap resiko nasabah

5. Hubungan kepedulian terdapat pengaduan nasabah

DAFTAR PUSTAKA

Parmudi, Muchammad. 2005. Sejarah dan Doktrin Bank Islam. Yogyakarta: KUTUB

Kasmir. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers

Triandaru, Sigit dan budisantoso, Totok. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba
Empat
Muhammad. 2007. Lembaga Ekonomi Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu

Share on Whatsapp :

Google Facebook Twitter More

Related Posts

MAKALAH (PERADABAN KERAJAAN MUGHAL-INDIA)

MAKALAH KESEHATAN - TENTANG KEHAMILAN

10 HAL YANG DLARANG MELETAKAN HANDPHONE

MAKALAH : TENTANG MALARIA

Makalah Pendidikan (Makalah Tentang Organ Tubuh Manusia)

Kumpulan Makalah Zafran - Makalah Keberagaman Budaya

PrevNextHome

Search..

Popular Posts

Ragam Hias (Pengertian dan Jenis Ragam Hias) - Kliping

CONTOH LAPORAN PRAKERIN (JURUSAN OTOMOTIF)

Soal Muatan Lokal (Tentang OKU Timur)

Laporan Prakerin SMK Jurusan Multimedia Doc (Editing Photo)

Kliping Seni Budaya - Pengertian Seni Rupa dan Jenis-Jenisnya

Jenis Ragam Hias Nusantara dan Pengertiannya


Manfaat Prakerin bagi Siswa, Sekolah, Instansi, Industri dan Masyarakat.

About Contact Disclaimer Privacy Sitemap Template

Copyright © 2016 Zafran Makalah - Template by Agamnp

Anda mungkin juga menyukai