Joint Venture Joint venture adalah usaha bisnis yang dilakukan oleh dua entitas bisnis atau lebih untuk periode waktu tertentu. kerja sama ini diciptakan untuk memberikan tujuan spesifik dan ditentukan dalam rencana yang telah disepakati. Sistem ini biasanya berakhir setelah tujuan-tujuan tersebut terpenuhi kecuali para pihak memutuskan untuk terus bekerja sama. Para pihak yang terlibat dalam sistem ini diatur oleh perjanjian kontrak yang mereka buat. Joint Venture Di Indonesia sendiri sistem joint venture telah diatur regulasinya oleh undang - undang sebagai berikut : 1. UU no 25 tahun 2007 sebagai kegiatan Penanaman Modal Asing. 2. UU Nomor 1 Tahun 1967 Pasal 23 tentang Penanaman Modal Asing 3. PP Nomor 7 Tahun 1993 tentang Pemilik Saham perusahaan penanaman Modal Asing 4. PP Nomor 20 Tahun Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing 5. 4 SK Menteri negara Penggerak Dana Investasi / Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 15/SK/1994 tentang ketentuan pelaksanaan pemilikan saham dalam perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing. Joint Enterprise Joint Enterprise adalah salah satu bentuk dari Joint Venture. Bentuk Penanaman Modal Asing ini adalah kerjasama dari dua pihak pemodal asing dan dalam negeri yang membentuk badan hukum baru yang sesuai dengan hukum Indonesia. Adanya badan hukum inilah yang membedakan antara joint venture dengan joint enter- prise. Modal joint enterprise dapat terdiri dari valuta asing dan dari nilai rupiah yang kemudian dimasukkan ke badan hukum Indonesia. Joint enterprise telah diatur pada Pasal 3 UU Penanaman Joint Enterprise Bentuk kerja sama ini cukup diminati oleh para investor, mengingat Setiap usaha di Indonesia membutuhkan ru- piah untuk pembayaran harga - harga yang lebih murah dan mudah diperoleh, pemba- yaran gaji pegawai dan other costs. Investor asing tidak harus menanamkan modal dalam bentuk valuta asing dapat dalam bentuk mesin-mesin atau hasil produksi penanaman tersebut Dengan bekerja sama dengan pengusaha nasional. Maka investor asing dapat memperkecil risiko Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract)
Production Sharing Contract, merupakan kontrak
kerjasama antara satu atau beberapa investor dengan pemerintah suatu negara (biasanya diwakili oleh kementrian yang membawahi masalah sumber daya energi atau perusahaan negara dibidang terkait) yang didalamnya terdapat hak untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya mineral di suatu area dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Dalam hal ini, pemerintah memanfaatkan investor sebagai kontraktor dalam hal eksplorasi dan ekstraksi, namun demikian status kepemilikan sumberdaya mineral (jika ditemukan) tetap ditangan pemerintah. Penanaman Modal dengan DISC-RUPIAH
Penanaman Modal dengan DISC-RUPIAH
(DISC: Debt Investment Convertion Scheme), bentuk kerja sama campuran antara kredit dengan penanaman modal. Pengembalian kredit dikonversi/diubah menjadi penanaman modal asing. Pelunasan utang yang semula diperhi- tungkan berdasarkan valuta asing , tetapi diba- yar dengan rupiah . biasanya dilakukan untuk tagihan-tagihan kreditor asing yang tidak dijamin oleh pemerintah Kredit Investasi Penanaman modal dengan kredit investasi : dalam praktik penanaman modal ini banyak dilakukan oleh para investor nasional untuk membiayai proyeknya yang ada di Indonesia. Awalnya berupa kredit investasi dari dana-dana luar negeri, menjadi model nasional melalui joint - venture. Portofolio Investasi Portofolio Investasi adalah sekumpulan investasi yang dimi- liki oleh suatu institusi ataupun perorangan. Bentuknya bisa bermacam-macam, seperti obligasi, reksa dana, properti, saham, dan instrumen investasi lainnya. Bagi orang-orang yang melakukan investasi saham, ada pula isti- lah Portofolio Saham, yaitu kumpulan aset investasi yang berbentuk saham.
Pertimbangan Sebelum Menentukan Portofolio Investasi
1. Tujuan dan jangka waktu investasi 2. Modal 3. Profil Resiko Investor Sumber Hukum Investasi Sumber hukum investasi dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu hukum formal dan hukum materiil. 1. Hukum formal, terbagi menjadi dua bagian yaitu tertulis (peraturan perundang - undangan spt UU No. 25 Thn 2007 tentang Penanaman Modal, UU No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, serta dengan berlakunya UU Ciptaker), dan tidak tertulis (kebiasaan masyarakat). 2. Hukum materiil, lebih cenderung pada keberadaan/ aspek latar belakang yang mempengaruhi pembentukan hukum formal, seperti aspek politis, sosial ekonomis, budaya, dan lainnya. TERIMA KASIH