Diwajibkan bagi Penanam Modal Asing (PMA) dan dilakukan melalui Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP) Penanaman Modal di BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) untuk
mendapatkan Izin Pendaftaran dapat di lihat dalam link berikut https://nswi.bkpm.go.id/ .
Digunakan sebagai sarana melakukan pengecekan apakah bidang usaha yang akan dimasuki tidak
masuk dalam daftar negatif investasi. Bagi Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) tidak wajib
melakukan pendaftaran penanaman modal kecuali jika diperlukan.
Hal ini berdasarkan dari Peraturan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kemitraan Di Bidang Penanaman
Modal Antara Usaha Besar Dengan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Di Daerah
Pendaftaran Penanaman Modal oleh PMA dapat dilakukan sebelum atau sesudah dimilikinya
Akte Notaris dan Pengesahan Badan Hukum Perusahaan dari Departemen Hukum dan HAM.
Namun setelah mendapatkan Izin Pendaftaran Penanaman Modal, harus segera ditindaklanjuti
dengan pembuatan akte perusahaan dan Pengesahan Badan Hukum Perusahaan.
Dan apabila ingin mendaftarkan penanam modal dalam negeri cukup dengan mengakses link
dari OSS : https://oss.go.id/ Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko melalui Sistem
Online Single Submission (OSS) merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja. OSS Berbasis Risiko wajib digunakan oleh Pelaku Usaha,
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Administrator Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas (KPBPB).Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 terdapat 1.702 kegiatan usaha yang terdiri atas 1.349
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) yang sudah diimplementasikan dalam Sistem
OSS Berbasis Risiko.
b. Nomor Pokok Wajib Pajak
Diwajibkan bagi perorangan dan badan usaha termasuk Penanam Modal Asing (PMA) maupun
Penanaman Modal Dalam Negeri dan menjadi persyaratan untuk pembuatan akte badan usaha dan
badan hukum usaha untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi/usaha diwilayah hukum Indonesia.
Menjadi identitas atas kewajiban pajak yang dibebankan dari kegiatan ekonomi yang dilakukan.
NPWP diajukan dan diproses di Kantor Pelayanan Pajak yang ada di setiap daerah. Nompr Pokok
Wajib Pajak dapat di daftar melalui Link berikut : https://ereg.pajak.go.id/daftar
Peraturan terbaru mengenai kebutuhan izin usaha perusahaan saat ini tercantum dalam PP
Nomor 5 tahun 2021. Dalam PP tersebut tertulis bahwa setiap perusahaan wajib mempunyai NIB
(Nomor Induk Berusaha), Sertifikat Standar serta Izin berdasarkan resiko perusahaan.Selain itu,
juga wajib mempunyai NPWP atau Nomor Pokok Wajib Pajak untuk menunaikan tanggung jawab
perpajakan sebagai pengusaha. NPWP ini bisa Anda peroleh secara online melalui situs Online
Single Submission Risk-Based Approach (OSS-RBA).
Pada sistem tersebut Pelaku usaha harus mendaftar terlebih dahulu untuk bisa mengakses
layanan OSS. Setelah mendapatkan hak akses pada OSS pelaku usaha harus mendapatkan NIB
(Nomor Induk Berusaha). Untuk mendapatkan NIB sendiri sudah ada pada menu OSS setelah NIB
diterbitkan pelaku usaha bisa memulai membuat izin usaha sesuai keperluan dengan layanan yang
ada pada menu OSS pada penerbitan NIB maupun surat Izin usaha berbentuk dokumen elektronik
yang berlaku Sah dengan disertai tanda tangan elektronik. Dan dapat dicetak secara mandiri. Pada
sistem ini pelaku usaha bisa melakukan pembuatan izin usaha dengan hanya di rumah atau pun di
kantor sendiri dengan mencantumkan semua persyaratan yang di butuhkan dengan cara di upload
pada OSS dan akan di verifikasi untuk mendapatkan Ijin usaha yang berlaku efektif.
Untuk Modal yang digunakan dalam Perizinan Berusaha yang diatur dalam Peraturan Presiden
10 tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal, untuk usaha UMKM ada Pasal 5 ayat (2)
dalam Peraturan Presiden 10 tahun 2021, yang berbunyi:
“Bidang Usaha yang dialokasikan bagi Koperasi dan UMKM sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan bcrdasarkan kriteria:
a. kegiatan usaha yang tidak menggunakan teknologi atau yang menggunakan
teknologi sederhana;
b. kegiatan usaha yang memiliki kekhususan proses, bersifat padat karya, serta
mempunyai warisan budaya yang bersifat khusus dan turun-temurun; dan/atau
c. modal usaha kegiatan tidak melebihi Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) di luar nilai tanah dan bangunan.”
Jadi untuk UMKM modal usaha tidak boleh lebih dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah). Sedangkan untuk PMA ( Penanaman Modal Asing ) nilai modal untuk investasi lebih dari
Rp. 10.000.000.000,00 (Sepuluh Miliar Rupiah), yang diatur pada Pasal 7 ayat (1) dalam PerPres 10
tahun 2021, Berbunyi:
“(1) Penanam Modal asing hanya dapat melakukan kegiatan usaha pada Usaha
Besar dengan nilai investasi lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) di luar nilai tanah dan bangunan.”
C. Perolehan Fasilitas
hal ini yang akan di dapat dari pihak yang menanamkan modal yang telah terdaftar baik itu
Penanam Modal Asing maupun Penanam modal dalam negeri.
a. Izin Prinsip Penanaman Modal
Izin Prinsip harus dimiliki oleh PMA yang telah terdaftar maupun PMDN yang ingin
mendapatkan fasilitas dalam rangka penanaman modal. Fasilitas penanaman modal yang bisa
didapatkan adalah pembebasan bea masuk impor mesin, impor barang dan bahan, pembebasan
PPN dan fasilitas keringanan PPh). Pengurusan Izin Prinsip dilakukan melalui PTSP Penanaman
Modal di BKPM. Bagi PMDN, penguurusan izin prinsip.
b. Angka Pengenal Importir – Produsen (API-P)/ Umum (APIU)
API merupakan identitas pengenal bagi investor untuk melakukan impor dan mendapatkan
fasilitas impor dalam rangka penanaman modal. Penanaman modal yang bisa didapatkan adalah
pembebasan bea masuk impor mesin, impor barang dan bahan, pembebasan PPN dan fasilitas
keringanan PPh). Angka Pengenal Importir-Produsen (API-P) diperuntukan untuk impor barang
modal dan barang dan bahan yang tidak untuk dijual kembali (bukan perdagangan), sedangkan
Angka Pengenal Importir-Umum (APIU) diperuntukan untuk impor barang untuk untuk dijual
kembali (bidang perdagangan).
Untuk mendapatkan RPTKA, pemberi kerja TKA harus mengajukan permohonan kepada Direktur
Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja atau Direktur
Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing melalui sistem online dengan dua cara, yaitu:
1. Mengajukan permohonan Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) Baru secara online
menggunakan akun yang telah terdaftar dengan cara di atas;
2. Verifikasi data RPTKA dan penjadwalan telewicara;
3. Melakukan telewicara online melalui video call;
4. Pencetakan rancangan SK RPTKA;
5. Penilaian kelayakan penggunaan TKA oleh Kasi;
6. Penilaian kelayakan penggunaan TKA oleh Kasubdit;
7. Pengesahan SK RPTKA oleh Direktur;
8. Penggjna TKA dapat mencetak RPTKA melalui akun perusahaan.
F. Izin Lingkungan
Izin lingkungan merupakan yang sangat penting dalam pembuatan sebuah pendirian usaha
terkadang dan sering lingkungan merupakan faktor penentu dalam pendirian usaha. Berikut
merupakan izin lingkungan yang biasa di butuhkan dalam pendirian usaha :
a. Izin Undang-undang Gangguan
Untuk menjamin bahwa kegiatan investasi tidak menimbulkan gangguan terhadap masyarakat
disekitarnya, pemerintah daerah mewajibkan adanya Izin Undang-Undang Gangguan (HO) bagi
kegiatan investasi (PMA maupun PMDN) di luar kawasan khusus. Izin UUG dikeluarkan oleh
Pemerintah daerah melalui instansi yang ditunjuk atau pelayanan terpadu perizinan satu pintu/atap
di daerah.
Saat ini Surat Izin Gangguan dikeluarkan oleh Dinas Perizinan Domisili Usaha di daerah
tingkat dua atau setingkat Kabupaten dan Kotamadya. Hal ini sesuai dengan diberlakukannya
undang-undang otonomi daerah, jadi di tiap - tiap daerah dapat mempunyai aturan yang berbeda
dalam mengeluarkan Surat Izin Gangguan. Biasanya untuk mendapatkan Surat Izin Gangguan ini,
perusahaan tidak mencemari lingkungan dan atau tidak ada dampak negatif terhadap lingkungan
dari usaha yang dilakukan.
Surat Izin Gangguan wajib di miliki bagi pengusaha atau badan usaha yang akan menjalankan
usahanya di suatu daerah dan juga sebagai syarat untuk mendapatkan Surat Izin Usaha lanjutan
seperti: