Anda di halaman 1dari 4

DASAR HUKUM

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Undang-Undang Penanaman Modal Nomor 25 Tahun


2007

ANALISA

- Pilihan yang terbaik antara berinvestasi dengan menyertakan modal atau mencari
perantara perdagangan dalam pendistribusian.

Investasi merupakan suatu penggerakkan kehidupan ekonomi dalam suatu negara yang
pembentukan modalnya bisa memperbesar kapasitas produksi, menaikkan pendapatan nasional
ataupun menciptakan lapangan kerja baru yang akan memperluas lapangan pekerjaan. Sehingga
penyertaan modal merupakan hal yang penting bagi investor dalam mengembangkan berbagai
macam sector ekonomi. Investasi seperti ini bisa dilaksanakan secara langsung ataupun tidak
langsung. Dalam hal ini yang akan dibahas ialah investasi secara tidak langsung. Dengan
melakukan cara melalui penyertaan modal yang dilakukan investor asing ke Indonesia. Mengenai
penanaman modal asing itu sendiri, Undang-Undang Penanaman Modal mendefinisikannya
sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia
yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya
maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Dikatakan sebagai penanaman
modal secara tidak langsung karena yang termasuk dalam penanaman modal tidak langsung ini
mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang. Dalam definisi ini, Penanaman
Modal Asing (PMA) dikonstruksikan sebagai pemindahan modal dari negara yang satu ke negara
lain. Tujuan penggunaannya adalah mendapat keuntungan.

Ada juga dengan cara lain yaitu mencari perantara perdagangan dalam pendistribusian. Salah
satu perantara dalam dagang yaitu makelar. Makelar merupakan penjembatan antara pihak
penjual dan pihak pembeli sehingga tidak perlu mengeluarkan modal tetapi memberikan tugas
untuk seorang makelar dalam mendistribusikan produk yang dimiliki oleh orang asing untuk
mejual produknya itu dengan perantara makelar itu. Menurut pendapat saya, dari penjelasan
kedua itu secara umum, lebih memudahkan jika memilih jalan dengan cara penyertaan modal
yang dilakukan investor asing ke Indonesia. Karena, lebih praktis karena tinggal mencari
perusahaan mana yang mau diberi modal tanpa harus terjun langsung. Selain itu, cara
mengawasinya juga dengan cara memantau tanpa harus menghasilkan produk untuk dipasarkan.
Sedangkan jika menggunakan jasa makelar walaupun yang mendistribusikannya pihak makelar
tapi tetap harus memikirkan produk apa yang harus di distribusikan serta dihasilkan baru bisa
dilakukan oleh makelar untuk mendistribusikan produknya. Jadi memakan waktu lebih daripada
hanya menyertakan modal saja, tapi yang menggerakkan sih perusahaan yang disertakan
modalnya.

ARGUMENTASI HUKUM

- Kepastian Hukum di Indonesia mengenai berinvestasi dengan menyertakan modal saja


atau mencari perantara perdagangan dalam pendistribusian.

Kepastian hukum di Indonesia dalam berinvestasi dengan menyertakan modal saja terjamin
dikarenakan pada dasarnya pemerintah telah wajib dakam menjamin kepastian hukum serta
keamanan bagi seseoorang yang ingin melakukan penyertaan modal. Faktor dari dijaminkan
kepastian hukum ini terjamin yang diberikan oleh pemerintah penerima modal terhadap investor
asing, agar investor asing yang ingin menyertakan modalnya menjadi tidak ragu dalam
melakukan hal itu. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal. Dalam Pasal 5 ayat (2) UndangUndang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal telah ditentukan secara jelas tentang bentuk hukum perusahaan penanaman
modal asing. Penanaman modal asing wajib dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT PMA). Secara
lengkap, bunyi Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal yang menjadi unsurnya: “penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia,
kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.”

Akan tetapi dari teknis pelaksanaanya investor asing tidak secara langsung melakukan hanya saja
sebagai penyerta modalnya saja yang nantinya si perusahaan yang dibentuk di Indonesia itu yang
menjalankan segala sesuatunya. Perlindungan terhadap investor asing itu disebut dalam pasal 6
UU Penanaman Modal yang menyatakan bahwa memberi perlakuan yang sama kepada semua
investor baik itu investor dalam negeri maupun investor asing. Dan pada pasal 7 diatur mengenai
nasionalisasi serta kompensasi. Serta pengalihan asset serta transfer dan repatriasi dalam valuta
asing itu diatur dalam pasal 8 dan pasal 9. Yang dimaksud dengan transfer merupakan alih
keuntungan dalam mata uang asli dari modal sebagai dasar nilai tukar ke negara asalnya dan
repastriasi sebagai kembalinya hak investor negara yang menjadi domisilinya. Yang dimana hak
transfer dan repastriasi mencakup modal, keuntungan serta bunga bank dividen dan pendapatan
yang lain. Selain dalam peraturan perundang-undangan, perlindungan terhadap investasi asing
diberikan dalam perjanjian multilateral. Salah satunya perjanjian internasional tentang jaminan
dalam penanaman modal (Konvensi MIGA). Walaupun telah ada perlindungan dalam UU
Penanaman Modal dan perjanjian bilateral mengenai perlindungan terhadap penanaman modal,
investor asing secara mandiri tetap berupaya agar terhindar dari kerugian yang mungkin timbul
sebagai akibat political risks atau risiko-risiko yang bersifat nonkomersial, antara lain dilakukan
dengan menjaminkan investasinya kepada MIGA.

Sedangkan jika melalui perantara dengan menggunakan makelar hal ini diatur dalam Kitab
Undang Hukum Dagang pada pasal 66 yang menjelaskan hak dari seorang makelar bahwa
makelar memiliki hak untuk menahan barang selam upah atau ongkos ganti rugi belum dibayar
oleh pemberi produk untuk didistribusikan serta hak dalam mendapatkan upah dan ganti rugi
ongkos yang telah dikeluarkan. Selain itu provisi dari prinsipalnya serta kurtasi oleh makelar
yang menerimanya. Makelar sendiri nantinya diangkat oleh pemerintah sesuai dengan pasal 66
itu sehingga terjamin juga mengenai kepastian hukumnya. Selain itu makelar juga memiliki
kewajiban dalam menulis di buku catatan tentang tindakan seorang makelar dalam menjalankan
tugasnya. Hal ini untuk agar secara terbuka diketahui oleh pemberi produk untuk didistribusikan
agar tahu dengan jelas kegiatan makelar sehingga tidak bisa untuk ditutup-tutupin.

KESIMPULAN

Baik melalui penyertaan modal ataupun dengan mendistribusikan dagang melalui makelar sama-
sama bisa untuk dilakukan dan terjamin untuk kepastian hukumnya. Namun, untuk secara teknis
agar lebih gampang dilakukan untuk jarak jauh lebih baik dengan dilakukan cara yaitu
penyertaan modal yang dilakukan investor asing ke perusahaan yang ada di Indonesia. Selain itu,
investor juga hanya cukup menyediakan dana tanpa memikirkan akan produk yang akan
dihasilkan dan didistribusikan. Aturan yang diberikan pemerintah juga sudah cukup memadai
untuk mengurangi resiko agar terjadi kecurangan atau tidak menguntungkan bagi pihak
investornya. Jika menggunakan jasa makelar sebenarnya juga terjamin kepastian hukumnya,
hanya saja dalam melakukannya menjadi lebih ribet untuk dilakukan, karena harus menyiapkan
produk yang akan didistribusikan itu serta menunggu pemerintah mengangkat seorang makelar
itu, dan menunggu hasil yang dilakukan makelar untuk memasarkannya otomatis cukup
memakan waktu juga.

Anda mungkin juga menyukai