Anda di halaman 1dari 13

48

BAB III

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DARI PRAKTEK

MANIPULASI PASAR

3.1 Kedudukan Investor Dalam Pasar Modal

Pemodal atau investor dikatagorikan sebagai pelaku investasi dalam pasar

modal. Investor di pasar modal, baik investor domestik maupun investor asing , baik

individual maupun investor institusional.50 Sebagai pelaku kegiatan di pasar modal

mempunyai kedudukan yang diatur dalam pasal 5 Undang-undang No 25 tahun 2007

yaitu:

1. Penanam modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha

berbadan hukum, tidak berbadan hukum atau usaha perseorangan, sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan

hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah Negara Republik

Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.

3. Penanam modal dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal

dalam bentuk perseroan terbatas dilakukan dengan:

a. Mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas

50
Munir Fuady, op.cit., h.39.
49

b. Mengambil sadam, dan

c. Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Investor mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhinya. Hak dan

kewajiban ini di atur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 dalam pasal 14

tentang hak investor dan 15 tentang kewajiban investor, yaitu:

Pasal 14 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Hak penanam modal

(investor), yaitu:

1. Setiap penanam modal berhak mendapatkan kepastian hak, hukum dan

perlindungan.

a. Yang dimagsud dengan kepastian hak adalah jaminan pemerintah bagi

penanam modal untuk memperoleh hak sepanjang penanam modal

melaksanakan kewajiban yang ditentukan.

b. Yang dimagsud dengan kepastian hukum adalah jaminan pemerintah

untuk menetapkan hukum dan kententuan peraturan perundang-undangan

sebagai landasan utama dalam setiap tindakan dan kebijakan bagi

penanam modal.

c. Yang dimagsud dengan kepastian perlindungan adalah jaminan

pemerintah bagi penanam modaluntuk memperoleh perlindungan dalam

melaksanakan kegiatan penanaman modal.


50

2. Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya.

3. Hak pelayanan.

4. Berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan kententuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007tentang Kewajiban penanam modal

(investor), yaitu:

1. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

2. Melaksanakan tanggung jawab perusahaan.

3. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikan

kepada badan koordinasi penanaman modal.

4. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan penanaman

modal.

5. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Bapak Ali Ridwan, SH, MM sebagai kepala bagian kerjasama

internasional dan hubungan masyarakat yang bertempat di ruangan kabag. humas

Kementrian Keuangan Republik Indonesia ( Badan Pengawas Pasar Modal Dan

Lembaga Keuangan Sekretariat Badan). kedudukan investor dalam pasar modal

sangatlah penting karena investor dalam pasar modal adalah bagian dari struktur

pasar modal. Suatu pasar akan dapat berjalan apabila ada penjual dan pembeli yang

melakukan kegiatan jualbeli. Dalam pasar modal, investor disini adalah sebagai

pembeli efek dan emiten adalah penjualnya. Dengan adanya investor, emiten dapat
51

mendapatkan modal yang ditanamkan oleh investor dengan menjual efek baik itu

saham, obligasi dan efek-efek lainnya. Investor atau pemodal adalah pihak yang

harus dilindungi, saat ini perlindungannya sudah lebih baik yang membuat pemodal

jauh lebih aman. (wawancara, 23 November 2012)

3.2 Perlindungan Hukum Terhadap Investor

Perlindungan hukum terhadap investor dalam pasar modal ada 2 cara yaitu:

1. Prinsip Full disclosure

Prinsip full disclosure yang juga disebut sebagai dasar dari disclosure

regulation ini didasarkan dua asumsi dasar, yaitu pertama, investor adalah orang

dewasa yang dapat membuat keputusan terbaik untuk mereka sendiri. Seandainya

semua informasi telah sepenuhnya diinformasikan oleh emiten maka investor akan

dapat menentukan apakah membeli atau menjual sekuritas tertentu atau tidak

bertransaksi sama sekali. Karena mereka membuat keputusan berdasarkan informasi

yang cukup dan jelas maka mereka yang bertanggung jawab atas akibat dari

keputusan tersebut. Asumsi kedua, dari prinsip ini adalah bahwa keterbukaan

informasi sangat unggul untuk menghindari berbagai penyelewengan.51 Ini berarti

kalau sistem telah benar-benar transparan maka berbagai kecurangan, penyelewengan

dan penipuan akan dapat dihindari.

51
Budi Untung, 2011, Hukum Bisnis Pasar Modal, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, h.172
52

Prinsip full disclosure ini adalah bentuk perlindungan investor yang dilakukan

oleh pemerintah secara tidak langsung. Pemerintah atau otoritas pasar modal dalam

hal ini pada prinsipnya hanya berusaha menjamin bahwa investor mendapatkan

informasi yang lengkap dan sejelas mungkin. Otoritas pasar modal akan mewajibkan

emiten selalu memberikan informasi kepada masyarakat yang lengkap, jelas dan tepat

waktu. Dalam hal ini otoritas pasar modal mewajibkan emiten yang akan melakukan

penawaran umum harus menyampaikan pendaftaran, menyampaikan laporan regular

dan juga menyampaikan laporan setiap kejadian penting. Dengan demikian pada

hakekatnya ada tiga tahap informasi yang wajib diserahkan oleh emiten yaitu:

a. Informasi pada saat perusahaan melakukan penawaran

b. Informasi reguler, berupa laporan triwulan dan tahunan

c. Informasi tentang kejadian penting yang terjadi52

Informasi pada saat perusahaan melakukan penawaran umum adalah

kewajiban emiten atau calon emiten untuk bisa melakukan pendaftaran pada otoritas

pasar modal sebelum mereka melakukan penawaran umum. Pendaftaran

dimagsudkan agar otoritas pasar modal dapat menilai apakah calon emiten telah

menyiapkan propektus sesuai dengan ketentuan yang ditentukan oleh otoritas.

Ketentuan yang dimadsud adalah prosedur yang wajib dipenuhi oleh emiten

tentang persyaratan prospektus dan dokumen yang harus dilampirkan. Otoritas pasar

modal disini hanya berusaha agar informasi yang disampaikan cukup, jelas dan
52
Ibid, h. 173.
53

mudah dimengerti oleh masyarakat. Akan tetapi sebagai dasar dari disclosure

regulation, otoritas pasar modal tidak bertanggung jawab atas kebenaran ini dan

kualitas dari informasi yang terkandung dalam pembuatan prospektus. Hal ini dapat

dimengerti karena yang membuat prospektus bukanlah otoritas pasar modal,

melainkan emiten itu sendiri dengan dibantu oleh profesi penunjang pasar modal.

Laporan reguler dimadsudkan agar emiten senantiasa memberikan informasi

kepada publik tentang perkembangan yang terjadi dalam periode tertentu

sebagaimana yang tercermin dalam laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan

tahunan. Persyaratan tentang batas waktu penyampaian laporan tersebut ditetapkan

paling lama 60 hari setelah tanggal buku untuk laporan triwulan (tanpa audit) dan

120 hari untuk laporan tahunan (harus audit). Kewajiban ini untuk memungkinkan

investor publik mendapatkan temp well informed tentang emiten. Setiap kejadian

penting yang terjadi terhadap perusahaan wajib segera dilaporka kepada otoritas pasar

modal dan diumumkan ke publik paling lama pada akhir 2 hari kerja setelah peristiwa

tersebut. Yang dimadsud kejadian penting adalah sama dengan informasi yang wajib

dimasukkan dalam prospektus, yaitu setiap informasi atau fakta material yang dapat

memengaruhi harga efek, keputusan pemodal atau calon pemodal atau pihak lain

yang berkepentingan terhadap informasi tersebut. Adanya informasi yang terbuka ini,

investor akan dapat mengikuti perkembangan setiap perusahaan dan membuat

keputusan berdasarkan informasi tersebut. Berbeda dengan disclosure regulation

yang sudah disebutkan, sistem peraturan pasar modal yang lain adalah sistem merit
54

regulation. Sistem ini yang sekarang jarang digunakan pada prinsip memberikan

wewenang pada otoritas pasar modal untuk menentukan dan menyeleksi apakah

sebuah emiten dibenarkan untuk melakukan penawaran umum atau tidak. Otoritas

pasar menyeleksi emiten berdasarkan pertimbangan merit (kebaikan) kepada investor.

Jika otoritas menganggap sebuah perusahaan tidak cukup baik maka calon emiten

tidak dibenarkan untuk melakukan penawaran umum. Sistem ini pernah diterapkan di

Indonesia semenjak pasar modal diaktifkan kembali tahun 1977. Namun mulai tahun

1990 sistem ini telah ditinggalkan dan digantikan dengan system disclosure yang

dikenal sekarang.53

2. Larangan manipulasi

Sebagaimana telah disinggung diatas , bahwa perlindungan investor di pasar

modal dalam sistem disclosure regulation pada intinya bertumpu pada keterbukaan

informasi. Namun dalam dunia nyata perlindungan yang demikian saja tidak

mencukupi. Berbagai pihak yang terlibat di pasar modal masih dimungkinkan untuk

melakukan tindakan yang dapat merugikan investor, baik berupa kecurangan dalam

melakukan transaksi, penipuan dalam mengemukakan informasi dan kejahatan dalam

perdagangan. Disamping itu, orang-orang yang mempunyai akses eksklusif terhadap

informasi tertentu (informasi orang dalam) dimana orang lain belum mengetahuinya

juga dapat mengambil manfaat finansial dengan melakukan perdagangan dengan

53
Ibid, h. 174
55

menggunakan informasi tersebut. Hal ini menciptakan ketidakadilan (unfairness)

terhadap mereka yang tidak mempunyai informasi tersebut.

Oleh karena itu investor juga perlu dilindungi dari berbagai kecurangan,

manipulasi dan perdagangan dengan menggunakan informasi orang dalam. Untuk ini

hukum pasar modal mengatur secara intensif tentang masalah ini. Dalam Undang-

undang Nomor 8 Tahun 1995 pada ketentuan yang tercantum dalam Bab IX, mulai

pasal 90 sampai 99. Inti dari ketentuan ini adalah larangan penipuan, manipulasi

pasar dan perdagangan orang dalam. Peraturan begitu luas sehingga sehingga

berbagai bentuk dan caranya adalah dilarang. Namun, ketentuan undang undang kita

masih bersifat normative. Belum banyak praktik yang terjadi di pasar yang dapat

dijadikan bagaimana penerapan undang-undang tersebut dalam kehidupan nyata.54

Menurut Bapak Dedi Setiawan sebagai sub bagian hubungan masyarakat yang

bertempat di ruangan kabag. humas Kementrian Keuangan Republik Indonesia

( Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Sekretariat Badan).

menjelaskan tentang bentuk perlindungan hukum terhadap investor adalah pasar

modal lebih banyak mengadopsi teori ekonomi (simetri information) jadi pasar yang

sempurna menang itu hanya ada dalam teori,. Dalam teori ekonomi, pasar yang

sempurna adalah apabila semua informasi dapat diakses dalam porsi yang sama dari

setiap pihak yang ada di pasar itu atau laporan kejadian penting. Laporan kejadian

penting adalah keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik.

54
Ibid., h.175-176
56

Keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik adalah sebagai

berikut:

1. Setiap Perusahaan Publik atau Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya

telah menjadi efektif, harus menyampaikan kepada Bapepam dan

mengumumkan kepada masyarakat secepatnya mungkin, paling lambat

akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah keputusan atau terdapatnya Informasi

atau Fakta Materiil yang mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek

perusahaan atau keputusan investasi pemodal.

2. Informasi atau Fakta Materiil yang diperkirakan dapat mempengaruhi

harga Efek atau keputusan investasi pemodal, antara lain hal-hal sebagai

berikut:

a. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau

pembentukan usaha patungan;

b. Pemecahan saham atau pembagian deviden saham;

c. Pendapatan dari deviden yang luar biasa sifatnya;

d. Perolehan atau kehilangan kontak penting;

e. Produk atau penemuan baru yang berarti;

f. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam

menejemen;

g. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran Efek yang bersifat

hutang;
57

h. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang

material jumlahnya;

i. Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang material;

j. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting;

k. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur

dan koomisaris perusahaan;

l. Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain;

m. Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan;

n. Penggantian Wali Amanat;

o. Perubahan tahun fiscal perusahaan.

Menurut Bapak Ali Ridwan, Bapepam LK pada tahun 2013 berubah menjadi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memiliki kewenangan yang lebih luas.

Khususnya perlindungan investor, OJK memiliki direktorat edukasi dan perlindungan

konsumen yang khusus membeikan perlindungan kepada investor. Pengaturan

tentang perlindungan terhadap investor yang lebih luas diatur dalam Undang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa

Keuangan. Ada 2 perlindungan hokum yang diberikan OJK kepada investor di pasar

modal, yaitu:

1. Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan

pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat, yang meliputi:


58

a. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik

sector jasa keuangan, layanan, dan produknya;

b. Meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya

apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat; dan

c. Tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan disektor jasa keuangan.

2. OJK melakukan pelayanan pengaduan konsumen yang meliputi:

a. Menyiapkan perangkat yang memadai untuk pelayanan pengaduan

Konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan;

b. Membuat mekanisme pengaduan Konsumen yang dirugikan oleh pelaku

di Lembaga Jasa Keuangan; dan

c. Memfasilitasi penyelesaian pengaduan Konsumen yang dirugikan oleh

pelaku di Lembaga Jasa keuangan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan di sector jasa keuangan. (wawancara, 23 November 2012)

3.3 Upaya Hukum Yang Dapat Ditempuh Investor Apabila Menjadi Korban

Manipulasi Pasar

Undang-undang pasar modal yang saat ini berlaku mempunyai kelebihan

dibandingkan Undang-undang pasar modal yang sebelumnya yakni penerapan sanksi

yang lebih beragam dengan ancaman hukuman yang lebih berat. Ancaman hukuman

yang lebih berat ini bertujuan agar pelaku pidana dapat lebih jera. 55 Dalam pasar

55
Munir Fuadi, op.cit., h. 128.
59

modal terdapat dua upaya hukum yang dapat ditempuh yaitu secara perdata dan

pidana. Upaya hukum yang ditempuh secara perdata dapat dilakukan dengan

mengajukan gugatan perdata berdasarkan beberapa alasan yuridis yaitu:

1. Gugatan perdata atas dasar pelanggaran perundang-undangan pasar modal.

Dalam gugatan ini ada 2 metode pertanggung jawaban perdata di bidang pasar

modal, yaitu dengan pertanggungjawaban khusus dan pertanggungjawaban

umum.

2. Gugatan atas dasar perbuatan melawan hukum vide pasal 1365 KUH perdata.

Dengan dibukanya kesempatan menuntut kerugian (secara perdata) oleh

Undang-undang Pasar Modal, maka sebenarnya banyak segi dari pelanggaran

hukum pasar modal dapat dimintakan pertanggungjawaban perdata secara

bayaran ganti rugi, terutama dengan adanya pasal 111.

3. Gugatan perdata atas dasar perbuatan wanprestasi.56

Menurut Bapak Dedi Setiawan menjelaskan tentang upaya hukum yang dapat

ditempuh investor apabila menjadi korban manipulasi pasar dalam pasar modal.

Dalam manipulasi pasar, tidak ada yang disebut korban, paling karena informasinya

dimanipulasi maka ada investor yang rugi. Oleh karena itu tidak ada sipil remidi atau

tidak adanya ganti kerugian. Investor disini dianggap sudah bisa mengambil

keputusan sendiri dalam berinvestasi. Karena manipulasi ini dilarang karena dapat
56
Ibid, h. 135.
60

merugikan kedepannya setelah Bapepam LK berubah menjadi OJK (Otoritas Jasa

Keuangan). Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang

melakukan pembelaan hukum, yang meliputi:

1. Memerintahkan atau melakukan tindakan tertentu kepada Lembaga Jasa

Keuangan untuk menyelesaikan pengaduan Konsumen yang dirugikan

Lembaga Jasa Keuangan yang dimagsud;

2. Mengajukan gugatan:

a. Untuk memperoleh kembali harta kekayaan milik pihak yang dirugikan

dari pihak yang menyebabkan kerugian, baik yang berada di bawah

penguasaan pihak yang menyebabkan kerugian dimagsud maupun

dibawah penguasaan pihak lain dengan itikad tidak baik; dan/atau

b. Untuk memperoleh ganti kerugian dari pihak yang menyebabkan kerugian

pada Konsumen dan/atau Lembaga Jasa Keuangan sebagai akibat dari

pelanggaran atas pelanggaran peraturan perundang-undangan disektor jasa

keuangan. ( wawancara, 23 November 2012)

Anda mungkin juga menyukai