Anda di halaman 1dari 7

Hukum Investasi Langsung dan Tidak Langsung

Investasi atau Penanaman Modal ada dua bentuk, yaitu Investasi Langsung dan Investasi Tidak langsung.

Direct Investment Indirect Investment


Investor harus hadir dalam menjalankan usaha Investor cukup sebagai pemegang saham dan
tidak perlu hadir secara fisik
___ Tujuannya untuk memperoleh keuntungan
maksimal dalam waktu singkat
Investor memiliki kontrol terhadap kegiatan Investor tidak memiliki kontrol terhadap
perusahaan sehari-hari perusahaan sehari-hari
___ Investor menanggung resiko sendiri dan tidak
dapat menggugat perusahaan yang menjalankan
kegiatannya
___ Kerugian pada Portfolio Investment tidak
dilindungi oleh Hukum Kebiasaan Internasional
Mendirikan Perusahaan Tidak Mendirikan Perusahaan
Perusahaan dikendalikan oleh seluruh/ sebagian Ada pemisahan pemilik dan manajemen
pemilik perusahaan
Investasi tidak dapat dipindahkan setiap saat Investasi dapat dipindahkan setiap saat
Landasan hukumnya UU No. 25 tahun 2007 Landasan hukumnya UU No. 8 tahun 1995 tentang
tentang Penanaman Modal Pasar Modal
Pengelolanya BKPM Pengelolanya Bapepam dan LK

A. Investasi Langsung (direct investment)

 Referensi: Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal hanya mengatur
penanaman modal secara langsung saja (direct investment).
 Definisi Penanaman modal menurut Pasal 1 UU PM ialah segala bentuk kegiatan menanam modal,
baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha
di wilayah negara RI.
 Pengertian penanaman modal langsung ini seringkali dikaitkan dengan keterlibatan pemilik modal
secara langsung dalam kegiatan pengelolaan modal. Penanaman modal langsung dilakukan baik
berupa (1) mendirikan perusahaan patungan (joint venture company) dengan mitra lokal, (2)
dengan melakukan kerja sama operasi (joint operation) tanpa membentuk perusahaan baru, (3)
dengan mengkonversikan pinjaman menjadi pernyataan mayoritas dalam perusahaan lokal, (4)
dengan memberikan bantuan teknis dan manajerial (technical and management assistance), (5)
dengan memberikan lisensi, dll
 Di dalam pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
beserta penjelasannya telah ditentukan 10 asas dalam penanaman modal atau investasi.
Kesepuluh asas itu disajikan berikut ini.
1) Asas Kepastian Hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan
tindakan dalam bidang penanaman modal.

1
2) Asas keterbukaan, yaitu asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal.
3) Asas akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
penyelenggaraan penanaman modal dipertanggngjawabkan kepada masyarakat atau rakyat
sebagai pemegang kedaulatan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4) Asas perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara adalah asas perlakukan
pelayanan nondiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, baik
antara penanam modal dalam negeri dan penanam modal dari satu negara asing dan penana
modal dari negara asing lainnya.
5) Asas kebersamaan adalah asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara
bersama-sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
6) Asas efisiensi berkeadilan adalah asas yang mendasari pelaksanaan penanaman modal
dengan mengedepankan efisiensi berkeadilan dalam usaha mewujudkan iklim usaha yang
adil, kondusif, dan berdaya saing.
7) Asas keberlanjutan adalah asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses
pembangunan melalui penanaman modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan
dalam segala aspek kehidupan, baik untuk masa kini maupun yang akan datang.
8) Asas berwawasan lingkungan adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap
memperhatikan dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.
9) Asas kemandirian adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap
mengedepankan potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri pada masuknya
modal asing demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi.
10) Asas keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional adalah asas yang berupaya
menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.
 Tujuan diselenggarakannya penanaman modal dijabarkan dalam Pasal 3 Ayat (2) Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional;
2) Menciptakan lapangan kerja;
3) Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan;
4) Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional;
5) Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional;
6) Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan;
7) Mendorong ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana
yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri; dan
8) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan penyelenggaraan penanaman modal hanya dapat tercapai apabila faktor penunjang
yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antara lain, melalui perbaikan
koordinasi antarinstansi Pemerintah Pusat dan Daerah, penciptaan birokrasi yang efesien,
kepastian hukum di bidang penanaman modal, biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta
iklim usaha yang kondusif di bidang ketenagakerjaan dan keamanan berusaha.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim investasi dalam suatu negara adalah:


1) Sistem dan stabilitas politik, ekonomi dan keamanan negara yang bersangkutan,

2
2) Sikap rakyat dan pemerintahannya terhadap orang asing dan modal asing,
3) Jumlah dan daya beli penduduk sebagai calon konsumen,
4) Adanya sumber daya alam untuk produksi,
5) Adanya tenaga kerja yang terjangkau untuk produksi,
6) Tanah untuk tempat usaha dan infrastruktur penunjang,
7) Struktur perpajakan, pabean dan cukai,
8) Hukum yang mendukung jaminan investasi
 Bentuk penanaman modal, adalah:
1) Perusahaan patungan berbentuk penanaman modal asing
2) Berupa cabang (Branch) perwakilan (Representative dan agent), kantor cabang dari
perusahaan asing.

Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang
usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Aturan
mengenai bidang usaha yang terbuka, terbuka dengan persyaratan dan tertutup tersebut diatur
dalam Pasal 12 UU Penanaman Modal.

Bidang usaha yang terbuka adalah bidang usaha yang dilakukan tanpa persyaratan dalam
rangka penanaman modal. Bidang usaha yang tertutup adalah bidang usaha tertentu yang
dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal. Sedangkan bidang usaha yang terbuka
dengan persyaratan adalah bidang usaha tertentu yang dapat diusahakan untuk kegiatan
penanaman modal dengan persyaratan, yaitu dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, dan
menengah serta koperasi, kemitraan, kepemilikan modal, lokasi tertentu, perizinan khusus, dan
penanaman modal dari negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).

 Lembaga yang terkait dengan penanaman modal adalah:


1) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),
2) Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD)
3) Kementrian teknis terkait, misalnya; Kementrian Energi & Sumber Mineral (ESDM);
Kementrian Kehutanan untuk sector kehutanan dan perkebunan dll

Dalam Pasal 25 ayat (4) dan (5) UUPM, dikatakan perusahaan penanaman modal yang akan
melakukan kegiatan usaha wajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Izin diperoleh melalui pelayanan terpadu satu pintu (PTSP). Ruang lingkup
layanan di PTSP di bidang penanaman modal terdiri atas layanan perizinan penanaman modal dan
layanan non perizinan penanaman modal. Layanan perizinan dan non perizinan dilaksanakan oleh
PTSP Pusat di BKPM, BPMPTSP Provinsi, BPMPTSP Kabupaten/Kota, PTSP KPBB, PTSP KEK sesuai
dengan kewenangannya.

 Pembatasan Terhadap Kegiatan Investasi atau Penanaman Modal antara lain:


1) Menetapkan bidang-bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal asing,
2) Penetapan persyaratan investasi untuk perusahaan asing sebesar US$ 1.000.000,-
3) Keharusan membentuk perusahaan patungan dibidang penanaman modal asing;
4) Keharusan untuk melakukan divestasi;
5) Pembatasan mengenai jangka waktu investasi;
6) Pembatasan hak-hak atas tanah

3
 Investasi dalam Penanaman Modal:
1) Jaminan terhadap tindakan nasionalisasi,
2) Jaminan investasi atas terjadinya peristiwa-peristiwa tertentu,
3) Telah diratifikasinya konvensi penyelesaian sengketa investasi oleh Indonesia,
4) Adanya mekanisme penyelesaian sengketa melalui arbitrase melalui BANI,
5) Tersedianya kawasan industri,
6) Adanya kawasan berikat,
7) Adanya enterport tujuan eksport beserta fasilitasnya,
8) Adanya fasilitas kredit eksport dan asuransi eksport;
9) Adanya berbagai insentif dibidang eksport’
10) Adanya drawback facilities;
11) Adanya perkecualian atas import duty untuk produk yang berorientasi eksport

Mengenai hak dan kewajiban penanam modal, pemerintah telah mengaturnya di dalam
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007, mulai dari Pasal 14 sampai Pasal 15. Ini dimaksudkan agar
terjadi iklim usaha yang kondusif. Dengan begitu perekonomian menjadi lebih baik. Setiap
penanaman modal berhak mendapatkan:

1) Kepastian hak, hukum, dan perlindungan, Penjelasan Pasal 14 huruf a UU Penananaman


Modal menyatakan yang dimaksud dengan:
a. kepastian hak adalah jaminan Pemerintah bagi penanaman modal untuk memperoleh
hak sepanjang penanaman modal telah melaksanakan kewajiban yang ditentukan.
b. kepastian hukum adalah jaminan Pemerintah untuk menempatkan hukum dan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai landasan utama dalam setiap
tindakan dan kebijakan bagi penanaman modal.
c. kepastian perlindungan” adalah jaminan Pemerintah bagi penanaman modal untuk
memperoleh perlindungan dalam melaksanakan kegiatan penanaman modal.
2) Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya;
3) Hak pelayanan; dan
4) Berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Setiap penanaman modal berkewajiban:

1) Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik;


2) Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu tanggung jawab yang melekat pada
setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi,
seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat;
3) Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan
Koordinasi Penanaman Modal yaitu Laporan kegiatan penanaman modal yang memuat
perkembangan penanaman modal dan kendala yang dihadapi penanaman modal
disampaikan secara berkala kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal dan pemerintah
daerah yang bertanggung jawab di bidang penanaman modal;
4) Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal; dan
5) Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.

4
B. Investasi tidak langsung (indirect investment)

 Referensi: Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Yang termasuk penanaman
modal atau investasi tidak langsung ini mencakup kegiatan transaksi di Pasar Modal dan di Pasar
Uang.
 Di dalam Undang-undang Pasar Modal sudah jelas tercantum peraturan dan ketentuan kegiatan
Pasar Modal. Dengan begitu, para pelaku Pasar Modal juga melakukan kegiatannya berdasarkan
ketentuan yang telah berlaku. Setiap ketentuan tersebut juga tidak jauh dalam mencapai fungsi
Pasar Modal, yaitu sebagai sarana penambahan modal usaha, pemerataan pendapatan,
meningkatkan kapasitas produksi, penciptaan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan negara,
dan sebagai indikator perekonomian negara. Untuk itu, peraturan di dalam Undang-undang
tersebut menjadi pedoman kegiatan Pasar Modal agar perencanaan perekonomian negara juga
tercapai.
 Penanaman modal tersebut disebut penanaman modal jangka pendek karena pada umumnya
mereka melakukan jual beli saham dan atau mata uang dalam jangka waktu relative singkat
tergantung fluktuasi nilai saham dan atau mata uang yang hendak mereka jual belikan
 Ada 3 (tiga) arti Pasar Modal; yaitu:
1) Dalam arti luas. Pasar Modal adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisir termasuk
bank-bank komersial dan semua prasarana bidang keuangan, surat berharga/klaim jangka
panjang, jangka pendek primer, dan yang tidak langsung;
2) Dalam arti menengah. Pasar Modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-
lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya berjangka lebih dari satu
tahun) termasuk saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotik, tabungan dan deposito
berjangka;
3) Dalam arti sempit. Pasar modal adalah tempat pasar uang terorganisir yang
memperdagangkan saham dan obligasi dengan menggunakan jasa makelar dan underwriter.
 Undang-undang pasar modal menjelaskan pasar modal yaitu merupakan kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan diterbitkannya efek dengan
penawaran umum dan perdagangan jangka panjang melalui pasar perdana dan pasar sekunder.
Di pasar modal sebenarnya yang diperdagangkan adalah kepercayaan masyarakat pada nilai
saham, benarnya laporan perusahaan, prospek keuntungan di masa mendatang, sampai pada
proses jaminan bahwa hukum akan dipatuhi para pihak.
 Pelaku Pasar Modal, adalah:
1) Emiten. Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum;
2) Penjamin Emisi Efek. Penjamin emisi efek, yaitu pihak yang membuat kontrak dengan emiten
untuk melakukan penawaran umum, dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek
yang tidak terjual,
o Saham dijual oleh perusahaan kepada pemodal pada pasar perdana. Setelah terjual uang
yang didapat masuk ke purusahaan, setelah pemodal membeli saham biasanya pemodal
tidak dapat menjual kembali saham tersebut kepada perusahaan melainkan dapat
menjualnya kepada pemodal lain yang ingin membeli saham tersebut.

5
o Penjualan ini disebut pasar sekunder
o Beberapa saham tersebut dijual pada pasar sekunder dan perusahaan tidak mendapatkan
apapun dari penjualan saham tersebut.
o Penjualan saham pertama kali disebut pasar perdana, untuk itu perusahaan memerlukan
perusahaan penjamin (underwriter)
o Underwriter berfungsi harus selalu mempertahankan kondisi pasar modal setiap saat
sewaktu proses persiapan penawaran umum perdana langsung.
o Harga saham final haruslah merupakan pencerminan dari hasil road show, yaitu suatu
periode dimana perusahaan dan underwriter menggelar bisnisnya dengan memberikan
keterangan/penjelasan kepada calon investor potensil.
o Pada dasarnya perusahaan dapat saja menerbitkan efek tanpa menggunakan jasa
penjamin emisi, namun demikian perusahaan tidak mungkin memasuki pasar modal
tanpa bantuan underwriter ini, karena prosesnya begitu rumit
3) Investor/pemodal. Investor/pemodal adalah orang/lembaga yang menanamkan dananya
dalam efek;
4) Lembaga Penunjang Pasar Modal. Dan ini terdiri dari:
o Bursa efek yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk
mempertemukan penawaran dan pembeli efek.
o Biro administrasi efek, yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten
melaksanakan pencatatan pemilikan saham dan pembagian hak yang berkaitan dengan
efek
5) Profesi Penunjang Pasar Modal. Setiap informasi yang disampaikan dalam prospectus
membutuhkan tanggung jawab secara professional. Informasi yang mengandung fakta dan
informasi material mengenai emiten sangat membutuhkan tenaga professional
o Profesi penunjang pasar modal meliputi akuntan publik, konsultan hukum, penilai, notaris
dan profesi lainnya.
6) Bapepam. Bapepam berfungsi mengawasi kualitas keterbukaan emiten dengan
memperhatikan kelengkapan, kecukupan, obyektifitas, kemudian untuk dimengerti dan
kejelasan dokumen pernyataan pendaftaran.
 Pengertian efek bukan hanya terdiri dari saham dan obligasi semata tapi meliputi pula surat
berharga, yaitu: Surat Pengakuan Hutang, Surat Berharga Komersial, Saham, obligasi, Tanda Bukti
Hutang, Unit Penyetoran Kontrak Investasi Kolektif, Kontrak Berjangka Atas Efek, dan setiap
derivatif efek.
Jenis-jenis Efek, adalah:
1) Saham. Saham adalah bukti pemilikan terhadap suatu perusahaan. Bukti kepemilikan
terdapat dalam dua bentuk, yaitu saham atas nama dan saham atas unjuk.
o Dalam saham atas nama, nama pemegang saham ditulis pada surat saham sebagai bukti
bagi pemegangnya dan saham ini dapat dialihkan haknya.
o Sedangkan saham atas unjuk pemiliknya tidak tertulis di dalam surat saham dan saham
atas tunjuk atau atas pembawa ini hanya mengesahkan pemegangnya sebagai pemilik.
2) Obligasi. Obligasi adalah surat berharga yang merupakan sertifikat yang berisi tanda penjamin
dari lembaga atau individu yang membeli obligasi kepada perusahaan yang menjualnya.
Pembeli obligasi ini disebut kreditur dan bukan pemilik perusahaan sebagaimana pembeli
saham.

6
o Sifat dari obligasi adalah merupakan surat pengakuan utang sepihak
3) Sekuritas Kredit. Sekuritas kredit adalah surat bukti pengakuan utang perusahaan yang
berjangka pendek.
4) Warant. Warant adalah hak yang diberikan kepada pemiliknya untuk membeli saham dengan
harga yang telah ditentukan terlebih dahulu dari perusahaan tanpa memperhitungkan
beberapa saham yang sebenarnya di pasar modal.
o Apabila harga saham di pasar modal lebih tinggi maka pemegang warrant akan langsung
mendapat keuntungan, pada saat warrant dikeluarkan harganya sedikit lebih tinggi dari
harga pasar saham pada waktu itu.
5) Right (Hak memesan efek terlebih dahulu). Right adalah surat berharga yang berupa hak
untuk membeli saham suatu perusahaan yang mengeluarkannya dengan perbandingan dan
harga yang telah ditentukan pada waktu right di emisi jangka waktu untuk pembelian saham
tersebut.
 Scripless Trading di pasar modal merupakan produk teknologi bisnis sistem baru dan modern.
Pengertian scripless Trading adalah perdagangan tanpa warkat, yaitu sistem perdagangan yang
memiliki mekanisme penyelesaian dan penyimpanan saham secara elektronik atau dalam arti lain.
Perdagangan tanpa warkat adalah sistem perdagangan secara elektronik yang merubah sertifikat
saham ke dalam bentuk elektronik.

Anda mungkin juga menyukai