Anda di halaman 1dari 18

BAHAN AJAR

PERATURAN DAN KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL

Disusun Oleh:
Ir. Rizar Indomo Nazaroedin, MBA.
Fatmawati Indah Purnamasari, S.Psi., M.Si.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan


Kementerian Investasi/BKPM
Juli, 2021
PERATURAN DAN KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL

Peraturan dan kebijakan di bidang penanaman modal merupakan rangkuman dari


berbagai peraturan yang terkait dengan penanaman modal, secara hirarkis termuat
dalam pasal 33 UUD 1945, Undang Undang Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007,
Undang Undang di sektor-sektor Perekonomian, Undang Undang tentang Otonomi
Daerah, Undang Undang terkait lokasi khusus seperti Kawasan Ekonomi Khusus,
Kawasan Perdagangan Bebas dan sebagainya beserta peraturan peraturan
pelaksanaannya. Secara garis besar menyangkut ketentuan ketentuan yang
mengatur aspek bidang usaha, aspek lokasi, aspek pelaku usaha, insentif dan fasilitas,
aspek kewenangan pelayanan perizinan, termasuk format pelayanannya.

Demikian luasnya cakupan peraturan dan kebijakan ini maka untuk bahan ajar di
materi Peraturan dan Kebijakan Penanaman Modal akan disusun dalam 3 pokok
bahasan sebagai berikut:

A. Undang Undang Penanaman Modal yang memuat ketentuan, azas dan tujuan
investasi menyangkut pengertian dan pemahaman terminologi tentang
penanaman modal.

B. Pokok Pengaturan penanaman modal sebagaimana yang ditentukan dalam


undang undang penanaman modal untuk mengakomodasikan berbagai
aspirasi pemangku kepentingan diantaranya kepentingan masyarakat umum,
pencari kerja, lingkungan hidup, penanam modal, kepentingan negara dsbnya.

C. Tinjauan Investasi, yang menyoroti perkembangan yang terjadi dalam


tantangan global, daya saing investasi, potret investasi di Indonesia, trobosan
layanan investasi di Indonesia untuk meningkatkan kinerja investasi di
Indonesia.
BAB I

Undang Undang Penanaman Modal

Pemerintah Indonesia telah memiliki dua Undang Undang Penanaman Modal, yang
pertama di terbitkan tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing serta tahun 1968
Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri; dan undang-undang yang kedua
diterbitkan pada tahun 2007 tentang Penanaman Modal tanpa pembedaan yang
untuk penanaman modal asing dan untuk penanaman modal dalam negeri. Undang
Undang Yang diterbitkan di tahun 2007 mengganti Undang Undang yang diterbitkan
pada tahun 1967 dan 1968. Memperhatikan selang waktu dari yang pertama dan yang
kedua tentu dapat dipahami terdapat banyak ketentuan-ketentuan yang berubah
dan disempurnakan.

Pengertian-Pengertian Penting dalam Penanaman Modal

Modal: aset berupa uang atau bukan uang yang mempunyai nilai
ekonomis.

Modal Dalam Negeri: modal yang dimiliki Negara, Perorangan WNI,


Badan Usaha Indonesia.

Modal Asing: Modal yang dimiliki Negara asing, Perseorangan WNA,


Badan Usaha Asing, Badan Hukum Indonesia.

Penanaman Modal: segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh


penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing, untuk
melakukan usaha di wilayah negara RI.

Dengan demikian penanaman modal dari sisi bentuknya dapat berupa penanaman
modal langsung dan dapat berupa penanaman modal tidak langsung, sedangkan dari
sisi pelaku dan pembiayaannya dapat berupa penanaman modal dalam negeri dan
penanaman modal asing.
Penanaman modal langsung dikenal bila investor mendirikan dan mengelola
industrinya secara langsung, misalnya membangun dan mendirikn pabrik semen atau
mengakuisisi perusahaan, yaitu membeli saham perusahaan semen tersebut dan
mengelolanya. Penaman modal tidak langsung dilakukan di pasar bursa, dimana
investor dapat memiliki saham melalui pembelian di bursa sama namun tidak
mengelola manajemen perusahaan tersebut secara langsung setiap hari.

Penanam Modal: perseorangan atau badan usaha yang melakukan


penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan
penanam modal asing.

Penanam Modal Dalam Negeri: perseorangan warga negara Indonesia,


Badan Usaha (Berbadan Hukum/tidak berbadan hukum), yang melakukan
penanaman modal di wilayah negara RI. Negara Republik Indonesia.

Penanam Modal Asing: Perseorangan warga negara asing, badan usaha,


badan hukum asing dan/ atau pemerintah asing yang melakukan penanaman
modal di wilayah negara RI.

Penanaman Modal Dalam Negeri: kegiatan menanam modal oleh penanam


modal dalam negeri dengan seluruhnya modal dalam negeri.

Penanaman Modal Asing: kegiatan menanam modal oleh penanam modal


asing yang seluruhnya berupa modal asing atau berpatungan dengan
penanam modal dalam negeri.

1. Azas Penanaman Modal

• Kepastian Hukum
• Keterbukaan
• Keterbukaan
• Akuntabilitas
• Perlakuan sama
• Kebersamaan
• Efisiensi berkeadilan
• Berkelanjutan
• Berwawasan lingkungan
• Kemandirian
• Keseimbangan kemajuan

2. Tujuan Penanaman Modal

Penanaman modal bertujuan untuk:


• Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan, daya
saing nasional dan kapasitas teknologi nasional.
• Menciptakan lapangan kerja
• Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan
• Mengolah potensi ekonomi menjadi kekuatan riil

3. Kebijakan Dasar Penanaman Modal

Berikut adalah dasar penanaman modal:

• Mendorong iklim usaha yang kondusif


• Mempercepat peningkatan penanaman modal
• Memberi perlakuan sama bagi penanaman modal
• Menjamin kepastian hukum
• Memberikan perlindungan hukum kepada UMKMK
• Dalam bentuk Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)

4. Arah Kebijakan Penanaman Modal

• Perbaikan iklim penanaman modal


• Mendorong persebaran penanaman modal
• Fokus pengembangan pangan, infrastruktur dan energi
• Penanaman modal yang berwawasan lingkungan
• Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK)
• Pemberian fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif penanaman modal
• Promosi penanaman modal

B. Pokok Pokok Pengaturan di Undang Undang Penanaman Modal

• Bentuk Badan Usaha dan Kedudukan


o Bentuk Badan Usaha
v PMDN dapat dilakukan dalam bentuk badan hukum, tidak
berbadan hukum, atau usaha perorangan (Pasal 5 ayat 1)
v PMA wajib dalam bentuk PT berdasarkan hukum Indonesia
dan berkedudukan di wilayah negara RI (Pasal 5 ayat 2)

o Badan Usaha
v Usaha Perseorangan, contoh: usaha dagang toko bangunan
v Bukan Berbadan Hukum, contoh: firma, commanditer,
venootschap/CV
v Berbadan Hukum, contoh: Perseroan Terbatas, koperasi,
yayasan

• Perlakuan terhadap Penanaman Modal


o Perlakuan Sama
v Kepada semua penanam modal dari negara manapun.
v Tidak berlaku bagi negara yang memperoleh hak istimewa
berdasarkan perjanjian.
o Nasionalisasi dan Kompensasi
v Tidak melakukan nasionalisasi, kecuail dengan UU.
v Jika terjadi nasionalisasi, akan diberikan kompensasi.
v Jika tidak sepakat terhadap kompensasi, diselesaikan melalui
arbitrase.
o Pengalihan Aset
v Penanam modal dapat mengalihkan asetnya ke pihak yang
diinginkan (Pasal 8 Ayat 1)
o Transfer dan Repatriasi
v Modal, keuntungan, bunga bank, deviden.
v Dana pembelian bahan baku/penolong/pengganti
v Dana pembayaran pinjaman
v Royalty/ha katas paten/gaji/pendapatan WNA/TKA
v Hasil likuidasi/kompensasi kerugian/pengambilalihan
v Hasil penjualan asset

• Ketenagakerjaan
o Pengutamaan Tenaga Kerja Indonesia
v Harus mengutamakan TKI
v Berhak menggunakan tenaga ahli WNA untuk jabatan/keahlian
tertentu
v Wajib meningkatkan kompetensi TKI
v Wajib melakukan alih teknologi kepada TKI

o Penyelesaian Perselisihan
v Diupayakan diselesaikan secara musyawarah
v Bila tidak berhasil, melalui upaya mekanisme tripartit
v Bila masih tidak berhasil, diupayakan melalui pengadilan
hubungan industrial
• Bidang Usaha
o Kebijakan Bidang Usaha
v Semua bidang usaha terbuka bagi penanaman modal kecuali
yang tertutup atau terbuka bersyarat
v Kriteria, persyaratan dan daftar bidang usaha yang tertutup dan
terbuka dengan persyaratan diatur dengan peraturan Presiden

• Pengembangan Penanaman Modal bagi UMKMK


Kewajiban pemerintah:
o Pemerintah wajib menetapkan:
v Bidang usaha yang dicadangkan UMKMK
v Bidang usaha yang disyaratkan kemitraan
o Pemerintah melakukan pembinaan dan pengembangan UMKMK

• Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab Penanam Modal


Hak:
o Kepastian, hukum dan perlindungan
o Informasi terbuka tentang bidang usaha yang dijalankan
o Hak pelayanan dan berbagai bentuk fasilitas kemudahan

Kewajiban:

o Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik


o Melaksanakan CSR
o Membuat LKPM
o Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi
o Mematuhi semua ketentuan perundang-undangan

Tanggung jawab:

o Menjamin tersedianya modal dari sumber yang legal


o Menanggung segala kewajiban jika menghentikan kegiatan usahanya
sepihak
o Menciptakan iklim usaha sehat
o Menjaga kelestarian lingkungan
o Menciptakan keselamatan dan kesejahteraan pekerja

• Fasilitas Penanaman Modal


o Menyerap banyak tenaga kerja
o Termasuk skala prioritas tinggi
o Pembangunan infrastruktur
o Melakukan alih teknologi
o Melakukan industri pionir
o Berada di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan
o Menjaga kelestarian lingkungan hidup
o Menjalankan kegiatan litbang dan inovasi
o Bermitra dengan UMKMK, atau
o Industry yang menggunakan mesin/peralatan yang diproduksi di
dalam negeri

• Pengesahan dan Perizinan Perusahaan


o Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan non-perizinan yang
mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga
atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan
yang proses pengelolaannya sampai dengan tahap terbitnya dokumen
yang dilakukan dalam satu tempat.

• Penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal


Menurut tingkat pemerintahan, urusan pemerintahan ditata sedemikian rupa
sehingga mengurangi overlapping dan konflik kewenangan, yang di susun
sebagai berikut

Urusan Pemerintah:
o Ruang lingkup lintas provinsi urusan pemerintah seperti:
v SDA tak terbarukan
v Industri prioritas tinggi
v Sebagai pemersatu dan penghubung antar wilayah
v Pelaksanaan strategis hankamnas
v Modal asing
v Bidang lain yang diatur UU

Urusan Pemerintah Provinsi:

o Ruang lingkup lintas Kabupaten/Kota


o Urusan pemerintah Provinsi berdasarkan UU No. 23/2014
o Penanaman modal urusan pemerintah yang diberikan pelimpahan
wewenang kepada Gubernur

Urusan Pemerintah Kabupaten/Kota

o Ruang lingkup satu kabupaten/kota


o Urusan pemerintah kabupaten/kota berdasarkan UU No. 23/2014
o Urusan pemerintah yang diberikan penugasan kepada
Bupati/Walikota

• Kawasan Ekonomi Khusus


Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) diatur dalam UU No 25 tahun 2007 pasal 31.
Zona adalah area di dalam KEK dengan batas tertentu yang pemanfaatannya
sesuai dengan peruntukannya.
Menurut UU No 39 tahun 2009 KEK terdiri atas satu atau beberapa zona:
o Pengolahan ekspor
o Logistik
o Industri
o Pengembangan teknologi
o Pariwisata
o Energi
o Ekonomi lain

• Penyelesaian Sengketa
o Sengketa antara Investor asing dengan pemerintah diusahakan melalui
jalur musyawarah dan mufakat. Namun jika gagal bisa menempuh jalur
hukum arbitrase internasional melalui The International Centre for
Settlement of Investiment Disputes (ICSID).
o Sengketa antara Investor domestik dengan pemerintah diusahakan
melalui jalur musyawarah dan mufakat. Namun jika gagal bisa
menempuh jalur hukum arbitrase melalui Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI), pengadilan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara
(PTUN), atau alternatif lain penyelesaian sengketa.

• Sanksi
Pemberian sangsi atas pelanggaran ketentuan peraturan perundang-
undangan terkait penanaman modal dapat diberikan secara bertingklat sbb:
o Peringatan tertulis
o Pembatasan kegiatan usaha
o Pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas
o Pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas

Rangkuman berbagai kebijakan yang Kebijakan Penanaman Modal (Sebagai


Pelaksanaan UU No. 25/2007)

• Pembagian urusan pemerintahan


v UU No. 23/2014
• Pelayanan Peizinan secara Online
v PP 5 Tahun 2021
• Pelayanan terpadu satu pintu
v Perpres No. 97/2014
• Bidang usaha
v Perpres No. 10/2021 jo. Perpres No. 49/2021
• Fasilitas penanaman modal
v PP No. 78/2019 jo. No. 96/2020
v PP No. 94/2010 jo. No. 45/2019
v PMK No. 176/2009 jo. No. 188/2015
v PMK N. 130/2020
v Peraturan BKPM No 4/2021
v Peraturan BKPM No 7/2020

C. Tinjauan Investasi

Investasi/ penanaman modal adalah kegiatan berusaha yang memerlukan


perspektif jangka panjang karena mengalokasikan sumber daya produksi/ jasa
yang memerlukan tahapan tahapan pelaksanaan yang relatif lama di banding
kegiatan jual beli/ perdagangan. Misalnya tahap mempersiapkan administrasi
perizinan usaha, tahapan membangun sarana produksi yang bisa memakan waktu
bertahun tahun tergantung bidang usahanya, tahapan produksi komersial, tahap
perluasan usaha dan seterusnya.

Mengelola urusan penanaman modal perlu mengetahui dan mewaspadai


perkembangan ekonomi global dan mengelola kebijakan yang mapu
memanfaatkan perkembangan ekonomi global tersebut.

1. Tantangan Globalisasi

Globalisasi ekonomi yang dialami negara dewasa ini sudah sangat besar baik
dalam menghasilkan barang dan jasa untuk keperluan sendiri maupun untuk
memenuhi permintaan dunia. Disamping itu modal yang merupakan salah satu
faktor usaha yang dominan disamping teknologi dan akses pasar juga
diperebutkan oleh negara negara baik negara maju maupun yang yang masih
berkembang. Memperebutkan arus modal ini telah terjadi dalam skala dunia,
seiring dengan meredupnya blok blok ekonomi yang berbasis ideologi politik dan
bertumbuhnya negara negara baru yang lepas dari penjajajahan dan perang
dunia.

Persaingan dalam memperebutkan modal, teknologi dan akses pasar itu telah
mendorong negara negara untuk meningkatkan daya saing pererkonomiannya
dengan melakukan efisiensi dari perekonomian negara, mengurangi birokrasi
pelayanan publik, melaksanakan strategi pembangunan ekonomi yang terarah,
memberikan tempat bagi pelaksanaan otonomi daerah, dan merangsang
pemerintah untuk melakukan inovasi inovasi baik dalam konteks pelayanan
puiblik maupun mengeluarkan kebijakan ekonomi yang semakin memberikan
tempat kepada pelaku ekonomi swasta. Persaingan tersebut tidak terjadi di
negara negara yang secara geografis berdekatan, akan tetapi semakin meluas
kepada persaingan secara global.

Di samping persaingan yang berlangsung secara alamiah tersebut, negara-negara


mulai menjalin berbagai kerjasama baik yang bersifat bilateral, regional maupun
multilateral melalui pemberian berbagai pengaturan konsesi yang resiprokal,
saling menguntungkan melalui perundingan perundingan untuk menghasilkan
perjanjian perjanjian antar negara. Perjanjian tersebut hanya berlaku bagi negara
yang menandatanganinya, sehingga bersifat ekslusif dan tidak berlaku bagi
negara negara diluar itu. Oleh sebab itu banyak sekali terjadi perjanjian perjanjian
serupa, yang juga menjadi strategi negar untuk mencapai tujuan nasionalnya
berdasarkan ketersediaan comparative advantage atau competitive advantage
yang dimilikinya. Diantaranya dikenal perjanjian pengaturan tarif dan non tarif
terhadap barang dan jasa yang diperdagangkan, perjanjian zona perdagangan
bebas, pasar bersama dan menuju perjanjian integrasi ekonomi.

2. Daya Saing Perekonomian

Daya saing ekonomi, daya saing investasi, daya saing daerah banyak
diperbincangkan dan diteliti berdasarkan kinerja dari hal yang saling berkaitan
dalam penciptaan peningkatan ekonomi. Berbagai lembaga riset mencoba
mengemukakan indikator indikator yang dipandang sesuai dalam mengukur daya
saing perekonomian maupun daya saing dalam menarik investasi.
Lembaga lembaga multilateral yang dipandang objektif dan tidak bias dalam
memberikan penilaian dan dapat menerbitkan berbagai laporan secara berkala
yang memantau indikator indikator daya saing dari berbagai negara. Beberapa

laporan yang telah beredar sampai saat ini diantaranya adalah sebagai berikut:

Indikator ini memeringkat elemen-elemen kemudahan berusaha di berbagai negara secara


berkala melalui kegiatan survey dan penelitian. Semakin kecil angka peringkatnya berarti
semakin tinggi kualias kemudahan berusaha di Indonesia.

Global Competitiveness Index 4.0 Tahun 2019


Ranking Economy Score 1-100 Rank Raw Score
1 Singapore 84.8 +1 +1.3
27 Malaysia 74.6 -2 +0.2
40 Thailand 68.1 -2 +0.6
50 Indonesia 64.6 -5 -0.3
56 Bruinei 62.8 +6 +1.3
Darussalam
64 Phillipines 61.9 -8 -0.3
67 Vietnam 61.5 +10 +3.5
Sumber: World Economic Forum Report

Indeks ini menggambarkan daya saing dari sisi global bisnis yang perhatian utamanya
difokuskan kepada governance yang semakin meningkat mutunya, sebagaimana yang
bisa dilihat pada trend perkembangan yang ada.
Sumber: International Credit Rating Agencies

Kesemua lembaga pemeringkat utang negara tersebut Standard and Poor’s, Moody,
Fitch, menyimpulkan bahwa Indonesia telah dikatagorikan sebagai negara yang
Investment Grade, yaitu negara yang layak untuk kegiatan investasi karena manajemen
utang Indonesia dianggap baik dan bila diberikan investasi/utang, Indonesia dapat dan
mampu/feasible mengembalikannya secara menguntungkan bagi investor. Sovereign
Credit Rating Indonesia dapat dilihat pada grafik diatas.

Sumber: BKPM Newsletter, Juni 2019


Peringkat daya saing Indonesia berdasarkan penilaian pada IMD World Competitiveness
Yearbook (WCY) 2019 meningkat secara signifikan dari 43 ke 32. Peningkatan ini yang tertinggi
di kawasan Asia. Dengan demikian, peringkat daya saing Indonesia saat ini berada di atas
negara-negara pesaing seperti India, Filipina, Turki, Afrika Selatan dan Brazil. Berdasarkan
Executive Opinion Survey yang menjadi salah satu bagian penilaian daya saing WCY, faktor
yang dianggap paling menarik dari perekonomian Indonesia adalah ekonomi yang dinamis,
perilaku terbuka dan positif masyarakat, serta kebijakan yang stabil dan terprediksi.
Perbaikan peringkat daya saing Indonesia menunjukkan hasil positif dari berbagai reformasi
struktural dan ekonomi yang secara konsisten terus dilakukan oleh pemerintah.

Kinerja penanam modal asing

Sumber: ANZ, AmCham & USCC, JBIC, Moody’s, Fitch, Japan Credit Rating, UNCTAD, The
Economist
Kinerja penanam modal asing tersebut menggambarkan kesuksesan berinvestasi di
Indonesia yang tentunya terkait dengan kombinasi dari kinerja pelaku ekonomi dan
kinerja pelayanan publik dan kebijakan ekonomi yang dicetuskan pemerintah.
Dalam laporan ASEAN Business Outlook Survey (ABOS) tahun 2018 yang dikeluarkan
oleh US Chamber of Commerce, Indonesia juga merupakan negara tujuan terbaik
untuk investasi selain Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Terdapat setidaknya dua
faktor yang mengalami peningkatan kepuasan oleh investor Amerika, yaitu
infrastruktur dan insentif pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa percepatan
pembangunan infrastruktur memiliki pengaruh yang positif terhadap aliran investasi
ke dalam negeri. Namun demikian, terdapat pula faktor yang mengalami penurunan
kepuasan. Dua faktor yang menurun kepuasannya yaitu ketersediaan tenaga kerja
dan kondisi politik negara.

Bagi pemerintah daerah, pemahaman atas daya saing ini telah dirumuskan melalui survey
dan studi KPPOD dengan indikator peringkat sebagai berikut :

Laporan KPPOD tentang daya saing daerah

Sumber: Survei Tata Kelola Ekonomi Daerah oleh KPPOD, 2016

Dengan demikian apabila pemerintahan daerah mampu mengendalikan faktor fator daya
saing daerah tersebut secara baik, memberikan pelayanan yang memuaskan kepada
pemangku kepentingan, dapat diperkirakan bahwa daerah tersebut akan mampu
meningkatkan produktifitasnya dan mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi.

3. Potret Ekonomi Indonesia

Investasi/penanaman modal merupakan bagian dari mesin ekonomi suatu negara, yang
menciptakan lapangan kerja, menghasilkan barang dan jasa, menghasilkan devisa
ekspor, tapi juga melakukan impor barang dan bahan, membayar pajak kepada negara,
meningkatkan ketrampilan dan penguasaan teknologi.
Pemerintah menyusun rencana pembangunan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi
(GDP) perkiraan kebutuhan investasi, perkiraan inflasi, pertumbuhan penduduk, ekspor,
impor, dan banyak indikator ekonomi makro yang dirancang untuk periode 1 masa
kabinet.
Penyusunan rencana pembangunan ini biasanya dilakukan secara terintegrasi bersama
rencana pengajuan APBN.

Secara umum dipahami bahwa, Produk Domestik Bruto (PDB) dibentuk dari Konsumsi,
Investasi, Pengeluaran belanja pemerintah, ditambah Ekspor-Impor.
Para akhli ekonomi kemudian merumuskan bahwa ada hubungan empiris yang bisa
dijadikan panduan bahwa untuk meningkatkan PDB perlu dilakukan peningkatan
investasi dalam jumlah tertentu. Secara akademis dikenal Incremental Capital Output
Ratio, yaitu berapa peningkatan persentase kebutuhan investasi untuk meningkatkan 1%
PDB.
Hubungan antara PDB, Investasi dan penyerapan tenaga kerja memperlihatkan korelasi
dan trend yang searah. Semakin meningkat Investasi, semakin meningkat pula PDB dan
penyerapan tenaga kerja.

Pemerintah telah menyusun skenario ekonomi yang juga dapat diturunkan dalam
besaran target investasi secara nasional, baik investasi pemerintah, investasi rumah
tangga, investasi korporasi/usaha. Untuk investasi korporasi ini, pemerintah cq bkpm
merumuskan komposisi untuk Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam
Negeri. Di BKPM besaran target target investasi ini disusun dalam dokumen Renstra
sebagaimana tercantum dibawah ini:

Proyeksi ini disusun pada awal kabinet Kerja tahun 2020, yang terkait dengan pembentukan
pemerintahan baru, dengan berbagai asumsi yang dianut pada saat itu. Tentunya dengan
berjalannya waktu dapat terjadi dinamika yang mengakibatkan adanya perubahan
perubahan ekonomi. Secara garis besar dalam teori ekonomi pembangunan dikenal adanya
korelasi yang kuat antara investasi dan pertumbuhan ekonomi, sehingga untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi diperlukan penambahan investasi. Adapun berapa
banyaknya sangat bergantung sejauh mana efisiensi yang ada di perkonomian kita dan
tingkat teknologi yang telah diterapkan di negara ini.
Source: Press Release BKPM TW IV 2020

Perlu dipahami bahwa target investasi dan realisasi yang disebutkan diatas PMA-PMDN
dimaksudkan untuk penanaman modal di semua sektor kecuali di sektor minyak dan gas
hulu, serta di luar sektor keuangan.
Sumber: Realisasi Penanaman Modal BKPM

Realisasi penanaman modal memperlihatkan dinamika yang ada, ada kalanya


meningkat/menurun maupun stabil menurut kurun waktu tertentu baik menurut sektor
penanaman modalnya maupun dari aspek lokasi, aspek pelaku penanaman modal asing,
penanaman modal dalam negeri, aspek negara asal investor asing dan lain sebagainya.

Perkembangan realisasi ini dapat menjadi masukan untuk penyusunan kebijakan ataupun
pemetaan tentang sebaran investasi, konsentrasi atau gap investasi menurut wilayah dan
sebagainya setidaknya mendukung penyusunan kebijakan yang lebih tepat sasaran bagi
Indonesia secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai