Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN 6

INVESTASI
A. Definisi Investasi
• Investasi yang lazim disebut penanaman modal atau
pembentukan modal.

• Istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran


yang dilakukan investor atau penanam modal atau
perusahaan untuk membeli barang modal dan
perlengkapan produksi demi menambah kemampuan
memproduksi barang atau jasa yang tersedia dalam
perekonomian.

• Investasi dapat didefinisikan sebagai tambahan bersih


terhadap modal saham yang ada.
• Menurut Malayu S.P. Hasibuan dalam Machmud
investasi merupakan alat yang mempercepat
pertumbuhan tingkat produksi di negara yang sedang
berkembang, sehingga investasi berperan sebagai
sarana untuk menciptakan kesempatan kerja.

B. Jenis Investasi
• Investasi dapat digolongkan menjadi dua:
1. Real asset
Secara umum meliputi aset berwujud seperti tanah,
bangunan, dan mesin.
2. Financial asset
adalah investasi berupa valas, deposito berjangka, serta
saham, dan obligasi yang diperdagangkan dipasar uang
maupun pasar modal.
• Menurut Mankiw dalam Machmud jenis pengeluaran
terdiri dari
1. Investasi tetap bisnis
Mencakup peralatan dan struktur yang dibeli
perusahaan untuk proses produksi.
2. Investasi residensial
Mencakup rumah baru untuk tempat tinggal dan
disewakan.
3. Investasi persediaan
Mencakup barang-barang yang disimpan perusahaan
digudang termasuk bahan-bahan persediaan, barang
dalam proses produksi dan barang jadi.
C. Faktor yang Mempengaruhi Investasi
• Faktor penting yang menentukan tingkat investasi
adalah:
1. Keuntungan yang diramalkan akan diperoleh.
2. Suku bunga.
3. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan
datang.
4. Kemajuan teknologi.
5. Tingkat pendapatan dan perubahannya.
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan.
D. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan
Penanaman Modal Asing (PMA)

• PMDN adalah kegiatan menanam modal untuk


melakukan usaha di wilayah RI oleh investor atau
penanam dalam negeri dengan menggunakan modal
dalam negeri.

• PMA adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan


usaha di wilayah RI oleh investor atau penanam modal
asing sepenuhnya maupun berpatungan dengan
penanam modal dalam negeri.

• Modal asing dapat dimasukkan dalam modal swasta


atau modal negara.
• Modal asing swasta/negara yang ditanamkan
dibedakan menjadi investasi langsung dan investasi
tidak langsung.

• Investasi langsung berarti perusahaan dari negara


penanam modal secara the facto dan the jure
melakukan pengawasan atas aset (aktiva) yang
ditanamkan di negara pengimpor modal dengan cara
investasi.

• Investasi langsung dapat mengambil beberapa bentuk:


1. Pembentukan cabang perusahaan di negara
pengimpor modal.
2. Pembentukan perusahaan di mana perusahaan dari
negara penanam modal memiliki mayoritas saham.
3. Pembentukan perusahaan di negara pengimpor yang
semata-mata dibiayai oleh perusahaan yang
berlokasi di negara penanam modal.
4. Pembentukan perusahaan di negara penanam modal
untuk secara khusus beroperasi di negara lain
5. Menaruh aset (aktiva) tetap di negara lain oleh
perusahaan nasional dari penanam modal.
• Investasi tidak langsung lebih dikenal sebagai investasi
portofolio atau rentiler yang sebagian besar terdiri dari
penguasaan atas saham yang dapat dipindahkan (yang
dikeluarkan atau dijamin oleh negara pengimpor modal)
dan atas saham atau surat utang oleh warganegara dari
beberapa negara lain.

• Dalam investasi tidak langsung pemegang saham hanya


mempunyai hak atas deviden saja.
• Menurut pasal 3 ayat 1 UU Nomor 25 tahun 2007
bahwa penanaman modal diselenggarakan
berdasarkan atas azaz:
1. Kepastian hukum.
2. Keterbukaan.
3. Akuntabilitas.
4. Perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal
negara.
5. Kebersamaan.
6. Efisiensi berkeadilan.
7. Berkelanjutan.
8. Berwawasan lingkungan.
9. Kemandirian.
10. Keseimbangan kemajuan kesatuan ekonomi nasional.
• Menurut pasal 3 ayat 1 UU Nomor 25 tahun 2007
bahwa tujuan penyelenggaraan penanaman modal
antara lain:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2. Menciptakan lapangan kerja.
3. Meningkatkan pembanguan ekonomi berkelanjutan.
4. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha
nasional.
5. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi
nasional.
6. Mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan.
7. Mengelola ekonomi potensial menjadi kekuatan
ekonomi riil dengan menggunakan dana yang
berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
8. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
• Dalam laporan Buku Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2004-2009 ada beberapa kendala
dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam
memberdayakan penanaman modal:
1. Persaingan kebijakan investasi yang dilakukan negara
pesaing seperti Tiongkok, Vietnam, Thailand, dan
Malaysia.
2. Masih rendahnya kepastian hukum, karena berlarutnya
RUU Penanaman Modal.
3. Lemahnya insentif investasi.
4. Kualitas SDM yang rendah dan terbatasnya
infrastruktur.
5. Tidak adanya kebijakan yang jelas untuk mendorong
pengalihan teknologi dari PMA.
6. Masih tingginya biaya ekonomi, karena tingginya
kasus korupsi, keamanan, dan penyalahgunaan
wewenang.
7. Meningkatnya nilai tukar riil rupiah.
8. Belum optimalnya pemberian insentif dan fasilitasi.

Anda mungkin juga menyukai