Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dewa Ayu Putu Dian Permatasari

Nim : 1804551385

Matkul : Hukum Investasi

Kelas :C

UTS

1. Jelaskan tentang Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri.
Dalam Undang Undang Penanaman Modal No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal
tidak mengadakan pembedaan/pemisahan antara Penanaman Modal Dalam Negeri dan
Penanaman Modal Asing. Dalam hal ini Undang Undang tersebut hanya mengatur mengenai
kegiatan Penanaman Modal secara keseluruhan, yang di dalamnya mengatur baik mengenai
Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri dan tidak mengadakan
pemisahan undang-undang secara khusus
Berdasarkan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal ada 2 status permodalan;
i. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri
ii. Penanaman Modal Asing (PMA) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan
usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal
asing baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya, maupun yang berpatungan
dengan penanam modal dalam negeri.
A. Penanaman Modal Dalam Negeri
penaman modal dalam negeri menurut ketentuan Pasal 1 ayat (5) UU No. 25 tahun 2007
dan Pasal 1 ayat (5) Peraturan Presiden No. 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan
Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka
Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, yang dimaksud dengan Penanaman
Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di
wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Penanam Modal Dalam Negeri
dengan menggunakan modal dalam negeri.
B. Penanaman Modal Asing
Undang Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam Pasal 1 ayat (3)
dan Pasal 1 ayat (5) Peraturan Presiden No. 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan
Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka
Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal memberikan pengertian dan difinisi
yang jelas mengenai Penanaman Modal Asing, sebagai berikut, Penanaman Modal Asing
adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia
yang dilakukan oleh Penanam Modal Asing, baik yang menggunakan modal asing
sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan Penanam Modal Dalam Negeri
2. Jelaskan asas asas dalam Penanaman Modal di Indonesia?

Pasal 3 ayat (1) UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dijabarkan asas-asas yang
terkandung dalam UU Penanaman Modal. Asas-asas yang terkandung dalam UU Penanaman
Modal merupakan asas yang menjiwai norma yang ada dalam Undang-Undang Penanaman
Modal. Pencantuman asas-asas tersebut adalah merupakan upaya pembentuk undang-
undangan untuk menangkap nilai-nilai yang hidup dalam tatanan pergaulan masyarakat baik
nasional maupun internasional. Asas-asas penanaman modal sebagaimana ketentuan Pasal 3
ayat (1) dan Penjelasan Pasal 3 ayat (1) UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
adalah:
a) Kepastian hukum.
Yaitu asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam bidang
Penanaman Modal.
b) Keterbukaan.
Yaitu asas yang terbuka atas hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,
jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan Penanaman Modal.
c) Akuntabilitas.
Yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari penyelenggaraan
Penanaman Modal harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
d) Perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara.
Yaitu asas perlakuan pelayanan non-diskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan, baik antara Penanam Modal Dalam Negeri dan Penanam Modal
Asing maupun antara Penanam Modal dari satu negara asing dan Penanam Modal dari
negara asing lainnya.
e) Kebersamaan.
Yaitu asas yang mendorong peran seluruh Penanam Modal secara bersama-sama dalam
kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
f) Efisiensi berkeadilan.
Yaitu asas yang mendasari pelaksanaan Penanaman Modal dengan mengedepankan
efisiensi berkeadilan dalam usaha mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan
berdaya saing.
g) Berkelanjutan.
Yaitu asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses pembangunan
melalui Penanaman Modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam segala
aspek kehidupan, baik untuk masa kini maupun untuk masa datang.
h) Berwawasan lingkungan.
Yaitu asas Penanaman Modal yang dilakukan dengan tetap memperhatikan dan
mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.
i) Kemandirian.
Asas Penanaman Modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan potensi bangsa dan
negara dengan tidak menutup diri pada masuknya modal asing demi terwujudnya
pertumbuhan ekonomi.
j) Keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Yaitu asas yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah, dalam
kesatuan ekonomi nasional.

3. Jelaskan mengapa Penanaman Modal mempunyai peranan Penting dalam


Pembangunan Ekonomi suatu Negara?
Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian suatu Negara termasuk
Indonesia. Pasar modal menjadi ukuran atas perkembangan perekonomian. Perkembangan
kegiatan transaksi dalam bursa yang ditunjukan oleh suatu indeks dapat menjadi ukuran bagi
kondisi perekonomian suatu negara secara keseluruhan.

Pasar modal adalah wahana investasi bagi investor dan wahana sumber dana bagi pengguna
dana. Peranan lain dari pasar modal adalah mengumpulkan dan mengerahkan tabungan
masyarakat untuk keperluan investasi. Dengan meningkatnya investasi, kapasitas produksi
akan meningkat, yang berarti menambah barang dan jasa yang diperlukan masyarakat serta
mempeprluas lapangan kerja.
Adapun manfaat lainnya bagi pembangunan nasional , adalah sebagai berikut :10
1) Memperbaiki struktur permodalan perusahaan
2) Meningkatkan efisiensi alokasi sumber – sumber dana
3) Menunjang terciptanya perekonomian yang sehat
4) Meningkatkan penerimaan Negara
5) Dapat mengurangi hutang luar negeri pihak swasta
6) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Harrod Domar menjelaskan bahwa kegiatan melakukan investasi dianggap menjadi salah
satu faktor penting terhadap 2 peran untuk membawa pengaruh terhadap perekonomian.
Yang pertama kita sudah membahasnya sedikit di atas yaitu investasi memiliki hubungan
yang positif terhadap pendapatan negara. Karenanya, semakin mudah proses investasi, maka
akan semakin banyak pula kegiatan investasi dan semakin tinggi juga pendapatan yang bisa
dihasilkan suatu negara. Kedua investasi bisa memperbesar kapasitas produksi ekonomi
dengan cara meningkatkan stok modal. Pembentukan modal tersebut bisa dianggap sebagai
suatu pengeluaran yang dapat menambah permintaan kebutuhan seluruh masyarakat.
Karenanya kedua hal tersebut membuktikan bahwa adanya investasi ini dapat mempengaruhi
permintaan dan juga mempengaruhi penawaran. Tetapi, dalam jangka waktu yang panjang
investasi juga bisa mempengaruhi permintaan agregatif tetapi juga dapat mempengaruhi
penawaran agregatif melalui perubahan kapasitas produksi.
4. Jelaskan pola Kebijakan Pemerintah dalam mendorong Penanaman Modal Di
Indonesia ?
Transformasi pola kebijakan penanaman modal di era revolusi industri, pemerintah akan
difokuskan untuk mengubah ekonomi berbasis sumber daya alam ke ekonomi berbasis nilai
tambah yaitu industri manufaktur dan jasa. tujuh langkah pemerintah mewujudkan iklim
yang baik untuk meningkatkan daya tarik investor untuk melakukan penanaman modal
- Pertama, dalam rangka pengembangan industri berbasis Sumber Daya Alam (SDA)
dari hulu ke hilir dan berdaya saing tinggi, pemerintah telah memberikan tax holiday
sesuai besaran investasi.
- Kedua, perbaikan perijinan berusaha melalui Online Single Submission (OSS) sebagai
cara memangkas masalah dan mempercepat perijinan investasi
- Ketiga, perubahan sistem perpajakan yang menyeluruh, termasuk pembenahan
administrasi perpajakan, perbaikan regulasi, dan peningkatan berbasis perpajakan.
- Keempat, yakni sejumlah insentif fiskal telah diberikan untuk memacu industri
manufaktur, investasi, dan pertumbuhan ekonomi.
- Kelima, kebijakan perdagangan untuk mendorong ekspor dan menciptakan
pertumbuhan ekonomi berkualitas di era industri 4.0 melalui peningkatan produk
ekspor dengan terlibat sebagai bagian Global Value Chain (GVC), simplifikasi
prosedural untuk menekan biaya dan waktu, efisiensi logistik, serta diplomasi
ekonomi dan peningkatan pasar
- Keenam, dalam upaya menyiapkan SDM yang kompeten sesuai kebutuhan industri
saat ini, pemerintah mengembangkan program pendidikan dan pelatihan vokasi yang
meliputi tiga lembaga vokasi yaitu SMK, BLK, dan Politeknik.
- Ketujuh, pengoptimalan infrastruktur jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara
yang akan dihubungkan dengan pusat-pusat perekonomian seperti pusat produksi,
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), industri kecil, dan pariwisata.

Perubahan pola kebijakan itu ditandai dengan ditetapkannya Undang Undang Penanaman
Modal No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal ( Selanjutnya disebut sebagai UU
Penanaman Modal) yang pro investor, dengan memberikan kemudahan perizinan,
proporsi kepemilikan capital di atas 75 persen, adalah merupakan kebijakan dari
pemerintah dalam rangka peningkatan penanaman modal untuk mengubah potensi
ekonomi menjadi suatu kekuatan yang riil, baik menggunakan modal yang bersumber
dari dalam negeri maupun luar negeri. Undang Undang Penanaman Modal berusaha
untuk mengakomodir peraturan-peraturan yang ada sebelumnya, seperti UU No. 1 Tahun
1967 jo. UU No. 11 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing, dan UU No. 6 Tahun
1968 jo UU No. 12 Tahun 1970 Tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. Aturan dalam
UU Penanaman Modal diperlakukan bagi penanaman modal di seluruh Indonesia, dengan
ketentuan hanya terbatas pada penanaman modal secara langsung , kebijakan mengenai
penanaman modal ini bertujuan menciptakan penanaman modal yang kondusif, promotif
memberikan kepastian hukum dan efisien dengan tetap memperhatikan kepentingan
nasional.

5. Jelaskan faktor faktor yang berpengaruh terhadap Penanaman Modal Di Indonesia?


1) Nilai Tambah Bruto Riil adalah Nilai tambah bruto adalah selisih antara nilai output
dan biaya antara. Nilai Tambah Bruto menujukkan adanya potensi permintaan yang
tinggi bagi produk yang akan dihasilkan oleh investor asing, sehingga pasar yang besar
ini akan menarik FDI. Negara-negara yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi akan
menarik FDI karena investor asing akan dapat melakukan kapitalisasi dari pertumbuhan
itu dengan mendirikan lebih banyak bisnis di negara asing tersebut. Erdal dan Tatoglu
(2002) menyatakan bahwa ukuran pasar dalam negeri secara positif berkorelasi dengan
arus masuk modal asing ke Negara tersebut. Pasar yang sangat besar menunjukkan
lingkungan yang lebih kompetitif dan selanjutnya dapat menarik minat investor asing.
2) Sumber Daya Alam Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia tidak perlu
ditanyakan dan diragukan lagi. Baik dalam sektor pertambangan, seperti batu bara,
minyak bumi, dan juga gas alam yang berlimpah dimiliki oleh Indonesia. Pada sektor
pariwisata juga Indonesia memili alam yang sangat indah dan cantik. Hal tersebut yang
biasanya menjadi hal utama para investor asing memilih untuk melakukan Investasi di
Indonesia.
3) Prosedur Perijinan Investasi. Di Indonesia, untuk memulai usaha di Indonesia harus
memenuhi 11 prosedur pokok dengan waktu selama 151 hari kerja (International
Financial Corporation, 2005). Prosedur yang panjang dan berbelit ini tidak saja
mengakibatkan ekonomi biaya tinggi tetapi juga menghilangkan peluang usaha yang
seharusnya dapat dimanfaatkan baik untuk kepentingan perusahaan maupun untuk
kepentingan nasional seperti dalam bentuk penciptaan lapangan kerja. Selanjutnya
prosedur yang panjang dan berbelit juga mengakibatkan tingginya biaya untuk memulai
usaha di Indonesia. Dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia, waktu
yang dibutuhkan untuk memulai usaha di Indonesia kedua terpanjang setelah Laos.
Disamping prosedur perijinan yang lama, biaya untuk memulai usaha juga merupakan
keenam yang tertinggi di kawasan Asia setelah Kamboja, Yaman, dan Lebanon
4) Suku Bunga Riil, Suku bunga di suatu negara merupakan refleksi atas resiko usaha dan
negara tempat tujuan investasi. Ini merupakan salah satu metode alternative untuk
menghitung resiko bisnis investasi asing yaitu dengan menyesuaikan biaya modal rata-
rata tertimbang dengan perbedaan resiko ditemukan bahwa negara-negara yang memiliki
tingkat suku bunga yang rendah cenderung menarik FDI lebih baik dari negaranegara
dengan tingkat suku bunga yang tinggi. Negara-negara yang selama ini mendapatkan
Investasi Asing yang tinggi seperti China, Thailand dan Malasya memiliki tingkat suku
bunga yang rendah.
5) Infrastruktur Infrastruktur merupakan faktor yang cukup penting dalam meningkatkan
FDI, mengingat infrastruktur yang buruk akan menyulitkan investasi asing untuk
menjalankan bidang usahanya. Meskipun investasi skala besar pada beberapa sektor
seperti pertambangan seringkali bersedia untuk membangun infrastrukturnya sendiri.
efisiensi publik secara luas adalah faktor penentu utama dari arus masuk FDI. Efisiensi
publik dimaksud meliputi sistem perpajakan, kemudahan mendirikan perusahaan,
kurangnya korupsi, transparansi, hukum yang mengatur kontrak, jaminan atas hak cipta,
efisiensi sitem hukum dan standard kehati-hatian.
6) Jumlah Tenaga kerja FDI yang dilakukan oleh investor asing akan membutuhkan
tenaga kerja untuk pelaksanaannya. Investor asing akan lebih berminat untuk melakukan
investasi asing jika memiliki persepsi tersedianya tenaga kerja yang berlimpah untuk
melakukan investasinya. Semakin berlimpah tenaga kerja yang tersedia juga
menggambarkan tingginya supply tenaga kerja yang secara tidak langsung juga
menggambarkan biaya tenaga kerja yang semakin murah. Diharapkan jika jumlah tenaga
kerja semakin meningkat maka , FDI akan meningkat.
7) Paket Perbaikan Kebijakan Investasi dalam bentuk Instrusi Presiden Nomor 3
tahun 2006 (sebagai variabel boneka 2) Restriksi atau pembatasan investasi merupakan
salah satu faktor cukup penting di negara tujuan investasi sebagaimana telah dijelaskan di
awal. Setelah krisis 1998, perubahan kebijakan pemerintah yang lebih meningkatkan
investasi adalah adanya Instruksi Presiden No. 3 tahun 2006 tentang paket kebijakan
perbaikan iklim investasi. Namun, kebijakan pemerintah yang bertujuan meningkatkan
FDI hendaknya dilakukan dengan cara pertama membuka usaha yang dapat dimasuki
investasi asing dan selanjutnya diikuti dengan mengimplementasikan reformasi
administrasi, tanpa melakukan diskriminasi pada perusahaan domestik. Kebijakan
tersebut harus dilakukan secara konsisten untuk lebih meyakinkan investor asing

Anda mungkin juga menyukai