Anda di halaman 1dari 14

Chapter 9 : Penanaman Modal UU No.

25 Tahun 2007

Kelompok 9 :
1) Nadira Aulia Mirasellya_202060187
2) Marlin Herlina_202060103
3) Christabelle Nathania Rayna_202060192

Penanaman Modal
• Adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanaman modal
dalam negeri maupun penanaman modal asing untuk melakukan usaha di wilayah
negara RI.
• Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan penanaman modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara RI yang dilakukan oleh penanaman modal
dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
• Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha
di wilayah negara RI yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang
menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan
penanam modal dalam negeri.

Definisi Modal
• Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang yang
dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis.
• Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga
negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan /atau badan hukum
Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.
• Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara RI, perseorangan
warga negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau
tidak berbadan hukum.

Pasal 3 Menyatakan Bahwa Asas Dari Penanaman Modal


 Kepastian hukum,
 Keterbukaan,
 Akuntabilitas,
 Perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara
 Kebersamaan,
 Efesiensi berkeadilan,
 Berkelanjutan,
 Berwawasan lingkungan,
 Kemandirian
 Keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional
Asas Kepastian Hukum
Asas kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum
dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap
kebijakan dan tindakan dalam bidang penanaman modal.
Contoh : pemungutan pajak harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada
dalam undang-undang yang berlaku sehingga ada kejelasan dari subjek, objek dan
besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak.

Asas Keterbukaan
Asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang
benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penanaman modal.
Contoh : dalam sidang DPR, memberikan faslitias siaran secara langsung dan
live mengenai apa yang dibahas oleh anggota dewan sehingga masyarakat tau
kinerja para dewan

Asas Akuntabilitas
Adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
penyelenggaraan penananam modal harus dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Contoh : adanya pertanggungjawaban setiap kegiatan penyelenggara
pemerintahan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi.

Asas perlakuan
Asas perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara adalah asas
perlakuan pelayanan non diskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan, baik antara penanam modal dalam negeri dan penanam
modal asing maupun antara penanam modal dari satu negara asing dan penanam
modal dari negara asing lainnya.
Contoh : Kesamaan di hadapan hukum berarti setiap warga negara harus
diperlakukan adil oleh aparat penegak hukum dan pemerintah.

Asas kebersamaan
Asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara bersama-sama dalam
kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Asas efisiensi berkeadilan


Asas yang mendasari pelaksanaan penanaman modal dengan mengedepankan
efisiensi berkeadilan dalam usaha untuk mewujudkan iklim usaha yang adil,
kondusif, dan berdaya saing.
Asas berkelanjutan
Asas yang secara terencana mengupayakan berjalannya proses pembangunan
melalui penanaman modal untuk menjamin kesejahteraan dan kemajuan dalam
segala aspek kehidupan, baik untuk masa kini maupun yang akan datang.

Asas berwawasan lingkungan


Asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap memerhatikan dan
mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.

Asas kemandirian
Adalah asas penanaman modal yang dilakukan dengan tetap mengedepankan
potensi bangsa dan negara dengan tidak menutup diri pada masuknya modal asing
demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi.

Asas keseimbangan
Kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional adalah asas yang berupaya menjaga
keseimbangan kemajuan ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.

Pasal 3 ayat (2) UUPM


Tujuan Penanaman Modal

• Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,


• Menciptakan lapangan kerja,
• Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan,
• Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional,
• Meningkatkan kapasitas dan kemapuan teknologi nasional,
• Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan,
• Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil menggunakan dana
yang berasal baik dari dalam negeri maupun luar negeri,
• Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Bentuk Badan Usaha Penanaman Modal

Menurut pasal 5 menyatakan bahwa :


(1) Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan
usaha yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum atau usaha
perseorangan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(2) PMA diwajibkan bentuk perusahaan tersebut adalah Perseroan Terbatas


berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di negara RI, kecuali
ditentukan oleh UU.
PERLAKUAN TERHADAP PENANAMAN MODAL
• Pasal 4 Ayat (2) Undang-Undang No 25 Tahun 2007 menyatakan, dalam
menetapkan kebijakan dasar penanaman modal, Pemerintah memberi perlakuan
yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing dengan
tetap memperhatikan kepentingan nasional. Sehingga, semua Negara penanam
modal manapun harus mendapatkan perlakuan yang sama tanpa adanya perlakuan
khusus / istimewa untuk salah satu negara. Misalnya, Korea Selatan melakukan
penanaman investasi di Indonesia dengan mendirikan pabrik mobil Hyundai,
maka ia harus mendapatkan perlakuan yang sama dengan Negara lain yang
melakukan investasi di Indonesia dalam hal memberlakukan ketentuan undang-
undang tentang penanaman modal.

• Tidak akan dinasionalisasi, namun bila sampai terjadi nasionalisasi maka akan
diberikan kompensasi sesuai harga pasar. Dalam artian, saham perusahaan yang
dimiliki oleh Negara penanam modal tidak akan diambil oleh pemerintah RI/
Badan hukum RI.

• Penanaman modal diberi hak untuk melakukan transfer dan repatriasi dalam
valuta asing, antara lain terhadap :

1. Modal
2. Keuntungan, bunga bank, deviden dan pendapatan lain
3. Kompensasi atas kerugian
4. Kompensasi atas pengambilalihan
5. Tambahan dana yang diperlukan bagi pembiayaan penanaman
modal
6. Dana untuk pembayaran kembali pinjaman
7. Royalti atau biaya yang harus dibayar
8. Pendapatan dari perseorangan warga negara asing yang bekerja
dalam perusahaan penanaman modal
Sehingga transfer dan repatriasi dapat dilakukan dalam valuta asing sesuai dengan
Negara penanam modal berdasarkan kurs valuta asing di Indonesia.
Dalam hal adanya tanggung jawab hukum yang belum terselesaikan, hak transfer dapat
ditunda oleh :
1. Penyidik atau Menteri Keuangan
2. Pengadilan menetapkan penundaan untuk melakukan transfer dan /atau repatriasi
berdasarkan gugatan.
3. Bank atau lembaga lain yang melaksanakan penetapan penundaan berdasarkan
penetapan pengadilan hingga selesainya seluruh tanggung jawab penanam modal.
TENAGA KERJA
• Perusahaan penanaman modal memenuhi kebutuhan tenaga kerja harus
mengutamakan tenaga kerja warga negara Indonesia. Hal ini dilakukan karena
masih banyak warga Negara Indonesia yang memiliki potensi dan kemampuan
selain itu juga untuk menghindari terjadinya peningkatan pengangguran.

• Untuk jabatan dan keahlian tertentu perusahaan penanaman modal berhak


menggunakan tenaga ahli warga negara asing. Misalnya, PT. Kimia Farma
membutuhkan tenaga ahli quality control yang memiliki kemampuan dan
pengetahuan yang lebih, sehingga mereka akhirnya merekrut tenaga ahli dari
Negara asing.

• Perusahaan penanaman modal yang mempekerjakan tenaga kerja asing


diwajibkan menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih teknologi kepada
tenaga kerja negara Indonesia sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini perlu
dilakukan untuk meningkatkan keahlian dan kemampuan tenaga kerja lokal
sehingga nantinya tidak lagi bergantung dengan tenaga kerja asing.

• Penyelesaian perselisihan hubungan industrial wajib diupayakan untuk


diselesaikan secara musyawarah antara perusahan penanaman modal dan tenaga
kerja. Misalnya, ada perselisihan mengenai pemberian upah kepada tenaga kerja
Indonesia sehingga itu harus diselesaikan secara musyawarah antara pengusaha
dengan karyawan.

• Jika penyelesaian Hubungan industrial tidak mencapai hasil, maka penyelesaian


dilakukan melalui upaya mekanisme tripartite.

• Jika penyelesaian tidak mencapai hasil, perusahaan penanaman modal dan tenaga
kerja menyelesaikan perselisihan melalui pengadilan Hubungan industrial.

BIDANG USAHA
• Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal,
kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka
dengan persyaratan.

• Bidang-bidang yang tertutup bagi penanaman modal asing adalah :

1. Produksi senjata, mesin, alat peledak, dan peralatan perang,


2. Bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan
Undang-Undang, seperti industri produk obat tradisional untuk manusia, industri
barang bangunan dari kayu, dan industri pengolahan kopi yang sudah
mendapatkan indikasi geografis.
INVESTOR MODAL ASING DILARANG UNTUK MENJALANKAN
PERUSAHAANNYA PADA BIDANG-BIDANG TERTENTU
1. Pelabuhan

2. Produksi, Transmisi, dan distribusi listrik

3. Telekomunikasi

4. Pelajaran

5. Penerbangan

6. Air minum

7. Kereta Api Umum

8. Pembangkitan Tenaga Atom

9. Massa Media

10. Bidang Pertahanan Negara. Mis: Produksi Senjata, Peledak, dsb.

 Kriteria dan persyaratan serta daftar bidang usaha yang tertutup dan terbuka dengan
persyaratan masing-masing akan diatur dengan Peraturan Presiden. (Peraturan
Presiden No. 77 tahun 2007). Berdasarkan Perpres no 77 tahun 2007, bidang usaha
yang terbuka bagi penanaman modal, yaitu antara lain :
1. Pembangkit Tenaga Listrik Skala Kecil (s/d 10 MW)
2. Agen Perjalanan Wisata
3. Sanggar Seni
4. Usaha Jasa Pramuwisata
5. Pengusahaan Hutan Tanaman Lainnya (Aren, Kemiri, Biji Asam, Bahan Baku
Arang, Kayu Manis, dll)
6. Pengusahaan Sarang Burung Walet Di
7. Industri Kayu Gergajian (Kapasitas Produksi sampai dengan 2000M3/Tahun

Lalu, untuk kriteria dan persyaratan bidang usaha terbuka, antara lain :
 Bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan adalah bidang usaha tertentu yang
dapat diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal dengan syarat tertentu, yaitu
bidang usaha yang dicadangkan untuk UMKMK, bidang usaha yang dipersyaratkan
dengan kemitraan, bidang usaha yang dipersyaratkan kepemilikan modalnya,
bidang usaha yang dipersyaratkan dengan lokasi tertentu, dan bidang usaha yang
dipersyaratkan dengan perizinan khusus.
Berdasarkan Perpres no 77 tahun 2007, bidang usaha yang tertutup bagi penanaman
modal, yaitu antara lain :
1 . Perjudian / Kasino
2 . Peninggalan Sejarah dan Purbakala (candi, keraton, prasasti, petilasan, bangunan
kuno,temuan bawah laut, dsb)
3 . Museum
4. Pemukiman / Lingkungan Adat
5 . Monumen
6. Obyek Ziarah (Tempat peribadatan, petilasan, makam, dsb)
7 . Pemanfaatan (pengambilan) Koral Alam
 Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha yang tertutup
untuk penanaman modal dalam negeri dan asing, dengan berdasarkan kriteria
kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan
nasional serta kepentingan nasioanl lainnya.

HAK DAN KEWAJIBAN PENANAMAN MODAL


 Kepastian hak, hukum dan perlindungan,
 Hak investor atau penanam modal yang dijabarkan dalam Pasal 14 UU
No.25/2007, yaitu:
 Kepastian hak, hukum, dan perlindungan
Setiap investor telah dijamin oleh hukum untuk bisa mendapatkan kepastikan
akan haknya sebagai investor, termasuk juga kepastian akan hukum dan
perlindungan hukum.
 Informasi terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya.
Setiap investor yang akan melakukan kegiatan penanaman modal memiliki hak
untuk mendapatkan informasi terbuka dan rinci tentang bidang usaha yang akan
dijalankannya. Hal ini tentu penting bagi seorang investor sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan atas investasi yang akan
dilakukannya.
 Hak Pelayanan
Setiap investor berhak untuk mendapatkan pelayanan yang baik dan ramah dalam
mengurusi segala keperluan investasi atau penanaman modal yang dilakukannya.
 Berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Diantara faktor yang mendorong tumbuhnya investasi adalah adanya fasilitas dan
berbagai kemudahan dalam berinvestasi. Hal ini juga merupakan hak yang bisa
diperoleh oleh investor sebagaimana telah diatur dalam UU Penanaman Modal.

Sedangkan kewajiban investor atau penanam modal sebagaimana yang diatur dalam Pasal
15 UU No.25 Tahun 2007, yaitu :

 Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik


Setiap penanam modal atau investor memiliki kewajiban untuk menerapkan prinsip tata
kelola perusahaan sebagaimana telah ditetapkan dalam peraturan yang ada.
 Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan
Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat, terutama mereka
yang berada di sekitar perusahaan. Tanggung jawab sosial ini tidak hanya berlaku bagi
pemilik dan pengelola perusahaan tersebut, melainkan juga wajib dipenuhi oleh setiap
investor yang menanamkan modalnya pada sebuah perusahaan.
 Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada
Badan Koordinasi Penanaman Modal
Setiap kegiatan penanaman modal wajib dilaporkan oleh para investor kepada pihak yang
berwenang, yakni kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal, untuk dilakukan
pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan penanaman modal yang dilakukan.
 Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal
Setiap investor memiliki kewajiban untuk tetap menghormati dan menghargai tradisi dan
budaya masyarakat dimana dia melakukan kegiatan investasi. Dalam hal ini, investor
tidak boleh melakukan kegiatan investasi yang sifatnya bisa menimbulkan gesekan dan
pertentangan dengan tradisi dan budaya masyarakat setempat.
 Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan
Kegiatan investasi yang dilakukan oleh investor wajib mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

KEPASTIAN HAK, HUKUM DAN PERLINDUNGAN,

• Kepastian hak adalah jaminan Pemerintah bagi penanam modal untuk


memperoleh hak sepanjang penanam modal telah melaksanakan kewajiban yang
ditentukan.
• Kepastian hukum adalah jaminan Pemerintah untuk menempatkan hukum dan
ketentuan peraturan UU sebagai landasan utama dalam setiap tindakan dan
kebijakan bagi penanam modal.
• Kepastian perlindungan adalah jaminan Pemerintah bagi penanam modal untuk
memperoleh perlindungan dalam melaksanakan kegiatan penanaman modal.

INFORMASI YANG TERBUKA MENGENAI BIDANG USAHA YANG


DIJALANKANNYA

• Pemerintah juga telah menetapkan bahwa semua bidang / jenis usaha dinyatakan
terbuka, kecuali bidang / jenis usaha yang dinyatakan tertutup.
• Penetapan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal dalam negeri
maupun bagi penanaman modal asing dilakukan berdasarkan kriteria tertentu
seperti kriteria kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan
keamanan nasional.
• Sedang penetapan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan tertentu
dilakukan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber
daya alam, perlindungan dan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan
koperasi, peningkatan kapasitas teknologi, serta kerja sama dengan badan usaha
yang ditunjuk oleh pemerintah.
HAK PELAYANAN

• Pemerintah memberikan kemudahan pelayanan dan / atau perizinan kepada


perusahaan penanaman modal untuk memperoleh antara lain :

- Hak atas tanah;

- Fasilitas pelayanan keimigrasian; dan

- Fasilitas perizinan impor.

• Perusahaan penanam modal, termasuk PMDN, yang akan melakukan kegiatan


usaha wajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dari instansi yang memiliki kewenangan. Izin sebagaimana disebutkan
sebelumnya diperoleh melalui pelayanan terpadu satu pintu. Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP) itu sendiri merupakan kegiatan penyelenggaraan suatu
perizinan dan non perizinan yang mendapat pendelegasian wewenang dari
instansi yang memiliki kewenangan yang proses pengelolaannya dimulai dari
tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam
satu tempat. Definisi ini tercantum dalam Undang-Undang No 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal. Sebanyak 25 perizinan dan non-perizinan dapat diurus
melalui PTSP. Rinciannya adalah lingkungan hidup, pendidikan, perumahan,
penataan ruang, pertanahan yang menjadi kewenangan daerah, kesehatan,
pekerjaan umum, perindustrian, dsb.
• Pelayananan terpadu satu pintu ini bertujuan untuk membantu penanam modal
dalam memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi
mengenai penanaman modal, baik penanaman modal dalam negeri maupun
penanaman modal asing.

KEWAJIBAN PENANAMAN MODAL

1. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Corporate


gavernance),
2. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responsibility),
3. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan
menyampaikannya kepada BKPM,
4. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha
penanaman modal,
5. Mematuhi semua ketentuan peraturan yang berlaku.
TANGGUNG JAWAB PENANAMAN MODAL

1. Menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan
dengan ketentuan yang berlaku,
2. Menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam
modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya
secara sepihak sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
3. Menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah praktek monopoli dan
hal lain yang merugikan negara,
4. Menjaga kelestarian lingkungan hidup,
5. Menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kesejahteraan pekerja,
6. Mematuhi semua ketentuan peraturan.

FASILITAS PENANAMAN MODAL

 Fasilitas penanaman modal merupakan keringanan yang diberikan oleh


pemerintah kepada pelaku usaha yang memenuhi kriteria penerima fasilitas
penanaman modal pada bidang-bidang yang telah ditentukan oleh pemerintah.
 Fasilitas penanaman modal diberikan dengan pertimbangan tingkat daya saing
perekonomian dan kondisi keuangan negara dan harus promotif dibandingkan
dengan fasilitas yang diberikan negara lain.
 Contoh fasilitas penanaman modal, antara lain :
A .Fasilitas fiskal yang di dalamnya termasuklah atau dapat disebut fasilitas
perpajakan dan pungutan lain. Misalnya, Fasiltas Pajak Penghasilan PPh,
Pembebasan atau Keringanan Bea Impor Barang Modal yang Belum Bisa
Diproduksi di Dalam Negeri , Pembebasan atau Keringanan Bea Masuk Bahan
Baku atau Bahan Penolong untuk Keperluan Produksi, Pembebasan atau
Penangguhan Pajak Pertambahan Nilai PPN atas Impor Barang Modal atau
Mesin, yang belum dapat Diproduksi di dalam Negeri , Penyusutan dan
Amortisasi yang Dipercepat , Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan PBB,
Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan.

B. Fasilitas Perizinan , misalnya Fasilitas hak atas tanah, fasilitas imigrasi, dan
fasilitas perizinan impor. Pemberian fasilitas penanaman modal juga dilakukan
dalam upaya mendorong penyerapan tenaga kerja, keterkaitan pembangunan
ekonomi dengan perlakuan ekonomi kerakyatan, orientasi ekspor dan intensif
yang dilakukan menguntungkan kepada penanam modal yang menggunakan
barang modal atau mesin atau peralatan produksi dalam negeri, serta fasilitas
terkait dengan lokasi penanaman modal di daerah tertinggal dan di daerah dengan
infrastruktur terbatas.

• Perbedaan mendasar pada perusahaan PMDN dan PT biasa yaitu PMDN


mendapatkan fasilitas dari pemerintah Indonesia dalam menjalankan usahanya
dimana fasilitas tersebut tidak didapatkan oleh PT biasa.
Berdasarkan Pasal 18 ayat (2) UUPM dijelaskan bahwa fasilitas penanaman
modal tersebut dapat diberikan kepada penanaman modal yang :

1. Melakukan perluasan usaha; atau


2. Melakukan penanaman modal baru.

Beberapa Kriteria Penanaman Modal Yang Memperoleh Fasilitas :


1. Menyerap banyak tenaga kerja
Merupakan penanaman modal yang berpacu terhadap manusia untuk
menggunakan tenaganya dalam berproduksi suatu barang.
2. Menjaga kelestarian lingkungan hidup
Dalam penanaman modal dibutuhkan kelestarian lingkungan hidup sebagai akses
dalam mendukung fasilitas yang ada di daerah teritorial kerja (Produksi Barang)
yang dikategorikan.
3. Membangun infrastruktur
Merupakan penanaman modal yang berpacu pada teknologi dan alat dalam
membangun infrastruktur guna fasilitas memadai.
4. Termasuk skala prioritas tinggi
Dalam penanaman modal dibutuhkan prioritas tinggi dalam mencapai pelayanan
yang diberikan terhadap reseller yang ikut berperan dalam investasi.
5. Bermitra dengan UMKM atau Koperasi
Mitra Kerjasama berperan penting dalam penyebaran modal guna memperoleh
fasilitas memadai dan kemajuan perusahaan tersebut. Semakin banyak mitra
semakin banyak peluang dalam memperoleh keuntungan dan kemajuan.
6. Berada di daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan atau daerah lain
yang dianggap perlu
Penanaman modal sangatlah penting dan lebih menguntungkan jika penanaman
modal berada di daerah terpelosok sehingga penyebaran modal dapat menjadi luas
dan banyak dikenang oleh masyarakat sekitar.
7. Melaksanakan alih teknologi
Ahli teknologi sangatlah penting dalam penyebar luas dalam penanaman modal
guna mendapatkan fasilitas sesuai dengan era globalisasi.
8. Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang
diproduksi di dalam negeri
Industri berperan penting dalam memproduksi barang maupun jasa yang ada pada
saat ini untuk itu industri yang menggunakan alat lokal sangatlah membantu
dalam pengenalan brand lokal yang digunakan untuk persaingan penanaman
modal.
Fasilitas Dapat Berupa :
1. Pajak Penghasilan melalui pengurangan penghasilan neto sampai tingkat tertentu
terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu,
2. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin atau
peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri,
3. Pembebasan atau keringan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk
keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu,
4. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal
atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi
di dalam negeri selama jangka waktu tertentu,
5. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat,
6. Keringan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu dan
di wilayah tertentu,
7. Pembebasan dan pengurangan PPH badan dalam jumlah dan waktu tertentu hanya
dapat diberikan kepada penanaman modal baru yang merupakan industri pionir.
Kemudahan Pelayanan atau Perizinan :
1. Pemerintah memberikan kemudahan pelayanan dan / atau perizinan kepada
perusahaan penanaman modal untuk memperoleh :
A. hak atas tanah;
B. fasilitas pelayanan keimigrasian; dan
C. fasilitas perizinan impor.
2. Pelayanan terpadu satu pintu bertujuan membantu penanam modal dalam
memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi mengenai
penanaman modal.
3. Pelayanan terpadu satu pintu dilakukan oleh lembaga atau instansi yang
berwenang di bidang penanaman modal yang mendapat pendelegasian atau
pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan
perizinan dan non perizinan di tingkat pusat atau lembaga atau instansi yang
berwenang mengeluarkan perizinan dan non perizinan di provinsi atau kabupaten
/ kota.
Bentuk Kemudahan Pelayanan / Perizinan :
1. HAK ATAS TANAH
 Hak Guna Usaha dapat diberikan dengan jumlah 95 th dengan cara dapat
diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 60 th dan dapat
diperbarui selama 35 tahun,
 Hak Guna Bangunan dapat diberikan dengan jumlah 80 th dengan cara
dapat diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 50 th dan
dapat diperbarui selama 30 th,
 Hak Pakai dapat diberikan dengan jumlah 70 th dengan cara dapat
diberikan dan diperpanjang di muka sekaligus selama 45 th dan dapat
diperbarui selama 25 th.
2. FASILITAS KEIMIGRASIAN
 Penanaman modal yang membutuhkan tenaga kerja asing dalam
merealisasikan penanaman modal;
 Penanaman modal yang membutuhkan tenaga kerja asing yang bersifat
sementara dalam rangka perbaikan mesin, alat bantu produksi lainnya, dan
pelayanan purnajual;
 Calon penanam modal yang akan melakukan penjajakan penanaman
modal.

3. FASILITAS PERIZINAN IMPOR


 Barang yang selama tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur perdagangan barang;
 Barang yang tidak memberikan dampak negatif terhadap keselamatan,
keamanan, kesehatan lingkungan hidup, dan moral bangsa;
 Barang dalam rangka relokasi pabrik dari luar negeri ke Indonesia; dan
 Barang modal atau bahan baku untuk kebutuhan produksi sendiri.
Penyelesaian Sengketa
• Penyelesaian sengketa terlebih dahulu diselesaikan melalui musyawarah dan
mufakat,
• Apabila tidak tercapai kesepakatan maka diselesaikan melalui Arbitrase atau
Pengadilan,
• Khusus untuk sengketa antara Pemerintah dengan Penanam Modal Asing maka
diselesaikan melalui Lembaga Arbitarse Internasional.
• Penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing yang melakukan
penanaman modal dalam bentuk perseoran terbatas dilarang membuat perjanjian
dan /atau pernyataan yang menegaskan bahwa kepemilikan saham dalam
perseroan terbatas untuk dan atas nama orang lain.
• Dalam hal penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing membuat
perjanjian dan / atau pernyataan, perjanjian dan / atau pernyataan itu dinyatakan
batal demi hukum.
• Dalam hal penanam modal yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
perjanjian atau kontrak kerja sama dengan Pemerintah melakukan kejahatan
korporasi berupa tindak pidana perpajakan, penggelembungan biaya pemulihan,
dan bentuk penggelembungan biaya lainnya untuk memperkecil keuntungan yang
mengakibatkan kerugian negara berdasarkan temuan atau pemeriksaan oleh pihak
pejabat yang berwenang dan telah mendapat putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap, Pemerintah mengakhiri perjanjian atau kontrak kerja
sama dengan penanam modal yang bersangkutan.

Sanksi Pelanggaran :
• Peringatan tertulis merupakan sanksi yang tertulis dalam undang-undang terutama
sanksi tertulis yang ada dalam undang-undang bisnis, Disitu berisikan
konsekuensi bagi pelanggar yang melanggar ketentuan undang-undang bisnis.
Contoh : Pemilik perusahaan tidak menyediai fasilitas yang aman untuk para
karyawannya, Sehingga Pemilik perusahaan telah melanggar aturan mengenai alat
keamanan untuk karyawan.
• Pembatasan Kegiatan Usaha merupakan pembatasan kegiatan usaha yang harus
mengikuti ketentuan operasional buka perusahaan untuk melakukan kegiatan
aktivitas kerja. Jika perusaahn tersebut tidak mengikuti jam operasional buka
aktivitas kerja maka dapat dihukum sesuai ketentuan yang berlaku. Contoh :
Perusahaan PT A melanggar operasional kerja yang sudah ditetapkan oleh
kementrian tenaga kerja untuk melakukan kegiatan operasional sesuai dengan
jamnya.
• Pembekuan Kegiatan Usaha dan/atau Fasilitas Penanaman Modal merupakan
pemberhentian kegiatan usaha atau Penanaman Modal yang diberhentikan karena
melanggar hukum. Contoh: Kegiatan hollywings diberhentikan karena melanggar
ketentetuan jam operasional yang sudah ditentukan,
• Pencabutan Kegiatan Usaha dan / atau Fasilitas Penanaman Modal. Merupakan
kegiatan yang melanggar hukum dan diberikan sanksi berupa percabutan izin
kegiatan usaha baik dalam jangka waktu selamanya ataupun sementara. Contoh :
kegiatan penjualan minuman hollywings di tutup kegiatan usahanya karena telah
diberikan sanksi dari penjualan minuman beralkhol diatas 10%.

Anda mungkin juga menyukai