April 2023
Agenda
1 Pengertian dan Jenis Investasi 5 Pembatasan Penanaman Modal
2 Pengertian Hukum Investasi 6 Hubungan Dagang Multilateral
3 Asas-asas Hukum Investasi 7 Contoh Kasus
4 Tujuan Penyelenggaraan
Penanaman Modal
1
Pengertian dan Jenis
Investasi
What is Investing?
◼ Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan
uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai
ekonomis.
◼ Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal,
baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal
asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.
◼ Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang
melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal
dalam negeri atau penanam modal asing.
Pengertian – Dalam Negeri
Pasal 1 UU Investasi
◼ Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara Republik
Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang
berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.
◼ Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan
oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam
negeri.
◼ Penanam modal dalam negeri adalah perseorangan warga negara
Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia, atau
daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik
Indonesia.
Pengertian – Asing
Pasal 1 UU Investasi
◼ Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan
warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau
badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh
pihak asing.
◼ Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan
oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing
sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam
negeri.
◼ Penanam modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan
usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman
modal di wilayah negara Republik Indonesia.
Pengertian – Hukum Investasi
Ahli
◼ Hukum Investasi menurut Ida Bagus Wyasa Putra adalah norma-norma
hukum mengenai kemungkinan-kemungkinan dapat dilakukannya
investasi, syarat-syarat investasi, perlindungan dan yang terpenting
mengarahkan agar investasi dapat mewujudkan kesejahteraan bagi
rakyat.
◼ Menurut T. Mulya Lubis, tidak hanya terdapat dalam UU, tetap dalam
hukum dan aturan lain yang diberlakukan berikutnya yang terkait
dengan masalah-masalah investasi asing. Pengertian investasi ini
ditekankan pada sumber hukum investasi. Sumber hukum investasi itu
meliputi UU dan aturan-aturan lain.
Unsur-Unsur Hukum Investasi
◼ Unsur adanya kaidah hukum
◼ Unsur adanya subjek, dimana subjek dalam hukum
investasi ialah investor dan negara penerima investasi
◼ Unsur adanya bidang usaha yang diperbolehkan untuk
investasi
◼ Unsur adanya prosedur dan syarat-syarat untuk melakukan
investasi
◼ Unsur adanya negara
Bentuk dan Kedudukan Badan Usaha
Penanaman Modal Dalam
Penanaman Modal Asing
Negeri
◼ kepastian hukum - asas dalam negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan
peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan
dalam bidang penanaman modal
◼ keterbukaan - asas yang terbuka terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kegiatan penanaman modal
◼ akuntabilitas - asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
penyelenggaraan penanaman modal harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
◼ perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal negara - asas perlakuan pelayanan
nondiskriminasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, baik antara
penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing maupun antara penanam modal
dari satu negara asing dan penanam modal dari negara asing lainnya
◼ kebersamaan - asas yang mendorong peran seluruh penanam modal secara bersama-
sama dalam kegiatan usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat
Asas-asas Hukum Investasi
Pasal 3 UU Investasi
◼ Semua bidang usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang
usaha yang dinyatakan tertutup untuk penanaman modal atau kegiatan yang hanya
dapat dilakukan oleh Pemerintah Pusat.
◼ Pelaksanaan kegiatan penanaman modal didasarkan atas kepentingan nasional
yang mencakup perlindungan sumber daya alam, perlindungan, pengembangan
koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, pengawasan produksi dan
distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta
kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk Pemerintah.
◼ Kepentingan nasional tersebut dapat mencakup perlindungan atas kegiatan usaha
yang dapat membahayakan kesehatan (seperti obat, minuman keras mengandung
alkohol), pemberdayaan petani, nelayan, petambak ikan dan garam, usaha mikro
dan kecil dengan pengaturan dan persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh
Pemerintah, namun tetap memperhatikan aspek peningkatan ekosistem penanaman
modal.
Bidang Usaha Tertutup
Pasal 12(2) UU Investasi & Pasal 2 Daftar Prioritas
4. Penerbitan surat kabar, majalah dan 58130 Modal dalam negeri 100% dalam rangka pendirian
bulletin (pers) dan modal asing maksimal 49% (melalui pasar
modal) dalam rangka penambahan atau
pengembangan usaha
5. Sanggar seni 90011 Modal dalam negeri 100%
Single purpose company
Selain batasan persentase kepemilikan asing, terdapat pembatasan bagi beberapa kegiatan usaha untuk hanya dapat
melakukan kegiatan dalam satu bidang usaha (single purpose), seperti:
1. KBLI 86103 (Aktivitas Rumah Sakit Swasta), berlaku ketentuan rumah sakit yang didirikan oleh swasta harus
berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan, kecuali yang
diselenggarakan oleh badan hukum yang bersifat nirlaba (yayasan, persyarikatan, perkumpulan, dll); dan
2. KBLI 52291 (Jasa Pengurusan Transportasi), berlaku ketentuan kegiatan dilakukan oleh badan usaha yang didirikan
khusus (single purpose).
Kegiatan usaha yang tidak dapat digabung dengan kegiatan usaha tertentu
Selain ketentuan single purpose sebagaimana di atas, dalam beberapa peraturan sektoral, diatur bahwa beberapa kode
KBLI tidak dapat digabungkan dengan kode KBLI lainnya, seperti:
1. KBLI Perdagangan Besar (KBLI 46) tidak dapat digabungkan dengan KBLI Perdagangan Eceran (KBLI 47); dan
2. KBLI kegiatan usaha jasa pertambangan (KBLI 09900) tidak dapat digabungkan dengan KBLI yang diatur dalam Surat
Dirjen Minerba Kementerian ESDM kepada Deputi PIPM Kementerian Investasi/BKPM Nomor 1201/MB.02/DJB/2021
tanggal 21 Mei 2021, seperti pertambangan batu bara (KBLI 05100), penggalian gips (KBLI 08106) atau perdagangan
besar mineral bukan logam (KBLI 46641).
Sistem OSS
◼ Penyelenggaraan perizinan berusaha telah terintegrasi secara elektronik
melalui sistem Online Single Submission (Sistem OSS) yang merupakan
suatu sistem elektronik terintegrasi yang dikelola dan diselenggarakan oleh
Lembaga OSS.
◼ Lembaga OSS adalah lembaga pemerintah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang koordinasi penanaman modal (BKPM).
◼ Sistem OSS terdiri dari:
◼ subsistem pelayanan informasi (informasi mengenai KBLI, rencana
tata ruang, dll);
◼ subsistem perizinan berusaha;
◼ subsistem pengawasan.
Perizinan Usaha Berbasis Risiko
Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 2021 (“PP 5/2021”)
Financing
Financing vs Equity
Financing / Loans:
• bank debt
• senior debt Equity:
• mezzanine debt • shares
• high yield bonds
• shareholders loan
What is financing for?
Senior debt
Security (Hak Jaminan) & Guarantees
(Penjaminan)
• Share
security
Lenders Maximise security • asset
security
• guarantees
• minimum
restrictions
• minimum costs
Borrowers Limit security • minimum post-
closing
obligations
(registration,
regular
valuation)
2
Documentation:
Term Sheets &
Facility Agreements
Documentation
Security Corporate 6
documents Approvals
Facility Agreements
Parties in a Facility Agreement
* Lenders / * Borrower /
Creditors Debtor
(banks, financial (individual,
institutions) corporates)
Costs/expenses
relating to Financing Term Facility
Refinancing of existing
indebtedness of the Target Term Facility
◼ Voluntary Prepayments
3
Pledge – Fiducia
over shares; security –
bank over movable
accounts assets
Hak
Tanggungan Hypothec
– over – over
immovable vessels
assets
Security Right - Pledge
over movable
assets; tangible /
intangible; over
immovable assets *the assets remains
which are not in the possession
capable of of the fiducia
encumbered by security grantor
way of Hak
Tanggungan or
Hypothec
Security Right – Fiducia Security
Fiducia Security
Agreement (Notarial
deed; Indonesian
language) Registered with
Fiducia Registration
Office (in the domicile
of the grantor); fiducia
security certificate
Security Right – Hak Tanggungan
Law No. 4 of 1996 regarding Hak Tanggungan
Project Financing
What is Project Financing?
Lenders Collateral
Debt
repayment
Limited
Specific recourse
economic
unit
Government Sponsors
Cash Assets
Non
recourse
POWER
Infrastructure
TRANSPORT
What is Project Financing?
very rare
Non-recourse Creditors have no recourse to the
sponsors for anything
more common
Sponsors can be required to give
Limited recourse cost-overrun support, completion
guarantees
“Cash is King”
Cash flow – super important for
the project and the economics
of the projects
Limited recourse means only source of revenue and
repayment is the Project’s cash flow
– Borrower often does not own real estate/assets
– Lenders will need a lot of information about cash flows
Shareholder Shareholder
Host
Government
Direct
Agmnt Concession
Construction Agreement
Contract
Project Purchase
Contract
Contractor
Company Power
O&M Purchaser/
Agreement Off-taker
Supply
Contract
Direct Agreement
Operator Direct
Gas Supplier Agreement
6
Case Example
Case example: IPP Power Project
tariffs
Sponsors Shareholders PLN Consumers
Agt
Share
PPA & GOI Support
Mortgage Direct Ministry of
Sponsors Agt Letter/Guarantee??
Agt Agreement
Finance
Loan
Project Agt Project Company
Lenders Security Insurance Insurers
Documents Policy
Direct O&M
Agreement Agreement Operator
Construction
Contract
EPC
Direct Contractor
Agreement
Direct Coal Supplier Coal Supply
Agreement Agreement
Case example: IPP Power Project
7
Security Structure
Project Finance Security Structure
Information
Phone Number
Healthcare Data Genetic Data About Work
and Email
and Education
Responsibility
Data controller is responsible for the personal data processing performed by data
processors
Data Controller vs Data Processor
Data Controller Obligation
Providing relevant information on data processing activity to data subject, particularly the following
material information ("Information"):
Material update - prior notification is necessary for the change on the above Information.
Lawful Basis
Ensure that the receiving nation of the personal data has similar or higher level of
personal data protection
◼ Data controller must provide notification to data subject on the transfer of personal data in the
event of a merger, spin-off, acquisition, consolidation or dissolution
◼ Notification is given twice (before and after the corporate action)
◼ Notification can be given to data subject personally or through mass media (e.g., newspaper
announcement)
◼ Government may determine new agency to supervise the data protection sector
◼ The agency has broad duties and authorities including determining further policies/guidelines,
receiving complaints/reports, requesting data/information and imposing administrative
sanctions
Other Notable Provision
◼ Data Breach must be notified within 3 days to the data subject and the "data protection
authority"
◼ Scope of notification:
◼ the breached personal data
◼ when and how the personal data is breached
◼ efforts to handle and recover the breach incident
Sanctions
◼ Violation to data privacy related ◼ It can be applied to the following crimes: unlawful
requirements/compliances collection of personal data, unlawful disclosure of
personal data, or unlawful use of personal data
◼ Warning letters, suspension, deletion of personal data
and/or administrative fine ◼ Monetary penalty of IDR4-6 billion and/or
imprisonment of 4-6 years depending on the crime
◼ The administrative fine is at maximum 2% of the
annual income/revenue depending on the violation ◼ Extra sanctions may be imposed if the crime is
variable (the variable/formula to determine the fine conducted by entity, including, monetary penalty may
has not been determined in the PDP Law) be increased at maximum 10 times of the above
amount, payment compensation, revocation of
license and/or dissolution of the entity
Data Privacy in Practice
hhp.co.id
Land Law
(an Introduction)
Wimbanu Widyatmoko
Laws and Regulations
❑ The Agrarian Law;
❑ Various government regulations and decrees/regulations issued by the
State Ministry of Agrarian Affairs or Chairman of the National Land
Agency or Badan Pertanahan Nasional (“BPN”).
General Rules
❑ All land are owned by the Government of Republic of Indonesia.
❑ Ownership of land by Indonesian legal entity.
❑ Ownership of land by foreign parties.
Types of Land Titles
❑ Right to Own/Hak Milik (“Hak Milik”) (subject, term, restriction,
termination);
❑ Right to Cultivate/Hak Guna Usaha (“HGU”) (subject, term, restriction,
termination);
❑ Right to Build/Hak Guna Bangunan (“HGB”) (subject, term, restriction,
termination);
❑ Right to Use/Hak Pakai (“HP”) (subject, term, restriction, termination);
❑ Right to Manage/Hak Pengelolaan (subject, term, restriction,
termination).
Investment Law – Provisions Revoked
The Investment Law (April 2007) initially provides certain investment
incentives, in the form of an acceleration of land title extensions, where an
eligible foreign investor may have:
▪ Hak Guna Usaha (HGU) or Right To Cultivate title for a period of 95 years)
namely land title and extension for a period of 60 years plus a renewal
period of 35 years);
▪ Hak Guna Bangunan (HGB) or Right To Build title for a period of 80 years
(namely land title and extension for a period of 50 years plus a renewal
period of 30 years); and
▪ Hak Pakai (HP) or Right To Use title for a period of 70 years (namely land
title and extension for a period of 45 years plus a renewal period of 25
years).
Types of Land which can be owned by PT PMA
❑ The Right to Cultivate/ Hak Guna Usaha (“HGU”);
❑ The Right to Use/ Hak Pakai (“HP”);
❑ The Right to Build/ Hak Guna Bangunan (“HGB”); and
❑ The Right to Lease/ Hak Sewa
Land Processing Procedures
▪ Documents Review (Legal Aspect Review);
▪ Mapping/Land Measurement (Technical Aspect Review);
▪ Land Committee Discussion;
▪ Public Announcements;
▪ Results of Public Announcements;
▪ Payment of BPHTB;
▪ Issuance of Decree on Statement of Rights;
▪ Registration in the General Book of Land Title;
▪ Issuance of Land Certificate.
Acquisition of Title of Land
❑ Transfer of the land title – Certificated Land
▪ DD
▪ PPAT Involvement
▪ Land Office Approval Granting a new title – Uncertified Land
▪ Relinquishment Documents / Girik
▪ Location Permit/KKPR PPAT Involvement
❑ Tax Payments
Questions