Anda di halaman 1dari 1

Ketentuan Investasi Asing di Indonesia

Investasi Asing atau kegiatan penanaman modal yang berasal dari WNA, Badan Usaha Asing
dan/atau Pemerintah Asing di Indonesia, yang dilakukan menggunakan modal asing sepenuhnya
maupun sebagian yang dilakukan bersama dengan penanam modal dalam negeri. Dengan
menyelenggarakan kegiatan Investasi Asing di Indonesia, Pemerintah berharap hal itu akan
menumbuhkan pengembangan ekonomi kerakyatan, kesejahteraan masyarakat, menciptakan
lapangan kerja dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Bagaimana ketentuan Investasi Asing di Indonesia yang wajib diketahui oleh Penanam Modal Asing ?

Penanaman modal asing wajib dalam bentuk PT berdasarkan hukum Indonesia yang berkedudukan
di wilayah hukum Indonesia dan dapat dilakukan dengan mengambil bagian saham pada saat
pendirian PT atau dengan membeli saham dari PT yang sudah didirikan sebelumnya atau dengan
membeli modal sebuah PT Terbuka melalui pasar modal.

Selain itu, kegiatan investasi asing harus memperhatikan bidang usaha yang terbuka bagi kegiatan
penanaman modal asing. Hal ini mengacu pada Perpres No. 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang
Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dan relaksasi DNI yang telah dilakukan pada
tahun 2018 lalu oleh Pemerintah.

Dalam ketentuan hukum tersebut diatur bahwa terdapat tiga jenis bidang usaha bagi para penanam
modal yaitu terbuka, tertutup dan terbuka dengan syarat. Penanam modal asing tidak dapat
berinvestasi pada bidang usaha yang tertutup namun dapat melakukan investasi pada bidang usaha
yang terbuka dan/atau terbuka dengan syarat yaitu dengan kemitraan dengan UMKM atau badan
usaha dalam negeri.

Untuk bidang usaha terbuka dengan persyaratan, Investor Asing wajib mengetahui batasan saham
yang dapat dimiliki. Ketentuan batasan maksimum kepemilikan saham asing masing-masing diatur
dalam PerPres No. 44 Tahun 2016. Mengenai ketentuan modal yang wajib dimiliki oleh PMA adalah
minimal Rp. 10 Miliar. Selain itu, nilai modal ditempatkan sama dengan modal disetor yaitu minimal
sejumalh Rp 2,5 Miliar. Selain itu, masing-masing pemegang saham wajib memiliki minimal saham
sejumlah Rp. 10 juta.

Apabila ketentuan tersebut telah dipenuhi, maka pendirian PT dapat dilakukan mengacu pada
ketentuan hukum Perseroan Terbatas dan memenuhi ketentuan perizinan lainnya dari BKPM dan
instansi pemerintah terkait lainnya disesuaikan dengan bidang usahanya.

Anda mungkin juga menyukai