0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan33 halaman
Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman. Sejarah perbankan dimulai dari fungsi sebagai tempat tukar menukar uang dan penitipan barang berharga. Perkembangan perbankan Indonesia meliputi masa kolonial Belanda, pendudukan Jepang, dan masa perjuangan kemerdekaan. Bank sentral bertugas mengatur stabilitas sistem keuangan dan moneter negara.
Deskripsi Asli:
hk perbankan
Judul Asli
Sejarah Perbankan, Fungsi dan Tujuannya-dikonversi (1)
Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman. Sejarah perbankan dimulai dari fungsi sebagai tempat tukar menukar uang dan penitipan barang berharga. Perkembangan perbankan Indonesia meliputi masa kolonial Belanda, pendudukan Jepang, dan masa perjuangan kemerdekaan. Bank sentral bertugas mengatur stabilitas sistem keuangan dan moneter negara.
Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk pinjaman. Sejarah perbankan dimulai dari fungsi sebagai tempat tukar menukar uang dan penitipan barang berharga. Perkembangan perbankan Indonesia meliputi masa kolonial Belanda, pendudukan Jepang, dan masa perjuangan kemerdekaan. Bank sentral bertugas mengatur stabilitas sistem keuangan dan moneter negara.
M.H. Susanti Sembiring. S.E., M.Hum. A. Pengertian Bank Bank berasal dari kata Banco, yang berarti bangku. Bangku atau pelaku bank adalah bankir yang melayani kegiatan operasional bank kepada para nasabah. Bank merupakan industri jasa yang memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat dan merupakan badan atau lembaga keuangan yang tugas utamanya menghimpun uang dari pihak ketiga sebagai perantara untuk menyalurkan permintaan dan penawaran kredit pada waktu yang ditentukan. Pendapat Para Ahli 1. Menurut G.M. Verryn Stuart, bank adalah badan yang usaha utamanya menciptakan kredit yang bertujuan memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan jalan mengedarkan alatalat penukar baru berupa uang giral 2. B.N Ajuna mendifinisikan bahwa bank adalah bank menyalurkan modal dari mereka yang tidak dapat menggunakan secara menguntungkan kepada mereka yang dapat membuatnya lebih produktif untuk keuntungan masyarakat). 3. A. Abdurrachman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan menjelaskan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, mengawasi peredaran mata uang, menyimpan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan, dan lain-lain. 4. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. 5. Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya seluruh kegiatan perbankan berkaitan dengan keuangan. Aktivitas perbankan yang utama adalah menghimpun dana dari masyarakat sebagai kegiatan funding. Mengimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian ini dilakukan oleh bank, dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat bersedia menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat, misalnya giro, tabungan, sertifikat deposito, dan defosito berjangka. bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya sebagai berikut. 1. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, yang bertujuan untuk keamanan dan melakukan investasi untuk memperoleh bunga dan memudahkan melakukan transaksi pembayaran. Jenis simpanan yang ditawarkan bergantung pada bank yang bersangkutan, misalnya simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposit), dan simpanan deposito (time deposit). 2. Menyalurkan dana (lending) kepada masyarakat, yaitu memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat atau menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau kredit diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Sebelum menyalurkan kredit, bank menilai kelayakan kreditor untuk disetujui atau ditolak permohonan kreditnya. Hal ini dilakukan agar bank terhindar dari kerugian akibat kredit macet 3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes, traveller cheque, dan jasa lainnya. B. Fungsi Perbankan Fungsi perbankan adalah sebagai berikut. 1. Lembaga jasa penitipan uang emas atau perak. 2. Melakukan transaksi pertukaran mata uang (money exchanger) satu negara dengan mata uang negara lainnya sesuai dengan permintaan. 3. Kasir atau pemegang kas dari pemegang rekening 4. Mengelola uang yang didepositokan oleh nasabah. 5. Pemberi kredit. Dengan demikian, perkembangan bank dapat diurutkan sebagai berikut: 1. Tempat penukaran uang, yaitu para pedagang bersedia menukarkan uangnya kepada bank karena adanya kepercayaan bahwa bank akan berlaku jujur dan tidak akan menukar uangnya dengan uang palsu 2. Tempat penitipan uang. Para pedagang menitipkan uangnya kepada bank karena percaya dan yakin bahwa bank akan memegang amanat sehingga uang yang dititipkannya akan tetap utuh dan tidak akan hilang atau berkurang. 3. Kasir. Para pedagang menjadikan bank sebagai kasirnya karena percaya bahwa uangnya akan dikelola dengan baik sehingga setiap saat dapat melayani keperluannya, baik berupa pengambilan maupun penyetoran. 4. Pemberi kredit atau credere dalam bahasa Latin, yang berarti saya percaya. Jadi, pemberian kredit oleh bank harus berdasarkan kepercayaan bahwa penerima kredit (debitur) mampu mengembalikan pinjaman dan kewajiban lainya pada masa yang akan datang sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Demikian pula, debitur percaya bahwa bank akan berpegang teguh pada perjanjian tersebut. 5. Pencipta uang. Masyarakat mau dan bersedia menerima uang sebagai alat pembayaran yang sah karena percaya pada lembaga yang membuat dan menerbitkan uang tersebut, yaitu bank 6. Model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai salah satu model berinvestasi walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek 7. Cara melindungi nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan nilai (hedging), atau disebut juga risk management. 8. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditas tertentu pada kemudian hari (price discovery). C. Perkembangan Perbankan Indonesia Kegiatan perbankan telah dikenal sejak zaman Babylonia. Kemudian, berkembang ke zaman Yunani Kuno dan zaman Romawi. Pada saat itu kegiatan utama bank sebatas sebagai tempat tukar-menukar uang oleh para pedagang valuta asing (money changer) Pada abad pertengahan, perdagangan di Eropa mulai ramai dikunjungi pedagang dari penjuru dunia. Pada saat itu para pebisnis membawa uang (full bodied money) yang terbuat dari logam emas atau perak. Dengan alasan keamanan saat mereka sampai di kota yang dituju, uang logam yang dibawanya dititipkan kepada pengusaha setempat yang khusus menangani jasa penitipan dan penukaran uang atau barang berharga lainnya. Tempat usaha penitipan tersebut biasanya menggunakan bangku atau kini disebut bank (yang dalam bahasa Italia disebut banco) sebagai tempat kegiatan transaksi. Secara ringkas, perkembangan perbankan di Indonesia dapat dibagi dalam periode berikut: Periode Penjajahan Belanda, Periode Pendudukan Jepang, Periode Perjuangan Periode Penjajahan Belanda Zaman penjajahan Belanda di Indonesia dimulai pada tahun 1602 dengan didirikannya Verenigde Oost Indische Companij (VOC). Sejak abad ke-19 sampai tahun 1942 (masa pendudukan Jepang), bank-bank di Indonesia dapat digolongkan sebagai berikut. A. Bank Milik Belanda : 1. De Javasche Bank, 2. De Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) 3. De Nationale Handelsbank (NHB) 4. Escompto Bank B. Bank Milik Inggris 1. The Chertered Bank of India, Australia and Cina 2. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation C. Bank Milik Tionghoa 1. The Overseas Chines Banking Corporation 2. The Bank of China 3. NV Batavia Bank 4. Chunghwa Sangieh Maatschappij 5. NV Bank Vereeniging Oei Tiong Ham D. Bank Milik Jepang 1. The Bank of Taiwan; 2. The Yokohama Species Bank; 3. The Mitsui Bank. E. Bank Milik Pribumi 1. Bataksche Bank 2. Bank Nasional Indonesia
Periode Pendudukan Jepang
Tahun pertama masa pendudukan Jepang (8 Maret 1942–17 Agustus 1945) perkantoran perbankan ditutup. Pada tanggal 20 Oktober 1942 semua bank Belanda, Inggris, dan sebagian bank Tionghoa dinyatakan dilikuidasi, kecuali AVB tidak turut dilikuidasi. Kegiatan perbankan dilanjutkan oleh lembaga kredit Jepang yang bernama “Syomin Ginko”. Kemudian, Jepang mendirikan Nanpo Kaihatsu Ginkyo, yaitu bank peredaran (sirkulasi) yang berkantor pusat di Tokyo. Periode Perjuangan Kegiatan perbankan di daerah yang dikuasai oleh RI terdiri atas bank pemerintah dan beberapa bank nasional swasta. Bank pemerintah adalah Bank Negara Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia. A. Bank Negara Indonesia B. Bank Rakyat Indonesia C. Bank Nasional Swasta 1) Bank Surakarta MAI di Solo 2) Bank Indonesia di Palembang 3) Bank Dagang Nasional di Medan 4) Indonesia Banking Corporation (IBC), yang kemudian bernama Bank Amerta di Yogyakarta D. Bank Sentral Indonesia Bank sentral adalah instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter dalam wilayah suatu negara. Bank sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Bank sentral bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi kegiatan lembaga keuangan dan menjamin agar kegiatan badan-badan keuangan tersebut dapat menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang stabil. Bank sentral juga bertanggung jawab menjaga stabilitas harga dengan menjaga agar tingkat inflasi terkendali, dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Sumardji berpendapat bahwa bank sentral memiliki tugas pokok membantu pemerintah dalam mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas nilai mata uang negara, mengatur pelaksanaan pinjaman, menerbitkan obligasi dan surat berharga milik pemerintah, dan menentukan kebijakan moneter. Tugas Bank Indonesia sebagai bank to bank adalah 1. mengatur, mengoordinasi, mengawasi, serta memberikan tindakan kepada dunia perbankan 2. mengurus dana yang dihimpun dari masyarakat agar disalurkan kembali ke masyarakat secara efektif penggunaannya sesuai dengan tujuan pembangunan; 3. mengurus dana perbankan, mengatur dan mengawasi kegiatan perbankan secara keseluruhan; 4. menyalurkan uang, terutama uang kartal (kertas dan logam). Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk menyalurkan uang kartal; 5. mengendalikan jumlah uang yang beredar dan suku bunga untuk menjaga kestabilan nilai rupiah; 6. pemegang kas pemerintah; 7. menjalin hubungan keuangan dengan dunia internasional, seperti menerima pinjaman luar negeri Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem keuangan, yaitu sebagai berikut: 1. Menjaga stabilitas moneter melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Untuk itu, Bank Indonesia harus mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. 2. Menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Untuk itu, Bank Indonesia harus menegakkan disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law enforcement 3. Mengatur dan menjaga sistem pembayaran. Terjadinya kegagalan dalam pembayaran (failure to settle) akan menimbulkan risiko potensial dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran dan menimbulkan risiko menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik. 4. Mengakses informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan, mengembangkan instrumen, dan indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. 5. Jaring pengaman sistem keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai Lender of The Last Resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis untuk menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Hubungan Bank Indonesia dengan pemerintah seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 23 tahun 1999 adalah sebagai berikut: 1. Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah. 2. Untuk dan atas nama pemerintah BI dapat menerima pinjaman luar negeri, menatausahakan, dan menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak luar negeri. 3. Pemerintah wajib meminta pendapat Bank Indonesia atau mengundang Bank Indonesia dalam sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan dan keuangan yang berkaitan dengan tugas Bank Indonesia atau kewenangan Bank Indonesia. 4. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta kebijakan lain yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Bank Indonesia. 5. Dalam hal pemerintah menerbitkan surat-surat utang negara, pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan Bank Indonesia dan pemerintah juga wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat 6. Bank Indonesia dapat membantu penerbitan surat surat utang negara yang diterbitkan pemerintah 7. Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada pemerintah E. Sistem Pembayaran Bank Indonesia Sistem pembayaran mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana untuk memenuhi kewajiban yang timbul dari kegiatan ekonomi. Sistem pembayaran di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1. Sistem pembayaran tunai. Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 11 tahun 1953 ditetapkan bahwa Bank Indonesia hanya mengeluarkan uang kertas dengan nilai lima rupiah ke atas, sedangkan pemerintah berwewenang mengeluarkan uang kertas dan uang logam dalam pecahan di bawah lima rupiah. Berdasarkan UU No. 13 tahun 1968, Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang kertas dan uang logam sebagai alat pembayaran yang sah dalam semua pecahan 2. Sistem pembayaran nontunai, yaitu sistem pembayaran giral Empat Pilar Penting Dalam Sistem Perbankan Di Indonesia, Yaitu Sebagai Berikut. 1. Tanggung jawab atas lingkungan hidup dan sosial sebagaimana telah dimuat dalam UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai salah satu konsideran dalam UU Perbankan. Penegasan perlunya menyebutkan kelengkapan persyaratan perizinan (legalitas) selain Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pembiayaan bagi proyek-proyek besar yang berisiko tinggi terhadap lingkungan hidup, serta memasukkan risiko sosial dan lingkungan hidup sebagai bagian dari manajemen risiko industri perbankan. 2. Adanya perlindungan konsumen yang sudah ada pada UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen sebagai salah satu pertimbangan dalam Undang Undang
nasabah, meliputi keadilan dan kejujuran, memproses pengaduan nasabah dan melaporkan hasilnya, transparansi dan edukasi kepada nasabah mengenai produk dan layanan termasuk kemungkinan risiko dan kerugian; Penyediaan informasi mengenai layanan dan produk yang mudah diakses nasabah, menjaminkan dana nasabah sesuai ketentuan dalam UU tentang Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), dan perlindungan data konsumen dari keperluan komersial bank. Menjadikan UU No. 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sebagai salah satu konsideran dalam RUU Perbankan. 3. UU No. 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sebagai salah satu pertimbangan dalam RUU Perbankan. 4. Adanya tata kelola dan transparansi dengan menjatuhkan sanksi yang lebih tegas bagi bank yang melanggar aturan, bukan hanya sanksi yang bersifat administratif. Masyarakat berhak mendapatkan laporan pengawasan bank dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bank harus transparan dalam pengaturan suku bunga, termasuk pengaturan suku bunga bersama dengan (kelompok) bank lain sehingga menghindari kartel suku bunga. Selesai
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya