Anda di halaman 1dari 33

Sejarah Perbankan, Fungsi

dan Tujuannya

Dr. Bisma Putra Pratama. S.E., S.H.,


M.H. Susanti Sembiring. S.E., M.Hum.
A. Pengertian Bank
Bank berasal dari kata Banco, yang berarti
bangku. Bangku atau pelaku bank adalah
bankir yang melayani kegiatan operasional
bank kepada para nasabah. Bank
merupakan industri jasa yang memberikan
pelayanan jasa kepada masyarakat dan
merupakan badan atau lembaga keuangan
yang tugas utamanya menghimpun uang
dari pihak ketiga sebagai perantara untuk
menyalurkan permintaan dan penawaran
kredit pada waktu yang ditentukan.
Pendapat Para Ahli
1. Menurut G.M. Verryn Stuart, bank adalah badan
yang usaha utamanya menciptakan kredit yang
bertujuan memuaskan kebutuhan kredit, baik
dengan alat pembayaran sendiri atau dengan uang
yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan
jalan mengedarkan alatalat penukar baru berupa
uang giral
2. B.N Ajuna mendifinisikan bahwa bank adalah bank
menyalurkan modal dari mereka yang tidak dapat
menggunakan secara menguntungkan kepada
mereka yang dapat membuatnya lebih produktif
untuk keuntungan masyarakat).
3. A. Abdurrachman dalam Ensiklopedia Ekonomi
Keuangan dan Perdagangan menjelaskan bahwa bank
adalah lembaga keuangan yang melaksanakan
berbagai jasa, seperti memberikan pinjaman,
mengedarkan mata uang, mengawasi peredaran mata
uang, menyimpan benda-benda berharga, membiayai
usaha perusahaan, dan lain-lain.
4. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998
tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang
dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Bank merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, artinya
seluruh kegiatan perbankan berkaitan
dengan keuangan. Aktivitas perbankan yang
utama adalah menghimpun dana dari
masyarakat sebagai kegiatan funding.
Mengimpun dana adalah mengumpulkan
atau mencari dana dengan cara membeli
dari masyarakat luas. Pembelian ini
dilakukan oleh bank, dengan cara
memasang berbagai strategi agar
masyarakat bersedia menanamkan dananya
dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan
yang dapat dipilih oleh masyarakat,
misalnya giro, tabungan, sertifikat deposito,
dan defosito berjangka.
bank merupakan lembaga keuangan yang
kegiatannya sebagai berikut.
1. Menghimpun dana (funding) dari
masyarakat dalam bentuk simpanan, yang
bertujuan untuk keamanan dan melakukan
investasi untuk memperoleh bunga dan
memudahkan melakukan transaksi
pembayaran. Jenis simpanan yang
ditawarkan bergantung pada bank yang
bersangkutan, misalnya simpanan giro
(demand deposit), simpanan tabungan
(saving deposit), dan simpanan deposito
(time deposit).
2. Menyalurkan dana (lending) kepada masyarakat,
yaitu memberikan pinjaman (kredit) kepada
masyarakat atau menyediakan dana bagi
masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau
kredit diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai
dengan keinginan nasabah. Sebelum menyalurkan
kredit, bank menilai kelayakan kreditor untuk
disetujui atau ditolak permohonan kreditnya. Hal
ini dilakukan agar bank terhindar dari kerugian
akibat kredit macet
3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti
pengiriman uang (transfer), penagihan surat
berharga yang berasal dari dalam kota (clearing),
penagihan surat berharga yang berasal dari luar
kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C),
safe deposit box, bank garansi, bank notes,
traveller cheque, dan jasa lainnya.
B. Fungsi Perbankan
Fungsi perbankan adalah sebagai berikut. 1.
Lembaga jasa penitipan uang emas atau
perak. 2. Melakukan transaksi pertukaran
mata uang
(money exchanger) satu negara dengan
mata uang negara lainnya sesuai dengan
permintaan. 3. Kasir atau pemegang kas
dari pemegang rekening 4. Mengelola uang
yang didepositokan oleh nasabah. 5.
Pemberi kredit.
Dengan demikian, perkembangan bank dapat
diurutkan sebagai berikut:
1. Tempat penukaran uang, yaitu para pedagang
bersedia menukarkan uangnya kepada bank
karena adanya kepercayaan bahwa bank akan
berlaku jujur dan tidak akan menukar uangnya
dengan uang palsu
2. Tempat penitipan uang. Para pedagang menitipkan
uangnya kepada bank karena percaya dan yakin
bahwa bank akan memegang amanat sehingga
uang yang dititipkannya akan tetap utuh dan tidak
akan hilang atau berkurang.
3. Kasir. Para pedagang menjadikan bank
sebagai kasirnya karena percaya bahwa
uangnya akan dikelola dengan baik sehingga
setiap saat dapat melayani keperluannya,
baik berupa pengambilan maupun
penyetoran.
4. Pemberi kredit atau credere dalam
bahasa Latin, yang berarti saya percaya.
Jadi, pemberian kredit oleh bank harus
berdasarkan kepercayaan bahwa penerima
kredit (debitur) mampu mengembalikan
pinjaman dan kewajiban lainya pada masa
yang akan datang sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati. Demikian pula,
debitur percaya bahwa bank akan
berpegang teguh pada perjanjian tersebut.
5. Pencipta uang. Masyarakat mau dan
bersedia menerima uang sebagai alat
pembayaran yang sah karena percaya pada
lembaga yang membuat dan menerbitkan uang
tersebut, yaitu bank
6. Model investasi, yang berarti, transaksi
derivatif dapat dijadikan sebagai salah satu
model berinvestasi walaupun pada umumnya
merupakan jenis investasi jangka pendek
7. Cara melindungi nilai, yang berarti, transaksi
derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu
cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan
nilai (hedging), atau disebut juga risk
management.
8. Informasi harga, yang berarti, transaksi
derivatif dapat berfungsi sebagai sarana
mencari atau memberikan informasi tentang
harga barang komoditas tertentu pada
kemudian hari (price discovery).
C. Perkembangan Perbankan Indonesia
Kegiatan perbankan telah dikenal sejak zaman Babylonia.
Kemudian, berkembang ke zaman Yunani Kuno dan zaman
Romawi. Pada saat itu kegiatan utama bank sebatas sebagai
tempat tukar-menukar uang oleh para pedagang valuta asing
(money changer)
Pada abad pertengahan, perdagangan di Eropa mulai ramai
dikunjungi pedagang dari penjuru dunia. Pada saat itu para
pebisnis membawa uang (full bodied money) yang terbuat dari
logam emas atau perak.
Dengan alasan keamanan saat mereka sampai di kota yang
dituju, uang logam yang dibawanya dititipkan kepada
pengusaha setempat yang khusus menangani jasa penitipan dan
penukaran uang atau barang berharga lainnya. Tempat usaha
penitipan tersebut biasanya menggunakan bangku atau kini
disebut bank (yang dalam bahasa Italia disebut banco) sebagai
tempat kegiatan transaksi.
Secara ringkas, perkembangan perbankan di Indonesia
dapat dibagi dalam periode berikut: Periode Penjajahan
Belanda, Periode Pendudukan Jepang, Periode Perjuangan
Periode Penjajahan Belanda
Zaman penjajahan Belanda di Indonesia dimulai pada tahun 1602
dengan didirikannya Verenigde Oost Indische Companij (VOC). Sejak
abad ke-19 sampai tahun 1942 (masa pendudukan Jepang), bank-bank
di Indonesia dapat digolongkan sebagai berikut. A. Bank Milik Belanda
:
1. De Javasche Bank,
2. De Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM)
3. De Nationale Handelsbank (NHB)
4. Escompto Bank
B. Bank Milik Inggris
1. The Chertered Bank of India, Australia and Cina
2. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation
C. Bank Milik Tionghoa
1. The Overseas Chines Banking Corporation
2. The Bank of China
3. NV Batavia Bank
4. Chunghwa Sangieh Maatschappij
5. NV Bank Vereeniging Oei Tiong Ham
D. Bank Milik Jepang
1. The Bank of Taiwan;
2. The Yokohama Species Bank;
3. The Mitsui Bank.
E. Bank Milik Pribumi
1. Bataksche Bank
2. Bank Nasional Indonesia

Periode Pendudukan Jepang


Tahun pertama masa pendudukan Jepang (8
Maret 1942–17 Agustus 1945) perkantoran
perbankan ditutup. Pada tanggal 20
Oktober 1942 semua bank Belanda, Inggris,
dan sebagian bank Tionghoa dinyatakan
dilikuidasi, kecuali AVB tidak turut
dilikuidasi. Kegiatan perbankan dilanjutkan
oleh lembaga kredit Jepang yang bernama
“Syomin Ginko”. Kemudian, Jepang
mendirikan Nanpo Kaihatsu Ginkyo, yaitu
bank peredaran (sirkulasi) yang berkantor
pusat di Tokyo.
Periode Perjuangan
Kegiatan perbankan di daerah yang dikuasai
oleh RI terdiri atas bank pemerintah dan
beberapa bank nasional swasta. Bank
pemerintah adalah Bank Negara Indonesia
dan Bank Rakyat Indonesia.
A. Bank Negara Indonesia
B. Bank Rakyat Indonesia
C. Bank Nasional Swasta
1) Bank Surakarta MAI di Solo
2) Bank Indonesia di Palembang
3) Bank Dagang Nasional di Medan
4) Indonesia Banking Corporation (IBC), yang
kemudian bernama Bank Amerta di Yogyakarta
D. Bank Sentral Indonesia
Bank sentral adalah instansi yang bertanggung
jawab atas kebijakan moneter dalam wilayah
suatu negara. Bank sentral berusaha untuk
menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas
sektor perbankan, dan sistem finansial secara
keseluruhan.
Bank sentral bertanggung jawab untuk
mengatur dan mengawasi kegiatan lembaga
keuangan dan menjamin agar kegiatan
badan-badan keuangan tersebut dapat
menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang
stabil.
Bank sentral juga bertanggung jawab menjaga
stabilitas harga dengan menjaga agar tingkat
inflasi terkendali, dengan mengontrol
keseimbangan jumlah uang dan barang.
Sumardji berpendapat bahwa bank sentral memiliki
tugas pokok membantu pemerintah dalam mengatur,
menjaga, dan memelihara stabilitas nilai mata uang
negara, mengatur pelaksanaan pinjaman,
menerbitkan obligasi dan surat berharga milik
pemerintah, dan menentukan kebijakan moneter.
Tugas Bank Indonesia sebagai bank to bank
adalah 1. mengatur, mengoordinasi,
mengawasi, serta memberikan tindakan
kepada dunia perbankan 2. mengurus dana
yang dihimpun dari masyarakat agar disalurkan
kembali ke masyarakat secara efektif
penggunaannya sesuai dengan tujuan
pembangunan; 3. mengurus dana perbankan,
mengatur dan mengawasi kegiatan perbankan
secara keseluruhan;
4. menyalurkan uang, terutama uang kartal
(kertas dan logam). Bank Indonesia
mempunyai hak tunggal untuk menyalurkan
uang kartal;
5. mengendalikan jumlah uang yang beredar
dan suku bunga untuk menjaga kestabilan nilai
rupiah; 6. pemegang kas pemerintah;
7. menjalin hubungan keuangan dengan dunia
internasional, seperti menerima pinjaman luar
negeri
Bank Indonesia memiliki lima peran utama
dalam menjaga stabilitas sistem keuangan,
yaitu sebagai berikut:
1. Menjaga stabilitas moneter melalui
instrumen suku bunga dalam operasi pasar
terbuka. Untuk itu, Bank Indonesia harus
mampu menetapkan kebijakan moneter
secara tepat dan berimbang.
2. Menciptakan kinerja lembaga keuangan
yang sehat, khususnya perbankan melalui
mekanisme pengawasan dan regulasi.
Untuk itu, Bank Indonesia harus
menegakkan disiplin pasar melalui
kewenangan dalam pengawasan dan
pembuat kebijakan serta penegakan hukum
(law enforcement
3. Mengatur dan menjaga sistem pembayaran.
Terjadinya kegagalan dalam pembayaran (failure to
settle) akan menimbulkan risiko potensial dan
mengganggu kelancaran sistem pembayaran dan
menimbulkan risiko menular (contagion risk)
sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat
sistemik.
4. Mengakses informasi yang dinilai mengancam
stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara
macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor
kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi
potensi kejutan (potential shock) yang berdampak
pada stabilitas sistem keuangan, mengembangkan
instrumen, dan indikator macroprudential untuk
mendeteksi kerentanan sektor keuangan.
5. Jaring pengaman sistem keuangan melalui fungsi
bank sentral sebagai Lender of The Last Resort
(LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional
Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam
mengelola krisis untuk menghindari terjadinya
ketidakstabilan sistem keuangan.
Hubungan Bank Indonesia dengan pemerintah
seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 23
tahun 1999 adalah sebagai berikut:
1. Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah. 2.
Untuk dan atas nama pemerintah BI dapat
menerima pinjaman luar negeri, menatausahakan,
dan menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan
pemerintah terhadap pihak luar negeri.
3. Pemerintah wajib meminta pendapat Bank
Indonesia atau mengundang Bank Indonesia dalam
sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi,
perbankan dan keuangan yang berkaitan dengan
tugas Bank Indonesia atau kewenangan Bank
Indonesia.
4. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada
pemerintah mengenai Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara serta kebijakan lain
yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Bank
Indonesia.
5. Dalam hal pemerintah menerbitkan surat-surat
utang negara, pemerintah wajib terlebih dahulu
berkonsultasi dengan Bank Indonesia dan
pemerintah juga wajib terlebih dahulu
berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat
6. Bank Indonesia dapat membantu penerbitan surat
surat utang negara yang diterbitkan pemerintah 7.
Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada
pemerintah
E. Sistem Pembayaran Bank Indonesia
Sistem pembayaran mencakup seperangkat aturan,
lembaga, dan mekanisme yang digunakan untuk
melaksanakan pemindahan dana untuk memenuhi
kewajiban yang timbul dari kegiatan ekonomi.
Sistem pembayaran di Indonesia terbagi menjadi
dua, yaitu sebagai berikut.
1. Sistem pembayaran tunai. Dalam
Undang-Undang (UU) Nomor 11 tahun 1953
ditetapkan bahwa Bank Indonesia hanya
mengeluarkan uang kertas dengan nilai lima rupiah
ke atas, sedangkan pemerintah berwewenang
mengeluarkan uang kertas dan uang logam dalam
pecahan di bawah lima rupiah. Berdasarkan UU No.
13 tahun 1968, Bank Indonesia mempunyai hak
tunggal untuk mengeluarkan uang kertas dan uang
logam sebagai alat pembayaran yang sah dalam
semua pecahan
2. Sistem pembayaran nontunai, yaitu sistem
pembayaran giral
Empat Pilar Penting Dalam Sistem Perbankan Di Indonesia,
Yaitu Sebagai Berikut.
1. Tanggung jawab atas lingkungan hidup dan sosial sebagaimana telah dimuat dalam
UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
sebagai salah satu konsideran dalam UU Perbankan. Penegasan perlunya
menyebutkan kelengkapan persyaratan perizinan (legalitas) selain Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai bahan pertimbangan dalam
memberikan pembiayaan bagi proyek-proyek besar yang berisiko tinggi
terhadap lingkungan hidup, serta memasukkan risiko sosial dan lingkungan
hidup sebagai bagian dari manajemen risiko industri perbankan.
2. Adanya perlindungan konsumen yang sudah ada pada UU No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen sebagai salah satu pertimbangan dalam Undang Undang

Perbankan. Perlindungan konsumen mengatur prinsip-prinsip perlindungan


nasabah, meliputi keadilan dan kejujuran, memproses pengaduan nasabah dan
melaporkan hasilnya, transparansi dan edukasi kepada nasabah mengenai
produk dan layanan termasuk kemungkinan risiko dan kerugian; Penyediaan
informasi mengenai layanan dan produk yang mudah diakses nasabah,
menjaminkan dana nasabah sesuai ketentuan dalam UU tentang Lembaga
Penjaminan Simpanan (LPS), dan perlindungan data konsumen dari keperluan
komersial bank. Menjadikan UU No. 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) sebagai salah satu konsideran dalam RUU Perbankan.
3. UU No. 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) sebagai salah satu pertimbangan
dalam RUU Perbankan.
4. Adanya tata kelola dan transparansi dengan
menjatuhkan sanksi yang lebih tegas bagi bank
yang melanggar aturan, bukan hanya sanksi yang
bersifat administratif. Masyarakat berhak
mendapatkan laporan pengawasan bank dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bank harus
transparan dalam pengaturan suku bunga,
termasuk pengaturan suku bunga bersama dengan
(kelompok) bank lain sehingga menghindari kartel
suku bunga.
Selesai

Anda mungkin juga menyukai