Anda di halaman 1dari 1

KULIAH OLINE

KELAS : 5H6, 5H7, 5H4

HARI/ TANGGAL : SABTU / 27 NOVEMBER 2021

JAM : 12.30 WIB , 14.15 WIB , 16.30 WIB

JUDUL : PUTUSAN HAKIM (VONIS HAKIM)

Pada kuliah yang lalu kita membicarakan masalah pengadilan selesai melakukan pemeriksaan
perkara dan kepada jaksa penuntut umum diberikan kesempatan membacakan surat tuntutannya (rekisitor).
Apa yang menjadi isi tuntutan jaksa sudah kita sampaikan. Setelah tuntutan jaksa majelis hakim
memberikan kesempatan kepada terdakwa atau penasehat hukum yang disebut dengan pembelaan (pledoi)
dan apa yang menjadi isi pembelaan (pledoi) tersebut sudah pula disampaikan .

Atas pledoi penasehat hukum jaksa menanggapi yang disebut dengan replik. Dan atas replik jaksa
tersebut majelis hakim memberi kesempatan menanggapi bagi penasehat hukum yang disebut duplik.
Undang-undang tidak mengatur berapa kali kesempatan replik bagi jaksa penuntut umum begitu pula
berapa kali kesempatan untuk duplik bagi terdakwa / penasehat hukum, namun berdasarkan pasal 182 ayat
(1) huruf B dinyatakan bahwa penasehat hukum mendapat giliran terakhir. Setelah hal demikian majelis
hakim menyatakan sidang dinyatakan ditutup, untuk majelis hakim akan mengadakan musyawarah hakim
untuk memberikan putusan. Pada hari yang ditentukan selanjutnya hakim mengadakan musyawarah tentang
putusan yang akan diambil. Putusan diambil secara mufakat bulat dan bila tidak tercapai diadakan voting
itulah maka selamanya majelis hakim itu selalu ganjil.

Tentang putusan berpijak pada pasal 197 KUHAP yang pada ayat (1) merupakan isi pemidanaan
yang terutama paling atas kepala putusan yang dituliskan berbunyi “DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA”, isi daripada pasal 197 ini yaitu dari ayat (1) B sampai dengan huruf
L , kecuali tersebut pada huruf G kecuali menyangkut hari dan tanggal diadakannya musyawarah majelis
hakim.

Pada pasal 197 ayat (2), menyatakan tidak dipenuhnya ketentuan dalam ayat (1) huruf A, B, C, D,
E, F, H, I , K, dan L dari pasal ini akan mengakibatkan putusan batal demi hukum.

Pelajari secara seksama pasal 197 pada ketentuan KUHAP ini.

Hakim setelah menyatakan apa yang menjadi putusannya wajib menanyakan pada terdakwa
maupun jaksa penuntut umum apakah menerima putusan tersebut atau menyatakan berpikir atau akan
mempergunakan upaya hukum.

Anda mungkin juga menyukai