Anda di halaman 1dari 12

HUKUM INVESTASI 3

RITA FAURA, SH.MH


BIDANG USAHA- DAFTAR NEGATIF INVESTASI

a. Semua bidang usaha terbuka bagi penanam modal terkecuali yg


dinyatakan “Tertutup” dan “Terbuka” dengan persyaratan dalam
peraturan Persiden.
b. Bidang usaha yg tertutup bg penanam modal asing adalah :
- Produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang
- Bidang usaha yg secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan UU.
c. Bidang usaha yg tertutup bagi penanam modal dalam negeri atau
asing, ditetapkan dalam Peraturan Presiden, berdasarkan
kriteria: kesehatn, moral, kebudayaan, lingkungan hidup,
pertahanan dan keamanan nasional serta kepentingan nasional
lainnya. Sementara itu, bagi bidang usaha yang terbuka dgn
pesyaratan didasrkan pd kriteria kepentingan nasional, yaitu
sumber daya alam, perlindungan/pengembangan usaha mikro,
kecil, menengah, dan koperasi, pengwas produksi dan distribusi,
peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri,
serta kerja sama dgn badan usaha yg ditunjuk pemerintah.
PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL

a. Pemerintah wajib menetapkan :


bidang usaha yg dicadangkan bg usaha mikr kecil,
menengah dan koperasi;
bidang usaha yg terbuka bg usaha besar dgn syarat
bekerja sama dgn usaha mikro, kecil menegah dan
koperasi.
b. Pemerintah melakukan pembinaan dan pengembangan
usaha mikro/kecil, menengah dan koperasi melalui
program kemitraan, peningkatan daya saing, pemberian
dorongan inovasi dan perluasan pasar, serta penyebaran
informasi yg seluas-luasnya.
HAK, KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PENANAM
MODAL

a. Penanam modal berhak memperoleh :


 Kepastian hak, hukum dan perlindungan.

 Informasi yg terbuka mengenai bidang usaha yg dijalankan.

 Hak pelayanan, dan berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai


dgn ketentuan perUUan.
b. Setiap penanam modal berkewajiban untuk :
 Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yg baik

 Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan

 Membuat laporan ttg kegiatan penanaman modal kpd BKPM

 Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan


usaha penanaman modal, dan
 Mematuhi semua ketentuan peraturan perUUan.
c. Setiap penanam modal bertanggung jawab :
 Menjamin tersedianya modal yg berasal dari sumber yg tidak
bertentangan dgn ketentuan peraturan perUUan.
 Menanggung dan menyelesaikan segalam kewajiban dan
kerugian jika penanam modal menghentikan kegiatan atau
meninggalkan tau menelantarkan kegiatan usahanya secara
sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan perUUan.
 Menciptakan iklim usaha persaingan yg sehat, mencegah praktik
monopoli, dan hal-hal lain yg merugikan negara;
 Menjaga kelestarian lingkungan hidup.

 Menciptakan keselamatan, kenyamanan, dan kesejahteraan serta


kesehatan pekerja,
 Mematuhi semua ketentuan peraturan perUUan.
FASILITAS PENANAMAN MODAL
 Dalam Pasal 18 UUPM dijelaskan :
1. Pemerintah memberikan fasilitas kepada penanam modal yg melakukan
penanaman modal.
2. Fasilitas penanaman modal sebagaimana dimaksud ayat 1 dpt diberikan kpd
penanam modal yg :
a. Melakukan perluasan usaha, atau
b. Melakukan penanaman modal baru.
3. Penanaman modal yg mendapat fasilitas sebgaimana dmaksud pd ayat 2 adalah
yg sekurang-kurangnya memenuhi salah satu kriteria brkt:
a. Menyerap byk tenaga kerja,
b. Termasuk skala prioritas tinggi,
c. Termasuk pembangunan infrastruktur
d. Melakukan alih teknologi,
e. Melakukan industri pionir
f. Berada didaerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan atau daerah lain yg
dianggap perlu.
g. Menjaga kelestarian lingkungan hidup
h. Melaksankan kegiatan penelitian, pengembangan dan novasi,
i. Industri yg menggunkan barang modal atau mesin atau peralatan yg diproduksi di dlm
negeri.
4. Bentuk fasilitas yg diberikan kpd penanaman modal sbgaimana dimaksud pd ayat 2 dan 3 dpt
berupa:
a. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan neto sampai tingkat tertentu terhadap jumlah
penanaman modal yg dilakukan dlm waktu tertentu,
b. Pembebasan atau keringan bea masuk atas impor barang modal, masin, atau peralatan untuk
keperluan produksi yg belum dpt diproduksi di dlm negeri,
c. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi
untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu;
d. Pembebasan atau penanggulangan pajak Pertambahan Nilai atau impor barang modal atau mesin
atau peralatan untuk keperluan produksi yg belum dpt diproduksi di dlm negri selama jangka waktu
tertentu,
e. Penyusutan atau amortisasi yg dipercepat, dan
a. Keringan pajak Bumi dan bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu , pd wilayah
atau daerah atau kawasan tertentu.
5. Pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan dalam jumlah dan waktu tertentu
hanya dapat diberikan kepada penanam modal baru yg merupakan industri pionir, yaitu
industri yg memiliki keterkaitan yg luas, emmebri nilai tambah dan eksternalitas yg tinggi,
memperkenalkan teknologi baru, serta memliki nilai strategis bagiperekonomian nasional.
6. Bagi penanam modal yg sedang berlangsung yg melakukan penggantian mesin atau barang
modal lainnya, dapat diberikan fasilitas berupa keringanan atau pembebasan bea masuk,
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian fasilitas fiskal sebagaimana dimaksud pd ayat 4
sampai ayat 6 diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
PENGUASAAN HAK ATAS TANAH
 Untuk menggunakan tanah dibutuhkan izin. Hal ini ditegaskan
dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertahanan Nasional No 2 Th 1999 ttg Izin Lokasi.
 Dlm pasal 1 ayat 1 dijelaskan: Izin lokasi adalah izin yg diberikan
kpd perusahaan untuk memperoleh tanah yg diperlukan dlm
rangka penanaman modal yg berlaku pula sbgai izin pemindahan
hak, dan untuk menggunakan tanah trsbt guna keperluan usaha
penanaman modalnya.
 Dalam Pasal 2 dikemukakan:

1. Setiap perusahaan yg telah memperoleh persetujuan penanaman


modal wajib mempunyai izin lokasi untuk memperoleh tanha yg
diperlukan untuk melaksanakan rencana
2. Izin lokasi tidak diperlukan dan dianggap sudah dipunyai oleh perusahaan yg
bersangkutan dlm hal :
a. Tanah yg akan diperoleh diperoleh merupakan pemasukan (inberng) dari para
pemegang saham
b. Tanah yg akan diperoleh merupakan tanah yg sudah dikuasai oleh perusahaan lain
dlm rangka melanjutkan pelaksanaan sbagai atai seluruh rencana penanaman modal
perusahaan lain trsbt, dan untuk itu tlh diperoleh persetujuan dr instansi yg
berwenang.
c. Tanah yg akan diperoleh diperlukan dlm rangka melaksanakan usaha industri dlm
suatu Kawasan Industri.
d. Tanah yg akan diperolehkan berasal dr otoritas atau badan rencana pengembangan
suatu kawasan sesuai dgn rencana tata ruang kawasan pengembangkan trsbt.
e. Tanah yg akan diperoleh diperlukan untuk perluasan usaha yg sudah berjalan dan
untuk perluasan itu telah diperoleh izin tanah tersebut berbatasan dgn lokasi usaha yg
bersangkutan.
f. Tanah yg diperlukan untuk melaksanakan rencana penanaman modal tidak lebih dr 25
Ha untuk usaha pertanian atau tidak lebih dari 10.000m persegi untuk usaha bukan
pertanian,
g. Tanah yg akan diperguankan untuk melaksanakan rencana penanaman modal adalah
tanah yg sudah dipunyai oleh peusahaan penananaman modal yg bersangkutan, dgn
ketentuan bahwa tanah-tanah tersebut terletak dilokasi yg menurut rencana tata ruang
wilayah yg berlaku diperuntukkan bagi penggunaan yg sesuai dgn rencana
penanaman modal yg bersangkutan.
PENGESAHAN DAN PERIZINAN
a. Perusahaan yg menanamkan modal di indonesia melalui
perusahaan baik berbadan hukum maupun tidak, dilakukan
sesuai peraturan perUUan.
b. Pengesahan pendirian badan usaha penanaman modal asing yg
berbentuk Perseroan Terbatas dilakukan sesuai dgn ketentuan
peraturan perUUan.
c. Setelah memperoleh pengesahan perusahaan, penanaman modal
tersebut wajib memperoleh izin dari instasi yg berwenang,
kecuali ditentukan lain, sesuai ketentuan yg berlaku.
d. Izin sebagaimana dimaksud di atas diperoleh melalui Pelayanan
terpadu satu Pintu (PTSP) di BKPM (diatur dalam peraturan
pemerintah yg akan diterbitkam), yg memperoleh pendelegasian
kewenangan dr lembaga atau instasi yg memiliki kewenangan
perizinan dan non perizinan di tingkat pusat maupun di provinsi
atau kabupaten/kota.
KAWASAN EKONOMI KHUSUS

 Hal ini dijabarkan dalam Pasal 31 UUPM


1. Untuk mmepercepat pengembangan ekonomi di wilayah tertentu yg
bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional dan untuk
menjaga keseimbangan kemajuan suatu daerah, dapat ditetapkan
dan dikembangkan kawasan ekonomu khusus.
2. Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan penanaman modal
tersediri di kawasan ekonomi khusu.
3. Ketentuan mengenai kawasan ekonomi khusus sbgaimana
dimaksud pd ayat 1 diatur oleh UU.
 Hal yg menarik dari ketentuan diatas, eksistensi Kawasan ekonomu
Khusus, KEK (Special Economic Zone), semakin kuat.
 Untuk menetapkan keberadaan KEK, pemerintha menerbitkan UU
Republik Indonesia No 39 tahun 2008 Tentang Kawasan Ekonomi
kHusus.
 Dalam pasal 1 butir 1 dijelaskan, Kawasan ekonomi Khusus (KEK)
adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum NKRI
yg ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan
memperoleh fasilitas tertentu.
 Pasal 2. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yg memiliki
keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk
menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi
lain yg memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.
 Dalam Paasl 3 dijelaskan ayat 1 KEK terdiri atas satu atau beberapa
Zona:
a. Pengolahan ekspor. b. Logistik
c. Industri d. Pengembangan teknologi
e. Pariwisata f. Energi
g. Ekonomi lainnya

Anda mungkin juga menyukai