PERIKATAN
ISTILAH
Common Law Civil Law (Indonesia)
Contract Kontrak
Agreement Sewa
Agree
Perjanjian
Pact
Persetujuan
Covenant
Perikatan
Treaty
2
PENGERTIAN
• Prof. Subekti
Perikatan → hubungan hukum antara 2 pihak/lebih,
dimana satu pihak berhak menuntut, sementara
pihak lain berkewajiban memenuhi tuntutan
Perjanjian → suatu peristiwa dimana seorang
berjanji pada orang lain atau 2 orang saling berjanji
untuk melakukan suatu prestasi
4
Sistematika Buku III KUHPerdata
Sumber perikatan
Prestasi
Syarat sahnya perikatan
Bagian Umum (1233-1456) Wanprestasi
Keadaan memaksa
Resiko s.d hapusnya
Buku III Lex specialis derogat lex generalis perikatan
Sumber:
Asas keb. •Peraturan Per UU
berkontrak Inominat
•Kebiasaan
1319
Sistem Terbuka
5
PENGATURAN HUKUM PERIKATAN
• Buku ke III
• Bab I s.d Bab IV tentang Perikatan Pada Umumnya
• Bab V s.d Bab VII tentang Perjanjian Khusus
• Lihat pasal 1319 KUHPerdata
• Ketentuan Bagian Umum berlaku juga pada
perjanjian-perjanjian yang diatur dalam KUHD
6
PERJANJIAN
Dalam perjanjian setidak-tidaknya melibatkan 2
pihak:
• Yaitu pihak yang mengajukan penawaran dan pihak
yang menerima penawaran tersebut
• Dalam KUHPerdata disebutkan bahwa kedua belah
pihak itu adalah pihak yang berkewajiban untuk
melakukan prestasi (debitur) dan pihak yang
berhak menuntut terlaksananya prestasi tersebut
(kreditur)
7
SUMBER PERIKATAN
Konkret
Perjanjian (1313)
PERIKATAN
Ps. 1233 UU saja
UU 1354, 1359
Halal
Krn Prb Man.
PMH (1365)
8
3 Macam Prestasi (Ps. 1234 KUHPerdata)
1. Memberikan sesuatu (to Geven)
2. Berbuat sesuatu (to Doen)
3. Tidak berbuat sesuatu (Niet Doen)
Macam Perjanjian
Macam-macam perjanjian dapat dilihat dari
KUHPerdata maupun doktrin hukum
9
Menurut Doktrin
• Dilihat dari segi prestasi
Timbal Balik → saling memenuhi kewajiban utamanya
Timbal Balik Tidak Sempurna → saling memenuhi tetapi kewajiban tp
tidak seimbang. Misal perjanjian pemberian kuasa (ps. 1792-1808)
Perjanjian Sepihak → hanya 1 pihak yang mempunyai kewajiban. Misal
perjanjian hibah (ps. 1666)
• Dilihat dari segi pembebanan
Perjanjian Tanpa Beban → perjanjian hibah (pemberi hibah tidak menarik
manfaat bagi dirinya sendiri)
Perjanjian Atas Beban (perjanjian yang mewajibkan masing-masing pihak
melakukan prestasi)
• Dilihat dari segi kesepakatan
Perjanjian Konsesual → lahir pada saat tercapainya kata sepakat diantara
para pihak
Perjanjian Riel → lahir disamping kata sepakat juga diiikuti dengan
penyerahan barang
10
Menurut KUHPerdata
A. Perikatan untuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu
B. Bersyarat → jika digantungkan pada suatu peristiwa tertentu yang akan datang
dan masih belum terjadi. Ada 2 macam:
1. Syarat tangguh
2. Syarat batal
C. Ketetapan waktu
D. Alternatif (manasuka)
E. Tanggung menanggung → Ps. 18 KUHD → firma, dikatakan tiap persero
bertanggung jawab secara tanggung menanggung untuk perikatan firma
F. Dapat dibagi/tidak dapat dibagi → prestasi dalam hal terdapat beberapa orang
debitur/kreditur
G. Ancaman hukuman → diwajibkan pada debitur untuk menjamin pelaksanaan
perikatannya, melakukan sesuatu perbuatan, jika perikatan tidak terpenuhi.
Ancaman hukum mengandung 2 maksud:
1. Untuk mendorong debitur melaksanakan kewajibannya
2. Membebaskan kreditur dari pembuktian tentang jumlah/besarnya kerugian
yang diderita.
11
• Perikatan alam (Natuurlijke Verbintenis) → secara tegas tidak diatur
dalam KUHPerdata
Satu-satunya pasal yang menyebutkan adalah Ps. 1359 ayat (2) →
“Pembayaran yang tidak diwajibkan tidak boleh diminta kembali”
dengan perkataan lain yang tidak diwajibkan tetap menjadi hak kreditur
• Perikatan alam adalah perikatan yang berada ditengah-tengah diantara
perikatan moral dan perikatan hukum → perikatan yang tidak
sempurna, tidak dapat dituntut dimuka hakim, “hutang ada, tp hak
menuntut pembayaran tidak ada” tergantung pada kemauan debitur,
jika hutang dibayar → menjadi perikatan hukum biasa, hutang pun
hapus karena pembayaran
• Yang termasuk perikatan alam
Ps. 1788 KUHPerdata
Pembayaran bunga pinjaman yang tidak diperjanjikan
Sisa hutang pailit, setelah diadakan perjanjian perdamaian
12
Asas-asas penting dalam hukum perikatan
Kesepakatan (Consensus)
Subjektif
Kecakapan (Capacity)
15
KESEPAKATAN (CONSENSUS)
16
KECAKAPAN (CAPACITY)
Subjek Hukum
Badan Hukum
17
HAL TERTENTU (CERTAINTY OF TERMS)
Pokok
Prestasi Objek Perjanjian
18
SEBAB YANG HALAL (LEGALITY)
• Yang dimaksud dengan Sebab adalah isi perjanjian
itu sendiri, yang menggambarkan tujuan yang akan
dicapai oleh para pihak (Ps. 1377 KUHPerdata)
• Isi dari perjanjian itu harus memuat suatu kausa
yang diperbolehkan atau legal (geoorloofde
oorzaak) yaitu:
1. Undang-undang
2. Ketertiban umum (openbare orde/public policy)
3. Kesusilaan (zenden/morality)
4. PATIHA (Kepatutan, Ketelitian, dan Kehati-hatian)
19
PELAKSANAAN PERJANJIAN
• Asas itikad baik (Ps. 1338 (3)) → dalam pelaksanaan prestasi
harus bersifat objektif → mengacu pada keadilan,
kepatuhan, dan kesusilaan
• Harus memuat elemen dari perjanjian sesuai dengan Ps.
1339 dan 1347
o Isi perjanjian itu sendiri
o Kepatutan
o Kebiasaan
o UU
Dalam praktek di peradilan, urutannya menjadi
o Isi perjanjian
o UU
o Kebiasaan
o Kepatutan
20
• Penafsiran
o Penafsiran → maksudnya untuk mengetahui maksud para pihak
yang membuat perjanjian
o UU memberikan pedoman:
Ps. 1342 → Penafsiran UU
Ps. 1347 → kebiasaan
Ps. 1348 → tentang kedudukan janji
Ps. 1349 → penafsiran jika ada keraguan
Ps. 1350 → kata perjanjian bersifat umum
Ps. 1351 → tentang pengurangan & pembatasan kekuatan perjanjian
• Eksekusi riel
o Harfiah → pelaksanaan pemenuhan kewajiban debitur
o Yuridis → kreditur dapat mewujudkan sendiri prestasi yang
dijanjikan dengan biaya debitur berdasarkan kuasa yang diberikan
hakim, apabila debitur tidak melaksanakan prestasi
o Ps. 1234 hanya mengatur mengenai eksekusi riel berupa
Berbuat sesuatu
Tidak berbuat sesuatu
21
TIDAK TERLAKSANANYA PERJANJIAN
Terdapat dua alasan tidak terlaksananya suatu perjanjian, yaitu:
1. Wanprestasi
2. Overmacht atau keadaan memaksa
1. Wanprestasi
• Pengertian → debitur tidak memenuhi apa yang diperjanjikan atau lalai
• Bentuknya
1. Tidak melaksanakan perjanjian
2. Tidak sempurna melaksanakan
3. Terlambat melaksanakan
4. Melakukan hal yang tidak boleh
• Ps. 1238 KUHPerdata debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah/akta sejenis
yang menyatakan lalai atau demi perikatannya
• Hukuman (akibat) bagi debitur lalai
1. Ganti rugi
2. Pembatalan perjanjian/pelaksanaan perjanjian
3. Peralihan resiko
4. Membayar biaya perkara
22
HUKUMAN TERHADAP WANPRESTASI
Segala pengeluaran yang nyata-
Ad 1. ganti rugi nyata sudah dikeluarkan
Biaya
Rugi Bunga
26
HAPUSNYA PERIKATAN
(Menurut Ps. 1381 KUHPdt)
1. Pembayaran;
2. Penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan
atau penitipan barang (konsinyasi);
3. Pembaharuan hutang (novasi);
4. Perjumpaan hutang (kompensasi);
5. Percampuran hutang;
6. Pembebasan hutangnya;
7. Musnahnya barang yang terhutang;
8. Batal dan pembatalan;
9. Berlakunya syarat batal;
10.Lewatnya waktu (daluarsa)
27
HAPUSNYA PERIKATAN (KESIMPULAN)
Hapusnya perikatan dapat terjadi karena beberapa sebab yang secara garis
besar dapat dibedakan menjadi:
1. Karena pemenuhan perikatan itu sendiri, yaitu pembayaran, penawaran
pembayaran tunai disertai penyimpanan atau penitipan, pembaharuan
hutang
2. Karena terjadi suatu peristiwa perdata yang menghapuskan kewajiban
kedua belah pihak dalam perikatan, yaitu terjadi perjumpaan hutang, dan
percampuran hutang
3. Karena terjadi suatu perbuatan hukum yang menghapuskan kewajiban
debitur dalam perikatan yaitu pembebasan hutang oleh kreditur
4. Karena musnahnya objek dalam perikatan, dalam hal ini dikaitkan dengan
suatu kebendaan yang harus diserahkan (jadi yang terkait dengan perikatan
untuk meyerahkan sesuatu)
5. Karena tidak terpenuhi syarat lahirnya suatu perikatan
6. Karena terpenuhinya syarat batal dalam suatu perikatan bersyarat
7. Karena lewatnya waktu (daluarsa)
28