Anda di halaman 1dari 17

Pertemuan 1

Lembaga Keuangan

ALIAH PRATIWI, M. Ak
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BIMA
2024
Sejarah Perbankan
• Asal mula perbankan
Sejarah dikenalnya asal mula perbankan adalah zaman kerajaan
tempo dulu di eropa. Kemudian usaha perbankan ini
berkembang ke asia barat oleh para pedagang. Jika kita telusuri
sejarah dikenalnya kegiatan perbankan dimulai dari jasa
penukaran uang. Sehinga dalam sejarah perbankan, arti bank
dikenal sebagai meja tempat menukar uang / perdagangan
valuta asing (money changer). Kemudian kegiatan bank
diperluas untuk tempat penyimpanan uang / penitipan uang,
dan kemudian lagi diperluas untuk tempat meminjamkan uang.
• Sejarah Perbankan, usaha perbankan itu sendiri baru dimulai
dari jaman Babylonia kemudian dilanjutkan ke zaman yunani
Kuno dan Romawi. Pada saat itu bank yang sudah terkenal
dibenua eropa adalah bank Venesia tahun 1171, kemudian
menyusul bank of Genoa dan bank of Barcelona tahun 1320,
sedangkan perkembangan perbankan di inggris dimulai pada
abad ke 16.
Sejarah dan Perkembangan Lembaga
Keuangan Bank dan non bank di Indonesia
• Pada tanggal 10 Oktober 1827, Indonesia masih dijajah Belanda,
didirikan sebuah Bank di Batavia dengan nama De Javasche Bank.
Tujuan utama pendirian bank tersebut adalah untuk meningkatkan
perekonomian pemerintahan
• Pendrian Bank oleh orang pribumi pertama kali dirintis oleh R. Aria
Wiraatmadja, seorang patih dari Purwokerto, tahun 1896. R.
Wiraatmadja mendirikan Hulpen Spaar Bank (Bank penolong dan
tabungan). Tujuan pendirian bank ini adalah untuk membantu
peranggotaannya agar tidak jatuh ke tangan yang suka memeras
rakyat.
• Sejarah perbankan di indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia
Belanda, pada saat itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan
penting diantaranya:
 De Iavasche NV, De Post Paar Bank, de Algemenevolks Crediet Bank,
Nederland Handles Maatscappij, Nationale Handles Bank dan De Escompto
Bank, Ini semua milik hindia belanda. Sedangkan milik pribumi, Cina, Jepang
dan Eropa lainya. Bank-bank tersebut diantaranya : Bank Nasional Indonesia,
Bank Abuan Saudagar, NV Bank Boemi, The Charteredbank of India, The M
atsui Bank, Batavia Bank, The Bank of Cina, The Yokohama Species Bank.
 Setelah kemerdekaan perbankan diindonesia semangkin bertambah dan
berkembang. Bank yang ada pada awal kemerdekaan diantaranya adalah
Bank Negara Indonesia yang didirikan pada tgl 5 Juli 1945 (BNI 46)
 BRI didirikan tgl 22 Februari 1946, ini berasal dari de Algemenevolks Crediet
Bank
 Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) tahun 1945 disolo
 Bank Indonesia di Palembang tahun 1946
 BDNI tahun 1946 di medan
 NV Bank sulawesi dimanado tahun 1946
 Bank dagang indonesia NV di banjar masin. BDI dibanjar masin tahun 1949
 Kalimantan Comporation Trading disamarinda 1950 kemudian merger dengan
bank Pasifik
 Bank timur di semarang kemudian ganti nama menjadi bank Gemari,
Kemudian Merger dengan BCA 1949
BENTUK LEMBAGA KEUANGAN

SK Menteri Keuangan RI No. 792 Tahun 1990:


Lembaga Keuangan adalah semua badan yang kegiatannya di
bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran
dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi
perusahaan.
Dalam kenyataannya bukan hanya bagi investasi perusahaan,
namun bagi kegiatan konsumsi, serta kegiatan distribusi
barang dan jasa.
2 Kelompok Lembaga Keuangan, yaitu Bank dan Bukan Bank.
LEMBAGA KEUANGAN

LEMBAGA KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN


BANK LAINYA (NON BANK)

B. SENTRAL PASAR MODAL


PASAR UANG & VALAS
B. UMUM
KOPERASI SIMPAN PINJAM
BPR
PENGADAIAN
LEASING
ASURANSI
ANJAK PIUTANG
MODAL VENTURA
DANA PENSIUN
Perbedaan antara Bank dan
Lembaga Keuangan Bukan Bank
Kegiatan Lembaga Keuangan

Bank Bukan Bank

Penghimpunan Secara langsung berupa Hanya secara tidak


Dana simpanan dana masyarakat langsung dari
(tabungan, giro, deposito) masyarakat (terutama
Secara tidak langsung dari melalui kertas berharga,
masyarakat (kertas berharga, bisa juga penyertaan,
penyertaan, pinjaman/kredit pinjaman/kredit dari
dari lembaga lain) lembaga lain)
Penyaluran Dana Untuk tujuan modal kerja, Terutama untuk tujuan
investasi, konsumsi investasi
Kepada badan usaha dan Terutama kepada badan
individu usaha
Untuk jangka pendek, Terutama untuk jangka
menengah, dan panjang menengah dan panjang
Klasifikasi Uang (lanjutan)

• Pengertian Sempit (Narrow Money)


– Uang dalam pengertian sempit adalah bentuk
uang yang dianggap memiliki likuiditas paling
tinggi. Dikelompokkan ke dalam 2 bentuk, yaitu:
• Uang kartal; uang resmi atau alat pembayaran yang
sah yang dikeluarkan oleh Bank Sentral (Bank
Indonesia) berupa uang kertas dan uang logam,
digunakan masyarakat untuk kegiatan ekonomi
sehari-hari.
• Uang Giral; simpanan dana masyarakat pada lembaga
keuangan bank berupa rekening giro.
– Uang dalam pengertian sempit dalam perhitungan
teoritis seringkali diberi notasi M1.
Klasifikasi Uang (lanjutan)
• Pengertian Luas (Broad Money)
– Uang dengan tingkat likuiditas lebih rendah daripada
narrow money, diartikan dalam 2 kelompok:
• M2, terdiri dari narrow money ditambah rekening
tabungan (saving deposit) dan rekening deposito
berjangka (time deposit).
• M3, terdiri dari M2 ditambah dengan seluruh simpanan
dana masyarakat pada lembaga keuangan bukan bank.

• Catatan:
– Saving deposit adalah simpanan masyarakat pada
lembaga keuangan Bank, berupa rekening tabungan
– Time deposit adalah simpanan masyarakat pada
lembaga keuangan Bank, berupa rekening deposito.
Fungsi Uang
 Uang adalah sesuatu yang secara umum diterima
sebagai alat pembayaran untuk pembelian barang
dan atau jasa, pembayaran utang, pajak, dll.

• Peran Uang:
– Alat Penukar
– Alat Satuan Hitung/Pengukur Nilai
– Alat Pembayaran Masa Depan (untuk
pencicilan Utang/Kewajiban)
– Alat Penimbun/Penyimpan Kekayaan
– Alat Pemindah Kekayaan
– Alat Pembentuk Modal/Investasi
Syarat Uang
• Uang harus dapat diterima secara umum
• Uang harus memiliki nilai yang stabil
• Jumlah uang yang beredar harus mencukupi
kebutuhan (suplai uang elastis), kekurangan uang
membahayakan kegiatan perekonomian.
• Uang harus mudah dibawa
• Tahan lama, tidak mudah rusak, karena uang
akan berpindah-pindah tangan.
Fungsi Bank
• Secara Umum:
– Fungsi Utama Bank menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk
berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary.

 Secara Spesifik:
 Agent of Trust, dasar utama kegiatan perbankan adalah
kepercayaan (trust), baik dalam penghimpunan dana maupun
penyaluran dana.
 Agent of Development, kegiatan bank berupa penghimpunan dan
penyaluran dana sangat diperlukan bagi kelancaran kegiatan
perekonomian di sektor riil, bagi kegiatan pembangunan.
 Agent of Services, selain menghimpun dan menyalurkan dana, bank
memberikan penawaran jasa perbankan lainnya kepada
masyarakat, yang erat dengan kegiatan perekonomian masyarakat
secara umum. Seperti; pengiriman uang, penyelesaian tagihan,
penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank.
Lembaga Keuangan Sebagai
Lembaga Perantara
• Lembaga Keuangan (Bank dan Bukan Bank)
merupakan lembaga perantara keuangan (financial
intermediary).
• Lembaga Perantara; lembaga yang menghubungkan
unit surplus dan unit defisit
• Lembaga Keuangan pada dasarnya mempunyai fungsi
mentransfer dana (loanable funds), dari penabung
atau unit surplus (lenders) kepada peminjam
(borrowers) atau unit defisit.
Peran Bank dan Lembaga Keuangan Bukan
Bank
• Asset Transmutation, pengalihan dana/aset dari unit surplus ke unit defisit,
memberikan pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka
waktu tertentu yang telah disepakati. Dalam kasus lain, pengalihan aset dapat
terjadi pula jika bank dan LK bukan bank menerbitkan sekuritas sekunder
(giro, deposito berjangka, dana pensiun, dsb.) yang dibeli oleh unit surplus dan
selanjutnya ditukarkan dengan sekuritas primer (saham, obligasi, promes,
commercial paper, dsb.) yang diterbitkan oleh unit defisit.
• Transaction, Bank dan LK Bukan Bank memberikan berbagai kemudahan
kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Produk-
produk seperti giro, tabungan, deposito, saham, dsb, merupakan pengganti
uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
• Liquidity, pemberian alternatif pengelolaan likuiditas. Unit surplus dapat
menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa
giro, tabungan, deposito, dll, yang masing-masing memliki tingkat likuiditas
yang berbeda-beda.
• Efficiency, Bank dan LK Bukan Bank dapat menurunkan biaya transaksi dengan
jangkauan pelayanan, sebagai broker yang menemukan peminjam dan
pengguna modal tanpa mengubah produknya. Mempertemukan pihak-pihak
yang saling membutuhkan.
INTERMEDIASI DAN PENGAWASAN
Intermediasi
Intermediasi keuangan adalah proses pembelian dana dari unit surplus
(penabung) untuk selanjutnya disalurkan kembali kepada unit defisit
(peminjam), yang bisa terdiri dari unit usaha, pemerintah dan juga rumah
tangga. Dengan kata lain, intermediasi keuangan merupakan kegiatan
pengalihan/penyaluran dana dari penabung (kelebihan dana) kepada
peminjam (kekurangan dana), yang dilakukan oleh lembaga keuangan
sebagai mediator.

Pengawasan
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
Sebagai contoh, pengawasan oleh Bank Indonesia. Dalam menjalankan
tugas pengawasan bank, saat ini BI melaksanakan sistem
pengawasannya dengan menggunakan 2 pendekatan yakni
pengawasan berdasarkan kepatuhan (compliance based
supervision) dan pengawasan berdasarkan risiko (risk based
supervision/RBS).
1. Pengawasan Berdasarkan Kepatuhan (Compliance Based
Supervision)
Pendekatan pengawasan berdasarkan kepatuhan pada dasarnya
menekankan pemantauan kepatuhan bank untuk melaksanakan
ketentuan ketentuan yang terkait dengan operasi dan pengelolaan
bank. Pendekatan ini mengacu pada kondisi bank di masa lalu dengan
tujuan untuk memastikan bahwa bank telah beroperasi dan dikelola
secara baik dan benar menurut prinsip-prinsip kehati-hatian.

2. Pengawasan Berdasarkan Risiko (Risk Based Supervision)


Pendekatan pengawasan berdasarkan risiko merupakan pendekatan
pengawasan yang berorientasi ke depan (forward looking). Dengan
menggunakan pendekatan tersebut pengawasan/pemeriksaan suatu
bank difokuskan pada risiko-risiko yang melekat (inherent risk)pada
aktivitas fungsional bank serta sistem pengendalian risiko (risk control
system). Melalui pendekatan ini akan lebih memungkinkan otoritas
pengawasan bank untuk proaktif dalam melakukan pencegahan
terhadap permasalahan yang potensial timbul di bank.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai