Anda di halaman 1dari 17

HUKUM DERA BAGI PENUDUH ISTRI

BERZINA
(QS. AN-NUUR AYAT 6-9)
Fahria
NIM: 02210721001

Dosen Pengampu :
Dr. Malkan, M. Ag
Dr. H. Muh. Jabir, M. Pd.I
I. PENDAHULUAN
Persoalan menuduh seseorang sebagai pemerkosa atau penzina adalah kesalahan yang serius
dalam Islam. Manakala sesuatu tuduhan zina pada seseorang tanpa barang bukti adalah salah
satu dari tujuh dosa besar. Hal ini disebutkan dalam al-Qur’an surat an-nur ayat 23.
 
٢٣ ‫يم‬ٞ ‫وا فِي ٱل ُّد ۡنيَا َوٱأۡل ٓ ِخ َر ِة َولَهُمۡ َع َذابٌ َع ِظ‬
ْ ُ‫ت لُ ِعن‬ ِ َ‫ت ۡٱل ٰ َغفِ ٰل‬
ِ َ‫ت ۡٱل ُم ۡؤ ِم ٰن‬ ِ َ‫ص ٰن‬
َ ‫ون ۡٱل ُم ۡح‬ َ ‫إِ َّن ٱل َّ ِذ‬
َ ‫ين يَ ۡر ُم‬
Artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah lagi beriman
(berbuat zina), mereka kena laknat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab yang besar”.
(QS. An-Nuur: 23)

Berkaitan dengan perbuatan ini, Nabi Muhammad s.a.w. bersabda dalam hadits dari Abu
Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim juga agar kaum muslimin sangat berhati-
hati dalam melemparkan tuduhan keji atau tuduhan zina. Sehingga hukum hududpun
seharusnya ditinggalkan tanpa adanya bukti dan saksi yang sah “Tinggalkan hudud karena
perkara-perkara yang syubhat atau yang masih samar-samar”.
RUMUSAN MASALAH

01 05 Bagaimana Pembuktian dan Hukuman


Apa Pengertian Qadzaf ?
Untuk Jarimah Qadzaf ?

Bagaimana Unsur Pokok Surah


02 06 Apa Hal-hal yang Membatalkan
dan Kajian Ayat Tentang Qadzaf
Hukuman Qadzaf ?
QS An-Nuur: 6-9

03 Apa Dasar Hukum Larangan 07 Bagaiman Pendapat Para Ulama


Dalam Qadzaf ? Tentang Menuduh Zina ?

04 Bagaimana Unsur dan Syarat


Jarimah Qadzaf ?
TUJUAN
Untuk Mengetahui Apa
Pengertian Qadzaf
Untuk Mengetahui Unsur Pokok Surah dan
Kajian Ayat Tentang Qadzaf QS An-Nuur: 6-9
A B
Untuk Mengetahui Bagaiman Pendapat
Para Ulama Tentang Menuduh Zina.
G Untuk Mengetahui Apa Dasar
Hukum Dalam Qadzaf.
C

Untuk mengetahui Apa Hal-hal yang F


Membatalkan Hukuman Qadzaf. D Untuk Mengetahui Bagaimana Unsur
dan Syarat Jarimah Qadzaf.
E
Untuk Mengetahui Bagaimana Pembuktian
dan Hukuman Untuk Jarimah Qadzaf.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Qadzaf
Qadzaf menurut bahasa yaitu ram’yu syain berarti melempar sesuatu. Sedangkan menurut istilah syara’ adalah melempar
tuduhan (wath’i) zina. Menurut hukum islam, ada dua jenis qazaf, yaitu, qazaf yang pelakunya wajib dijatuhi hukuman
hudud dan qazaf yang pelakunya wajib dijatuhi hukuman takzir. Qazaf yang pelakunya wajib dijatuhi hukuman hudud
adalah menuduh orang baik-baik (muhsan) berzina atau menafikan nasabnya. “Menuduh orang yang muhshan dengan
tuduhan berbuat zina atau dengan tuduhan yang menghilangkan nasabnya”.
Adapun qadzaf yang pelakunya harus dijatuhi hukuman takzir adalah menuduh orang muhsan atau bukan muhsan dengan
selain zina dan menafikan nasabnya. Mencaci dan mengupat hukumnya sama dengan qadzaf dan pelakunya harus dijatuhi
hukuman takzir. Abdurahman Al-Jazini mengatakan “Qadzaf adalah suatu ungkapan tentang penuduhan seseorang kepada
orang lain dengan tuduhan zina, baik dengan menggunakan lafaz yang sharih (tegas) atau secara dilalah (tidak jelas)”

Para Imam Mazhab sepakat bahwa laki-laki yang berakal, merdeka, dewasa, apabila menuduh berzina kepada orang
lain, dan dituntut orang yang dituduh agar dijatuhi hukuman had, maka yang menuduhnya dikenai hukuman jilid
(cambuk) sebanyak 80 kali, tidak boleh lebih.

Para imam mazhab juga sepakat bahwa para penuduh zina, apabila ia dapat membuktikan tuduhannya, maka gugurlah
had padanya. Penuduh yang tidak mau bertobat dari kesalahannya, kesaksiannya tidak dapat diterima.
B. Unsur Pokok Surah An-Nuur dan Kajian Ayat Tentang Qadzaf QS An-Nuur: 6-9

1. Unsur Pokok Surah An-Nuur 2. QS An-Nuur Ayat 6-9

Surah An-Nuur terdiri atas enam puluh


empat ayat, Urutan wahyu 102, jus 18,
jumlah ruku’ 9 ruku’, jumlah katanya 1381,
jumlah hurufnya 5755, surah sebelumnya
Artinya :
surah Al-Mu’minun, surah sesudahnya surah
Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak
Al-Furqan dan termasuk golongan surat- ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian
surat Madaniyyah. Dinamai An-Nuur yang orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya
dia adalah termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima;
berarti cahaya, diambil dari kata An Nuur
bahwa laknat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.
yang terdapat pada ayat 35. Dalam ayat ini, Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat kali atas
Allah Swt menjelaskan tentang Nuur Illahi nama Allah, sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk orang-orang
yang dusta, dan (sumpah) yang kelima; bahwa laknat Allah atasnya jika
yakni Al-quran yang mengandung petunjuk- suaminya itu termasuk orang-orang yang benar. (QS. An-Nuur : 6-9)
petunjuk. https://tafsirq.com/24-an-nur Tafsir Surat An-Nur, ayat 6-10 - July 03, 2015
3. Terjemahan Kosa Kata ُ‫َف َش َهادَ ة‬
َ ِ‫ْال َكا ِذب‬
‫ين‬ Sebuah kesaksian adalah

‫َو ْال َخا ِم َس ُة‬


fi’il, dari akar kata syahida-
yashadu-syahadatan yang
pembohong adalah fi’il,
berarti bersaksi, makna
dari akar kata Kazabah-
ِ ‫ت هَّللا‬
َ َ‫لَ ْعن‬ syahadatan adalah
yakzibu-kaziban berarti
Dan yang kelima bersaksi. Fasyahadatu
berdusta atau
dalam hal ini adalah artinya yakni sebuah
‫ين‬
َ ِ‫الصَّا ِدق‬ Kutukan Allah. Kata
menyebutakan kata
berbohong. Dalam ayat
ini persaksian
kesaksian seorang suami
sumpah untuk yang yang menuduh istrinya
la’na diambil dari kata seseorang istri yang
kelima berbuat zina.
Benar, dalam ayat ini la’na-yal’anu-la’nan menyatakan tuduhan
kata sodiqyin berarti yang berarti mengutuk. suaminya tentang dia
seseorang yang Maksud la’natullah berzina adalah bohong
menuduh itu hendaklah dalam ayat ini yakni
ia bersumpah nama seorang suami yang
Allah, empat kali, menuduh istrinya
bahawa sesungguhnya berzina, jika berdusta
ia dari orang yang maka laknat Allah akan
benar dalam menimpanya 4. Munasabah Ayat
tuduhannya
Pada ayat-ayat yang lalu Allah menerangakan mengenai laki-laki yang menuduh
perempuan lain (bukan istrinya) berzina, yaitu bahwa ia dijatuhi hukuman dera
delapan puluh kali kecuali bila ia mendatangkan empat orang saksi yang benar-
benar melihat perbuatan zina yang dituduhkannya. Maka pada ayat-ayat beikut ini
Allah menerangkan hukuman mengenai suami yang menuduh istrinya berzina dan
akibat dari tuduhan suami itu apabila ia tidak membuktikannya dengan
mendatangan saksi-saksi.
5. Asbabun Nuzul QS An-Nuur ayat 6-9

Dalam suatu riwayat ada dikemukakan bahawa Hilal bin Umayyah mengadu kepada
Rasulullah bahawa isterinya berzina. Nabi s.a.w. meminta bukti, jika tidak dia akan
disebat. Kemudian Hilal berkata: " Ya Rasulullah! Sekiranya salah seorang dari kami
melihat seorang lelaki bersama isterinya, apakah dia mesti mencari saksi terlebih
dahulu?" Nabi s.a.w. tetap meminta bukti atau dia sendiri akan disebat. Kemudian Hilal
berkata lagi: "Demi Allah! Zat yang mengutus engkau dengan hak, sesungguhnya aku
adalah orang yang benar dan mudah-mudahan Allah menurunkan sesuatu yang
menghindarkan dari hukuman sebat." Maka turunlah Jibril membawa ayat ini (Surah
An-Nuur: 24: 6) sebagai petunjuk bagaimana seharusnya menyelesaikan masalah
seperti ini. (Diriwayatkan oleh al Bukhari dari Ikrimah dari Ibnu Abbas) .
6. Tafsir QS. An-Nuur: 6-9
7. Hukum yang Terdapat dalam QS. An-Nuur :6-9
Hukum yang terkandung dalam surah An-Nuur ayat 6-9
mengandung hukum li’an sebagaimana kita ketahui bersama
li’an merupakan cara dalam menyelesaiakan perkara cerai
talak dengan alasan istri berbuat zina yang tidak dapat
diselesaikan dengan prosedur ikrar talak biasa.
C. Dasar Hukum Larangan Qadzaf

1. Dasar Hukum Qadzaf dalam Al-Quran


a. Surat An-Nuur ayat 4
b. Surat An-Nuur ayat 13
c. Surat An-Nuur ayat 23
2. Dasar Hukum Qadzaf dalam Hadits
a. Hadits Pertama (Bukhari - 2475)
b. Hadits Kedua (Bukhari - 4378)
c. Hadits Ketiga (Muslim - 3138)
D. Unsur dan Syarat Jarimah Qadzaf

1. Unsur-Unsur Jarimah Qadzaf


a. Adanya tuduhan zina atau menghilangkan nasab.
b. Orang yang Dituduh Harus Orang yang muhshan
c. Adanya Niat yang Melawan Hukum.

2. Syarat-Syarat Jarimah Qadzaf


a. Syarat-syarat qadzif (orang yang menuduh berzina) adalah berakal,
dewasa (baligh) dan dalam keadaan tidak terpaksa (ikhtiyar);
b. Syarat-syarat maqdzuf (orang yang dituduh berzina) adalah berakal,
dewasa (baligh), islam, merdeka dan belum pernah serta menjauhi
perbuatan zina;
c. Syarat-syarat maqdzuf bih (sesuatu yang dibuat untuk menuduh zina)
adalah pernyataan yang berupa lisan maupun tulisan yang jelas.
E. Pembuktian dan Hukuman Untuk Jarimah Qadzaf

Pembuktian Jarimah Qadzaf Hukuman Jarimah Qadzaf


1. 2.
Adapun pembuktian qadzaf dapat dibuktikan Hukuman untuk jarimah qadzaf ada dua macam, yaitu sebagai
dengan tiga macam alat bukti, yaitu: berikut.
a. Dengan saksi-saksi merupakan salah satu alat bukti untuk qadzaf. a. Hukuman Pokok, yaitu jilid atau dera sebanyak delapan puluh
Saksi dalam qadzaf sekurang-kurangnya adalah dua orang. kali. Hukuman ini adalah hukuman had yang telah ditentukan
oleh syara’, sehingga ulil amri tidak punya hak untuk
• memberikan pengampunan. Adapun bagi orang yang dituduh,
Memungkiri tuduhan itu dengan mengajukan persaksian cukup
ulama’ berbeda pendapat. Madzhab Syafi’i orang yang dituduh
satu orang laki-laki atau perempuan. berhak memberikan pengampunan, Madzhab Hanafi korban
• Membuktikan bahwa yang dituduh mengakui kebenaran tidak berhak memberikan pengampunan, karena di dalam
tuduhan dan untuk ini cukup dua orang laki-laki atau seorang jarimah qadzaf hak Allah lebih dominan daripada hak manusia.
laki-laki dan dua orang perempuan.
• Membuktikan kebenaran tuduhan secara penuh dengan b. Hukuman tambahan, yaitu tidak diterima persaksiannya dan
mangajukan empat orang saksi. dianggap orang yang fasik. Para ulama’ berbeda pendapat
• Bila yang dituduh itu istrinya dan ia menolak tuduhannya maka dalam menentukan gugur atau tidaknya kesaksian pelaku
suami yang menuduh itu dapat mengajukan sumpah li’an. jarimah qadzaf setelah bertobat. Menurut Imam Abu Hanifah
tetap tidak dapat diterima kesaksiannya. Sedangkan menurut
b. Qadzaf bisa dibuktikan dengan adanya pengakuan dari pelaku Imam Ahmad, Imam Syafi’i, Imam Malik, dapat diterima
(penuduh) bahwa ia menuduh orang lain melakukan zina. kembali persaksiannya apabila telah tobat.

c. Dengan Sumpah, menurut Imam Syafi’i, qadzaf bisa dibuktikan dengan


sumpah apabila tidak ada saksi dan pengakuan
F. Hal-hal yang Membatalkan Hukuman Qadzaf
Hukuman qadzaf (orang yang menuduh) dapat gugur karena hal-hal berikut ini;

Para saksi yang diajukan oleh


yang dituduh mencabut
kembali persaksiannya.

Karena orang yang dituduh


melakukan zina membenarkan
A
tuduhan penuduh.
B D Korban (orang yang dituduh berzina)
tidak mempercayai keterangan para

C saksi.

Hilangnya kecakapan para saksi sebelum


pelaksanaan hukuman.
G. Pendapat Para Ulama Tentang Menuduh Zina
Apabila dalam suatu tuduhan itu tidak ada bukti yang nyata dalam tuduhannya dan tidak mendatangkan empat saksi maka hukumannya adalah
dirajam atau didera 80 kali.

Masalah ini diperselisihkan para ulama: Dua Ibn al-‘Arabi berkata, “Inilah makna zhahir Sementara dua Imam madzhab lagi; imam asy-
Imam madzhab;  Abu Hanifah dan Imam Malik dari al-Qur’an sebab Allah SWT meletakkan Syafi’i dan Ahmad memandang bahwa bila suami
memandang bahwa orang yang menuduh laki- hukum Hadd bagi tuduhan berzina terhadap menuduh isterinya berzina dengan laki-laki
laki lain berzina dengan isterinya, maka ia harus orang asing dan isteri secara mutlak, tertentu, kemudian ia melakukan Li’an, maka telah
mengajukan bukti atas hal itu, sebab bila tidak, kemudian Dia mengkhususkan bagi isteri agar gugur atasnya Hadd dan jatuh kepada isterinya.
maka ia dikenakan hukuman Hadd. Alasannya, terhindar darinya dengan cara Li’an. Dengn Siapa yang menuduhnya (isterinya) berzina, maka
karena hal itu merupakan tuduhan berzina begitu, makna mutlak ayat tersebut hanya dia harus menyebutkannya dalam Li’an atau tidak
terhadap orang yang seharusnya tidak perlu terarah kepada orang asing itu. menyebutnya sebab Li’an membutuhkan bukti
dituduh sehingga ia berada dalam posisi hukum dari salah satu dari kedua belah pihak, sehingga ia
asal Hadd Qadzaf.  menjadi bukti pada pihak yang lain seperti
kedudukan persaksian. Jika suami tidak
melakukan Li’an, maka bagi masing-masing dari
suami dan laki-laki yang dituduh berzina dengan
isterinya itu harus menuntut dilakukannya Hadd;
siapa saja di antara keduanya yang meminta, maka
ia sendiri yang dihukum Hadd dan tidak dapat
dikenakan kepada yang belum memintanya.
III. PENUTUP
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Kesimpulan Saran

Qadzaf menurut bahasa yaitu ram’yu syain berarti Demikianlah makalah yang dapat penulis susun, tentunya
melempar sesuatu. Sedangkan menurut istilah syara’ makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan
adalah melempar tuduhan (wath’i) zina. saran yang membangun sangatlah diharapkan penulis
Hukuman untuk jarimah qadzaf ada dua macam, yaitu untuk memperbaiki makalah ini. Penulis juga minta maaf
sebagai berikut. Hukuman pokok, yaitu jilid atau dera apabila ada penulisan atau ulasan yang salah atau kurang.
sebanyak delapan puluh kali, hukuman ini merupakan Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
hukuman had, yaitu hukuman yang sudah ditetapkan oleh
syara, sehingga ulil amri tidak mempunyai hak untuk
memberikan pengampunan. Hukuman tambahan, yaitu
tidak diterima persaksiannya Sedangkan pembuktiannya
untuk jarimah qadzaf adalah dengan saksi, pengakuan,
dan sumpah.
Para imam mazhab juga sepakat bahwa para penuduh
zina, apabila ia dapat membuktikan tuduhannya, maka
gugurlah had padanya. Penuduh yang tidak mau bertobat
dari kesalahannya, kesaksiannya tidak dapat diterima.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai