DOSEN PENGAMPU:
KELOMPOK 1:
KELAS D
Puji syukur kita haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya yang masih dilimpahkan kepada kita semua sehingga kita masih diberi nafas kehidupan dan
diberi kesempatan untuk berkumpul kembali dengan keadaan sehat walafiat. Saya berterimakasih
atas bimbingan dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam oleh Mohammad Fahrur
Rozi M.Pd,I sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis juga menyadari dalam penyusunan makalah ini ada kekurangan dan belum
sempurna berdasarkan penulisan karya ilmiah. Oleh sebab itu saya mengharap saran dan kritik
dari dosen pengampu dan rekan rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi.
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
A.LATAR BELAKANG.........................................................................................................................3
B.RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................................4
C.TUJUAN..............................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
BAB III......................................................................................................................................................10
PENUTUP.................................................................................................................................................10
A.KESIMPULAN.................................................................................................................................10
B.SARAN..............................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Islam adalah agama fitrah, dan kehidupan manusia sejatinya haruslah berjalan di dalam fitrahnya.
Sehingga, pola-pola kehidupan manusia dalam suasana kebaikan dan penuh kesesuaian. Islam agama
fitrah terlihat dari fokusnya agama ini dalam mengatur manusia terhadap dirinya sendiri, manusia
terhadap Allah SWT, yang paling penting dan paling sering dihadapi manusia adalah Islam mengatur
antar sesama manusia, seperti dalam hal muamalah (masalah politik, sosial, ekonomi/jual beli/keuangan,
militer, keamanan, beroganisasi/partai, dan keluarga) dan uqubat (sanksi pidana).
Dalam hal muamalah tersebut, terdapat sebuah konsep pernikahan Islam (munakahat) yang diatur dengan
adil dan berjalan dalam kebijaksanaan oleh yang disebut syariah. Syariah (aturan Islam) bersumber dari
Al Qur’an dan As Sunnah yang berasal keduanya dari Zat yang Maha Adil dan Bijaksana, Allah SWT.
Allah SWT menurunkan wahyuNya kepada Rasulullah ﷺyang salah satunya mengenai masalah
keluarga, demikian pula dengan Rasulullah ﷺyang memberikan contoh (uswah) terbaik dalam
membangun keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah. Sehingga yang diharapkan dari pernikahan
tersebut adalah terbentuklah keluarga-keluarga yang membentuk suatu tatanan masyarakat di dalam
negara dengan melahirkan generasi khoir al ummah (generasi umat terbaik). Betapa pentingnya peranan
keluarga ini dalam mengubah arah dan kemajuan peradaban suatu negeri.
Karenanya, konsep keluarga dalam Islam menjadi sangat penting pembahasannya dan kajiannya. Berfikir
tentang konsep kehidupan keluarga yang Islami merupakan keharusan bagi setiap muslim. Sebab, Al
Quran memberikan kabar bahwa keluargalah tempat yang tentram, kasih dan sayang bagi manusia.[1]
Jika tidak di dalam keluarga, dimana lagi tempat seorang ayah untuk melepas penat bekerja dan aktifitas
ibadahnya, seorang ibu yang menyalurkan naluri keibuannya, anak yang butuh kasih sayang kedua orang
tuanya jika tidak di dalam keluarga. Serta, di dalam keluargalah rezeki yang baik dan berkah dari Allah
SWT diberikan.
٦ َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ُقٓو ْا َأنُفَس ُك ۡم َو َأۡه ِليُك ۡم َناٗر ا
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At Tahrim: 6)
Dari ayat ini peran konsep keluarga Islam menjadi sangat penting dibahas, sebab kita wajib memelihara
diri dan keluarga, yaitu istri, anak-anak dan siapa saja yang disebut keluarga agar tidak masuk neraka.
Abdullah bin Abbas r.a memberikan penafsiran pada ayat tersebut sebagai berikut: Kamu semua
hendaknya mengajar keluargamu dalam urusan-urusan syariat Allah dan didiklah mereka dengan akhlak
yang sempurna.
Dalam makalah ini akan dibahas secara singkat menegenai konsep keluarga dalam Islam yang menarik
untuk kita ketahui.
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka adapun masalah masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
C.TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan makalah ini sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Keluarga adalah batu bata pertama untuk membangun istana masyarakat muslim dan merupakan
madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi muslim yang mampu meninggikan
kalimat Allah.Hukum Islam merupakan salah satu pilar yang sangat penting dalam agama Islam. Tidak
dapat dipungkiri lagi bahwa hampir di semua sendi kehidupan, baik dalam lingkungan ibadah maupun
muamalah diatur dan dikondisikan sedemikian rupa oleh hukum Islam. Hukum Islam akan dapat
memainkan perannya dengan baik dan tetap sesuai dengan sifat serta karaktristiknya jika mampu
mengikuti perkembangan hukum manusia yang selalu berubah dan berkembang.
Dalam kaitannya dengan hukum Islam, keluarga mempunyai posisi yang sangat setrategis. Penataan
hukum bagi pribadi dan keluarga sangat terkait dengan kesadaran dan ketaatan beragama setiap muslim.
Dengan terbentuknya sebuah keluarga, maka akan secara otomatis melahirkan sebuah hukum di
dalamnya. Di mana hukum ini berisi sebuah aturan-aturan yang dibebankan kepada semua anggota
keluarga.
Menurut konsep Islam, keluarga adalah satu kesatuan hubungan antara laki-laki dan perempuan
melalui akad nikah menurut ajaran Islam. Dengan adanya ikatan akad pernikahan tersebut dimaksudkan
anak dan keturunan yang dihasilkan menjadi sah secara hukum agama (Aunur Rahim Faqih, 2001: 70).
Sebelum lebih jauh mengetahui pengertian konsep keluarga dalam Islam, hal yang pertama yang
perlu dipahami mengenai pengertian konsep itu sendiri. Konsep berasal dari bahasa latin conceptum,
artinya sesuatu yang dipahami.[4] Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsep
adalah rancangan.[5] Demikian secara bahasa (etimologis), adapun secara pengertian istilahnya
(terminologi) konsep menurut Woodruff dapat dibagi menjadi 3 yaitu:[6]
1.Konsep dapat didefinisikan sebagai suatu gagasan/ ide yang relatif sempurna dan bermakna.
3.Konsep adalah produk subjektif yang bersumber dari cara seseorang membuat pengertian terhadap
objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/
benda).
1.Fungsi biologis,
Fungsi ini terkait dengan penyaluran hasrat biologis manusia yang berbuah dengan kelahiran
anak sebagai penerus keluarga. Fungsi ini membedakan antara pernikahan manusia dan hewan,
sebab fungsi ini di dalam keluarga diatur dalam pernikahan. ( Q.S An Nahl: 72).
Dalam fungsi ini keluarga berkewajiban memberikan pendidikan bagi anggota keluarganya,
terutama bagi anak-anaknya, karena keluarga adalah lingkungan terdekat dan paling akrab
dengan anak. Pengalaman dan pengetahuan pertama anak ditimba dan diberikan melalui
keluarga. Orang tua memiliki peran yang cukup penting untuk membawa anak menuju
kedewasaan jasmani dan rohani yang bertujuan mengembangkan aspek mental spiritual, moral,
intelektual, dan profesional. (Q.S. At Tahrim: 6; Q.S Asy Syuara: 214).
Keluarga berkewajiban mengajarkan tentang Islam (Akidah, Syariah dan Akhlak) kepada seluruh
anggota keluarganya melalui pemahaman, penyadaran dan praktek dalam kehidupan seharihari,
sehingga tercipta suasana keagamaan di dalam keluarga. (Q.S Thoha: 132)
Keluarga menjadi tempat yang aman dari berbagai gangguan internal maupun eksternal serta
menjadi penangkal segala penggaruh negatif yang masuk didalamnya. (Q.S. At Tahrim: 6).
Kewajiban untuk memberi bekal kepada anggota keluarga tentang hal hal yang berhubungan
dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat setempat. Keluarga dalam fungsi ini juga berperan
sebagai katalisator budaya serta filter nilai yang masuk ke dalam kehidupan. (Q.S An Nisa: 36).
6.Fungsi ekonomi.
Keluarga merupakan kesatuan ekonomis dimana keluarga memiliki aktifitas mencari nafkah,
pembinaan usaha, perencanaan anggaran, pengelolaan dan cara memanfaatkan sumber-sumber
penghasilan dengan baik, mendistribusikan secara adil dan profesional, serta dapat
mempertangggung jawabkan kekayaan dan harta bendanya secara sosial maupun moral. (Q.S Al
Furqan: 67)
Dengan adanya keluarga maka kedudukan seseorang dalam suatu keluarga menjadi jelas. (Q.S
An Nisa: 34).
8.Fungsi reproduksi.
Keluarga merupakan salah satu tempat untuk memunculkan generasi baru. (Q.S An Nahl: 72)
9.Fungsi rekreatif.
melepaskan lelah serta penyegaran (refresing) dari seluruh aktifitas masing-masing anggota
keluarga. Fungsi ini dapat mewujudkan suasana keluarga menjadi menyenangkan, saling
menghargai, menghormati, menghibur masingmasing anggota keluarga, sehingga tercipta
hubungan harmonis, damai kasih sayang, dan setiap anggota dapat merasakan bahwa rumah
adalah surganya. (Q.S Ar Rum: 21)
Berbicara soal keluarga, dalam Islam sendiri ada beberapa tipe keluarga. Tipe keluarga ini sebagaimana
yang telah disarikan dari kisah-kisah umat terdahulu. Apa saja tipe keluarga itu?
Keluarga ini memiliki suami saleh dan istri yang durhaka. Secara umum kisah nabi Nuh dan Luth
menunjukan kehidupan tentang seorang suami yang shaleh tetapi istrinya durhaka.Seperti dalam
kisah Nabi Nuh, ketika dalam bencana banjir besar nabi Nuh meminta anak dan istrinya naik ke
kapal. Tetapi justru mereka mengabaikan dan akhirnya keduanya tenggelam dalam banjir besar
tersebut.Begitu juga dalam kisah istri Nabi Luth, yang lebih memilih harta dengan menebarkan
fitnah kepada masyarakat bahwa Nabi Luth berbuat layaknya kaum yang lain tentang kehidupan
homonya. Naudubillah.
2. Keluarga Firaun
Yakni istrinya salehah tapi suaminya durhaka. Secara umum kisah Firaun, menunjukan
kehidupan bahwa ada suami yang durhaka tetapi istri shalehah.
Yakni suami dan istri taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan sampai anak cucunya.
Secara umum kisah Nabi Ibrahim as menceritakan tentang kehidupan suami yang shaleh di ikuti
juga istri dan anak cucunya.
Yakni baik suami maupun istri sama-sama durhaka. Secara umum kisah Abu Lahab menceritakan
suami yang durhaka diikuti juga istrinya. Abu Lahab termasuk paman Nabi Muhammad ﷺ.
Ia dinamakan Abu Lahab karena wajahnya yang selalu menyala-nyala, dan istri Abu Lahab
bernama Ummu Jamil.
Walaupun Abu Lahab merupakan paman Nabi tetapi orang yang sangat membenci Nabi Muhammad dan
selalu ingin mencelakakan Nabi. Maka Allah Subhanahu wa Taala menceritakan dalam Al Quran, Abu
Lahab dan sang istri ditakdirkan masuk neraka, kemudian Allah menurunkan surah al-Lahab yang
menjelaskan bahwa harta dan keturunan tidak akan berguna di hari kiamat.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dalam kesimpulannya, konsep keluarga dalam Islam sangat penting dan memberikan landasan yang kuat
untuk membangun kehidupan yang seimbang dan harmonis. Oleh karena itu, sangat penting bagi keluarga
Muslim untuk menerapkan nilai-nilai Islam dan menjaga hubungan yang baik antara anggota keluarga.
B.SARAN
Dalam Islam, keluarga dianggap sebagai unit dasar masyarakat dan memiliki peran yang sangat penting
dalam membangun fondasi kehidupan yang seimbang dan harmonis. Berikut adalah beberapa saran
tentang konsep keluarga dalam Islam:
Mempraktekkan toleransi