Dosen Pengampu:
Nurul Hidayati
Oleh:
Azkiyatul Bariroh
1. Dosen pengampu mata kuliah Studi quran di kampus IAI TABAH Kranji
Paciran Lamongan, yang telah membimbing jalannya pembelajaran.
2. Para pegawai perpustakaan Kampus IAI TABAH Kranji Paciran
Lamongan, yang telah membantu kami mencari beberapa Refrensi.
3. Teman teman sekelas semester I, prodi PGMI jurusan Tarbiyah IAI
TABAH Kranji Paciran Lamongan, yang telah memberi kami semangat
dan motifasi untuk menyelesaikan makalah ini.
Saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari peserta
diskusi yang budiman, akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak
hanya bagi penulis, namun juga bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A.Latar belakang...............................................................................................1
B.Rumusan masalah.........................................................................................1
C.Tujuan...........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A.Pengertian tanda waqof dan ibtida’............................................................2
1. Pengertian Waqaf.......................................................................................2
2. Pengertian Ibtida’.......................................................................................2
B.Klasifikasi waqof dan ibtida’......................................................................3
C.Fungsi dari waqof dan ibtida’.....................................................................9
1. Fungsi waqof..............................................................................................9
2.Fungsi Ibtida’.............................................................................................10
D.Sebab terjadinya perbedaan waqof dan ibtida’.........................................10
E.Hikmah mengetahui waqaf dan ibtida’.....................................................11
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
A.Kesimpulan...............................................................................................13
B.Saran.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Al quran adalah kalam Allah yang harus kita hafami dan amalkan
dalam kehidupan sehari hari,untuk mengetahui makna dari al quran tersebut
kita tidak bisa hanya hanya dengan memahami konteks luarnya
saja,melainkan kita harus tau secara mendalam tentang al quran tersebut,salah
satu ilmu yang harus kita fahami jika kita ingin mendalami al quran dari segi
makna ialah kita harus memhami waqaf dan ibtida’,sebab inilah yang menjadi
fokus kontek dalam pembahsan isi kandungan dari al quran tersebut.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian tanda waqof dan ibtida’..?
2. Ada berapakah pembagian waqof dan ibtida’..?
3. Apa fungsi dari tanda waqof dan ibtida’..?
4. Apa sebab terjadinya perbedaan waqof dan ibtida’...?
5. Apa hikmah mengetahui tanda waqof dan ibtid’...?
C. Tujuan
Di harapkan setelah mempelajari ini kita dapat mengetahui:
1. Kita dapet mengetahui pengertian dari tanda waqof dan ibtida’
2. Kita dapat mengetahui fungsi dari tanda waqof dan ibtida’
3. Dapat mengetahui macam-macam waqof dan ibtida’ secara rinci
4. Kita dapat mengetahui sebab terjadinya perbedaan waqof dan
ibtia’
5. Kita dapat mengetahui hikmah dari mengetahui tanda waqof dan
ibtida’
BAB II
1
PEMBAHASAN
1. Pengertian Waqaf
Secara etimologis waqaf berarti menahan,diam berdiri dan
tenang1.Menurut Wahyudi, waqof adalah al-habsu yang berarti menahan2.
membaca Al quran) selama masa bernafas tetapi jika lebih pendek dari
2. Pengertian Ibtida’
Secara estimologis ibtida’ mempunyai akar akar kata dari bada’a
yang berarti memulai sesuatu5.Dalam redaksi lain di sebutkan bahwa
ibtida’ ialah memulai sesuatu,Menurut ismail ibtida’ ialah memulai
pembacaan kembali sesudah menghentikan seketika untuk mengambil
nafas.6
Secara terminologi ibtida’ berarti memulai bacaan setekah berhenti
atau waqaf,Menurut Ulama’ Qurra’ ibtida’ ialah memulai membaca al
1
Ibnu Manzur,Lisan al-Arab,(beirut:Daar al-Ma’arif,Th),Juz VI,4898
2
Moh,Wahyudi, ilmu tajwid Plus(Surabaya:Halim Jaya,2008),192
3
Ibnu al-Jaziri, al-Nasyr al-qiroati al-‘Asyr,(Bairut:Dar al-Kutub al-Ilmiyyah),Juz I,240
4
Abdul Mujid Ismail,pedoman ilmu tajwid,(Surabaya:Karya aditama,1995),154
5
Abdul Mujid Ismail,pedoman ilmu tajwid,(Surabaya:Karya aditama,1995),153
6
Tekan Ismail,Tajwid al quran al-karim(Jakarta:Zikra,1997),127
2
quran baik memulai dari awal maupun meneruskan bacaan yaang semula
di hentikan.7
Maka dari beberapa definisi di atas tadi baik dari bahasa maupun
istilaah tentang ibtida’ dapat kita simpulkan, bahwa ibtida’ adalah
permulaaan bacaan setelah berhenti/waqaf.Dengan demikian ibtida’
merupakan kajian ilmu tajwid yang sangat penting.Oleh sebab itu oleh
orang yang belajar qiroah harus memperhatikan hal hal yang berkaitan
dengan ilmu tajwid terutama tentang ibtida’.
1. Klasifikasi waqof
Ada beberapa pembagian dalam masalah waqaf.Pembagian tersebut
Iialah sebagai berikut:
a. Waqaf Idhthirori
Waqaf dapat diklasifikasikan ke dalam empat macam
yang salah satu di antaranya adalah waqaf Idhthirori.waqaf
idhthirori ialah waqaf yang dilakukan oleh Qori’,dan lain
sebagainya. Waqaf ini boleh diberlakukan pada kata manapun.
Namun demikian, qari’ sebaiknya menyambung kembali
dengan kata sebelumnya apabila waqaf tadi belum sempurna
artinya.Misalnya pada lafadh على
>ختم هللا على< قلوبهم
Jika sudah sempurna, maka sebaiknya bacaan dimulai kembali
dari kata berikutnya.8 Misalnya
والذين يؤمنون بما أنزل إليك وما أنزل من قبلك< >وبا لآل خرة هم......
7
Abdul Mujid Ismail,pedoman ilmu tajwid,(Surabaya:Karya aditama,1995),153
8
Ahmad Nuri, Panduan Tahsin Tilawah al-Quran dan Ilmu Tajwid,(Jakarta:Pustaka al-
Kausar,2010),Cet Ke-1,167
3
b. Waqaf Intizhori
“Waqaf intidhori adalah waqaf pada suatu kalimat yang
lafadh الحجارة.
9
Ahmad Muhammad Abdul Gorraf,Pelajaran Ilmu Tajwid,(Kuala Lumpur:Syarikat
Nurulhas,1996),95
10
Tekan Ismail,Tajwid al quran al-karim(Jakarta:Zikra,1997),Cet ke-10,130
4
c. Waqaf Ikhtibary
Waqaf ikhtibary adalah ketiak seorang qori’ berhenti
sesuai perintah karena segala diuji dan dites supaya ia yakin
pada kualitas bacaan dan pengetahuannya tentang tata cara
waqaf pada tempat yang dimana ia mengharuskan ia
melakukannya.11 Waqaf ini diberlakukan ketiak seorang
penguji mengajukan pertanyaan atau seorang guru dalam
mengajarkan muridnya tentang suatu kata apakah boleh waqaf
atau tidak
d. Waqaf Ikhtiyari
Secara garis besar waqaf ikhtiyari ini ada dua macam
qabih.
11
Muhammad ihsam muflih al-Qhudhat,Panduan Lengkap Ilmu Tajwid Untuk segala Tingkatan,
(Jakarta:Turoa,2015),Cet ke-1,137
12
Muhammad Ihsam Muflih al-Qhudhat,Panduan Lengkap Ilmu Tajwid Untuk segala Tingkatan,
(Jakarta:Turoa,2015),Cet ke-1,137
13
Muhammad Ihsam Muflih al-Qhudhat,Panduan Lengkap Ilmu Tajwid Untuk segala Tingkatan,
(Jakarta:Turoa,2015),176-177
5
kalimat tersebut bukan karena alasan darurat,menunggu atau
العالمين
1) Waqaf Tam
Waqaf tam adalah berhenti pada perkataan yang
sempurna susunan kalimatnya dan tidak berkaitan
dengan kalimat sesudahnya baik lafadh maupun
maknanya.Pada umunya,waqaf tam terdapat pada akhir
ayat seperti berhenti pada:
ملك يومالدين<>إياك
Terkadang sebelum habisnya ayat seperti waqaf pada:
فتلقى ءادم من ربه كالمىت فتاب عليه< >إنه هو آلتواب آلرحيم
Terkadang pula dipertengahan ayat seperti waqaf pada:
ذالك بأنهم كا نوا يكفرون بئايت آهلل ويقتل{ون آلن{بين بغ{ير آلحق< > ذال{ك
بما عصوآوكا نو يعتدون
Kadang-kadang juga sesudah habis ayat tambah sedikit
seperti waqaf pada:
ت{نزل آلملإلك{{ة وآل{{روح فيه{{ا ب{إذن ربهم من ك{ل أمروقف س{الم< > هي
حتى مطلع آلفجر
2) Waqaf kafi
Waqaf kafi ialah waqaf ialah berhenti pada
perkataan yang sempurna kalimanya,tetapi masih
berkaitan makna dengan kaimat sesudahnya namun
6
tidak berkaitan dengan lafadhnya seperti pada kata
اليؤمنون
إنالذين كفرو آسوآء عليهم ءأنذرتهم أم لم تنذرهم اليؤمنون<وفق>ختم هللا
على قلوبهم وعلى سمعهم..... 14
3) Waqaf hasan
Waqaf hasan ialah berhenti pada perkataan yang
sempurna susunan kalimatnya,tetapi masih berkaitan
makna dan lafadhnya dengan kalimat
sesudahnya.Dalam mushaf waqaf ini ditandai dengan
rumus()ص{{لى.Waqaf ini sering terjadi antar sifat dan
yang disifati.Contohnya الحمدهلل<صلى>ربالعالمين
Lebih baiknya الحمدهللا رب العالمين15
4) Waqaf qabih
Waqaf qabih adalah berhenti pada perkataan yang
tidak sempurna susunan kalimatnya, karena berkaitan
dengan lafadz dan makna perkataan atau kalimat
sesudahnya.Contoh waqaf qabih pada lafadz بسمdari
lafadz بس{{م هللا.Kedua lafadz ini tidak bisa dipisahkan
karena lafadz pertama kedudukannya sebagai mudhof
sementara lafadz berikutnya berkedudukan sebagai
mudhof ilai.Mudhof dan mudhof ilaihi ialah dua kata
sempurna kalimat majemuk yang tidak boleh
dipisahkan satu sama lain.16
2. Klasifikasi ibtida’
Ibtida’ merupakan salah satu ilmu yang sangat penting untuk
dipelajari.Untuk memudahkan pembelajaran ini,ibtida’ dapat di
kelompokkan ke dalam beberapa pembagian yaitu:
a. Ibtida’ Tamm
Ibtida’ tamm dapat diklasifikasikan kedalam empat
bagian yang salah satu diantaranya adalah ibtida’ tamm.Ibtida’
tam adalah memulai bacaan yang tidak ada hubungannya
dengan kalimat sebelumnya baik dari segi lafadz maupun
makna,contohnya:
>إن الذين كفروا5<وأولئك هم المفلحون.....
14
Sairudin A.Shomad Robith,Tuntunan Ilmu Tajwid Praktis,(Surabaya:Anggota IKAPI,1997),178
15
Ahmad Nuri, Panduan Tahsin Tilawah al-Quran dan Ilmu Tajwid,(Jakarta:Pustaka al-
Kausar,2010),169
16
Sairudin A.Shomad Robith,Tuntunan Ilmu Tajwid Praktis,(Surabaya:Anggota IKAPI,1997),180
7
Apabila kita waqaf akhir ayat 5 dan ibtida’ diawal ayat 6
termasuk tam.Karena kedua ayat ini tidak ada berkaitan baik
makna maupun lafadz.Yang ayat 5 berisi tentang bertaqwa,
dan yang ayat 6 berisi tentang orang kafir.17
b. Ibtida’ kafi
Ibtida’ kafi ialah memulai bacaan dari satu kalimat yang
mempunyai hubungan arti dengan lafadz sebelumnya.Contoh:
> ختم هللا على6 <إن الذين كفروا سواء عليهم أأنذرتهم أم لم تنذرهم اليؤمنون
قلوبهم وعلى سمعهم....
Apabila kita waqaf di akhir ayat 6 dan ibtida’ di awal ayat 7
termasuk ibtida’ kafi.Karena kedua ayat ini sama membahas
tentang kreteria orang kafir.
c. Ibtida’ hasan
Ibtida’ hasan adalah memulai bacaan dengan kalimat
yang masih ada hubungan dengan kalimat sebelumnya,namun
lafadz nya bagus jika dimulai darinya.Contoh
2 <>الذي جمع ما ال وعددة1<>ويل لكل همزة المزة
Waqaf pada ayat 1 dan ibtida’ pada ayat ke dua termasuk
dengan ibtida’ hasan.Karena ayat pertama sudah sempurna dan
ayat kedua merupakan penjelas ayat sebelumnya(ayat satu)
d. Ibtida’ qabih
Ibtida’ qabih adalah memulai bacaan dengan kalimat
yang merusak makna disebabkan sangat eratnya hubungan
terhadap kalimat sebelumnya.Contoh
17
Ahmad Nuri, Panduan Tahsin Tilawah al-Quran dan Ilmu Tajwid,(Jakarta:Pustaka al-
Kausar,2010),171
8
Mengetahui ibtida’ harus hati-hati dari pada
waqaf,karena waqaf itu masih bisa berhenti dimana saja
apabila dalam keadaan darurat.Lain halnya dengan ibtida’
yang tidak boleh seenaknya saja memulai bacaan,tetapi harus
memilih dari perkataan yang mafhum.18
1. Fungsi waqof
pembaca untuk menarik nafas baru seperti biasanya dengan niat akan
9
وإذاقيل لهم ءامنوا كماءامن الناس قالو أنؤمن كما ءا من الس{{فهاء< >أالإنهم هم
السفهاء ولكن ال يعلمون
3. Waqaf yang bertujuan untuk berhenti sejenak sehingga
tidak sempat bernafas meskipun hanya sejenak.Waqaf yang
terakhir inilah yang kemudian di sebut saktah(berhenti
sejenak tampa bernafas.)20 Contohnya
كال بلس >ران على قلوبهم.....
2. Fungsi Ibtida’
Ibtida’ ialah memulai membaca al qura’an baik memulai dari
awal maupun meneruskan bacaan yang semula di hentikan.Melihat
konsep seperti ini dapat di ketahui bahwa ibtidak mempunyai 2 fungsi:
20
Muhammad al-Shodik Ibnu Qomhari,Alburhan fi Tajwid al-Quran(Bandung:Triganda
karya,1995),92
21
Abdul Mujid Ismail,pedoman ilmu tajwid,(Surabaya:Karya aditama,1995),153
10
G. Sebab terjadinya perbedaan waqof dan ibtida’
makna-makna yang tepat dan mengacu pada pendapat para mufassir dan
Jika kita ingin mengetahui alquran beserta makna nya secara benar
maka penting bagi kita untuk mempelajari ilmu ini,dalam hadits di
sebutkan:
لقد عشنا برهة من دهرنا:عن زيد بن أبى أنيسة عن القاسم بن عوف قال سمعت عبدهللا بن عمر يقول
وأحدنا يؤتى االءيمان قبل القرآن وتنزيل السورة على محمد صلى هللا عليه وسلم فيتعلم حاللها وحرامها
وآمرها وزاجرها وما ينبغي أن يقف عنده منها كما تعلمون أنتم اليوم القرآن
22
Mohmmad Wahyudi,ilmu tajwid plus,(Surabaya:Halim jaya,2008),205
11
Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit bin Abu Anaisah dari Qosim bin
‘Auf bahwa sahabat Abdullah bin Umar mengatakan sungguh kami telah
hidup dalam waktu yang lama dari usia kami.Dan salah satu salah satu di
antara kami di berikan iman sebelum mendapatkan ayat Alquran.Dan
turun sedikit demi sedikit ayat alquran kepada Nabi SAW,kemudian
mereka mempelajarinya ilmu mengenai halal,haram,perintah dan larangan
dari surat alquran tersebut,serta sebab seyogyanya mereka membaca waqof
dalam surah al quran sebagaimana kalian sekarang belajar alquran.
(Hr.Baihaqi)
Ditambah lagi dengan ungkapan para ulama’ di masa setelah zaman para
sahabat diantarnya ialah:
rangkain satu kisah atau ayat secara lengkap dengan satu kali
12
belajar al quran.Dan para ulama’ sepakat tidak memperbolehkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa definisi tentang waqof baik di tinjau dari
segi bahasa dan istilah,maka dapat di tarik kesimpulan bahwa waqof
24
Jalaludin Abdurrohman As-Suyuti,Al Itqon fi Ulumil quran,(Lebanon:Dar
Fikr,1996)222
13
adalah menghentikan bacaan dengan cara memutuskan suara dan
melepaskan nafas di ujung kalimat-kalimat tertentu dalam suatau tempo
bacaan biasa
Maka dari beberapa definisi di atas tadi baik dari bahsa maupun
istilaah tentang ibtida’ dapat kita simpulkan, bahwa ibtida’ adalah
permulaaan bacaan setelah berheenti/waqaf,dengan demikian ibtida’
merupakan kajian ilmu tajwid yang sangat penting.Oleh sebab itu oleh
orang yang belajar qiroah harus memperhatikan hal hal yang berkaitan
dengan ilmu tajwid terutaman tentang ibtida’
Berdasarkan Uraian di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa
kosa kata waqaf dan ibtida’ merupakan metode bacaan yang di lafadzkan
oleh si pembaca ketika membaca alquran dengan tujuan agar memahami
apa itu waqaf ibtida’ dalam sebuah bacaan alquran
Adapun sebab-sebab terjadinya perbedaan waqaf ibtida’ ada dua:
1. Perbedaan dari segi makna tafsir al qurannya menurut
ulama’ ahli waqaf,ulama’ tafsir dan ahli tajwid yang mana
dia memakai metode klasifikasi sesuai dengan bidangnya.
2. Perbedaan mushaf maka waqaf juga berbeda contoh kecil
tentang mushaf Indonesia dan mushaf madinah itu tidak
sama karena Ulama Indonesia berijtihad sendiri untuk
menentukan waqaf dan ibtida’nya dan ulama’ madinah
juga seperti itu.
Kita dapat membaca alquran dengan benar tampa merubah makna
yang terkandung dalam alquran tersebut,dan juga menjaga darikesalah
apabila kita id tengah tengah membaca nafas kita tidak kuat maka kita
waqaf dan ibtida’ sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan oleh para
Ulama.
B. Saran
Dengan telah selesainya makalah ini maka saya menyadari masih
banyak kesalah dan keurang sana sini,maka dari itu kritik dan saran dari
14
berbagai kalangan yang membangun sangat kami butuhkan,guna untuk
kedepannya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
15
Ibnu al-Jaziri, al-Nasyr al-qiroati al-‘Asyr,(Bairut:Dar al-Kutub al-
Ilmiyyah)Juz I,
16