Besar
Disucikan dengan Mandi Besar
Tata Cara Shalat
1. Berdiri Tegak Menghadap Kiblat
a. Menghadap Kiblat
ك َشطَْر الْ َم ْس ِج ِد ِ السم ِاء ۖ َفلَنولِّين
َ اها ۚ َف َو ِّل َو ْج َه
َض َ َّك قْبلَةً َتْر َ َ َُ َ َّ
ك يِفَ ب َو ْج ِه
َ ُّقَ ْد َنَر ٰى َت َقل
َ ث َما ُكنتُ ْم َف َولُّوا ُو ُج
ُوه ُك ْم َشطَْره ُ ۗ احْلََرِام ۚ َو َحْي
Artinya: “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu
menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan
memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.
Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di
mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke
arahnya.” (QS. Al-Baqarah (2): 144)
c. Niat
Asy-Syirazi seorang ulama Syafi’I mengatakan bahwa “niat itu di dalam hati,
seseorang yang sudah berniat di dalam hati tanpa diucapkan itu sudah cukup.
Tidak benar jika niat itu harus dilafalkan.”
Perihal waktu Niat para Ulama berbeda pendapat. Fukaha Syafi’I menyatakan
bahwa niat itu bersamaan dengan dengan takbiratul ihram, sedangkan
jumhur (Hanafiah, Malikiah, dan Hanabilah) menyatakan bahwa niat itu
berada sebelum bertakbiratul Ihram.
2. Mengarahkan Pandangan ke Tempat
Sujud saat Berdiri
3. Melakukan Takbiratul Ihram
• Mengangkat kedua tangan
sejajar dengan bahu dan ibu
jari sejajar daun telinga
bagian bawah (HR. Abu
Dawud dari Wa’il bin Hujr)
• Jari-jari sedikit direnggangkan
dalam arti tidak juga
mengepal (HR. Tirmizi)
• Telapak tangan menghadap
kiblat
Takbir dapat dilakukan secara bersamaan dengan gerakan tanpa
menafikan hadist-hadits yang menyatakan bahwa bergerak terlebih
dahulu baru kemudian bertakbir
ISTI’AZAH
7. Membaca Basmallah secara Jahr atau Sir
pada Shalat Jahr, dan Sir pada Shalat Sir
Membaca Basmallah (HR. Nasa’I, Ibn
Khuzaimah, Ibnu Hibban, al-Baihaqi, ad-
Daruqutni, at-Tahawi, dan yang lainnya)
Membaca Basmallah Jahr (HR. Nasa’I, Ibn
Khuzaimah, Ibn Hibban, al-Baihaqi, ad-
Daruqutni, dan yang lainnya)
Membaca Sir (HR. Muslim, dengan lafal
Ahmad, al-Baihaqi, Abu Dawud, at-
Tabari, dan yang lainnya
بسم اهلل الرمحن الرحيم
BACAAN BASMALLAH
8. Melafalkan Surat Al-Fatihah dan Amin
1. Mengangkat kedua belah tangan seperti saat takbiratul ihram (HR. An-
Nasa’i)
3. Telapak tangan kiri memegang lutut kiri, telapak tangan kanan memegang
lutut kanan. (HR. Abu Dawud)
Tidak kembali
bersedekap.
Apabila telah Jika ada dalam
berdiri tegak, hadist Wa’il,
kedua tangan sebenarnya
Melafalkan lurus ke makna
س مع هللا ل من bawah (HR. sedekap di situ
( حمدةHR. Bukhori dan bukanlah
Bukhori) Muslim) setelah I’tidal,
Mengangkat namun
kedua sedekap
tangan secara umum
seperti saat
takbiratul
ihram (HR.
Bukhori)
Doa-Doa Pilihan I’tidal
12. Membaca Takbir untuk Sujud (tanpa
mengangkat tangan)
a. Meletakkan kedua lutut di tempat sujud dan telapak kaki ditegakkan
dengan menekukkan jari-jari kaki ke arah kiblat (HR. at-Turmuzi dan
Nasa’i)
b. Hadist sujud dengan tangan terlebih dahulu dinyatakan dho’if oleh Ibnu
Qayyim, al-Khattabi, dan as-San’ani karena matan yang maklub (terbalik).
Matan yang benar adalah “lutut terlebih dahulu lalu tangan”.
c. Meletakkan kedua tangan, dahi, dan hidung (HR. Turmuzi) di tempat
sujud (HR. Bukhori)
d. Tangan direnggangkan dari lambung, mengangkat kedua siku, telapak
tangan sejajar dengan bahu, merapatkan jari-jari tangan, dan tidak
direnggangkan. (HR. Bukhori, Muslim, dan yang lainnya).
e. Posisi tumit bisa dirapatkan atau direnggangkan
f. Sujud dengan tujuh tulang, yaitu dahi serta hidung, kedua telapak
tangan, dua lutut, dan dua ujung kaki
Gerakan Sujud
Video
Tata Cara Sujud
Doa-Doa Pilihan Sujud
Diperkenankan membaca tasbih lebih dari tiga kali, sepuluh kali atau bahkan
lebih. (HR. Abu Dawud, dari Anas dan Abdullah bin Mas’ud). Imam Asy-
Syaukani menyebutkan bahwa pendapat yang paling kuat untuk membaca
tasbih dalam sujud lebih dari tiga kali saat shalat sendiri (munfarid).
a. Duduk Tawaruk
• Memasukkan kaki kiri di bawah kaki kanan,
sementara telapak kaki kanan ditegakkan
dengan jari-jari ditekuk menghadap ke arah
kiblat dan duduk betumpukan pantat di atas
lantai (tempat shalat)
• Sholat Wajib atau Sunnah dua, tiga, dan empat
rakaat duduknya tetap Tawaruk yang didasarkan
pada hadist Abu Humaid As-Sa’adi
b. Meletakkan Kedua Telapak Tangan di atas Ke dua
Lutut dan Mengacungkan Jari Telunjuk
• Menghamparkan jari kiri di atas lutut kiri
• Jari kelingking, jari manis, dan jari tengah tangan kanan
digenggam
• Ibu jari tangan kanan menyentuh jari tengah tangan
kanan dan jari telunjuk diacungkan saat memulai
Tasyahud
(Hadist Abu Humaid as-Sa’adi, Hadist Amir Ibn ‘Abdullah
Ibn az-Zubair, Hadist Ibn Umar)
• Tidak ditemukan dalam kitab-kitab Fikih menggerakkan
telunjuk kecuali Mazhab Maliki yang menggerakkan
telunjuk ke kanan dan ke kiri
Duduk
Tawaruk
c. Doa Tasyahud
• Tahiyat
• Sholawat
a. Salam Penutup
• Menoleh ke kanan dan ke kiri hingga pipi
terlihat oleh jamaah yang berada di belakang
• Jumhur Ulama berpendapat bahwa hukum
penutup Sholat adalah wajib kecuali Imam
Abu Hanifah yang menyatakan sebagai
kesunnahan saja
• Muhammadiyah mengikuti Jumhur
b. Lafal Salam
1. Mengukuhkan Keputusan Tarjih salam
penutup ke kanan dan ke kiri sampai dengan
Wabarakatuh (HR. Abu Dawud dari Wa’il)
2. Salam hanya sampai wa rahmatullah juga
masyruk (disyariatkan) sehingga ada tanawuk
(keragaman) salah satunya hadist dari Jabir
bin Samurah diriwayatkan oleh Muslim dan
Abu Dawud
Visualisasi Salam Shalat
18. Melaksanakan Shalat Tiga dan Empat
Rakaat
a. Tasyahud Awal dilakukan dengan duduk
Iftirasy
b. Melafalkan doa Tasyahud dan Sholawat
Seperti dalam Tasyahud Akhir
c. Membaca doa pilihan yang salah satunya
جزاكم هللا