Anda di halaman 1dari 9

Pokok Permasalahan :

1. Apa pengertian dari sholat witir?

2. Bagaimana waktu pelaksanaan sholat witir?

3. Berapa jumlah sholat witir?

4. Bagaimana tata cara shalat witir?

5. Apa saja fungsi dan keutamaan dari sholat witir?

6. Apa Pengertian Istisqa’?

7.  Apa Hukum Sholat Istisqa’?

8. Bagaimana tatacaranya?
9.  Bagai mana pelaksanaan sholat Istisqa’?

Sholat witir

Shalat Witir merupakan shalat sunnah yang sangat diutamakan atau dianjurkan untuk
dilaksanakan oleh kaum muslim. Secara bahasa, witir diartikan sebagai ganjil, sebagaimana
sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam :

‫ِإنَّ هَّللا َ ِو ْت ٌر يُ ِح ُّب ا ْل ِو ْت َر‬

Artinya:

“Sesungguhnya Allah itu Witir dan menyukai yang witir (ganjil).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, yang dimaksudkan dengan shalat witir adalah shalat sunnah yang dikerjakan antara Shalat
Wajib atau Shalat Fardhu yaitu pada saat shalat isya’ dan masuknya waktu Shalat Subuh, yaitu
ketika terbit fajar, dan shalat ini merupakan penutup dari Shalat Malam Sebelum Tidur yaitu
Shalat Tahajjud. 1

sunnah witir, dan Beliau juga sangat menganjurkan umatnya untuk mengikuti sunnah-sunnahnya
tersebut. (Baca : Shalat Taubat)

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :

‫صالَتِ ُك ْم بِاللَّ ْي ِل ِو ْت ًرا‬


َ ‫اج َعلُوا آ ِج َر‬
ْ

Artinya:

“Jadikanlah shalat witir sebagai akhir shalat kalian di malam hari.” (HR. Bukhari)

‫ َو ِه َي اَ ْل ِو ْت ُر‬،‫ فَ َحافِظُ ْوا َعلَ ْي َها‬،ً‫صالَة‬


َ ‫ِإنَّ هللاَ َزا َد ُك ْم‬

Artinya:

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi kalian tambahan shalat, maka
peliharalah dia, yaitu shalat Witir.” (HR. Ahmad)

Dalam kitab At- Tahajjud, Al- Bukhari pernah meriwayatkan bahwasannya Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu pernah berkata, “Kekasihku Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mewasiatkan
kepadaku tiga perkara yang tidak akan aku tinggalkan hingga aku wafat; berpuasa tiga hari setiap
bulan, shalat Dhuha dan tidur setelah shalat Witir.”

‫ َو َمنْ شَا َء فَ ْليُ ْوتِ ْر بِ َوا ِح َد ٍة‬،‫ث‬


ٍ َ‫ َو َمنْ شَا َء فَ ْليُ ْوتِ ْر بِثَال‬،‫س‬
ٍ ‫ فَ َمنْ شَا َء فَ ْليُ ْوتِ ْر بِ َخ ْم‬،ٌّ‫اَ ْل ِو ْت ُر َحق‬

Artinya:

1
Kementrian Agama Republik Indonesia. Buku Peserta didik Fiqih MI Kelas III, (Jakarta :Kementrian
Agama Republik Indonesia, 2016), 74
“Shalat Witir adalah haq (benar adanya), maka barangsiapa yang mau, maka berwitirlah lima
raka’at, barangsiapa yang mau, berwitirlah tiga raka’at dan barangsiapa yang mau, berwitirlah
satu raka’at.” (HR. Abu Dawud dalam kitab ash-Shalaah).2

Hukum Pelaksanaan Shalat Witir

Kebanyakan para ulama berpendapat bahwa hukum pelaksanaan shalat witir adalah
sunnah Muakkad, artinya shalat sunnah yang sangat dianjurkan. Akan tetapi terdapat pandangan
yang berbeda dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah yang menyatakan bahwa shalat
witir hukumnya adalah wajib.(Baca : Shalat Idul Fitri)

Kemungkinan besar pendapat tersebut berdasarkan hadist Nabi Sholallahu Alaihi Wassalah
berikut :

‫صالَتِ ُك ْم بِاللَّ ْي ِل ِو ْت ًر‬


َ ‫اج َعلُوا آ ِخ َر‬
ْ

Artinya:

“Jadikanlah shalat witir sebagai akhir shalat kalian di malam hari.” (HR. Bukhari)

Waktu pelaksanaan dan rakaat Shalat Witir

Shalat witir merupakan shalat malam yang dikerjakan setelah pelaksanaan shalat isya’
hingga fajar shadiq. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam
berikut :

‫صالَ ِة ا ْلفَ ْج ِر‬


َ ‫صالَ ِة ا ْل ِعشَا ِء ِإلَى‬ َ َ‫ ف‬،‫ َو ِه َي ا ْل ِو ْت ُر‬،ً‫صالَة‬
َ َ‫صلُّ ْوهَا فِ ْي َما بَيْن‬ َ ‫ِإنَّ هللاَ َزا َد ُك ْم‬

Artinya:

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi kalian tambahan shalat, yaitu shalat
Witir, maka shalat Witirlah kalian antara waktu shalat ‘Isya’ hingga shalat Shubuh.” (HR.
Ahmad)3

2
Ibnu Qudamah, Fikih Al-Mughni Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Azzam 1997), 134
3
Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Ash Shalah Bab Kamil Witri (Mesir :Daar Ibnu Jauzi, 2006),99
Hal ini diperkuat dengan sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam:

ِ ‫صلَّى َر ْك َعةً َو‬


َ ‫ تُوتِ ُر لَهُ َما قَ ْد‬، ً‫اح َدة‬
‫صلَّى‬ ُّ ‫ش َى َأ َح ُد ُك ُم‬
َ ‫الص ْب َح‬ ِ ‫ فَِإ َذا َخ‬، ‫صالَةُ اللَّ ْي ِل َم ْثنَى َم ْثنَى‬
َ

Artinya:

“Shalat malam itu dua rakaat dua rakaat. Jika salah seorang dari kalian khawatir akan masuk
waktu shubuh, hendaklah ia shalat satu rakaat sebagai witir (penutup) bagi shalat yang telah
dilaksanakan sebelumnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jumlah Bilangan Raka’at Shalat Witir

Shalat sunnah Witir memiliki jumlah rakaat yang ganjil yaitu mulai dari 1 raka’at, 3
raka’at, 5 raka’at, 7 raka’at, 9 raka’at, dan yang paling banyak adalah 11 raka’at.(Baca : Shalat
Dhuha)

Sabda Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassalam :

‫ فََأ ْوتِ ُر ْوا يَاَأ ْه َل ا ْلقُ ْرآ ِن‬،‫ِإنَّ هللاَ ِو ْت ٌر يُ ِح ُّب ا ْل ِو ْت َر‬

Artinya:

“Sesungguhnya Allah itu ganjil dan menyukai orang-orang yang melakukan shalat Witir, maka
shalat Witirlah, wahai para ahli al-Qur-an.” (HR. Abu Dawud)

Jumlah sebelas raka’at pada shalat witir adalah cukup, dan inilah yang dikerjakan oleh
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam

Sebagaimana dinyatakan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha yang artinya:

“Tidaklah pernah Nabi Sholallahu Alaihi Wassalam melebihi shalat malam (witir) melebihi dari
11 raka’at.”

Umumnya masyarakat yang melaksanakan shalat witir dengan tiga raka‟at pada bulan
ramadhan, mereka memisahkannya dengan salam pada raka‟at kedua, lalu berdiri lagi
melanjutkan satu raka‟at.Namun disebagian tempat, ada juga yang melakukan shalat witir tiga
raka‟at dengan satu salam.4
4
Imam Zainuddin al-Malibari, Fathul Mu’in Juz 1 Terjemah (Surabaya : Al-Hidayah, 2013), 288
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Witir

Dari Abu Ayyub al-Anshari ra. Pernah berkata :

ٍ ‫ب اَنْ يُ ْوتِ َر بِثَاَل‬


‫ث‬ َّ ‫س فَ ْليَ ْف َع ْل َو َمنْ اَ َح‬ َّ ‫سلِ ٍم فَ َمنْ اَ َح‬
ٍ ‫ب اَنْ يُ ْوتِ َر بِ َخ ْم‬ ٌّ ‫سلَّ َم اَ ْل ِو ْت ُر َح‬
ْ ‫ق َعلَى ُك ِّل ُم‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬
‫ب اَنْ يُ ْوتِ َر بِ َوا ِح َد ٍة فَ ْليَ ْف َع ْل‬َّ ‫فَ ْليَ ْف َع ْل َو َمنْ اَ َج‬

Artinya:

“Rasulullah SAW, bersabda: “witir itu adalah hak setiap muslim, siapa yang lebih suka witir
lima rakaat, maka kerjakanlah, dan barang siapa yang lebih suka witir satu rakaat, maka
kerjakanlah”. (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)

Kita tahu bahwa shalat witir memiliki jumlah raka’at yang ganjil, mulai dari yang terkecil adalah
1 raka’at dan yang paling banyak adalah 11 raka’at. Untuk pelaksanaan shalat witir dengan
jumlah raka’at lebih dari 1 raka’at adalah :

Dikerjakan secara terpisah

Sama seperti tata cara pelaksanaan shalat sunnah lainnya, yaitu dua raka’at satu kali salam, lalu
melanjutkan dengan raka’at berikutnya

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan :

‫س ِم ُعنَا‬ ْ َ‫ش ْف َع َو ا ْل ِو ْت َر بِت‬


ْ ُ‫سلِ ْي ٍم ي‬ ُ ‫سلَّ َم يَ ْف‬
َّ ‫ص ُل ال‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫َكنَ َر‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬

Artinya:

“Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam pernah memisahkan antara dua rakaat dan yang satu
(dalam witir) dengan salam yang bisa kami dengar.”

Niat Shalat Sunnah Witir

Adapun niat shalat sunnah witir adalah :

Niat Shalat Witir 1 raka’at


‫سنَّةَ ا ْل ِو ْت ِر َر ْك َعة هلِل ِ تَعاَلَى‬
ُ ‫أصلِّى‬
َ

“USHOLLII SUNNATAL WITRI ROK’ATAN LILLAAHHI TA’AALAA.”

Artinya:

“Aku niat shalat sunnat witir 1 roka’at karena Allah Ta’ala.”

Bacaan Dalam Shalat Witir

Pada tidak terdapat ketentuan-ketentuan (syarat khusus) bacaan-bacaan ayat Al-qur’an mana
yang harus kita baca saat melaksanakan shalat tersebut, akan tetapi kita dianjurkan untuk
membaca ayat Al-qur’an mana yang kita hafal (maa tayassara ma’aka minal quran).

Akan tetapi, beberapa sahabat seperti Ibnu Majah, Nasa’i, Ahmad, serta Abu Dawwud telah
meriwayatkan bahwasannya Rosulullah Sholallahu Alaihi Wassallam dalam mengerjakan shalat
witir pada setiap rakaatnya membaca :

Pada Rakaat pertama membaca Al-Qur’an Surat Al- A’laa (Sabbihismarobbikal a’la…)

Pada Raka’at kedua membaca Al-Qur’an Surat Al- Kafiruun (Qul Yaa Ayyuhal Kaafiruun…)

Dan pada raka’at yang ketiga, Beliau membaca Al-Qur’an Surat Al- Ikhlas (Qul Huwallahu
Ahad…) serta dua surat Muawwadzah, yakni An- Naas dan Al- Falaq.

Fungsi dan Keutamaan Sholat Witir

Keutamaan Shalat Witir memiliki fungsi yang sangat luar biasa bagi kehidupan, oleh
karena itulah Rasulullah Shalallahu Allaihi Wassalam tidak pernah meninggalkan melaksanakan
sholat sunnah tersebut

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :

Artinya: “Witir itu adalah benar adanya. Barangsiapa yang tidak melakukan shalat witir, ia
bukan termasuk golongan kami.”

Dan adapun Keutamaan Sholat Witir Sebagai berikut:


a. Pahalanya lebih baik dari harta dunia

Rasulullah brsabda Artinya: “Sesungguhnya Allah kepada kalian sarana tambahan untuk meraih
pahala-Nya dengan suatu shalat yang nilainya lebih baik bagi kalian daripada sebaik-baik harta
dunia yaitu sholat witir yang waktunya telah Allah tetapkan antara Isya‟ dan terbit fajar”. (HR.
Abu Dawud)5

b. Mencegah perbuatan yang buruk

c. Memberikan tambahan pahala

d. Di cintai Allah

Sholat istisqo’

Pengertian Istisqa’
Istiqa’ artinya minta diturunkan hujan oleh Allah SWT untuk sejumlah negeri atau
hamba-hanbaNya yang membutuhkan melalui shalat, berdo’a dan beristighfar ketika terjadi
kemarau. .     
Bentuk-bentuk Memohon Hujan (istisqa’).
1.      Seorang imam shalat dua rakaat bersama makmum, waktunya kapan saja, kecuali waktu yang
dilarang untuk shalat. Dengan mengeraskan bacaan, rakaat pertama membaca surat Al-’Ala dan
yang kedua dengan surat Al-Ghasiyah Selesai shalat Imam berkhutbah di hadapan manusia
kemudian berdo’a kepada Allah agar diturunkan hujan. Dan ini adalah cara yang paling
sempurna dan lengkap.
2.      Ketika khutbah jum’at kemudian di akhir khutbah khatib berdo’a supaya diturunkan hujan,
kemudian makmum mengamini do’anya. Sebagaiamana sabda Nabi saw, Dari Anas ra
bahwasanya seorang laki-laki masuk masjid pada hari jum’at, sedangkan Rasulullah saw sedang
berdiri berkhutbah, lalu laki-laki tadi berkata, “Wahai Rasulullah saw hartaku telah binasa,
bekalku telah habis, maka berdo’alah kepada Allah agar menolong (menurunkan hujan) kepada
kita, kemudian Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya dan berdo’a,

5
Kementrian Agama Republik Indonesia. Buku Peserta didik Fiqih MI Kelas III, (Jakarta Kementrian Agama Republik
Indonesia, 2016), 74
‫اللَّ ُه َّم َأ ِغ ْثنَا اللَّ ُه َّم َأ ِغ ْثنَا اللَّ ُه َّم َأ ِغ ْثنَا‬

Hukum Sholat Istisqa


Sholat istisqa’ termasuk shalat sunnah yang sangat dianjurkan sekali (sunnah muakkadah),
dimana Rasulullah SAW pun telah melaksanakannya dan beliau juga memberitahukannya
kepada orang-orang agar ikut serta untuk pergi ketempat pelaksanaan sholat istisqa’.
Oleh karena itu apabila hujan sangat lama tidak turun dan tanah menjadi gersang, maka
dianjurkan bagi kaum muslimin pergi ketanah lapang untuk melaksanakan sholat istisqa’ dua
rakaat dipimpin seorang imam, memperbanyak do’a dan istighfar.6

Tata Cara Istisqa’


Pergi ke tanah lapang kemudian shalat berjama’ah bersama orang-orang yang dipimpin
seorang imam tanpa adzan dan iqomah akan tetapi hendaknya mengucapakan ‫الة جامعة‬PP‫الص‬.
Kemudian shalat dua rakaat, jika imam berkenan maka ia dapat membaca takbir sebanyak tujuh
kali pada rekaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua seperti  pada shalat hari raya. Pada
rakaat pertama imam Smembaca surat al-’Ala setelah ia membaca surat Al-Fatihah dengan suara
yang nyaring, sedang pada rakaat yang kedua membaca surat al-Ghasiyah.
Setelah selesai shalat hendaknya imam menghadap ke arah jama’ah kemudian ia
berkhutbah di hadapan mereka dengan menghimbau mereka supaya banyak beristighfar, lalu
imam berdoa yang diamini oleh jama’ah, lalu imam menghadap kiblat serta mengubah posisi
selendangnya, sehingga bagian sebelah kanan berpindah ke bagian sebelah kiri, serta bagian
sebelah kiri berpindah ke bagian sebelah kanan dan kemudian mengangkat tangannya, lalu
orang-orangpun harus mengubah posisi selendang mereka sebagaimana yang dilakukan seorang
imam. Selanjutnya mereka berdoa sesaat kemudian bubar.

Waktu Pelaksanaan
          Waktu pelaksanaan shalat istisqa’ sama seperti shalat hari raya, ini adalah pendapat
Malikiyah, berdasarkan keterangan dari Aisyah, “Rasulullah saw pergi menunaikan shalat
istisqa’ ketika tampak penghalang matahari.” Namun dalam hadits ini bukan membatasi bahwa

6
Rasjid, sulaiman. 2012. Fikih Islam. Sinar Baru Algesindo: Bandung
waktu shalat istisqa’ itu hanya seperti keterangan dalam hadits, akan tetapi waktu pelaksanaan
shalat istisqa’ dapat dikerjakan kapan saja, selain waktu yang dilarang untuk shalat. Karena
shalat istisqa’ memiliki waktu yang panjang, namun yang lebih afdhal adalah dilaksanakan pada
awal hari sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas, karena shalat istisqa’ menyerupai
(hampir sama) dengan  shalat ‘ied tata cara dan tempatnya.

Anda mungkin juga menyukai