Anda di halaman 1dari 4

Ada kaum sufi yang sejati yang kesufian mereka tasawuf mereka amal mereka praktek

keseharian mereka selalu berlandas berlandaskan ilmu agama dan ada cahaya ilmu tasawuf yang
ngaku-ngaku Sufi tujuannya mungkin di hati mereka ingin mendekatkan diri kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'ala tetapi sejatinya mereka adalah orang-orang yang bodoh ingin menjadi wali
tetapi tidak melakukan upaya-upaya yang telah digariskan oleh syariat yang telah digariskan oleh
para ulama di dalam menuju jalan atau menempuh jalan kewalian sehingga apa yang mereka
lakukan sangat bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh para ulama sehingga mereka
disebut di dalam dunia tasawuf sebagai syahadat ilmu tasawuf orang yang hanya mengaku-ngaku
Sufi tetapi sejatinya mereka adalah orang-orang bodoh

Al Imam Muhammad ibn Idris radhiallahu Anhu bahwa Beliau mengatakan bahwa Allah
waariyan Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak pernah mengangkat seorang yang bodoh menjadi
wali ilmu agama menjadi wali orang yang tidak pernah belajar ilmu. orang yang tidak tahu rukun
syariat orang yang tidak tahu bagaimana cara mensucikan najis orang yang tidak tahu apa saja
hal-hal yang membatalkan salat .kata Imam Syafi'i radhiallahu Anhu adalah Allah Subhanahu
Wa Ta'ala tidak pernah mengangkat seorang yang bodoh terhadap ilmu agama menjadi seorang
wali

hal penting terkait dengan tasawuf yang pertama adalah terkait dengan Akidah para sufi para
ulama menegaskan bahwa Al Habib sodikun orang-orang Sufi kaum sufi yang sejati mereka
sejatinya adalah orang-orang yang berakidah Ahlussunnah Wal Jamaah tidak Sufi. aqidah kaum
Sufi sejatinya adalah aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah meyakini bahwa Allah Laisa kamitslihi
syaiun Allah tidak serupa dengan segala sesuatu Allah tidak menempati segala sesuatu Allah
tidak menempati suatu tempat Allah tidak terpisah darinya sesuatu Allah tidak bersatu
dengannya sesuatu Allah tidak bersatu dengan sesuatu Allah tidak seperti segala sesuatu inilah
yang diyakini oleh kaum Sufi sejati kalau ada sebagian orang yang mengaku-ngaku diri mereka
Sufi kemudian mereka meyakini akidah akidah yang meyakini aqidah yang menyatakan bahwa
Allah menempati makhlukNya atau menempati sebagian makhluk Nya Itu artinya orang tersebut
berarti tidak tergolong sebagai sufiyah tidak tergolong ke dalam kelompok kaum Sufi sejati
karena kaum Sufi sejati seperti Syekh Abdul Qodir Al Jaelani Al Imam Ahmad ar-rifai Maulana
misalkan Syekh Abul Hasan Al Junaid Al Baghdadi Al Imam Al Junaid Al Baghdadi yang
bergelar Sayid Ahmad orang-orang yang diyakini dan mengajarkan aqidah Ahlussunnah Wal
Jamaah.

Pengarang kitab hilyatul Aulia menilai bahwa Saidina Abu Bakar adalah pimpinan para sufi
pimpinan para wali wali adalah Wali yang paling tinggi derajatnya ketika beliau ingin
mengarang kitab ini yang ingin beliau sampaikan di dalam kitab ini adalah para pembaca kitab
ini diharapkan oleh Beliau bisa membedakan antara Sufi sejati dengan orang-orang yang hanya
mengaku-ngaku dirinya sebagai Sufi antara Sufi orisinil dengan Sufi abal-abal nah ini tujuan
beliau mengarang kitab hilyatul Aulia antara sufi yang berakidah benar dengan orang yang
menganggap dirinya sendiri tetapi beraktivitas dengan Akidah yang bertentangan dengan aqidah
Ahlussunnah Wal Jamaah aqidah-aqidah yang meyakini bahwa Allah menempati sebagian
makhlukNya atau akidah wahdatul wujud aqidah yang meyakini bahwa Allah bersatu dengan
alam 2 aqidah ini biasanya dianggap oleh sebagian orang sebagai akidah kaum Sufi.

Ahlussunnah Wal Jamaah dan Aqidah seperti ini ada di sekitar kita aqidah-aqidah semacam ini
banyak orang-orang yang mempropagandakan Nya sehingga tugas kita yang telah belajar aqidah
Ahlussunnah Wal Jamaah kita jangan sampai malu dan jangan sampai bosan untuk terus-
menerus memberikan pencerahan pencerahan kepada umat pencerahan kepada masyarakat luas
bahwa Allah tidak seperti segala sesuatu tidak bersatu dengan sesuatu tidak bersatu dengan tidak
bersatu dengannya sesuatu tidak terlepas darinya sesuatu tidak menempati sesuatu tidak serupa
dengan segala sesuatu ini terus kita dengungkan ini terus kita sosialisasikan karena di sana masih
ada beberapa orang yang tidak memahami dengan baik dan orang-orang yang meyakini wahdatul
wujud orang-orang yang di anggap sebagai tokoh tetapi mempunyai keyakinan wahdatul wujud
memiliki Keyakinan itu mereka juga tidak pernah bosan dan tidak pernah berhenti untuk
menyampaikan aqidah yang mereka yakini dan terus mereka ajarkan kepada para pengikutnya

Abu Abdurrahman As Sulami dalam sebuah karya yang sangat terkenal dalam ilmu tasawuf
beliau menegaskan bahwa kebanyakan para sufi tidak mengakui al-hallaj sebagai bagian dari dari
mereka setelah semua ulama dan para sufi menyepakati bahwa perkataan al-hallaj tersebut dan
perkataan-perkataan semacam itu adalah penyimpangan bahkan kekufuran dari Abu
Abdurrahman As Sulami menegaskan di dalam kitab ini bahwa para ulama Sufi sejati tidak
menggolongkan alat-alat ke dalam golongan mereka.
di kitab kitab karya Syekh Muhyiddin Ibnu Arabi yang menyalahi perkataan para ulama adalah
sisipan palsu yang dimasukkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab ke dalam buku-
buku beliau kemudian seorang ulama besar bermata Hanafi Pengarang kitab Al Ma'ruf Beliau
mengatakan dengan sepenuh hati bahwa orang-orang Yahudi lah yang menyisipkan sisipan
sisipan palsu di dalam Kitab fushushul Hikam karya al-imam Muhidin Ibnu Arabi kemudian
jangan lupa ada seorang ulama besar juga yang sangat terkenal di dunia fikih dan di dunia
kewalian serta di dunia tasawuf Syekh Abdul Wahab sya'roni beliau mengarang beberapa
karangan. beliau juga mengarang sebuah kitab yang beredar luas di Indonesia ya tercetak terbit
bisa kita beli di toko toko kitab tidak hanya di negara-negara Timur Tengah tetapi juga bisa kita
dapatkan di beberapa pesantren di Indonesia di Lirboyo

Al Imam As suyuthi beliau menegaskan di dalam Kitab yang terkenal dan beredar luas di
Indonesia hal-hal yang mengatakan bahwa aqidah dan wahdatul wujud. ahli Sunnah Wal Jamaah
adalah sebuah kekufuran Berdasarkan kesepakatan para ulama Ahlussunnah Wal Jamaah
kemudian hal yang penting bagi poin penting lagi ketika kita berbicara masalah tasawuf Ahli
Sunah Waljamaah seringkali kita ketika mengatakan kepada beberapa orang mengatakan bahwa
mereka adalah para oknum ya kenapa repot itu pada dasarnya adalah baik pengamal toriqot juga
adalah orang-orang yang selalu berpegang teguh dengan al-quran dan hadits tetapi memang tidak
tidak mungkin ada beberapa oknum yang kemudian menyimpang yang mengaku-ngaku dirinya
Sufi dan mengaku-ngaku dirinya sebagai pengamal tarekat mengamalkan salah tetapi aqidahnya
bertentangan dengan Akidah para Ahlussunnah Wal Jamaah.

Syekh Abdul Qodir Jaelani seringkali di fitnah telah mengatakan sebuah ungkapan yang sangat
bertentangan dengan Alquran dan Hadits. beliau difitnah perkataan yang sangat bertentangan
dengan Alquran dan Hadits bertentangan dengan dengan itu tidak mungkin seorang wali
setingkat Syekh Abdul Qodir Jaelani kemudian mengatakan hal seperti itu apa kata mereka yang
artinya yah ungkapan yang dinisbatkan secara dusta Kepada beliau itu mengatakan Seandainya
aku lemparkan kekuatanku ya Di Neraka maka neraka itu artinya akan padam dengan kuatnya
kekuatanku naudzubillah nggak mungkin seorang wali mengatakan perkataan yang sangat
bertentangan dengan Alquran Hadis ijma' sangat bertentangan dengan aqidah

para ulama ahli Sunnah Waljamaah meyakini bahwa thoriqot itu baik tasawuf itu baik kaum Sufi
sejati itu baik ya orang-orang Yang soleh atau murid yang menempuh jalan thoriqot untuk
mendekatkan diri kepada Allah itu pada dasarnya baik tetapi kita tidak memungkiri ada beberapa
oknum yang salah jalan yang menyimpang dari jalan yang benar yang kita yakini jangan
pedulikan Jangan hiraukan apa yang dikatakan oleh orang-orang Wahabi yang menggeneralisir
yang mengatakan secara umum dan tidak menyampaikan rincian seperti yang dirinci oleh para
ulama ahlussunnah. tetapi orang Wahabi mereka mengatakan thoriqot semuanya sesat thoriqot
semuanya adalah roh majusi dan Yahudi seperti

Anda mungkin juga menyukai