Nama anggota:
1. Anindya Kholista P
2. Diffa Aulia Dwi R
3. Gian Gunawan
4. Jepri Narotama
5. Khansa Janatiska
6. Niha Fatma Nainiliza
7. Nur Sani Faridatul
8. Rakhmat Nur Adi Nugroho
9. Teuvita Alga Viviyana
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul``KEAGAMAAN``
Penulis makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata
pelajaran SKI Madrasah Aliyah Negri 1 Banyumas.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak tertinggal
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini khususnya kepada:
1. Bapak ridwan selaku guru mata pelajaran SKI yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran.
2. Rekan rekan semua di kelas 11 IPS 2
3. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis.
4. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang
telah memberikan, bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin
Yarobbal ‘Alamin.
Dalam penulisan makalah ini penulisan merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulis maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penuli. Untuk itu kritis
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Dafrar isi
Bab I pendahuluan
Tujuan penulisan
Metode penulisan
Sistem penulisan
Bab II pembahasan
Keagamaan
Kesimpulan 2
Daftar pustaka 2
1.KHAWARIJ
A.KHAWARIJ
Khawarij (arab: ) خوا رجsecara harfiah berarti “mereka yang keluar” yaitu istilah umum
yang mencakup sejumlah aliran dalam islam yang awalnya mengakui kekuasaan Ali bin Abi
Thalib, lalu menolaknya. Disebut khawarij disebabkan karena keluarnya mereka dari dinul islam
& pemimpin kaum muslimin. Awal keluarnya mereka dari pemimpin kaum muslimin yaitu pada
zaman khalifah Ali bin Abi Thalib ketika terjadi (musyawarah) dua utusan. Mereka berkumpul di
suatu tempat yang disebut `khoruro’.(satu tempat di daerah kufah). oleh sebab itu mereka juga
disebut Al Khoruriyyah. Dalam mengajak umat mengikuti garis pemikiran mereka, kaum
khawarij sering menggunakan kekerasan dan pertumpahan darah. Para ulama berbeda-beda
dalam mendefinisikan khawarij, namun secara umum bisa disimpulkan bahwa khawarij adalah
salah satu golongan dari tubuh umat islam yang mengkafirkan pelaku dosa besar dan keluar dari
pemerintah yang sah.
Meskipun mereka berasumsi bahwa sebab penamaan khawarij adalah karena mereka
keluar
B.AJARAN KHAWARIJ
Hukum Allah harus di tegakkan,mereka yang melanggar hukum Allah di anggap
sudah kelar agama islam atau kafir dan darahnya halal.
Kaum khawarij berpendapat bahwa pemerintahan yang sah adalah sistem khilafah
dengan kepala negara yang dipilih secara bebas oleh umat islam.
C.ALIRAN KHAWARIJ
Khawarij secara etimmologis berasal dari bahasa arab kharaja yang berarti
keluar,mucul,timbul atau memberontak.jadi aliran Khawarij ini berarti setiap muslim yang
memiliki sikap laten ingin keluar dari kesatuan umat Islam.
2.SYI’AH
A.Syiah.
siapakah yang dimaksud dengan Syi’ah .secara bahasa Syi’ah bermakna
kelompok,penolong,dan pengikut.Adapun secara istilah para ulama berbeda beda dalam
mendefinisikanya .Namun bisa /dicermati kembali,perbedaan tersebut tidak terlepas dari
keberadaan ajaran Syi’ah yang terus mengalami perkembangan.Syi’ah di awal kemunculanya
berbeda dengan Syi’ah di zaman-zaman setelahnya.Dahulu tidaklah dinamakan Syi’ah kecuali
mereka yang mengutamakan Ali bin Abi Thalib diatas Utsman bin Affan
Radhiyallahu’anhu,dengan tetap mengutamakan Abu Bakar dan Umar bin Khatab
Radhiyallahu’anhu.
Namun pada masa perkembanganya Syi’ah mengalami banyak sekali perubahan.Berbagai
penyimbangan akidah disusupkan dalam ajaran Syi’ah.Orang orang yang memiliki kebencian
dan dendam kesumat kepada umat Islam bersembunyi dibalik topeng Syi’ah.Sehingga akhirnya
para ulama pun enggan menyebut mereka dengan nama Rafidhah.
Definisi Rafidhah dan sebab penamaanya.Adapun Rafidhah secara bahasa bermakna
meninggalkan.Adapun secara istilah Rafidhah adalah suatu aliran yang menisbatkan dirinya
kepada Syi’ah(pengikut)ahlul bait,Namun mereka terlepas diri(baro’)dari Abu Bakar dan Umar
bin Khatab,serta seluruh sahabat yang lain kecuali beberapa dari mereka,juga mengkafirkan dan
mencela mereka.
Sebagian ulama menyatakan bahwa sebab penamaan Rafidhah adalah karena mereka
meninggalkan dan menolak(Rofadho)kepemimpinan(Imamah)Abu Bakar dan Umar.Dengan
meyakini bahwa kepemimpinan yang seharusnya semeninggal Nabi Muhammad
Shallallahu’Alaihi Wasallam adalah ditangani Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’Anhum.Namun
mayoritas ulama menyatakan bahwa penamaan Rafidhahbermula pada masa Zaid bin Ali
Rahimahullah. Yang mana ketika itu beliau meyakini bahwa Ali lebih utama dibandingkan
Utsman.Beliau pun masih memberikan loyalitasnya kepada Abu Bakar dan Umar dan
menganggap mereka sebagai manusia terbaik sepeninggal Nabi Muhammad Shallallahu’Alaihi
Namun ternyata diantara pengikutnya yang telah berbaiat kepadanya ada sebagian orang yang
justru mencela Abu bakar dan Umar. Maka zaid pun langsung menegur dan mengingkari
mereka, hingga akhirnya mereka berpecah belah dan meninggalkan Zaid bin Ali. Maka Zaid pun
berkata kepada mereka, “kalian telah meninggalkanku” (rofadhtumuunii), maka sejak saat itulah
mereka dikenal dengan nama Rafidhah.
Berdasarkan penjelasan diatas, bisa kita lihat bahwasanya kata syiah memiliki makna yang
positif dan baik, apalagi jika dinisbatkan kepada Ali bin Abi Thalib, yang bermakna pengikut
atau penolong Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu. Adapun kata Rafidhah berkonotasi
negatif. Karena bermakna penolakan terhadap Abu Bakar dan Umar Rodhiyallahu Anhu atau
kepada Zaid bin Ali menurut pendapat jumhur. Hal ini lah yang menyebabkan orang orang syiah
tidak suka disebut sebagai Rafidhah.10 Mereka menganggap bahwa penamaan ini berasal dari
orang orang yang benci dengan ajaran syiah. Meskipun jika melihat keadaan mereka yang
sebenarnya penamaan Rafidhah lebih tepat disematkan kepada mereka.
Selain itu juga penamaan syiah kepada mereka akan menimbulkan kerancuan. Sebab syiah
sendiri terpecah menjadi berkelompok kelompok, yang diantaranya syiah zaidiyah, yang masih
dekat dengan Ahlu Sunnah. Sehingga jika dimutlakan istilah syiah, maka akan mencakup seluruh
aliran syiah, termasuk zaidiyah. Belum lagi jika kita melihat syiah diawal kemunculannya. Yang
hanya mengedepankan Ali bin Abi Thalib dihadapan Utsman. Penamaan syiah secara mutlak
kepada orang orang Rafidhah akan menjadikan munculnya kesalahpahaman sebagian orang.
Dengan menganggap orang orang syiah diawal kemunculannya sama dengan orang orang
Rafidhah saat ini.
Meskipun memang tidak bisa kita pungkiri, jika melihat realitasnya saat ini, tidaklah disebutkan
nama syiah secara mutlak kecuali maknanya akan kembali kepada syiah Rafidhah. Hal tersebut
selain karena syiah Rafidhah ajarannya mereprentasikan akidah kelompok syiah yang lainnya
secara umum, juga jika melihat sumber ajaran mereka yang disebutkan dalam hadis dan riwayat
yang tercantum dalam kitab kitab mereka, telah mencakup ajaran berbagai macam kelompok
syiah dalam berbagai kurun waktu dimasa perkembangannya.11
Maka jikapun hendak menggunakan kata syiah, sebaiknya disertai dengan kata yang khusus
menunjukan kepada mereka orang orang Rafidhah. Baik menyebutnya dengan syiah Rafidhah,
atau syiah imamiyah, atau syiah itsna asyariyah, ataupun syiah ja’fariyah. Yang merupakan nama
lain dari syiah Rafidhah.12
Wallahu ‘Alam bis Showab
Catatan kaki
2 Lihat Al An’am : 55
4 Ushul madzhabis Syiah, Dr. Nashir Al Qifari (Dar Khulafaur Rosyidin, Cet 1; 1433 H) hal. 27
5 Lihat perbedaan para ulama dan krittikannya dalam ushul madhabis Syiah, hal. 35-45
6 Diantara definisi yang paling mendekati kebenaran adalah definisi As Syahrstani, beliau
berkata, “syiah adalah mereka yang mengikuti Ali Radhiyallahu ‘Anhu secara khusus. Meyakini
kepemimpinan dan kekhalifahannya secara nash dan wasiat, baik secara terang terangan maupun
sembunyi sembunyi. Dan meyakini bahwa kepemimpinan tidak lepas dari keturunannya. Jika
kemudian keluar dari keturunannya, maka itu terjadi karena kedholiman dari orang lain atau
taqiyah darinya. Mereka mengatakan bahwa kepemimpinan bukanlah masalah kemaslahatan
yang dilakukan berdasarkan pemilihan umum dan diberlakukan oleh umum. Namun imamah
merupakan masalah pokok dan rukun agama yang tidak boleh bagi para rosul menyepelekan dan
melalaikannya, juga tidak boleh menyerahkannya kepada masyarakat umum. (Lihat : Al Milal
Wan Nihal 6/146)
7 Dan memang salaf dahulu berbeda pendapat mana yang lebih mulia antara Utsman dan Ali.
Namun perbedaan ini termasuk dalam ranah ijtihad. Bukan merupakan masalah pokok dalam
ajaran islam. sehingga karenanya kesalahan dalam masalah ini tidak menjadikan seseorang sesat.
Para sahabatpun ketika itu tidak saling menyesatkan. (lihat penjelasan hal ini dalam Aqidah
Wasathiyah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah)
8 Yang karenanya meskipun mereka dinamakan syiah, pada hakekatnya mereka adalah ahlu
sunnah wal jama’ah. (Ushul Madzhabis Syiah, hal. 56)
10 Fikrul Khowarij Was Syiah Fie Miizani Ahlus Sunnah, Dr Ali As Shalabi (Darul Andalus,
Cet 1; 1429 H0 Hal. 100
As-Sunnah menurut bahasa (etimologi) adalah jalan/cara, apakah jalan itu baik atau buruk.[9]
Sedangkan menurut ulama ‘aqidah (terminologi), As-Sunnah adalah petunjuk yang telah
dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya, baik tentang ilmu,
i’tiqad (keyakinan), perkataan maupun perbuatan. Dan ini adalah As-Sunnah yang wajib diikuti,
orang yang mengikutinya akan dipuji dan orang yang menyalahinya akan dicela.[10]
Pengertian As-Sunnah menurut Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah (wafat 795 H): “As-Sunnah
ialah jalan yang ditempuh, mencakup di dalamnya berpegang teguh kepada apa yang
dilaksanakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para khalifahnya yang terpimpin dan lurus
berupa i’tiqad (keyakinan), perkataan dan perbuatan. Itulah As-Sunnah yang sempurna. Oleh
karena itu generasi Salaf terdahulu tidak menamakan As-Sunnah kecuali kepada apa saja yang
mencakup ketiga aspek tersebut. Hal ini diriwayatkan dari Imam Hasan al-Bashri (wafat th. 110
H), Imam al-Auza’i (wafat th. 157 H) dan Imam Fudhail bin ‘Iyadh (wafat th. 187 H).”[11]
Disebut al-Jama’ah, karena mereka bersatu di atas kebenaran, tidak mau berpecah-belah dalam
urusan agama, berkumpul di bawah kepemimpinan para Imam (yang berpegang kepada) al-haqq
(kebenaran), tidak mau keluar dari jama’ah mereka dan mengikuti apa yang telah menjadi
kesepakatan Salaful Ummah.[12]
Jama’ah menurut ulama ‘aqidah (terminologi) adalah generasi pertama dari ummat ini, yaitu
kalangan Sahabat, Tabi’ut Tabi’in serta orang-orang yang mengikuti dalam kebaikan hingga hari
Kiamat, karena berkumpul di atas kebenaran. [13]
Imam Abu Syammah asy-Syafi’i rahimahullah (wafat th. 665 H) berkata: “Perintah untuk
berpegang kepada jama’ah, maksudnya adalah berpegang kepada kebenaran dan mengikutinya.
Meskipun yang melaksanakan Sunnah itu sedikit dan yang menyalahinya banyak. Karena
kebenaran itu apa yang dilaksanakan oleh jama’ah yang pertama, yaitu yang dilaksanakan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya tanpa melihat kepada orang-orang
yang menyimpang (melakukan kebathilan) sesudah mereka.”
َّ ق ْال َح
َ ق َوِإ ْن ُك ْنتَ َوحْ َد
ك َ َاَ ْل َج َما َعةُ َما َواف.
Jadi, Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah orang yang mempunyai sifat dan karakter mengikuti
Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjauhi perkara-perkara yang baru dan bid’ah
dalam agama.
Karena mereka adalah orang-orang yang ittiba’ (mengikuti) kepada Sunnah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengikuti Atsar (jejak Salaful Ummah), maka mereka juga
disebut Ahlul Hadits, Ahlul Atsar dan Ahlul Ittiba’. Di samping itu, mereka juga dikatakan
sebagai ath-Thaa-ifatul Manshuurah (golongan yang mendapatkan per-tolongan Allah), al-
Firqatun Naajiyah (golongan yang selamat), Ghurabaa’ (orang asing).
َالَتَ َزا ُل ِم ْن ُأ َّمتِ ْي ُأ َّمةٌ قَاِئ َمةٌ بَِأ ْم ِر هللاِ الَ يَضُرُّ هُ ْم َم ْن خَ َذلَهُ ْم َوالَ َم ْن خَالَفَهُ ْم َحتَّى يَْأتِيَهُ ْم َأ ْم ُر هللاِ َوهُ ْم َعلَى َذلِك.
“Senantiasa ada segolongan dari ummatku yang selalu menegakkan perintah Allah, tidak akan
mencelakai mereka orang yang tidak menolong mereka dan orang yang menyelisihi mereka
sampai datang perintah Allah dan mereka tetap di atas yang demikian itu.”[16]
Syiah memiliki lima perkara pokok atau rukun Islam, yaitu: Tauhid, bahwa Tuhan adalah Maha
Esa. Al-'Adl, bahwa Tuhan adalah Mahaadil. An-Nubuwwah, bahwa kepercayaan Syiah
meyakini keberadaan para nabi sebagai pembawa berita dari Tuhan kepada umat manusia.
Syiah telah terbagi dalam kelompok,namun menurut Al-Baghdadi, pengarang kitab Al-Farqu
baina Al-Firaq, secara umum mereka terbagi menjadi empat kelompok yaitu:
-Syiah Ghulat
-Syiah Ismailiyah
-Syiah Az-Zaidiyah
-Syiah Istna Asyariah
C. Ciri Khas Syiah yaitu
-Ali bin Abi Thalib, juga dikenal dengan Amirul Mukminin. -Hasan bin Ali, juga dikenal dengan
Hasan al-Mujtaba.
-Husain bin Ali, juga dikenal dengan Husain asy-Syahid.
-Ali bin Husain, juga dikenal dengan Ali Zavinal Abidin
Aliran Syiah mulai muncul di akhir masa kekhalifaan Utsman bin Affan. Yaitu Abdullah bin
Saba seorang Yahudi yang menjadi seorang muslim dan disebut sebagai agen Yahudi untuk
disusupkan ke dalam umat Islam guna merusak tatanan agama dan masyarakat muslimgmn?
A. Pengertian Aliran Maturidiyah
Aliran ini kali pertama muncul di Samarkand, pertengahan kedua abad kesembilan Masehi.
Maturidiyah diambil dari nama pendirinya yaitu , Abu Manshur Muhammad ibnu Mahmud Al-
Maturidi.
C. Tokoh Tokoh
B. Aliran Murji'ah
Murji'ah golongan moderat berpendapat bahwa pendosa besar tetap mukmin, tidak kafir, tidak
pula kekal di dalam neraka, karena menurut golongan ini iman adalah pengetahuan tentang Allah
dan Rasul-Nya serta iman tidak bertambah dan juga berkurang, pencetusnya adalah Al-Hasan,
Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan ahli Hadits.
C. Tokoh
• Al-Ghazali (450-505 H/1056-1111M).
• Al-Imam Fakhurarrazi (544-606 /1150-1210).
• Abu Ishaq al-Isfirayini (w 418/ 1027).
• Al-Qadhi Abu Bakar al-Baqilani (328-402 H/950 -1013 M).
• Abu Ishaq asy-Syirahi (293-476 H/ 1003 -1083 M).
D. Pendiri Asy'ariyah
Al-Asy'ariyah diambil dari nama Abu Al-Hasan Ali bin Ismail Al-Asy'ari yang dilahirkan
dikota Bashrah (Irak) pada tahun 206 H/873 M.2 Pada awalnya Al-Asy'ari ini berguru kepada
tokoh Mu'tazilah waktu itu, yang bernama Abu Ali Al-Jubai.
Pencari Materi : Khansa
PPT : Difa
Makalah : Teuvita
Presentasi : Niha, Rahmat Dan Jepri
Menjawab Pertanyaan : Nur Sani
Menulis Pertanyaan : Gian