MAKALAH
Dosen Pengampu:
Fitriatul Hanifiyah, S.Pd.I., M.Pd
Disusun Oleh:
Silvi Sobrina
NIM. 2303402061004
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan pemikiran dalam Islamtidak terlepas dari perkembangan
sosial dalam kalangan Islam itu sendiri. Memang benar, Pembahasan pokok
dalam Agama Islam adalah aqidah, namun dalam kenyataanya masalah
pertama yang muncul di kalangan umat Islam tidak masalah teologi, melainkan
persolaan di bidang politik, hal ini berdasarkan fakta sejarah yang
menunjukkan bahwa titik awal kemunculan masalah pertama ini di berdiriai
dengan lahirnya kelompok-kelompok darikaum muslimin yang telah terpecah
yang kesemuan yaitu di awal dengan masalah politik yang kemudian muncul
kelompok-kelompok dengan Berbagai aliran teologi dan berbagai pendapat-
pendapat yang berbeda-beda.
Dalam sejarah agama Islam telah dicatat adanya firqah-firqah (golongan) di
lingkungan umat Islam, yang antara satu sama yang lain mempertentangkan
pemahamannya secara tajam sulit untuk diperdamaikan, apalagi untuk
dipersatukan. Halini sudah menjadi faktadalam sejarah yang tidak bisa dirubah
lagi, dan sudah menjadi ilmu pengetahuan yang termaktub dalam kitab-kitab
agama, khususnya dalam kitab-kitab ushuluddin.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian khawarij
Khawarij adalah aliran dalam teologi Islam yang pertama kali muncul.
Secara etimologis, kata khawarij berasal dari bahasa Arab yaitu kharaja yang
berarti keluar, muncul, timbul atau Pemberontakan. Menurut Abi Bakar
Ahmad Al-Syahrastani, bahwa yang disebut Khawarij adalah setiap orang yang
keluar dari imam yang benar dan telah setuju jama'ah, baik ia keluar pada masa
sahabat Khulafaur Rasyidin atau pada masa tabi'in secara baik - baik.
Berdasarkan pengertian etimologi ini pula, Khawarij artinya setiap Muslim
yang ingin keluar dari kesatuan umat Islam.
Adapun yang maksudnya khawarij dalam terminologi ilmu kalam
adalah suatu sekte atau kelompok atau aliran pengikut Alitempat sampah Abi
Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan terhadap
keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim) dalam perang Siffin
padatahun 37H/648M, dengan kelompok bughat (pemberontak) Muawiyah bin
Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah.
2
dalam kebenaran peperangan yang ditegakkan. Hukum Allah sudah nyata, kata
mereka. Siapa yang melawan khalifah yang sah harus diperangi. Mereka juga
tidak menyukai berhukum kepada Al Alquran misalnya yang diserukan
Muawiyah, karena mereka berpaham:
1. Menilai Al-Qur'an hanya sekedar basa-basi, padahal kenyataannya akan
dinilai secara “delegasi” yang berat.
2. Menerima ijin penembakan-menembak itu berarti ragu atas kebenaran
pendirian.
3. Orang yang ragu tidak berhak menjadi pendeta, kata mereka.
3
2. Doktrin teologi
Selain itu itu juga dibuat pula doktrin teologi tentang dosa besar.
Doktrin teologi Khawarij yang radikal pada dasarnya merupakanimbas
langsung dari doktrin sentralnya, yakni doktrin politik.
Mereka fanatik dalam menjalankan agama. Sifat fanatik itu
biasanya mengemudi seseorang berpikir penyederhanaan, berpengetahuan
sederhana, melihat pesan berdasarkan motivasi pribadi, dan bukan
berdasarkan pada data dan konsistensi logistik, sumber pesan (wadah) dari
pada isi pesan, mencari informasi tentang kepercayaan orang lain dari
sumber kelompoknya dan bukan dari sumber kepercayaan orang secara
kakusistem kepercayaannya, dan menolak, mengabaikan, dan tidak
konsisten dengan sistem kepercayaannya.
Orang yang mempunyai prinsip khawarijini harus menyampaikan
aspirasinya. Sejarah mencatat bahwa kekerasan itu penting.
Diantara Doktrin-doktrin dari segi teologi yang dikembang.
a. Seorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehin sangat
anarkis (gila) lagi, mereka berasumsi bahwa seoran menjadi kafir jika
dia tidak melakukannyamau membunuh dengan risiko ia menanggung
beban harus dilenyapakan pu
b. Setiap Muslim harus berhijrah dan setuju dengan golongann mau
setuju, ia wajib diperangi karena hidup dalam sayang pela sedang
golongan mereka sendiri menganggap darul islam (
c. Seseorang harus menghindari pimpinan yang menyeleweng.
d. Adanya wa'ad dan wa'id (orang yang baikharus masuk surga
sedangkan orang yang jahat masuk ke dalam neraka)
3. Doktrin social
Doktrin ini tampil kesalehan asli kelompok khawarij sehingga sebagian
pengamat berasumsi doktrin ini lebih mirip dengan doktrin mu'tazilah,
meskipun kebenarannya adalah doktrin ini dalam wacana kelompok
khawarij patut dikaji secara mendalam.
Namun, bila doktrin teologis-sosial ini benar-benar merupakan doktrin
khawarij, dapat diprediksikan bahwa kelmpok khawarij pada pada
dasarnya merupakan orang-orang baik. Hanya saja, keberadaan mereka
sebagai kelompok minoritas penganut garis keras, yang aspirasinya
dikucilkan dan di abaikan penguasa, di tambah oleh pikirnya yang
simplistis, telah menjadikan mereka bersikap ekstrim.
Diantara Doktrin-doktrin dari segi teologi sosial yang dikembangkan
oleh khawarij:
4
b. Mengesampingkan ayat-ayat Al-Qur'an yang tampak mutasyabihat
(samar).
c. Al Qur'an adalahmakhluk
d. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan
2.4 Sekte Sekte Khawarij
Perkembangan khawarij telah menjadikan imamah-khalifah (politik)
sebagai doktrin sentral yang memicu adanya doktrin-doktrin teologis.
Radikalisme yang melekat pada watak dan perbuatan kelompok khawarij
menyebabkan kelompok mereka sangat rentan akan terjadinya perpecahan-
perpecahan, baik secara intern kaum khawarii sendiri maunun secara eksternal
dengan sesama kelompok Islam lainnya.
Sekte-sekte Yang Muncul Yaitu:
1. Al-Muhakkimah
Terdiri dari pengikut Ali, kaum khawarij asli. Prinsip utamanya
adalah soal arbitrase. Ali, Muawiyah, Amru, Abu Musa Al Asy'ary dan
semua yang menyetujui adanya arbitrase dianggap dosa besar dan kafir.
2. Az-zariqoh
Yaitu generasi khawarij yang terbesar setelah itu Muhakkimah
mengalami kehancuran. Golongan ini dipimpin oleh Ibnu Al Azraq. Maka
nama pemimpin itu kemudian dijadikan sebutan golongan ini yaitu
Azhariqoh. Gelar pemimpin mereka (Nafi Tempat sampah Al Azraq)
adalahamirul mukminin. Wilayahkekuasaannya yaitu antara Irak-Iran.
Nafi meninggal pada tahun 686 M dalam pertempuran di Irak. Pemikiran
dari Azhariqoh radikal, kecenderungan masalah yang dilontarkan adalah
masalah Musik. Ada beberapa kriteria yang setuju digolongkan musyrik.
Yaitu:
a. Semua orang Islam yang tak sepaham dengan golongannya.
b. Sepaham tapi tidak mau berhijrah.
c. Golongan yang tidak mau hidup di lingkungan mereka.
Proses masuk golongan ini yaitu dengan ditampilkan dengan
seorang tawanan, maka jikatawanan ini dia bunuh diri makadia akan
diterima. Namun jika tawanan dia kamu tidak dibunuh maka ia tidak
diterima. Dan sebaliknya, maka ia sebaliknya harus dibunuh dengan
dipenggal kepalanya.
3. Najdat
5
azraqi yang tidak mau berhijrah masuk lingkungannya adalah kafir.
Golongan ini dipimpin oleh Najdah Ibnu Amir Al Hanafi dari Yamamah.
a. Pelaku dosa besar bukanlah orang kafir dan tidak menetap di neraka.
Jika kelompoknya melakukan dosa besar, maka mereka akan
mendapat siksa yang kemudian masuk surga.
b. Dosa kecil akan bisa berubah menjadi dosabesar bila dilakukan secara
terus menerus dan pelakunya bisa menjadi Musyrik.
c. tiap Muslim wajib ma'rifatullah dan ma'rifaturrosul, dan semuanya
yang diwahyukan padanya. Orang bodoh tidak dimaafkan.
d. Seseorang yang bekerja di tempat haram dan tidak mengetahui
haramnya maka dapat di ma'fu.
e. Muslim harus mengetahui haramnya membunuh muslim lainnya.
f. Faham taqiyah "merahasiakan" dantifak menyatakan keyakinan untuk
keamanan diri seseorang. Wujud taqiyah adalah melalui perkataan dan
perbuatan. Persoalannya, kalau seseorang itu secara lahiriahnya bukan
seorang Muslim, namun selama dia benar-benar beribadah kepada
Allah, maka dia tetaplah Islam.
Perpecahan Najdat.
Sebab perpecahan:
a.Dosa kecil bisa berubah menjadi dosa besar.
b.Dosa besar tidak membuat pengikutnya menjadi kafir.
c.Pembagian gonimah (rampasan perang).
d.Najdah maksudnya lembut terhadap kholifah Abdul Malik Tempat
sampah Marwan dari dinasti Bani Umayyah.
Oleh karena itu pendukung Najdah (semula) menjadi musuhnya.
Abu Fudaik dan Rosyid melawan Najdah. Dan Najdah erpenglang
Menarinnya dan Atiyah pun pergi melarikan diri ke Sajistan di Irak.
4. Ajjaridah
Didirikan oleh Abdul Karim bin Ajrad. Menurut Syahrasti dia
adalah sahabat Atiyah al Hanafi. Beberapa pemikiran:
a. Migrasi bukanlah suatu kewajiban, melainkan suatu keutamaan.
b. Kaum Ajjaridah tidak wajib hidup di lingkungannya.
c. Harta sitaan yang dapat diambil adalah milik orang yang meninggal.
d. Tidak ada dosa yang diturunkan dari ayah musyrik kepada anaknya.
6
e. Surat Yusuf bukan bagian dari Al Alquran, karena berisi/
membawakan masalah percintaaan. Dan menurutnya Al- Qur'an tidak
mungkin membawanya.
7
Ajaran-ajaran Ibadiyah :
a. Muslim yang tidak sepaham tidak mukmin dan tidak pula musyrik,
tetapi kafir. Membunuhnya haram dan syahadatnya dapat diterima.
b. Daerah tauhid yaitu daerah yang mengesakan Allah tidak boleh
diperangi, meskipun begitu daerah itu ditempati oleh Muslim yang
tidak sepaham. Daerah kafir yang harus diperangi yaitu daerah
pemerintah.
c. Umat Islam yang melakukan dosa besar namun tetap mengingkari
Allah bukanlah orang yang beriman. Kalau kafir maka hanya kafir
ni'mah, bukan kafir millah (Aga ma) maka tidak keluar dari Islam.
d. Rampasan perang hanya berupa kuda dan senjata.
Paham ibadiyahdi atas menunjukkan kemoderatannya dibandingkan
lainnya. Sifat inilah yang membuatnya mampu bertahan lebih lama.
Sampai sekarang masih mampu dibuktikan / ditemukan di daerah Afrika
Utara, Arabia Selatan dan sebagainya.
Berkenaan dengan persoalan ini Harun Nasution megidentifikasikan
beberapa indikasi aliran yang dapat dikategorikan sebagai aliran Khawarij,
yaitu sebagai berikut:
1. Mudahnya mengafirkan orang yang berbeda golongan, meskipun
orang tersebut adalah pemeluk Islam.
2. Islam yang benar yaitu Islamyang mereka fahami danamalkan,
sedangkan Islam sebagaimana yang difahami dan diamalkan golongan
lain adalah tidak benar.
3. Umat Islam yang tersesat dan kafir perlu dikembalikan kepada Islam
yang sebenarnya, yaitu Islam yang mereka pahami dan amalkan.
4. Karena pemerintah dan ulama yang tidak sefaham dengan mereka
adalah sesat, maka mereka memilih imam dari golongan mereka
sendiri. Imam Yakni dalam arti pemuka agama dan pemuka
pemrintah.
5. Mereka bersifat fanatik dan tidak segan-segan menggunakan
kekerasan dan membunuh untuk mencapai tujuan mereka
2.5 Pemikiran Khawarij
Disebutkan dalam buku Dirosatul Firaq, pemikiran kaum Khawarij ini
antara lain adalah:
1. Menganggap kafir orang-orang yang berseberangan dengan mereka
terutama yang terlibat dalam perang shiffin.
2. Orang Islam yang melakukan dosa besar dianggap kafir dan selamanya di
neraka.
3. Hak Khilafah tidak harus dari kerabat Nabi SAW atau dari Qurays
khususnya dan orang arab pada umumnya. Seorang pemimpin harus dipilih
8
oleh kaum muslimin secara bebas. Pemimpin yang taat kepada Allah wajib
ditaati, pemimpin yang mengingkari Allah wajib diperangi dan boleh
dibunuh.
4. Orang musyrik adalah orang yang melakukan dosa besar, tidak sependapat
dengan mereka atau orang yang sepaham tetapi tidak ikut hijrah dan
berperang bersama mereka. Orang musyrik halal darahnya dan nasib
mereka kekal di neraka bersama anak-anaknya.
5. Mereka menganggap hanya negeri mereka yang disebut Darul Islam. Selain
negeri mereka adalah Darul Harb. Karenanya orang yang tinggal di wilayah
Darul Harb halal darahnya, anak-anak dan wanita boleh dibunuh.
6. Ajaran agama yang wajib diketahui hanya ada dua, yaitu mengetahui Allah
dan Rasul-Nya.yang lainnya tidak wajib diketahui.
7. Melakukan taqiyah (menyembunyikan keyakinan demi keselamatan diri)
baik secara lisan maupun perbuatan apabila keselamatan diri mereka
terancam.
8. Dosa kecil yang dilakukan terus menerus dianggap sebagai dosa besar dan
pelakunya dianggap musyrik
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Khawarij adalah satu sekte pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar
meninggalkan terjadinya karena ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali yang
menerima arbitrase (tahkim), dalam Perang Siffin pada tahun 37 H/648 M.
dengan kelompok bughat (pemberontak) Muawiyah bin Abi Sufyan perihal
persengketaan khilafah.
3.2 Saran
Dari sejarah kita bisa mengambil pelajaran bahwa persoalan politik
kalau dibungkus dengan agama bisa mendatangkan bahaya yang lebih besar,
apalagi dilakukan oleh orang-orang yang pemahaman dan penguasaannya
terhadap ajaran Islam sangat terbatas bahkan sangat sempit. Wawasan yang
sangat sempit dan tertutup dapat melahirkan ekstrimitas tidak hanya pemikiran
tapi juga sikap dan tindakan. Jadi, kita sebagai muslim jangan langsung
mengklaim sesuatu yang kita sendiri belum mengetahui tentang asal usul hal
tersebut agar tidak terjadi perpecahan ataupun perselisihan.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2001), 4
Abdul Rozak dan Rosihon Anwar. Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 2001),
49 Harun
Nasution, Teologi Islam: Aliran Sejarah Analisa Perbandingan (Jakarta: UI. Press,
cet. SAYA. 1985), 11
Sirajuddin Abbas, I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah (Jakarta: Pustak a Tarbiyah,
10
cet. 32. 2006), 114
Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Op. Cit., 50
Sirajuddin Abbas, Op. Cit., 115
Zahra Imam Muhammad Abu. Aliran Politik dan Akidah (Jakarta Selatan: Logos,
1996), 8.
Harun Nasution, Op. Cit., 18
11