Anda di halaman 1dari 63

Bacaan Niat Sholat Subuh Arab

‫ُأَص ِّلى َفْر َض الُّص ْبح َر َكعَتْيِن ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة َأَداًء هلل َتَع اَلى‬

Bacaan Niat Sholat Subuh Latin

“Usholli Fardlon Shubhi Rok’ataini Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Lillahi ta’aala”

Arti Niat Sholat Subuh

“Aku niat melakukan sholat fardu subuh 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta’ala”

Bacaan Niat Sholat Dhuhur Arab

‫ُاَص ِّلْي َفْر َض الُّظْهِر َأْر َبَع َر َكعَاٍت ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة َأَداًء هلل َتَع اَلى‬

Bacaan Niat Sholat Dhuhur Latin

“Usholli Fardlon dhuhri Arba’a Rok’aataim Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Lillahi ta’aala”

Arti Niat Sholat Dhuhur

“Aku niat melakukan sholat fardu dhuhur 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah
ta’ala”

Bacaan Niat Sholat Ashar Arab


‫ُأَص ِّلى َفْر َض الَع ْص ِرَأْر َبَع َر َكعَاٍت ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة َأَداًء هلل َتَع اَلى‬

Bacaan Niat Sholat Ashar Latin

“Usholli Fardlol Ashri Arba’a Roka’aataim Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Lillahi ta’aala”

Arti Niat Sholat Ashar

“Aku niat melakukan sholat fardu ashar 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta’ala”

Bacaan Niat Sholat Maghrib Arab

‫ُأَص ِّلى َفْر َض الَم ْغ ِرِب َثَالَث َر َكعَاٍت ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة َأَداًء هلل َتَع اَلى‬

Bacaan Niat Sholat Maghrib Latin

“Usholli Fardlol Maghribi Tsalaatsa Roka’aataim Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Lillahi ta’aala”

Arti Niat Sholat Maghrib

“Aku niat melakukan sholat fardu maghrib 3 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah
ta’ala”

Bacaan Niat Sholat Isya Arab

‫ُأَص ِّلى َفْر َض الِع َشاءِ َأْر َبَع َر َكعَاٍت ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة َأَداًء هلل َتَع اَلى‬
Bacaan Niat Sholat Isya Latin

“Usholli Fardlol I’syaa-i Arba’a Roka’aataim Mustaqbilal Qiblati Adaa-an Lillahi ta’aala”

Arti Niat Sholat Isya

“Aku niat melakukan sholat fardu isya 4 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta’ala”

Niat sholat harus dilakukan sesuai dengan waktu sholat yang akan dijalankan masing-masing. Niat sholat
bisa dilakukan di dalam hati atau dilafalkan dengan lembut.

Niat sholat diatas adalah niat sholat ketika melakukan sholat sendirian. Untuk niat sholat yang dilakukan
secara berjamaah ada tambahannya setelah bacaan “Adaa-an”.

Tambahkan bacaan makmuman ” ‫ “ َم ْأُم ْو ًم ا‬ketika jadi makmum.

Tambahkan bacaan imaman ” ‫ “ ِإَم اًم ا‬jika jadi imam.

Anda niatkan sholat yang Anda lakukan hanya karena Allah SWT dan semata-mata mengharapkan ridho
Allah SWT.
Sholat Jumat

October 25, 2019

Simak ulasan tentang √ sholat Jumat, √ syarat sholat Jumat, √ niat sholat Jumat, √ tata cara sholat
Jumat dan √ keutamaan sholat Jumat.

Daftar Artikel

Sholat Jumat

Sholat Jumat adalah sholat dua rakaat yang dikerjakan dalam waktu dhuhur sesudah dua khutbah
didalamnya pada hari Jumat.

Sholat-Jumat

Allah berfirman dalam Al Quran surah Al Jumuah ayat 9:

‫ٰۤی َاُّیَہا اَّلِذ ۡی َن ٰا َم ُنۤۡو ا ِاَذ ا ُنۡو ِدَی ِللَّص ٰل وِۃ ِم ۡن َّیۡو ِم اۡل ُج ُمَعِۃ َفاۡس َع ۡو ا ِاٰل ی ِذ ۡک ِر ِہّٰللا َو َذ ُروا اۡل َبۡی َع ؕ ٰذ ِلُک ۡم َخ ۡی ٌر َّلُک ۡم ِاۡن ُک ۡن ُتۡم َتۡع َلُم ۡو َن‬

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, manakala kamu diserukan untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at,
maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, demikianlah yang lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al Jumuah ayat 9).

Sholat Jumat merupakan salah satu tanda syi’amya agama Islam secara keseluruhan. Agar terlihat jelas
bahwa agama Islam adalah agama yang mengutamakan kerukunan, pergi bersama dan selalu serempak
dalam agamanya.
Berpijak dari situ sehingga sholat Jumat tidak sah dilakukan dengan sendiri-sendiri. Namun sholat Jumat
dilakukan dengan berjamaah atau dilakukan dengan cara bersama-sama.

Sebagai pengingat untuk umat muslim, sholat Jumat dilaksanakan seminggu sekali yaitu pada waktu
dhuhur di hari Jumat. Pada sholat Jumat senantiasa mendekatkan kepada-Nya dan dalam setiap langkah
keseharian tidak luput dari Dzikrullah.

Setiap minggunya semua umat muslim memperoleh suguhan batin sejak jaman Rasulullah sampai hari
kiamat kelak. Setidak-tidaknya demikianlah yang terkandung hikmah dalam sholat Jumat.

Waktu Sholat Jumat

Mayoritas sahabat sepakat bahwa waktu sholat Jumat sama dengan waktu Shalat dhuhur. Hal ini
berdasarkan hadits dari Anas bin Malik Ra:

‫ ُيَص ِّلى اْلُج ُمَع َة ِإَذ ا َم اَلِت الَّش ْم ُس‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َك اَن َر ُسوُل ِهَّللا‬

Artinya:

“Rasulullah Saw mengerjakan sholat Jumat apabila matahari telah tergelincir” (HR. Abu Dawud dan Abu
Ya’la)

Sholat Jumat adalah pengganti sholat dhuhur pada hari Jumat. Jadi waktu sholat Jumat adalah waktu
dhuhur di hari Jumat, sekitar pukul 12:00 siang sampai pukul 13:00 siang.

Untuk mengetahui lebih detail tentang jadwal sholat dhuhur pada hari Jumat, atau jadwal sholat Jumat,
silahkan kunjungi jadwal sholat online di jadwalsholat.org.

Niat Sholat Jumat


Seperti sholat-sholat lainnya, ketika akan mengerjakan sholat Jumat juga akan diawali dengan membaca
niat sholat Jumat. Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati alias diucapkan dalam hati atau
dengan suara lirih.

Bacaan Niat Sholat Jumat

Niat-Sholat-Jumat

Bacaan Niat Sholat Jumat Arab

‫ُاَص ِّلْي َفْر َض اْلُج ْمَعِة َر ْك َع َتْيِن َاَداًء َم ْاُم ْو ًم اِ ِهلل َتَع اَلى‬

Bacaan Niat Sholat Jumat Latin

“Ushollii fardhol jum’ati rak’ataini adaa-an ma-muuman lillaahi ta’aala”.

Arti Niat Sholat Jumat

“Aku berniat melakukan sholat wajib Jumat 2 rakaat sebagai makmum, karena Allah Taala”.

Tata Cara Sholat Jumat

Sholat Jumat disyariatkan untuk dikerjakan secara berjamaah, tidak sah jika dilakukan sendirian.

Sebelum Sholat Jumat dilaksanakan secara berjamaah, maka didahului dengan Khutbah Jumat yang
terdiri dari dua khutbah.

Khutbah dilakukan oleh Khatib untuk menyampaikan khutbah pertama dengan memuji Allah,
bershalawat, syahadat dan menyampaikan pesan taqwa serta nasehat-nasehat ke jalan kebaikan
menurut ajaran Islam.
Setelah khutbah pertama selesai, kemudian khatib duduk sejenak. Kemudian khatib kembali berdiri
untuk menyampaikan khutbah kedua dan mengakhirinya dengan doa.

Sholat Jumat dilaksanakan secara berjamaah dengan jumlah dua rakaat yang dipimpin oleh imam. Simak
tata cara sholat Jumat berikut.

Rakaat pertama:

Niat

Takbiratul ihram, diikuti dengan memanjatkan doa iftitah

Membaca surah Al Fatihah

Membaca surah dari Al Quran

Melakukan Rukuk dengan tuma’minah

Iktidal dengan tuma’minah

Melakukan Sujud dengan tuma’minah

Duduk di antara dua sujud dengan tuma’minah

Melakukan sujud kedua dengan tuma’minah

Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

Rakaat Kedua:

Membaca surat Al Fatihah

Membaca surat dari Al Quran

Melakukan Rukuk dengan tuma’minah

Iktidal dengan tuma’minah

Melakukan Sujud dengan tuma’minah


Duduk di antara dua sujud dengan tuma’minah

Melakukan sujud kedua dengan tuma’minah

Tahiyat akhir dengan tuma’minah

Mengucapkan salam sambil menoleh kekanan dan kekiri

Untuk bacaan tiap gerakan sholat Jumat adalah sama dengan bacaan sholat wajib 5 waktu.

Simak dan baca juga : Bacaan Sholat Wajib

Syarat Sholat Jumat

Tata-Cara-Sholat-Jumat

Sholat Jumat akan sah dilakukan jika memenuhi syarat sholat Jumat. Simak syarat sholat Jumat berikut:

1. Sholat Jumat dilakukan di waktu dhuhur pada hari Jumat

Sholat Jumat dilakukan pada waktu dhuhur pada hari Jumat saja, dan dalam seminggu hanya hari Jumat
saja.

Jadi sholat jumat ini sebagai pengganti sholat dhuhur pada hari Jumat. Jadi jika sudah melaksanakan
sholat Jumat berjamaah, maka tidak perlu melaksanakan sholat dhuhur pada hari Jumat tersebut.

2. Sholat Jumat dilakukan secara berjamaah di suatu daerah

Sholat Jumat harus dilakukan secara berjamaah, tidak boleh dikerjakan secara sendiri-sendiri di suatu
daerah.

3. Sholat Jumat Wajib Diikuti minimal oleh 40 jamaah


40 Jamaah ini harus orang laki-laki yang sudah baligh. Sholat Jumat akan sah jika diikuti oleh minimal 40
orang laki-laki yang sudah baligh.

Sholat Jumat ini hukumnya wajib bagi laki-laki yang sudah baligh, jadi kaum laki-laki yang sudah baligh
dari daerah tersebut diwajibkan untuk melaksankan sholat Jumat.

Apabila ada jamaah wanita, maka tidak masuk dalam hitungan 40.

4. Jumlah 40 Jamaah seluruhnya wajib berasal dari daerah tersebut

Juga jika ada orang lain selain penduduk sekitar daerah tersebut yang sedang melakukan perjalanan
atau singgah (mushafir), maka tidak masuk dalam jumlah 40 jamaah.

Penduduk yang mengerjakan sholat Jumat berjamaah adalah masuk dalam penduduknya sendiri dari
wilayah tersebut. Bila berasal dari daerah orang lain tidak masuk dalam hitungan jumlah 40 jamaah.

5. Didahului dengan dua khutbah

Walau sholat Jumat adalah pengganti sholat dhuhur pada hari Jumat, namun hitungan rakaat dan rukun
sholatnya berbeda dengan sholat wajib 5 waktu pada waktu dhuhur.

Dalam melakukan sholat Jumat akan diawali dengan dua khutbah terlebih dahulu sebelum
melaksanakan sholat Jumat yang berjumlah 2 rakkat.

6. Sholat Jumat dikerjakan di masjid atau tempat yang sudah di tetapkan

Sholat Jumat hanya dikerjakan di masjid atau tempat yang sudah ditetapkan dalam suatu wilayah. Untuk
itu, dalam satu wilayah desa dianjurkan hanya memiliki satu masjid sebagai tempat melaksankan sholat
Jumat.

Walau dalam satu wilayah desa, ada beberapa tempat ibadah, yang lainnya difungsikan sebagai Mushola
atau Langgar sebagai tempat melaksankan sholat wajib 5 waktu berjamaah.
Dan masjid sebagai tempat melaksanakan sholat wajib 5 waktu berjamaah dan melaksanakan sholat
Jumat berjamaah.

Simak dan baca juga : Sholat Hajat

Orang yang Wajib Sholat Jumat

Sholat Jumat hukumnya adalah fardhu ‘ain (wajib). Allah akan menutup mata hati orang yang tidak
mengerjakan sholat Jumat tiga kali berturut-turut. Seperti dijelaskan dalam hadist berikut:

‫َم ْن َتَرَك َثَالَث ُج َم ٍع َتَهاُو ًنا ِبَها َطَبَع ُهَّللا َع َلى َقْلِبِه‬

Artinya:

“Barangsiapa meninggalkan tiga kali Sholat Jumat karena menganggap remeh, maka Allah akan menutup
mata hatinya” (HR. An Nasa’i, Abu Dawud dan Ahmad).

Lalu, siapa sajakah yang diwajibkan Sholat Jumat?

Berikut orang-orang yang wajib mengerjakan sholat Jumat:

Orang islam

Laki-laki, wanita tidak wajib melakukan ikut jum’atan

Orang yang sudah berakal dan baligh (mukallah)

Tidak budak, artinya dia orang yang merdeka

Sehat akal pikirannya


Penduduk daerah tersebut

Orang yang Tidak Wajib Sholat Jumat

Sholat Jumat tidak diwajibkan bagi orang-orang dibawah ini:

Orang Buta

Orang Lumpuh

Orang sakit yang menyengsarakan sampai tidak bisa mendatangi shalat Jum’at

Merawat orang sakit yang tidak bisa ditinggalkan atau orang sakit itu tidak mau dipasrahkan kepada
orang dia

Hujan deras yang tidak bisa membuat berangkat jumatan, akan tetapi hal ini dipertimbangkan kondisi
kanan kiri, sungguh-sungguh tidak bisa sesungguhnya atau hanya malas saja.

Simak dan baca juga : Perbuatan yang Membatalkan Sholat

Rukun Khutbah Jumat

Memuji kepada Allah dengan lafadz hamdalah

Mengucapkan shalawat salmi kepada nabi Muhammad Saw

Megucapkan wasiat taqwa

Membacakan salah satu ayat dari Al Quran

Memohonkan ampun kepada kaum mukmin muslim

Syarat Khutbah Jumat


Suci dari hadats dan najis, bailk badan, tempat khutbah atau pakaian

Menutup aurat

Berdiri bagi khatib yang kuasa berdiri

Duduk dengan tumaknimah abtara dua khutbah

Berurutan antara khutbah dua dan tidak terlalu lama

Berurutan antara khutbah kedua dan shalat

Rukun-rukun khutbah yang disebutkan diatas dibaca dengan Bahasa Arab, adapun selain itu, misal
penjelasan boleh dengan Bahasa masing-masing daerah atau Bahasa yang mudah dipahami dan umum
didaerah tersebut.

Dengan suara yang keras dan didengar oleh mustami’ sekurang-kurangnya 40 orang.

Semuanya dilakukan dalam waktu dhuhur.

Sunnah Sebelum Sholat Jumat

Melakukan mandi bersih atau mandi junub sebelum melakukan sholat Jumat adalah sunnah sesuai
ajaran Rasulullah.

‫َم ْن اْغ َتَسَل َيْو َم اْلُج ُمَعِة ُغ ْس َل اْلَج َناَبِة ُثَّم َر اَح َفَك َأَّنَم ا َقَّر َب َبَد َنًة‬

Artinya:

“Barangsiapa mandi pada hari Jumat sebagaimana mandi jinabat, lalu berangkat menuju masjid, maka
dia seolah berqurban dengan seekor unta”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Melakukan Mandi Junub Untuk Sholat Jumat

Niat Mandi Junub Untuk Sholat Jumat

Niat mandi bersih untuk sholat Jumat sebagai berikut:


Niat-Mandi-Junub-Untuk-Sholat-Jumat

Bacaan Niat Mandi Junub Sholat Jumat Arab

‫َنَو ْيُت اْلُغ ْس َل ِللَّص َالِة ِم ْن َيْو ِم اْلُج ُمَعِة ُس َّنًةِ ِهلل َتَع اَلى‬

Bacaan Niat Mandi Junub Sholat Jumat Latin

“Nawaitul ghusla lishsholaati min yaumil jumu’atisunnatal lillahi ta’aalaa”.

Arti Niat Mandi Junub Sholat Jumat

“Aku niat mandi untuk mengerjakan sholat Jumat, sunnah karena Allah taala”.

Perbuatan Sunnah pada Hari Jumat

Membersihkan badan

Memotong kuku

Memotong rambut

Mandi bersih atau mandi keseluruhan untuk sholat Jumat

Menggunakan parfum atau wangi-wangian

Berpakaian bersih (anjuran warna putih) dan memakai pakaian yang paling bagus yang dimiliki.

Berangkatlah ke masjid lebih awal.

Sampai di masjid tunaikan sholat sunnah tahiyat masjid sebelum duduk dzikir.

Perbanyaklah dzikir kepada Allah.

Mengucapkan shalawat.

Membaca Al Quran.

Kalau khatib sudah berdiri, maka dengarkanlah dengan hati khusu’ dan ingatlah apa-apa yang
dikhutbahkan.
Sunnah Setelah Selesai Sholat Jumat

Kalau khutbah dan sholat Jumat sudah selesai, maka jangan langsung pergi meninggalkan masjid untuk
pulang ke rumah. Kerjakanlah sholat rawatib ba’diyah dhuhur.

Perbanyaklah dzikir kepada Allah, perbanyaklah membaca ayat-ayat Allah dalam Al Quran, lebih-lebih
yang sering dilakukan oleh para ulama yang dijelaskan dalam kitabnya.

Setelah selesai sholat Jumat dianjurkan berdzikir membaca:

Surah Al Fatihah (Sebanyak 7x)

Surah Al Ikhlas (Sebanyak 7x)

Surah An Naas (Sebanyak 7x)

Surah Al Falaq (Sebanyak 7x)

Yang Harus Dilakukan Jika Terlambat Sholat Jumat

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan jika datang terlambat sholat Jumat

Apabila ada makmum yang terlambat satu, walaupun tidak mendengarkan khutbah cukup nanti
setelah imam salami a menambahi satu rakaat yang ditinggalkan dengan shalat sendiri, bacaan Al
Fatihah dikeraskan berikut surat-surat yang dibaca.

Apabila rakaat kedua sudah habis, misal imam ketika ruku’ sujud atau sedang tahiyat, tiba-tiba ada
makmum yang datang terlambat, maka ikuti rukun pada waktu itu dengan niat shalat jum’at akan tetapi
makmum tersebut harus menyempurnakan bilangan rakaat menjadi empat shalat dhuhur.

Yang Harus Dilakukan Jika Ada yang Tidak Terpenuhi Syarat Sholat Jumat
Berikut hal-hal yang perlu dilakukan jika tidak terpenuhi syarat sholat Jumat

1. Pihak khotib ada yang lupa tidak menyebutkan salah satu diantara rukun khutbah Jumat.

Khotib lupa tidak membaca shalawat atau membaca ayat Al Quran, artinya khotib tersebut tidak sah
khotbahnya.

Apabila hal ini tanpa sepengatahuan khotib dan pihak khotib tidak melakukan tindakan penyempurnaan,
maka makmum yang meneetahuinya itu harus shalat dhuhur setelah jum’atan sebagai penyempurnaan
khutbah yang tidak syah tadi.

2. Jumlah jamaah sholat Jumat kurang dari 40 jamaah yang sudah baligh.

Apanila dalam suatu daerah tersebut para jamaah tidak sampai 40 orang atau genap 40 namun disana
ada pendatang anak-anak yang belum baligh. Maka setelah sholat Jumat diharuskan kembali
mengerjakan sholat dhuhur sebagai penutupnya.

Keutamaan Sholat Jumat

Sholat Jumat memiliki beberapa keutamaan bagi yang mengerjakannya. Karena sholat Jumat ini
hukumnya wajib bagi laki-laki yang sudah baligh.

Maka setiap melaksanakan sholat Jumat, semua laki-laki muslim yang sudah baligh akan mendapatkan
manfaat dan keutamaan sholat Jumat.

Berikut keutamaan sholat Jumat:

1. Memiliki Pahala yang Besar


Seperti hadist yang sudah disampaikan diatas, bahwa ketika hari Jumat dan pergi mengerjakan sholat
Jumat dengan datang lebih awal, maka akan mendapatkan pahala seperti berqurban seekor unta.

“Barangsiapa mandi pada hari Jumat sebagaimana mandi jinabat, lalu berangkat menuju masjid, maka
dia seolah berqurban dengan seekor unta”. (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Sebagai Penghapus Dosa

Ketika mengerjakan sholat Jumat, maka akan dihapus dosa-dosanya diantara kedua jumat (selama
seminggu).

‫الَّص َالُة اْلَخ ْم ُس َو اْلُج ُمَع ُة ِإَلى اْلُج ُمَعِة َك َّفاَر ٌة ِلَم ا َبْيَنُهَّن َم ا َلْم ُتْغ َش اْلَك َباِئُر‬

Artinya:

“Sholat lima waktu dan sholat Jumat yang satu ke Jumat yang berikutnya dapat menghapuskan dosa di
antara keduanya selama tidak dilakukan dosa besar.” (HR. Muslim).

3. Seperti Mengerjakan Ibadah Sholat dan Puasa Selama Setahun

Ketika hari Jumat melakukan mandi junub atau mandi bersih sebelum pergi ke masjid untuk
melaksanakan sholat Jumat, maka seperti mengerjakan ibadah setahun.

‫ َك اَن َلُه ِبُك ِّل ُخ ْط َو ٍة َيْخ ُطوَها َأْج ُر َس َنٍة ِص َياُمَها َو ِقَياُمَها‬، ‫ َو َدَنا َو اْسَتَم َع َو َأْنَص َت‬، ‫ َو َبَّك َر َو اْبَتَك َر‬، ‫َم ْن اْغ َتَسَل َيْو َم اْلُج ُمَعِة َو َغَّس َل‬

“Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat lalu ia bergegas pergi (ke masjid), mendengar dan
memperhatikan khutbah, maka setiap langkah kakinya terhitung seperti puasa dan shalat setahun.” (HR.
Tirmidzi; shahih)
Sholat Musafir

Musafir ialah orang yang bepergian jauh sekali. Orang yang bepergian jauh dan kiranya tidak mampu
melewati waktu-waktu shalat dengan pasti.

Misalnya karena terlalu jauhnya sehingga waktu shalat dhuhur tidak sempat dikerjakana karena masih
ditengah jalan yang tidak memungkinkan melakukan sholat dhuhur.

Allah berfirman dalam Al Quran surah An Nisa ayat 101:

‫َو ِاَذ ا َض َر ۡب ُتۡم ِفی اَاۡلۡر ِض َفَلۡی َس َع َلۡی ُک ۡم ُجَناٌح َاۡن َتۡق ُصُر ۡو ا ِم َن الَّص ٰل وِۃ‬

Artinya:

“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar
sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir.”

Apabila dipearkirakan demikian dalam perjalanannya nanti, maka dalam hal ini ada sholat yang boleh di
Qashar. Sholat musafir ini ada yang disebut Sholat Qashar dan sholat Jamak.

Sholat Qashar adalah meringkas sholat agar lebih singkat sehingga tidak ada unsur tidak melakukan
sholat walau dalam perjalanan Panjang.

Sholat Jamak adalah mengumpulkan shalat jadi satu sehingga tidak ada unsur tidak melakukan soalat
walau dalam perjalanan yang tidak mungkin menemui waktu yang pasti. Karena sholat bisa dikumpulkan
baik awal waktu dan diakhir waktu sholat.

Sholat Qashar
Sholat-Qashar

Sudah dijelaskan bahwa sholat Qashar adalah meringkas shalat. Maksudnya adalah tiap-tiap sholat yang
bilangannya 4 rakaat dapat diringkas menjadi 2 rakaat.

Sedangkan untuk sholat subuh dan maghrib tidak bisa di-qashar, karena jumlah rakaatnya kurang dari 4
rakaat.

Jadi sholat wajib yang dapat di qashar adalah sholat dhuhur, ashar dan isya, karena berjumlah 4 rakaat
dan dapat di qashar menjadi 2 rakaat.

Syarat Sholat Qashar

1. Mengerti bahwa sholat itu dapat diqashar.

Memahami dan tahu bahwa sholat yang dapat di Qashar adalah sholat yang memiliki 4 rakaat dan
diringkas menjadi 2 rakaat, yaitu hanya pada sholat dhuhur, asar dan isya.

2. Jarak perjalanannya 2 marhalah

Jarak perjalan yang ditempuh adalah 2 marhalah (dua hari dua malam bila ditempuh dengan jalan kaki).

Para ulama berpendapat boleh mengqashar sholat apabila perjalanan sudah mencapai 81 KM.

Pertimbangan:
Pada zaman Rasulullah diperbolehkan mengqashar apabila perjalanan 2 marhalah. Akan tetapi
perjalanan waktu itu hanya naik unta yang jalannya sama dengan manusia.

Jarak 2 marhalah itu kira-kira jauhnya 81 KM dan dengan jarak tersebut sudah diperbolehkan meng-
qashar shalat.

Namun sekarang kendaraan lebih cepat jadi jarak sejauh 81 KM akan cepat dicapai. Dan hal ini tidak
membuat seseorang melakukan qashar. Karena sesampainya ditujuan masih ada sisa waktu melakukan
sholat.

Ada beberapa syarat yang menentukan boleh tidaknya seseorang melakukan sholat Qashar, yaitu:

3. Memiliki tujuan yang pasti

Musafir dalam hal ini memiliki tujuan yang pasti, bukan perginya tanpa tujuan atau ia hanya singgah dan
ia pergi tanpa tujuan pasti lagi. Yang demikian ini tidak boleh mengqashar shalat.

Tapi kalau singgah-singgahnya itu memang tujuan pengembaraannya maka diperbolehkan untuk
mengqashar sholatnya.

4. Tidak niat bermukim melebihi 4 hari.

Dalam hal ini ketika menjadi seorang musafir dan singgah di suatu tempat, tidak boleh melebihi 4 hari.
Kalau lebih dari 4 hari berarti tidak boleh mengqashar sholatnya. Karena bukan dalam perjalanan
sebagai musafir.

5. Niat shalat qashar pada tiap-tiap shalat yang diqashar.

Membaca niat sholat qashar sesuai dengan waktu sholat yang di qashar.
6. Tidak berimamkan imam yang sempurna rakaatnya.

Tidak makmuman (ikut shalat) pada penduduk tersebut. Misal waktu singgah disebuah perkampungan
dan ikut shalat dengan orang kampung situ, maka qashar semacam ini tidak diperbolehkan.

7. Masih dalam musafir ketika mengerjakan sholat.

Maksudnya ketika melakukan sholat qashar, shalat yang di-qashar waktunya ada dalam perjalanan
tersebut.

8. Perjalanan yang dilakukan tidak untuk melakukan maksiat.

Dalam perjalanan yang dikakukan sebagai musafir tidak untuk melakukan maksiat.

9. Diperbolehkan melakukan qashar dicampur dengan jamak.

Boleh melakukan sholat Qashar digabung dengan sholat Jamak. Yaitu selain meringkas sholat, boleh
menggabungkan sholat dalam 1 waktu.

Niat sholat Qashar

Agar dalam waktu-waktu tertentu tidak merasa kesulitan melafadzkan niat shalat yang di qashar,
dibawah ini bacaan niat shalat qashar lengkap.

Niat Shalat Qashar Dhuhur

Niat-Sholat-Qashar-Dhuhur
Bacaan Niat Shalat Qashar Dhuhur Arab

‫ُأَص ِّلْي َفْر َض الُّظْهِر َر ْك َع َتْيِن َقْص ًرا ِهلِل َتَع اَلى‬

Bacaan Niat Shalat Qashar Dhuhur Latin

“Usholli fardhodh dhuhri rok’atainii qoshron lillaahi ta’ala”

Arti Bacaan Niat Shalat Qashar Dhuhur

“Aku niat shalat fardu dhuhur 2 rakaat qashar, karena Allah Ta’ala.”

Niat Sholat Qashar Ashar

Niat-Sholat-Qashar-Ashar

Bacaan Niat Shalat Qashar Dhuhur Arab

‫ُاَص ِّلى َفْر َض اْلَع ْص ِرَر ْك َع َتْيِن َقْص ًراِ ِهلل َتَع اَلى‬

Bacaan Niat Shalat Qashar Dhuhur Latin

“Usholli fardhol ashri rok’atainii qoshron lillaahi ta’ala”

Arti Bacaan Niat Shalat Qashar Dhuhur

“Aku niat shalat fardu ashar 2 rakaat qashar, karena Allah Ta’ala.”

Niat Sholat Qashar Isya

Niat-Sholat-Qashar-Isya

Bacaan Niat Shalat Qashar Isya Arab


‫ُاَص ِّلى َفْر َض اْلِع َشاِءَر ْك َع َتْيِن َقْص ًراِ ِهلل َتَع اَلى‬

Bacaan Niat Shalat Qashar isya Latin

“Usholli fardhol isya’i rok’atainii qoshron lillaahi ta’ala”

Arti Bacaan Niat Shalat Qashar Isya

“Aku niat shalat fardu isya 2 rakaat qashar, karena Allah Ta’ala.”

Niat Sholat Qashar Berjamaah

Sholat Qashar boleh dilakukan secara berjamaah. Hal ini dilakukan bila dalam perjalanan tersebut
dilakukan secara rombongan.

Untuk niat sholat qashar berjamaah, ada tambahan untuk menjadi imam atau makmum ( ‫مأموما‬/‫)إماما‬
pada bacaan niatnya yang dibaca sebelum bacaan lafadz “Lilla hita’aala”.

Berikut tambahan dalam niat sholat qashar berjamaah:

Tambahan membaca imaman ( ‫ ) إماما‬ketika menjadi imam.

Tambahan membaca makmuuman ( ‫ ) مأموما‬ketika menjadi makmum.

Misalnya:

Niat Sholat Qashar dhuhur

Niat-Sholat-Qashar-Dhuhur-Berjamaah
Sholat Jamak

Sholat jamak ialah mengumpulkan dua sholat dalam satu waktu. Sholat yang boleh di jamak ialah sholat
dhuhur dengan sholat ashar dan sholat maghrib dengan sholat isya.

Shalat jamak ada dua, yaitu :

Jamak Takdim

Jamak Takhir

Sholat Jamak Takdim

Sholat jamak takdim adalah mengerjakan dua sholat yang dikerjakan didalam waktu yang pertama.

Syarat Sholat Jamak Takdim

1. Niat menjamak sholat diletakkan pada sholat yang pertama.

Sholat jamak takdim yaitu pada sholat:

Sholat dhuhur dan ashar dikerjakan dalam waktu dhuhur.

Sholat maghrib dan isya dikerjakan dalam waktu maghrib.

2. Antara dua shalat yang di jamak itu harus berurutan.

Ketika melakukan sholat jamak takdim harus berurutan, tidak boleh dipisah yang sampai lama sekali
kira-kira orang melakukan shalat dua rakaat selesai.
3. Melakukan dua sholat itu masih dalam perjalanan atau belum sampai tujuan.

Misal sedang takbiratul ihram sampai shalat yang kedua masih dalam waktu syarat syahnya orang
menjamak atau meng-qashar.

Jamak Takhir

Jakam takhir adalah mengerjakan dua shalat yang dikerjakan dalam waktu yang kedua.

Sholat jamak takhir yaitu pada sholat:

Sholat dhuhur dan ashar dikerjakan dalam waktu asar.

Sholat maghrib dan isya dikerjakan dalam waktu isya.

Syarat Sholat Jamak Takhir

1. Jauh sebelumnya ia sudah memasang niat bahwa akan melakukan jamak takhir.

Misal waktu dhuhur dan ashar, didalam waktu dhuhur sudah ada hasrat akan menjamak takhir sholat
dhuhur dalam waktu ashar. Kalau pada waktu dhuhur ia tidak berniat akan menjamak sholat maka
jamak takhir tidak syah.

2. Melakukan dua shalat itu masih dalam perjalanan.

Misalnya ketika takbiratul ihram sampai selesai sholat yang kedua masih dalam kekuasaan waktu syarat
syahnya orang menjamak atau meng-qashar.

Niat Sholat Jamak


Seperti yang sudah diulas sebelumnya kalau sholat Jamak terdiri dari jamak takdim dan jamak takhir.
Sebelum memulai sholat jamak, memastikan bacaan niat sholat jamak apakah jamak takdim apa jamak
takhir.

Niat Sholat Jamak Takdim

1. Sholat Dhuhur dan Ashar, dilakukan di waktu dhuhur (jamak Takdim)

Niat Sholat Dhuhur Jamak Takdim dengan Sholat Ashar

‫ُأَص ِّلي َفْر َض الُّظْهِرأربع َر كَع اٍت َم ْج ُم ْو ًعا مع الَع ْص ِر َجْم َع َتْقِد ْيٍم ِهلل َتَع الى‬

“Ushollii fardhodl dhuhri arba’a roka’aatin majmuu’an ma’al ashri jam’a taqdiimi lillaahi ta’aalaa.”

Artinya:

“Aku niat sholat fardhu dhuhur empat rakaat digabung dengan sholat ashar jamak takdim karena Allah
Ta’aala.”

Niat Sholat Ashar Jamak Takdim dengan Sholat Dhuhur

‫ُاَص ِّلى َفْر َض الَع ْص ِرَاْر َبَع َر ْك َع ا ٍت َم ْج ُم ْو ًعا َم َع الظهر َج ْمَع َتْقِد ْيٍم ِهلِل َتَع اَلى‬

“Ushollii fardhodl ashri arba’a roka’aatin majmuu’an ma’al dhuhri jam’a taqdiimi lillaahi ta’aalaa.”

Artinya:
“Aku niat sholat fardhu ashar empat rakaat digabung dengan sholat dhuhur jamak takdim karena Allah
Ta’aala.”

2. Sholat Maghrib dan isya, dilakukan di waktu maghrib (jamak Takdim)

Niat Sholat Maghrib Jamak Takdim dengan sholat Isya

‫ُاَص ِّلى َفْر َض ْالَم ْغ ِرِب َثَالَث َر َك َع اٍت َم ْج ُم ْو ًعا َم َع ْالِع َشاِء َجْمَع َتْقِد ْيٍم ِهّلِل َتَع اَلى‬

“Ushollii fardhodl maghribi tsalaatsa roka’aatin majmuu’an ma’al isya’i jam’a taqdiimi lillaahi ta’aalaa.”

Artinya:

“Aku niat sholat fardhu maghrib tiga rakaat digabung dengan sholat isyak jamak takdim karena Allah
Ta’aala.”

Niat Sholat Isya Jamak Takdim dengan sholat maghrib

‫ُاَص ِّلى َفْر َض ْالِع َشاِء أربع َر كَع اٍت َم ْج ُم ْو ًعا َم َع ْالَم ْغ ِرِب َجْم َع َتْقِد ْيٍم ِهّلِل َتَع اَلى‬

“Ushollii fardhodl isya’i arba’a roka’aatin majmuu’an ma’al maghribi jam’a taqdiimi lillaahi ta’aalaa.”

Artinya:

“Aku niat sholat fardhu isya empat rakaat digabung dengan sholat maghrib jamak takdim karena Allah
Ta’aala.”

Niat Sholat Jamak Takhir

1. Sholat Dhuhur dan Ashar, dilakukan waktu Ashar (jamak Takhir)


Niat Sholat Dhuhur Jamak Takhir dengan Sholat Ashar

‫ُاَص ِّلى َفْر َض الُّظْهِرَاْر َبَع َر ْك َع ا ٍت َم ْج ُم ْو ًعا َم َع الَع ْص ِر َجْمَع َتْأِخ ْيٍر ِهلِل َتَع اَلى‬

“Ushollii fardhodl dhuhri arba’a roka’aatin majmuu’an ma’al ashri jam’a takhiir lillaahi ta’aalaa.”

Artinya:

“Aku niat sholat fardhu dhuhur empat rakaat digabung dengan sholat ashar jamak takhiri karena Allah
Ta’aala.”

Niat Sholat Ashar Jamak Takhir dengan Sholat Dhuhur

‫ُاَص ِّلى َفْر َض الَع ْص ِرَاْر َبَع َر ْك َع ا ٍت َم ْج ُم ْو ًعا َم َع الُّظْهِر َجْمَع َتْأِخ ْيٍر ِهلِل َتَع اَلى‬

“Ushollii fardhodl ashri arba’a roka’aatin majmuu’an ma’al dhuhri jam’a takhiir lillaahi ta’aalaa.”

Artinya:

“Aku niat sholat fardhu ashar empat rakaat digabung dengan sholat dhuhur jamak takhiri karena Allah
Ta’aala.”

2. Sholat Maghrib dan Isya, dilakukan waktu Isya (jamak Takhir)

Niat Sholat Maghrib Jamak takhir dengan sholat Isya


‫ُاَص ِّلى َفْر َض ْالَم ْغ ِرِب َثَالَث َر َك َع اٍت َم ْج ُم ْو ًعا َم َع ْالِع َشاِء َجْم َع َتْأِخ ْيٍر ِهّلِل َتَع اَلى‬

“Ushollii fardhodl maghribi tsalaatsa roka’aatin majmuu’an ma’al isya’i jam’a takhiiri lillaahi ta’aalaa.”

Artinya:

“Aku niat sholat fardhu maghrib tiga rakaat digabung dengan sholat isyak jamak takhir karena Allah
Ta’aala.”

Niat Sholat Isya Jamak Takhir dengan sholat Maghrib

‫ُاَص ِّلى َفْر َض ْالِع َشاِء أربع َر كَع اٍت َم ْج ُم ْو ًعا مع ْالَم ْغ ِرِب َجْم َع َتْأِخ ْيٍر ِهّلِل َتَع اَلى‬

“Ushollii fardhodl isya’i arba’a roka’aatin majmuu’an ma’al maghribi jam’a takhiiri lillaahi ta’aalaa.”

Artinya:

“Aku niat sholat fardhu isya empat rakaat digabung dengan sholat maghrib jamak takhir karena Allah
Ta’aala.”

Sholat Jamak Sekaligus Shalat Qashar

Sholat-Jamak

Sholat Jamak sekaligus shalat Qashar adalah sholat-sholat yang sudah ditentukan boleh dijamak dan
boleh di qashar. Artinya, sholatnya boleh diringkas (qashar) dan boleh dikumpulkan (jamak) sekaligus,
dengan syarat yang sudah diutarakan sebelumnya.
Untuk sholat Jamak dan Qashar ini berarti sholatnya akan dijamak sekaligus rakaatnya diringkas atau di
qashar.

Misalnya:

Sholat ashar dan dhuhur di jamak takdim pada waktu dhuhur, dan rakaatnya di qashar dari masing-
masing 4 rakaat menjadi hanya 2 rakaat.

Supaya para Mushalli tidak merasa kesulitan dalam menata soal niat jamak dan qashar pada tiap-tiap
shalatnya. Maka dibawah ini akan dituliskan satu persatu niat tiap-tiap niat sholat jamak qashar
sekaligus (sholat yang dikumpulkan atau yang diringkas sekaligus).

Simak dan baca juga : Sholat Tahajud

Niat Sholat Jamak Takdim dengan Qashar

Niat Sholat Jamak Takdim dengan Qashar

1. Sholat Dhuhur dan Ashar, dilakukan di waktu dhuhur (jamak Takdim)

‫ُاَص ِّلى َفْر َض الُّظْهِر َر ْك َع َتْيِن َم ْج ُم ْو ًعا ِباْلَع ْص ِر َجْمَع َتْقِد ْيِم َقْص ًرا ِهلِل َتَع اٰل ى‬

“Usholii fardhodl dhuhri rok’ataini majmuu’an bil ashri jam’a taqdiimi qoshron lillaahi ta’aalaa”

Artinya:

“Aku berniat shalat fardhu dhuhur dua rakaat digabungkan dengan shalat ashar dengan jamak takdim,
diringkas karena Allah Ta’ala”
‫ُاَص ِّلى َفْر َض اْلَع ْص ِر َر ْك َع َتْيِن َم ْج ُم ْو ًعا ِاَلى الُّظْهِر َج ْمَع َتْقِد ْيِم َقْص ًرا ِهلِل َتَع اٰل ى‬

“Usholii fardhodl ashri rok’ataini majmuu’an iladh dhuhri jam’a taqdiimi qoshron lillaahi ta’aalaa”

Artinya:

“Aku berniat shalat ashar dua rakaat digabungkan dengan shalat dhuhur dengan jamak takdim, diringkas
karena Allah Ta’ala”

2. Sholat Maghrib dan isya, dilakukan di waktu maghrib (jamak Takdim)

‫ُاَص ِّلى َفْر َض اْلَم ْغ ِرِب َثاَل َث َر َك َع اٍت َم ْج ُم ْو ًعا ِباْلِع َشاِء َجْم َع َتْقِد ْيِم ِهلِل َتَع اٰل ى‬

“Usholii fardhodl maghribi tsalaatsa raka’aatin majmuu’an bil isyaa’i jam’a taqdiimi lillaahi ta’aalaa”

Artinya:

“Aku berniat shalat fardhu maghrib tiga rakaat digabungkan dengan shalat isya dengan jamak takdim,
karena Allah Ta’ala”

‫ُاَص ِّلى َفْر َض اْلِع َشاِء َر ْك َع َتْيِن َم ْج ُم ْو ًعا ِاَلى اْلَم ْغ ِرِب َج ْم َع َتْقِد ْيِم َقْص ًرا ِهلِل َتَع اٰل ى‬

“Usholii fardhodl isya’i rok’ataini majmuu’an ilal maghribi jam’a taqdiimi qoshron lillaahi ta’aalaa”

Artinya:
“Aku berniat shalat fardhu isya dua rakaat digabungkan dengan shalat maghrib dengan jamak takdim,
diringkas karena Allah Ta’ala”

Niat Sholat Jamak Takhir Dengan Qashar

1. Sholat Dhuhur dan Ashar, dilakukan di waktu Ashar (jamak Takhir)

‫ُاَص ِّلى َفْر َض اْلَع ْص ِر َر ْك َع َتْيِن َم ْج ُم ْو ًعا ِبالُّظْهِر َجْم َع َتْأِخ ْيِر َقْص ًرا ِهلِل َتَع اٰل ى‬

“Usholii fardhodl Ashri rok’ataini majmuu’an bidh dhuhri jam’a ta’khiiri qoshron lillaahi ta’aalaa”

Artinya:

“Aku berniat sholat fardhu ashar dua rakaat digabungkan dengan sholat dhuhur dengan jamak takhir,
diringkas karena Allah Ta’ala”

‫ُاَص ِّلى َفْر َض الُّظْهِر َر ْك َع َتْيِن َم ْج ُم ْو ًعا ِاَلى اْلَع ْص ِر َج ْمَع َتْأِخ ْيِر َقْص ًرا ِهلِل َتَع اٰل ى‬

“Usholii fardhodl dhuhri rok’ataini majmuu’an ilal ashri jam’a ta’khiiri qoshron lillaahi ta’aalaa”

Artinya:

“Aku berniat sholat fardhu dhuhri dua rakaat digabungkan dengan sholat ashar dengan jamak takhir,
diringkas karena Allah Ta’ala”

2. Sholat Maghrib dan isya, dilakukan di waktu isya (Jamak Takhir)


‫ُاَص ِّلى َفْر َض اْلِع َشاِء َر ْك َع َتْيِن َم ْج ُم ْو ًعا ِباْلَم ْغ ِرِب َجْم َع َتْأِخ ْيِر َقْص ًرا ِهلِل َتَع اٰل ى‬

“Usholii fardhodl isya’i rok’ataini majmuu’an bil maghribi jam’a ta’khiiri qoshron lillaahi ta’aalaa”

Artinya:

“Aku berniat sholat fardhu isya dua rakaat digabungkan dengan sholat maghrib dengan jamak takhir,
diringkas karena Allah Ta’ala”

‫ُاَص ِّلى َفْر َض اْلَم ْغ ِرِب َثاَل َث َر َك َع اٍت َم ْج ُم ْو ًعا ِاَلى اْلِع َشاِء َجْم َع َتْأِخ ْيِر ِهلِل َتَع اٰل ى‬

“Usholii fardhodl maghribi tsalaatsa raka’aatin majmuu’an ilal isya’i jam’a ta’khiiri lillaahi ta’aalaa”

Artinya:

“Aku berniat sholat fardhu maghrib tiga rakaat digabungkan dengan sholat isya dengan jamak takhir,
karena Allah Ta’ala”

Keterangan

Meng-qashar atau menjamak shalat baik jamak takdim atau jamak takkhir untuk sholat yang dikerjakan
terlebih dahulu adalah sholat milik waktu tersebut.

Misalnya:

Sholat Jamak Takdim dengan Qashar (Sholat Mahrib dan Isya)


Waktu sholat maghrib maka sholat yang dikerjakan adalah sholat maghrib terlebih dahulu. Cara
mengerjakan dan niat shalat maghrib sebagaimana niat dan cara shalat maghrib jamak (takkhir /
takdim).

Waktu sholat isya jama takdim, waktu yang digunakan untuk menjamak sholat terletak dalam waktu
maghrib. Artinya sholat isya itu dikerjakan dalam waktu maghrib. Maka sebelum melakukan shalat isya
jamak takdim, terlebih dahulu melakukan sholat maghrib jamak takdim.

Sholat Jamak Takhir dengan Qashar (Sholat Mahrib dan Isya)

Sholat maghrib jamak takhir waktu yang digunakan terletak pada waktu isya, maka sebelum
mengerjakan sholat maghrib jamak takhir terlebih dahulu mengerjakan sholat isya jamak takkhir.

Walaupun sama-sama menggunakan lafadz jamak takhir (atau sebaliknya jamak takdim) ada perbedaan
lain dalam lafadznya, ialah menggunakan lafadz arab “BIL” atau ‘ILAA”.

Menjamak Sholat Karena Hujan

Hal-hal yang menjadi sebab boleh melakukan jamak atau qashar ada pada bagian muka, ialah
diantaranya karena berstatus musafir dengan syarat-syarat tertentu.

Menurut Imam Syafi’i ada sebab lagi yang memperbolehkan menjamak sholat yang hanya karena hujana
deras. Dengan ketentuan-ketentuan bahwa para mushalli tersebut golongan para ahli jamaah yang
istiqomah setiap harinya didalam masjid yang jauh sekali dari rumahnya.

Namun menjamak sholat karena hujan yang diperbolehkan hanya jamak takdim sedangkan jamak takhir
tidak diperolehkan.

Hal ini beralasan apabila para jamaah shalat jamaah dhuhur sesampai di sana hujan derasa sekali, kira-
kira kalau sepulang dari jamaah dhuhur akan merasa sulit dan menyengsarakan apabila nanti kembali ke
masjid diwaktu ashar.
Maka menurut Imam Syafi’i, sholat ashar boleh dikerjakan didalam waktu dhuhur itu juga dengan
sebutan jamak takdim berjamaah.

Perkara ini hanya khusus orang-orang yang ahli jamaah saja yang tidak bisa sekali meninggalkan
jamaahnya.

Simak dan baca juga : Sholat Hajat

Demikian ulasan tentang sholat untuk musafir, sholat Qashar, sholat jamak dan niat serta artinya
lengkap. Islam memudahkan semua urusan pemeluknya dalam menjalankan ibadahnya. Semoga
senantiasa Anda diberikan kemudahan dalam menjalankan sholat wajib walau dalam perjalanan
Agama Islam penuh dengan kemudahan. Semua yang diperintahkan dalam Islam disesuaikan dengan
kemampuan hamba. Allah Ta’ala berfirman:

‫َفاَّتُقوا َهَّللا َم ا اْسَتَطْع ُتْم‬

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah semaksimal kemampuanmu” (QS. At Taghabun: 16).

Termasuk dalam ibadah shalat, ibadah yang paling agung dalam Islam. Terdapat banyak kemudahan dan
keringanan di dalamnya. Dalam kesempatan kali ini akan dibahas mengenai kemudahan dan keringanan
shalat bagi orang sakit.

Orang Yang Sakit Tetap Wajib Shalat

Shalat diwajibkan kepada semua Muslim yang baligh dan berakal. Merekalah mukallaf, orang yang
terkena beban syariat. Yang dibolehkan untuk meninggalkan shalat adalah orang yang bukan mukallaf,
yaitu anak yang belum baligh dan orang yang tidak berakal. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda:

‫ وعن المجنوِن حتى يعِقَل‬، ‫ وعن الصبِّي حتى يحتلَم‬، ‫ عن النائِم حتى يستيقَظ‬: ‫ُرفَع القلُم عن ثالثٍة‬

“Pena (catatan amal) diangkat dari tiga jenis orang: orang yang tidur hingga ia bangun, anak kecil hingga
ia baligh, dan orang gila hingga ia berakal” (HR. An Nasa-i no. 7307, Abu Daud no. 4403, Ibnu Hibban no.
143, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 3513).

Demikian juga yang dibolehkan untuk meninggalkan shalat adalah wanita haid dan nifas. Ibunda ‘Aisyah
radhiallahu’anha pernah ditanya,

‫َأَتْج ِزى ِإْح َداَنا َص َالَتَها ِإَذ ا َطُهَر ْت َفَقاَلْت َأَح ُروِرَّيٌة َأْنِت ُكَّنا َنِح يُض َم َع الَّنِبِّى – صلى هللا عليه وسلم – َفَال َيْأُم ُرَنا ِبِه‬
“Apakah kami perlu mengganti shalat kami ketika sudah suci?” ‘Aisyah menjawab, “Apakah engkau
seorang wanita Haruriyah (Khawarij)? Dahulu kami mengalami haid di masa Nabi shallallahu‘alaihi
wasallam, namun beliau tidak memerintahkan kami untuk menggantinya” (HR. Al Bukhari no. 321).

Ummu Salamah radhiallahu’anha juga mengatakan:

‫كانت النفساء تجلس على عهد رسول هللا صلى هللا عليه وسلم أربعين يوما‬

“Dahulu wanita yang sedang nifas di masa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam duduk (tidak shalat)
selama 40 hari” (HR. Ibnu Majah no. 530, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah).

Maka kita lihat ternyata orang sakit tidak dikecualikan. Sehingga tidak ada udzur untuk meninggalkan
shalat selama ia baligh, berakal, tidak haid, dan tidak nifas.

Keringanan-Keringanan Bagi Orang Yang Sakit

1. Dibolehkan untuk tidak shalat berjamaah di masjid

Shalat berjama’ah wajib bagi lelaki. Namun dibolehkan bagi lelaki untuk tidak menghadiri shalat jama’ah
di masjid lalu ia shalat di rumahnya jika ada masyaqqah (kesulitan) seperti sakit, hujan, adanya angin,
udara sangat dingin atau semacamnya.

Dari Ibnu ‘Umar radhiallahu’anhuma:

‫ْأ‬
‫ ” َأاَل َص ُّلوا ِفي الِّر َح اِل ” ِفي الَّلْيَلِة اْلَباِرَد ِة َأْو اْلَم ِط يَرِة ِفي الَّس َفِر‬: ‫ ُثَّم َيُقوُل َع َلى ِإْثِرِه‬، ‫َك اَن َي ُم ُر ُم َؤ ِّذ ًنا ُيَؤ ِّذ ُن‬

“Dahulu Nabi memerintahkan muadzin beradzan lalu di akhirnya ditambahkan lafadz /shalluu fii
rihaalikum/ (shalatlah di rumah-rumah kalian) ketika malam sangat dingin atau hujan dalam safar” (HR.
Bukhari no. 616, Muslim no. 699).
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, ia berkata:

‫ فقال ” لُيصِّل من شاء منكم في َر ْح ِله‬. ‫ فُمِط ْر نا‬. ‫“ خرجنا مع رسوِل ِهللا صَّلى ُهللا عليِه وسَّلَم في سفٍر‬

“Kami pernah safar bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, lalu turunlah hujan. Beliau besabda:
‘bagi kalian yang ingin shalat di rumah dipersilakan‘” (HR. Muslim no. 698).

Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan:

‫صلوا في بيوتكم إذا كان فيه مشقة على الناس من جهة المطر أو الزلق في األسواق‬

“Shalatlah di rumah-rumah kalian, maksudnya jika ada masyaqqah (kesulitan) yang dirasakan orang-
orang, semisal karena hujan, atau jalan yang licin.”[1]

Dan kondisi sakit terkadang menimbulkan masyaqqah untuk pergi ke masjid. Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam pun ketika beliau sakit parah, beliau tidak shalat di masjid, padahal beliau yang biasa
mengimami orang-orang. Beliau memerintahkan Abu Bakar untuk menggantikan posisi beliau sebagai
imam. ‘Aisyah radhiallahu’anha berkata:

) ‫ ( ُم روا أبا بكٍر يصِّلي بالناِس‬: ‫أن رسوَل ِهللا صَّلى ُهللا عليه وسَّلم قال في مَرِض ه‬

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika sakit beliau bersabda: perintahkan Abu Bakar untuk shalat
(mengimami) orang-orang” (HR. Bukhari no. 7303).

Ibnu Abbas radhiallahu’anhu mengatakan:

‫لقد َر أيُتنا وما يتخَّلُف عن الَّصالِة إال منافٌق قد ُع ِلَم نفاُقُه أو مريٌض‬
“Aku melihat bahwa kami (para sahabat) memandang orang yang tidak shalat berjama’ah sebagai orang
munafik, atau sedang sakit” (HR. Muslim no. 654).

Dalil-dalil ini menunjukkan bolehnya orang yang sakit untuk tidak menghadiri shalat jama’ah.

2. Dibolehkan menjamak shalat

Menjamak shalat dibolehkan secara umum ketika ada masyaqqah (kesulitan). Dari Abdullah bin Abbas
radhiallahu’anhu beliau mengatakan:

‫ والمغرِب والعشاِء بالمدينِة من غيِر خوٍف وال مطٍر‬، ‫جمع رسوُل ِهللا صَّلى ُهللا عليه وسَّلَم بين الظهِر والعصِر‬

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjamak shalat Zhuhur dan shalat Ashar, dan menjamak shalat
Maghrib dan Isya, di Madinah padahal tidak sedang dalam ketakutan dan tidak hujan” (HR. Muslim no.
705).

Para ulama mengatakan alasan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menjamak karena ada masyaqqah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan:

‫ وأما الجمع فسببه الحاجة والعذر‬.‫ ال يجوز في غير السفر‬، ‫والقصر سببه السفر خاصة‬

“Dibolehkannya men-qashar shalat hanya ketika safar secara khusus, tidak boleh dilakukan pada selain
safar. Adapun menjamak shalat, dibolehkan ketika ada kebutuhan dan udzur” (Majmu’ Al Fatawa,
22/293).

Maka, orang yang sakit jika sakitnya membuat ia kesulitan untuk shalat pada waktunya masing-masing,
dibolehkan baginya untuk menjamak shalat.

3. Dibolehkan shalat sambil duduk jika tidak mampu berdiri


4. Dibolehkan shalat sambil berbaring jika tidak mampu duduk

Jika orang yang sakit masih sanggup berdiri tanpa kesulitan, maka waijb baginya untuk berdiri. Karena
berdiri adalah rukun shalat. Shalat menjadi tidak sah jika ditinggalkan. Dalil bahwa berdiri adalah rukun
shalat adalah hadits yang dikenal sebagai hadits al musi’ shalatuhu, yaitu tentang seorang shahabat yang
belum paham cara shalat, hingga setelah ia shalat Nabi bersabda kepadanya:

‫ارِج ْع َفَص ِّل فإنك لم ُتصِّل‬

“Ulangi lagi, karena engkau belum shalat”

Menunjukkan shalat yang ia lakukan tidak sah sehingga tidak teranggap sudah menunaikan shalat.
Kemudian Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan shalat yang benar kepadanya dengan
bersabda:

‫ ثم اْستقبل الِقْبلَة فكِّبر‬، ‫…إذا ُقمَت إلى الَّصالِة فأْس ِبغ الُو ُضوَء‬

“Jika engkau berdiri untuk shalat, ambilah wudhu lalu menghadap kiblat dan bertakbirlah…” (HR.
Bukhari 757, Muslim 397).

Namun jika orang yang sakit kesulitan untuk berdiri dibolehkan baginya untuk shalat sambil duduk, dan
jika kesulitan untuk duduk maka sambil berbaring. Dari Imran bin Hushain radhiallahu ‘anhu, beliau
mengatakan:

‫ فإن لم تسَتِط ْع فعلى َج نٍب‬، ‫ فإن لم تسَتِط ع فقاعًدا‬، ‫ َص ِّل قائًم ا‬: ‫ فقال‬، ‫ فسَألُت النبَّي صَّلى ُهللا عليه وسَّلم عِن الصالِة‬، ‫كانْت بي َبواسيُر‬

“Aku pernah menderita penyakit bawasir. Maka ku bertanya kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
mengenai bagaimana aku shalat. Beliau bersabda: shalatlah sambil berdiri, jika tidak mampu maka
shalatlah sambil duduk, jika tidak mampu maka shalatlah dengan berbaring menyamping” (HR. Al
Bukhari, no. 1117).

Dalam riwayat lain disebutkan tambahan:

‫فإن لم تستطع فمستلقيًا‬

“Jika tidak mampu maka berbaring telentang”

Tambahan riwayat ini dinisbatkan para ulama kepada An-Nasa`i namun tidak terdapat dalam Sunan An-
Nasa`i. Namun para ulama mengamalkan tambahan ini, yaitu ketika orang sakit tidak mampu berbaring
menyamping maka boleh berbaring terlentang.

5. Dibolehkan shalat semampunya jika kemampuan terbatas

Jika orang yang sakit sangat terbatas kemampuannya, seperti orang sakit yang hanya bisa berbaring
tanpa bisa menggerakkan anggota tubuhnya, namun masih berisyarat dengan kepala, maka ia shalat
dengan sekedar gerakan kepala.

Dari Jabir radhiallahu’anhu beliau berkata:

‫ صِّل على‬: ‫ وقال‬، ‫ فأخذه فرمى به‬، ‫ فأخذ عوًدا ليصلي عليه‬، ‫ فأخذها فرمى بها‬، ‫عاد صلى ُهللا عليِه وسَّلَم مريًضا فرآه يصلي على وسادٍة‬
‫ واجعل سجوَدك أخفَض من ركوِع ك‬، ‫ وإال فأوم إيماًء‬، ‫األرِض إن استطعت‬

“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam suatu kala menjenguk orang yang sedang sakit. Ternyata
Rasulullah melihat ia sedang shalat di atas bantal. Kemudian Nabi mengambil bantal tersebut dan
menjauhkannya. Ternyata orang tersebut lalu mengambil kayu dan shalat di atas kayu tersebut.
Kemudian Nabi mengambil kayu tersebut dan menjauhkannya. Lalu Nabi bersabda: shalatlah di atas
tanah jika kamu mampu, jika tidak mampu maka shalatlah dengan imaa` (isyarat kepala). Jadikan
kepalamu ketika posisi sujud lebih rendah dari rukukmu“ (HR. Al Baihaqi dalam Al Kubra 2/306,
dishahihkan Al Albani dalam Shifatu Shalatin Nabi, 78).

Makna al-imaa` dalam Lisanul Arab disebutkan:

‫ اإلشارة باَألْع ضاء كالرْأس واليد والعين والحاجب‬: ‫اإليماُء‬

“Al-Imaa` artinya berisyarat dengan anggota tubuh seperti kepala, tangan, mata, dan alis.”

Syaikh Muhammad bin Shalih Al- ‘Utsaimin mengatakan:

‫ ويغمض تغميضًا للسجود‬،‫ فيغمض قليًال للركوع‬،‫فإن كان ال يستطيع اإليماء برأسه في الركوع والسجود أشار في السجود بعينه‬

“Jika orang yang sakit tidak sanggup berisyarat dengan kepala untuk rukuk dan sujud maka ia berisyarat
dengan matanya. Ia mengedipkan matanya sedikit ketika rukuk dan mengedipkan lebih banyak ketika
sujud.” [2]

6. Dibolehkan tidak menghadap kiblat jika tidak mampu dan tidak ada yang membantu

Menghadap kiblat adalah syarat shalat. Orang yang sakit hendaknya berusaha tetap menghadap kiblat
sebisa mungkin. Atau ia meminta bantuan orang yang ada disekitarnya untuk menghadapkan ia ke
kiblat. Jika semua ini tidak memungkinkan, maka ada kelonggaran baginya untuk tidak menghadap
kiblat. Syaikh Shalih Al-Fauzan menyatakan:

‫ فإذا لم يستطع استقبال‬،‫والمريض إذا كان على السرير فإنه يجب أن يتجه إلى القبلة إما بنفسه إذا كان يستطيع أو بأن يوجهه أحد إلى القبلة‬
‫ يخشى من خروج وقت الصالة فإنه يصلي على حسب حاله‬،‫القبلة وليس عنده من يعينه على التوجه إلى القبلة‬

“Orang yang sakit jika ia berada di atas tempat tidur, maka ia tetap wajib menghadap kiblat. Baik
menghadap sendiri jika ia mampu atau pun dihadapkan oleh orang lain. Jika ia tidak mampu menghadap
kiblat, dan tidak ada orang yang membantunya untuk menghadap kiblat, dan ia khawatir waktu shalat
akan habis, maka hendaknya ia shalat sebagaimana sesuai keadaannya”[3]

Tata Cara Shalat Bagi Orang Sakit

Orang yang sakit tentunya memiliki keadaan yang beragam dan bervariasi, sehingga tidak
memungkinkan kami merinci tata cara shalat untuk semua keadaan yang mungkin terjadi pada orang
sakit. Namun prinsip dasar dalam memahami tata cara orang sakit adalah hendaknya orang sakit
berusaha sebisa mungkin menepati tata cara shalat dalam keadaan sempurna, jika tidak mungkin maka
mendekati sempurna. Allah Ta’ala berfirman:

‫َفاَّتُقوا َهَّللا َم ا اْسَتَطْع ُتْم‬

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah semaksimal kemampuanmu” (QS. At Taghabun: 16).

Nabi Shallallahu’alahi Wasallam bersabda:

‫سِّددوا وقاِربوا‬

“Berbuat luruslah, (atau jika tidak mampu maka) mendekati lurus” (HR. Bukhari no. 6467).

Kaidah fikih yang disepakati ulama:

‫ما ال يدرك كله ال يترك كله‬

“Sesuatu yang tidak bisa digapai semuanya, maka tidak ditinggalkan semuanya”

Berikut ini tata cara shalat bagi orang yang kami ringkaskan dari penjelasan Syaikh Sa’ad bin Turki Al-
Khatslan[4] dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin [5]:
1. Tata cara shalat orang yang tidak mampu berdiri

Orang yang tidak mampu berdiri, maka shalatnya sambil duduk. Dengan ketentuan sebagai berikut:

Yang paling utama adalah dengan cara duduk bersila. Namun jika tidak memungkinkan, maka dengan
cara duduk apapun yang mudah untuk dilakukan.

Duduk menghadap ke kiblat. Jika tidak memungkinkan untuk menghadap kiblat maka tidak mengapa.

Cara bertakbir dan bersedekap sama sebagaimana ketika shalat dalam keadaan berdiri. Yaitu tangan
di angkat hingga sejajar dengan telinga dan setelah itu tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri.

Cara rukuknya dengan membungkukkan badan sedikit, ini merupakan bentuk imaa` sebagaimana
dalam hadits Jabir. Kedua telapak tangan di lutut.

Cara sujudnya sama sebagaimana sujud biasa jika memungkinkan. Jika tidak memungkinkan maka,
dengan membungkukkan badannya lebih banyak dari ketika rukuk.

Cara tasyahud dengan meletakkan tangan di lutut dan melakukan tasyahud seperti biasa.

2. Tata cara shalat orang yang tidak mampu duduk

Orang yang tidak mampu berdiri dan tidak mampu duduk, maka shalatnya sambil berbaring. Shalat
sambil berbaring ada dua macam:

a. ‘ala janbin (berbaring menyamping)

Ini yang lebih utama jika memungkinkan. Tata caranya:

Berbaring menyamping ke kanan dan ke arah kiblat jika memungkinkan. Jika tidak bisa menyamping
ke kanan maka menyamping ke kiri namun tetap ke arah kiblat. Jika tidak memungkinkan untuk
menghadap kiblat maka tidak mengapa.
Cara bertakbir dan bersedekap sama sebagaimana ketika shalat dalam keadaan berdiri. Yaitu tangan
di angkat hingga sejajar dengan telinga dan setelah itu tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri.

Cara rukuknya dengan menundukkan kepala sedikit, ini merupakan bentuk imaa` sebagaimana dalam
hadits Jabir. Kedua tangan diluruskan ke arah lutut.

Cara sujudnya dengan menundukkan kepala lebih banyak dari ketika rukuk. Kedua tangan diluruskan
ke arah lutut.

Cara tasyahud dengan meluruskan tangan ke arah lutut namun jari telunjuk tetap berisyarat ke arah
kiblat.

b. mustalqiyan (telentang)

Jika tidak mampu berbaring ‘ala janbin, maka mustalqiyan. Tata caranya:

Berbaring telentang dengan kaki menghadap kiblat. Yang utama, kepala diangkat sedikit dengan
ganjalan seperti bantal atau semisalnya sehingga wajah menghadap kiblat. Jika tidak memungkinkan
untuk menghadap kiblat maka tidak mengapa.

Cara bertakbir dan bersedekap sama sebagaimana ketika shalat dalam keadaan berdiri. Yaitu tangan
diangkat hingga sejajar dengan telinga dan setelah itu tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri.

Cara rukuknya dengan menundukkan kepala sedikit, ini merupakan bentuk imaa` sebagaimana dalam
hadits Jabir. Kedua tangan diluruskan ke arah lutut.

Cara sujudnya dengan menundukkan kepala lebih banyak dari ketika rukuk. Kedua tangan diluruskan
ke arah lutut.

Cara tasyahud dengan meluruskan tangan ke arah lutut namun jari telunjuk tetap berisyarat ke arah
kiblat.

3. Tata cara shalat orang yang tidak mampu menggerakkan anggota tubuhnya (lumpuh total)

Jika tidak mampu menggerakan anggota tubuhnya namun bisa menggerakkan mata, maka shalatnya
dengan gerakan mata. Karena ini masih termasuk makna al-imaa`. Ia kedipkan matanya sedikit ketika
takbir dan rukuk, dan ia kedipkan banyak untuk sujud. Disertai dengan gerakan lisan ketika membaca
bacaan-bacaan shalat. Jika lisan tidak mampu digerakkan, maka bacaan-bacaan shalat pun dibaca dalam
hati.

Jika tidak mampu menggerakan anggota tubuhnya sama sekali namun masih sadar, maka shalatnya
dengan hatinya. Yaitu ia membayangkan dalam hatinya gerakan-gerakan shalat yang ia kerjakan disertai
dengan gerakan lisan ketika membaca bacaan-bacaan shalat. Jika lisan tidak mampu digerakkan, maka
bacaan-bacaan shalat pun dibaca dalam hati.

Demikian, semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan ‘afiyah dan salamah kepada pembaca sekalian,
dan semoga Allah senantiasa menolong kita untuk tetap dapat beribadah dalam kondisi sakit. Wallahu
waliyyu dzalika wal qadiru ‘alaihi.

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/37763-tata-cara-shalat-orang-yang-sakit.html

Sholat Jenazah
Bagi umat Islam yang ada saudaranya meninggal dunia mereka berkewajiban mengurus jenazahnya.
Hukum mengurus jenazah adalah fardhu kifayah.

Sholat-Jenazah

Hukum dari fardhu kifayah artinya bila diantara mereka umat Islam ada yang mengurus dengan baik.
Mulai dari memandikan, mensholatkan sampai dengan mengubur. Maka umat islam yang tidak ikut
sudah tidak berkewajiban dan tidak berdosa.

Namun apabila diantara mereka tidak ada yang mengurusi jenazah yang meninggal, maka semuanya
mendapatkan dosa.

Bagi keluarga yang ditinggal mati sekali-kali jangan diratapi kematiannya. Boleh menangis sebagai
belasungkawa terhadap hatinya yang memperoleh pukulan pertama. Namun jangan sampai meratap
yang sampai menyiksa.

Rasulullah bersabda:

“Segerakanlah mengubur jenazah, apabila dia orang baik berarti kamu mempercepat mengantar dia
kepada kebaikan. Apabila dia orang jahat berarti kamu sama dengan menyingkirkan bencana kepada
dirimu.” (HR.Muslim).

Keutamaan Sholat Jenazah

Rasulullah bersabda:

‫ ِقيَل َوَم ا اْلِقيَر اَطاِن َقاَل َأْص َغُرُهَم ا ِم ْثُل ُأُح ٍد‬. ‫َم ْن َص َّلى َع َلى َج َناَز ٍة َو َلْم َيْتَبْع َها َفَلُه ِقيَر اٌط َفِإْن َتِبَعَها َفَلُه ِقيَر اَطاِن‬
“Barang siapa menshalatkan jenazah dan tidak mengiringinya (ke pemakaman), ia akan memperoleh
pahala sebesar satu qirath. Jika dia juga mengiringinya (hingga pemakamannya), ia akan memperoleh
dua qirath.”

Ditanyakan, “Apa itu dua qirath?” Beliau menjawab, “Yang terkecil di antaranya semisal Gunung Uhud.”
(HR. Muslim)

Dari hadist diatas dapat dipahami kalau sholat Jenazah memiliki keutamaan yang luar biasa. Bagi yang
mengusrusi jenazah mulai dari memandikan, mengkafani, mensholatkan dan menguburkannya dengan
layak, akan mendapat pahala sebesar 2 qirath.

2 qirath adalah sekitar sebesar gunung uhud. Sangat luar biasa pahalanya bagi yang mau mengurus
jenazah kaum muslim di sekitar Anda.

Menunggu Orang Sakaratul Maut

Rasulullah bersabda:

‫لقنوا موتاكم الاله اال هللا‬

Artinya:

“Tuntunlah orang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat laa ilaha illaallah.” (HR.
Muslim).

Tuntunlah dia dengan kalimat-kalimat yang baik, kalimat tauhid (Laailaa ha ilallah) atau syahadat.
Lirihkan tepat ditelinganya sampai lidahnya menirukan.
Misal ucapkan lafadz “Laailla ha illallah”, lirihkan ditelinga orang yang sakaratul maut. Perlu hati-hati,
lafadzkan saja kalimat Allah, sebab jangan-jangan nanti ketika mengucapkan kalimat itu baru sampai
Laailaa sudah putus nyawanya.

Laa ilaa artinya tidak ada Tuhan. Maka perbanyak lafadz jalalah dilirihkan ditelinganya. Apabila
nyawanya sudah dicabut oleh malaikat.

Rasulullah bersabda:

“Tidakkah kamu lihat apabila manusia mati, matanya terbelalak ke atas! “ mereka menjawab , “Ya, kami
melihatnya ya Rasulullah! “Rasulullah melanjutkan sabdanya, “Hal itu terjadi karena penglihatannya
mengikuti ruh ketika sedang pergi.” (HR.Muslim, dari Abu Hurrairah ra.)

Jangan sekali-kali mendoakan jenazah dengan doa yang jelek melainkan doakan sebagus-bagusnya.

Kewajiban Terhadap Jenazah

Ada 4 kewajiban terhadap jenazah orang yang sudah meninggal:

Memandikan

Mengkafani

Menshalati

Mengubur

Kewajiban ke-1 : Memandikan Jenazah

Pertama-tama yang dilakukan adalah membersihkan kotoran-kotoran di badan termasuk najis-najis yang
terdapat pada tubuh jenazah. Membersihkan lubang-lubang termasuk lubang hidung dan lain-lain.
Kemudian memberikan wudhu pada anggota wudhu-nya. Meratakan air keseluruh tubuh dengan tiga
kali atau lima kali. Siraman pertama lebih baik menggunakan air yang dicampur dengan sabun. Kedua
dengan air bersih dan ketiga (terakhir) dengan air yang dicampur kapur barus.

Jenazah laki-laki dimandikan oleh kaum laki-laki dan jenazah perempuan dimandikan oleh kaum
perempuan. Setelah memandikan dan siap dikafani, apabila si mayyit memiliki rambut Panjang lebih
praktisnya rambut itu dikepang atau disanggul.

Kewajiban ke-2 : Mengkafani Jenazah

Rasulullah bersabda:

“Dari Abu Salamah ra. dia berkata dan bertanya kepada Aisyah istri Rasulullah, “Berapa lapiskah kafan
Rasulullah ya Aisyah?” Aisyah menjawab “Tiga lapis kain katun (putih).” (HR.Muslim)

Kain kafan untuk jenazah laki-laki sebanyak tiga lapis dan perempuan sebanyak dua lapis.

Apabila dua-duanya didalam tubuh ada pakaian lain misalnya kain sarung atau kain jarik maka kain
sarung dan kain jarik itu termasuk hitungan tiga kali atau dua lapis.

Cara mengkafani jenazah yaitu letakkan kafan itu ditempat yang baik dan setelah itu letakkan jenazah
diatasnya. Kemudian kafan itu ditelungkupkan ke atas untuk menyelubungi atau membungkus badan
jenazah.

Baca juga : Doa Takziah

Kewajiban ke-3 : Mensholatkan Jenazah

Sholat Jenazah boleh dikerjakan di masjid atau di kuburan.


Menurut kitab Tanwiul qulub apabila jenazahnya laki-laki, maka ketika di sholatkan posisi kepala berada
di selatan. Sedang jika jenazahnya perempuan posisi kepala disebelah utara.

Untuk jenazah laki-laki imam berdiri tepat kearah kepala jenazah sedangkan jika jenazah perempuan
imam berdiri mengarah ke pinggang jenazah. Jadi kalau jenazah perempuan kepalanya ada disebelah
kanan imam.

Sholat Jenazah tidak dengan rukuk atau sujud, hanya berdiri dengan 4 takbiran.

Apabila mensholatkan jenazah di daerah kuburan yang mungkin tanah dibawahnya tidak suci. Maka
kalau memakai sandal maka jangan dipakai sandal itu, cukup lepas sandal dan berdiri diatas sandal.

Artinya sandal itu dipakai dibuat tempat sholat. Kalau sandal itu dipakai hukumnya adalah tetap sebagai
sandal dan kalau dilepas dan ditumpangi atasnya hukumnya sudah berubah menjadi tempat sholat.

Niat Sholat Jenazah

Seperti sholat-sholat lainnya, sholat Jenazah juga diawali dengan membaca niat sholat jenazah dalam
hati atau dengan suara lirih.

Untuk bacaan niat sholat Jenazah berbeda antara jenazah laki-laki dan perempuan. Simak ulasan bacaan
niat sholat jenazah berikut ini.

Bacaan Niat Sholat Jenazah Laki-Laki

Niat-Sholat-Jenazah-Laki-Laki

Bacaan Niat Sholat Jenazah Laki-Laki Arab


‫ُاَص ِّلى َع َلى َهَذ ااْلَم ِّيِت َاْر َبَع َتْك ِبَر اٍت َفْر َض اْلِكَفاَيِة َم ْأُم ْو ًم اِ ِهلل َتَع اَلى‬

Bacaan Niat Sholat Jenazah Laki-Laki Latin

“Ushalli’alaahadzal mayyiti arba’a takbiraatin fardlal kifaayati ma’muuman lillahit ta’aala”

Arti Bacaan Niat Sholat Jenazah Laki-Laki

“Aku niat sholat atas mayit ini dengan empat takbir fardlu kirayah, sebagai makmum karena Allah taala.”

Bacaan Niat Sholat Jenazah Perempuan

Niat-Sholat-Jenazah-Perempuan

Bacaan Niat Sholat Jenazah Perempuan Arab

‫ُاَص ِّلى َع َلى َهِذِه اْلَم ِّيَتِة َاْر َبَع َتْك ِبَر اٍت َفْر َض اْلِكَفاَيِة َم ْأُم ْو ًم اِ ِهلل َتَع اَلى‬

Bacaan Niat Sholat Jenazah Perempuan Latin

“Ushollii ‘alaa haadzihill mayyitati arba’a takbirootin fardhol kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa”

Arti Bacaan Niat Sholat Jenazah Perempuan

“Aku niat sholat atas mayit ini dengan empat takbir fardlu kirayah, sebagai makmum karena Allah taala.”
Syarat Sholat Jenazah

Syarat sholat Jenazah adalah:

Orang yang melakukan sholat Jenazah harus Muslim.

Dalam keadaan suci dari hadast kecil maupun hadast besar.

Menutup aurat seperti layaknya melaksanakan sholat lainnya.

Menghadap kiblat.

Jenazah yang disholati adalah muslim atau beragama islam.

Jenazah yang akan disholati sudah dalam keadaan bersih atau sudah dimandikan.

Sedangkan membungkus jenazah dengan kain kafan tidak termasuk dalam syarat sholat jenazah. Untuk
itu boleh melakukan sholat jenazah kepada jenazah yang sudah dimandikan walau belum dikafani.

Rukun sholat Jenazah

Rukun sholat Jenazah ada 7, yaitu:

Niat

Takbir dengan empat takbiran

Berdiri bagi yang kuasa

Membaca Al-Fatihah

Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad setelah takbir kedua

Doa terhadap jenazah setelah takbir ketiga

Salam

Simak dan baca juga : Bacaan Sholat Wajib


Tata Cara Sholat Jenazah

1. Berdiri tegak Membaca Niat kemudian Takbiratul Ikhram dilanjutkan membaca Al Fatihah

Seperti sholat -sholat lainnya, setiap akan memulai sholat maka diawali dengan berdiri tegak dan
membaca niat sholat jenazah sesuai dengan jenazahnya.

Setelah melafadzkan niat dalam hati atau dengan suara lirih, kemudian takbiratul ihram yang didalam
digerakkan niat diatas.

Tangan disedekapkan di atas pusar, kemudian membaca Al-Fatihah, tanpa menambahi dengan surat-
surat lain. Semua didalam takbir pertama termasuk niat yang diucapkan didepan tadi.

2. Takbir Kedua Kemudian Membaca Sholawat

Membaca takbir kedua dengan mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar bahu. Kemudian tangan
kembali disedekapkan di atas pusar.

Kemudian membaca shalawat kepada Nabi Muhammad. Boleh membaca sholawat nabi yang pendek
dan boleh juga yan panjang sebagaimana shalawat nabi yang umum berikut.

Bacaan Sholawat Nabi

Sholawat Nabi

Bacaan Sholawat Nabi Arab

‫َالَّلُهَّم َص ِّل َعلَى ُمَح َّمٍد َو َعلَى آِل ُمَحَّمٍد َكمَا َص َّلْيَت َعلَى ِإْبَر اِهْيَم َو َعلَى آِل ِإْبَر اِهْيَم ِإنَّـَك َحِم ْيٌد َمِج ْيٌد َالَّلُهَّم بَاِرْك َعلَى ُمَحَّمٍد َو َعلَى آِل ُمَح َّمٍد َكمَا‬
‫بَاَر ْك َت َعلَى ِإْبَر اِهْيَم َو َعلَى آِل ِإْبَر اِهْيَم ِإنَّـَك َح ِم ْيٌد َمِج ْيٌد‬
Bacaan Sholawat Nabi Latin

“Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa
baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina
innaka hamiidummajiid.”

Arti Bacaan Sholawat Nabi

“Ya Allah, anugerahkan shalawat kepda Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana
Engkau telah memberikan shalawat kepada Nabi Ibrahim.Berikanlah keberkahan kpada Nabi
Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi kepada keluarga
Nabi Ibrahim dan keluarganya. Di dalam alam inilah Engaku Tuhan yang Maha Terpuji dan Maha Mulya.”

Simak dan baca : Yaumul Hasyr

3. Takbir Ketiga Kemudian Membaca Doa Untuk Jenazah

Mendoakan kepada jenazah, dengan membaca doa sholat jenazah sebagai berikut.

Doa Sholat Jenazah

Doa-Sholat-Jenazah

Bacaan Doa Sholat Jenazah Arab

‫الَّلُهَّم اْغ ِفْر َلُه َو اْر َح ْم ُه َو َعاِفِه َو اْعُف َع ْنُه َو َأْك ِرْم ُنُزَلُه َوَو ِّسْع ُم ْدَخ َلُه َو اْغ ِس ْلُه ِباْلَم اِء َو الَّثْلِج َو اْلَبَرِد َو َنِّقِه ِم َن اْلَخ َطاَيا َك َم ا َنَّقْيَت الَّثْو َب اَألْبَيَض ِم َن‬
‫الَّدَنِس َو َأْبِد ْلُه َداًرا َخ ْيًرا ِم ْن َداِرِه َو َأْهًال َخ ْيًرا ِم ْن َأْهِلِه َو َز ْو ًجا َخ ْيًرا ِم ْن َز ْو ِج ِه َو َأْد ِخ ْلُه اْلَج َّنَة َو َأِع ْذ ُه ِم ْن َع َذ اِب اْلَقْبِر َأْو ِم ْن َع َذ اِب الَّناِر‬
Bacaan Doa Sholat Jenazah Latin

“Allahummaghfirlahu wahamhu wa’aafihi wa’fu anhu, wa akrim nuzulahu wawassi’ madkhalahu wa


aghsilhu minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubulabyadlu minad danas. Wa abdilhu daaraan khairam
mind daarihi wa ahlan khairam min ahlihi wa ad khilhul jannata waaidzhu min ‘adsaabil qabri wa min
‘adsaabin naar.”

Arti Bacaan Doa Sholat Jenazah

“Ya Allah, ampunilah din, belas kasihanilah dia, hapuskanlah dan ampinulah dosa-dosanya, mulyakan
tempatnya (ialah surga) dan luaskanlah kuburannya. Basuhkanlah kesalahan-kesalahannya sampai
bersih sebagaimana bersihnya kain putih dari kotoran.”

“Gantikanlah rumah lebih baik daripada rumahnya yang dulu, keluarganya lebih baik daripada
keluarganya yang dulit; dan masukkanlah ia ke dalam surge dan jauhkanlah ia dari siksa kubur dan siksa
api neraka.”

Apabila jenazahnya perempuan cukup mengganti lafadz “hu” menjadi “ha“, seperti contoh berikut.

“Allaahummagh firlahu war hamhu wa’aafihu wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahu” diganti menjadi berikut.

“Allaahummagh firlaha war hamha wa’aafiha wa’fu ‘anha wa akrim nuzulaha“

4. Takbir Keempat Kemudian Berdoa Untuk Jenazah Lagi

Setelah takbir keempat, kemudian membaca Doa sholat jenazah lagi sebagai berikut.

‫الَّلُهَّم َال َتْح ِرْم َنا َأْج َرُه َو َال َتْفِتَّنا َبْع َد ُه َو اْغ ِفْر َلَنا َو َلُه‬
“Allahumma laa tahrrimna aj-rahu walaa taftinnaa ba’dahu wagh firlanaa walahu”

Artinya :

“Ya Allah, janganlah engkau menutup-nutupi pahala mayit ini kepada kami dan janganlah diberikan
fitnah kepada kami setelah kami meninggalkan mayit tersebut, ampunilah kami dan ampunilah dia.”

Jika jenazahnya perempuan, maka “hu” diganti “ha” menjadi:

‫الَّلُهَّم َال َتْح ِرْم َنا َأْج َر َها َو َال َتْفِتَّنا َبْعَدَها َو اْغ ِفْر َلَنا َو َلَها‬

“Allahumma laa tahrrimna aj-raha walaa taftinnaa ba’daha wagh firlanaa walaha”

Dalam takbir ke empat ini apabila jenazahnya belum baligh diganti doa sebagai berikut.

Doa Jenazah Anak-Anak yang Belum Baligh

Doa-Sholat-Jenazah-Anak-Anak-Belum-Baligh

Doa Jenazah Anak-Anak yang Belum Baligh Arab

‫ َو اْج َع ْلُه ِفْي َكَفاَلِة‬، ‫ َو َأْلِح ْقُه ِبَص اِلِح اْلُم ْؤ ِمِنْيَن‬،‫ َالَّلُهَّم َثِّقْل ِبِه َمَو اِزْيَنُهَم ا َو َأْع ِظْم ِبِه ُأُجْو َر ُهَم ا‬.‫ َو َش ِفْيًعا ُمَج اًبا‬،‫َالَّلُهَّم اْج َع ْلُه َفَر ًطا َو ُذْخ ًرا ِلَو اِلَد ْيِه‬
‫ َو َأْفَر اِط َنا َوَم ْن َسَبَقَنا ِبْاِإل ْيَم اِن‬،‫ َالَّلُهَّم اْغ ِفْر َأِلْسَالِفَنا‬.‫ َو َأْهًال َخ ْيًرا ِم ْن َأْهِلِه‬،‫ َو َأْبِد ْلُه َداًرا َخ ْيًرا ِم ْن َداِرِه‬، ‫ َوِقِه ِبَر ْح َم ِتَك َع َذ اَب اْلَجِح ْيِم‬، ‫ِإْبَر اِهْيَم‬

Doa Jenazah Anak-Anak yang Belum Baligh Latin


“Allaahummaj ‘alhu farothon wa dzukhron liwaalidaihi, wa syafii’an mujaaban. Allaahumma tsaqqil bihi
mawaaziinahumaa wa a’zhim bihi ujuurohumaa, wa alhiqhu bishoolihil mu’miniin, waj ‘alhu fii kafaalati
ibroohiim, wa qihi birohmatika ‘adzaabal jahiim, wa abdilhu daaron khoiron min daarihi, wa ahlan
khoiron min ahlihi. Allaahummaghfir li-aslaafinaa, wa afroothinaa wa man sabaqonaa bil iimaan.”

Arti Doa Jenazah Anak-Anak yang Belum Baligh

“Ya Allah, jadikanlah kematian anak ini sebagai pahala yang didahulukan, simpanan bagi kedua orang
tuanya dan pemberi syafaat yang dikabulkan doanya. Ya Allah, dengan musibah ini, beratkanlah
timbangan perbuatan mereka dan berilah pahala yang agung.”

“Anak ini kumpulkan dengan orang-orang yang shalih dan jadikanlah dia dipelihara oleh Nabi Ibrahim.
Peliharalah dia dengan rahmatMu dari siksaan Neraka Jahim. Berilah rumah yang lebih baik dari
rumahnya (di dunia), berilah keluarga (di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia). Ya
Allah, ampunilah pendahulu-pendahulu kami, anak-anak kami, dan orang-orang yang mendahului kami
dalam keimanan.”

5. Mengucapkan Salam

Setelah selesai membaca doa sholat jenazah pada takbir keempat, kemudian dilanjutkan dengan
mengucapkan salam sambil menoleh kekanan dan kekiri.

Bacaan Salam

Bacaan-Salam-Dalam-Sholat

Bacaan Salam Arab

‫الَّس َالُم َع َلْيُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر َكاُتُه‬


Bacaan Salam Latin

“Assalaamu’alaikum warahmatullah wa barakaatuh”

Arti Bacaan Salam Arab

“Salam sejahtera untuk semua, rahmat Allah dan Barokah Allah juga untuk kamu semua.”

6. Doa Selesai Sholat Jenazah

Sebelum berdoa sebaiknya imam memimpin untuk memberikan kepada jenazah, membaca Al-Fatihah
(kemudian berdoa dan makmum meng-Amiinkan doa imam tersebut).

Doa Setelah Sholat Jenazah

Doa-Setelah-Sholat-Jenazah

Doa Setelah Sholat Jenazah Arab

‫ِبْس ِم ِهّٰللا الَّرْح ٰم ِن الَّر ِح ْيِم‬

‫× َالّٰل ُهَّم َاْنِزِل الَّرْح َم َة‬٣ ‫ِاْع ِتْق ِرَقاَبَناَو ِرَقاَب ٰهَذ ااْلَم ِّيِت (ٰه ِذِه اْلَم ِّيَتِت) ِم َن الَّناِر‬.‫ َالّٰل ُهَّم ِبَح ِّق اْلَفِتَحِة‬. ‫َالّٰل ُهَّم َص ِّلى َع ٰل ى َس ِّيِد َناُمَحَّمٍد َو َع ٰل ى ٰا ِل َس ِّيِد َناُمَحَّمٍد‬
‫َو َص َّلى ُهّٰللا َع ٰل ى َخ ْيِرَخ ْلِقٖه‬. ‫َو َالَتْج َع ْلُه َلٗه (َلَها) ُح ْفَر ًةِم َن الِّنْيَر اِن‬.‫َو اْلَم ْغ ِفَر َةَع ٰل ى ٰهَذ اْلَم ِّيِت (ٰه ِذِه اْلَم ِّيَتِت) َو اْج َع ْل َقْبَرٗه (َها)َر ْو َض ًةِم َن اْلَج َّنِة‬
‫َس ِّيِد َناُمَحَّمٍد َو ٰا ِلٖه َو َص ْح ِبٖه َاْج َم ِع ْيَن َو اْلَحْم ُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن‬

Doa Setelah Sholat Jenazah Latin


“Bismillaahirrahmaanirrahiim, Allaahumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa’alaa aali sayyidinaa
Muhammadin.”

“Allaahumma bihaqqil fatihati i’tiq riqaa banaa wariqaaba haadzal mayyiti (haadzihil mayyitati) waj’al
qabrahuu (haa) roudhotan minal jannati. Walaa taj’alhu lahuu (lahaa) hufratan minanniiraani.
Washollallaahu ‘alaa khoiri kholqihi sayyidinaa Muhammadin wa aalihii washohbihii ajma’iina
walhamdulillaahi rabbil ‘aalamiina.”

Arti Doa Setelah Sholat Jenazah

“Ya Allah, curahkanlah rahmat atas junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi
Muhammad. Oh Allah, dengan berkahnya surat Al Fatihah, bebaskanlah dosa kami dan dosa mayat ini
dari siksaan api neraka (3 kali).”

“Ya Allah, curahkanlah rahmat dan berilah ampunan kepada mayat ini. Dan jadikanlah tempat kuburnya
taman nyaman dari surga dan janganlah Engkau menjadikan kuburnya itu lubang jurang neraka. Semoga
Allah memberi rahmat kepada semulia-mulia makhluk-Nya yaitu junjungan kami Nabi Muhammad dan
keluarganya serta sahabat-sahabatnya sekalian. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.”

Kewajiban ke-4 : Menguburkan Jenazah

Kewajiban yang keempat yaitu menguburkan jenazah secepatnya. Proses menguburkan jenazah untuk
umat muslim tidak asal dimasukkan ke lubang dan ditimbun tanah begitu saja.

Ada beberapa aturan pe;aksanaan penguburan jenazah yang sudah ditetapkan dalam ajaran Islam. Ada
perlakuan khusus yang harus dilakukan dan juga ada doa-doa yang harus diucapkan.

Allah berfirman dalam Al Quran surah Al-Isra ayat 70

‫َو َلَقْد َكَّر ْم َنا َبِني آَد َم‬


Artinya:

“Dan sungguh telah Kami muliakan anak keturunan Adam.” (QS. Al-Isra ayat 70)

Langkah-Langkah Menguburkan Jenazah Sesuai Syariat Islam

Jenazah dikuburkan didalam sebuah lubang yang dalamnya sekitar tingginya orang dewasa berdiri dan
dengan lebar seukuran satu dzira lebih satu jengkal.

Ketika menaruh jenazah ke lubang kubur wajib memiringkan tubuh jenazah ke sebelah kanan dan
menghadapkannya ke arah kiblat.

Melepas tali ikatannya dimulai dari kepala setelah jenzah diletakkan dalam lubang kubur.

Menutup lubang kubur dan memberikan batu nisan sebagai tanda biar mudah dikenali jenazah yang
dikuburkan.

Simak dan baca : Doa Ziarah Kubur

Sholat Jenazah Ghaib

Didalam kitab Sarah Imam Nawawi ada anjuran untuk melakukan sholat ghaib kepada jenazah.

Shalat ghaib adalah melakukan sholat jenazah yang kematiannya sudah berlalu, hal ini dishalati
walaupun jenazahnya tidak ada didepan mereka.

Walaupun jenazah yang meninggal sudah berlalu atau meninggal pada hari itu, akan tetapi jenazahnya
tidak ada di depan yang melaksanakn sholat jenazah bisa disebut juga dengan sholat ghaib.
Biasanya para umat muslim tersebut mengerjakan sholat jenazah kepada jenazah yang terkenal masa-
masanya atau memiliki kedekatan lebih kepada Allah. Misalnya meninggalnya seorang kiyai atau ustadz
yang lokasinya jauh.

Bisa juga untuk jenazah yang dulunya seorang pemimpin yang bijaksana. Dan kematiannya itu sangat
jauh bilamana para jamaah ikut melayat ke sana, maka cukup dirumah dan menyampaikan dengan
shalat ghaib.

Sesuai dengan Rasulullah ketika Raja Habsyah meninggal dunia. Rasulullah lantas mengumumkan
kepada orang banyak atas kematian raja tersebut dan setelah itu mereka pergi ke masjid menunaikan
shalat jenazah atas raja Habsyah.

Waktu itu raja Habsyah tidak ada di depan mereka, keadaan inilah yang disebut sholat ghaib.

Tata Cara Sholat Ghaib

Tata cara sholat ghaib atau rukun sholat ghaib tidak berbeda dengan tata cara sholat jenazah yang
sudah dijelaskan sebelumnya.

Pada sholat ghaib hanya berbeda pada bacaan niatnya saja.

Bacaan Niat Sholat Ghaib

Bacaan Niat Sholat Ghaib

Niat-Sholat-Ghaib

Bacaan Niat Sholat Ghaib Arab

‫ُأَص ِّلى َع َلى ْالَم ِّيِت (ْالَم ِّيَتِة) ْالَغائِب َأْر َبَع َتْك ِبْيَر اٍت َفْر َض ْالِكَفاَيِة ِهّلِل َتَع الى‬
Bacaan Niat Sholat Ghaib Latin

“Ushalli ‘alaa mayyiti (sebut nama mayit) al ghaaibi arba’a takbiiraatin fardlu kifaayati lillaahi ta’aala.”

Arti Bacaan Niat Sholat Ghaib

“Aku niat shalat kepada mayit….(sebut nama mayit) yang ghaib dengan empat takbir fardlu kifayah
karena Allah ta’aala.”

Mengenai doa setelah salam atau doa setelah sholat ghoib boleh menggunakan doa yang sudah
dijelaskan sebelumnya.

Tata Cara Mengurus Bayi yang Meninggal

Bayi yang lahir kemudian langsung meninggal dunia biasanya kelahirannya sebelum 6 bulan kandungan.
Bayi 6 bulan jelas sudah bernyawa akan tetapi kesempuraan didalam dirinya ada kekurangan, sehingga
ada yang meninggal dan juga ada yang hidup.

Untuk mengurus kematian bayi seperti ini ada ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan, sebab
tidak lamanya bayi maninggal di urus dengan tata kewajiban muslim kepada jenazah.

Ketentuan-ketentuan untuk mengurus Bayi yang meninggal

Apabila bayi sudah lahir dan bayi sempat menjerit sebentar kemudian meninggal, hukumnya seperti
anak yang meninggal. Perlu dimandikan, dikafani, dishalati dan dikubur.

Bayi yang lahir tanpa ada jeritan dan langsung mati, sementara bentuk tubuhnya sudah sempurna,
kita hanya berkewajiban memandikan, mengkafani dan mengubur.

Bayi yang lahir tanpa ada jeritan dan langsung mati dan belum sempurna bentuk tubuhnya hanya
berkewajiban mengubur saja.
Simak dan baca juga : Sholat Hajat

Demikian ulasan tentang sholat Jenazah, niat sholat Jenazah, tata cara sholat Jenazah dan doa sholat
jenazah lengkap. Barang siapa yang mengurus jenazah akan mendapatkan pahala yang besar.

Kamu mungkin suka

Anda mungkin juga menyukai