Anda di halaman 1dari 46

Anggota Kelompok 5

Farmasi 2018 AC
Ratih Efriyanti 11181020000014
Yusroh Umami 11181020000016
Indah Setyawati 11181020000020
Ana Wulandari 11181020000039
Diah Chrisant Bethary 11181020000041
Nurul Lailatul Jannah 11181020000044
Pengertian Sholat Sunnah

Keutamaan Sholat Sunnah

Macam – Macam Sholat Sunnah


Definisi Sholat Sunnah
Shalat sunnah dalam literatur fikih biasanya disebut sebagai shalatun nafli. kata An-Nafli dalam bahasa
Arab sebenarnya berarti ziyadah (tambahan). Dalam istilah fikih diartikan sebagai shalat di luar kategori
shalat fardhu. Disebut dengan shalat an-Naflu karena shalat sunnah adalah shalat tambahan selain
shalat fardhu.
Adapun shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu adalah shalat
sunnah muakkad dan shalat sunnah ghairu muakkad. Shalat ini
Pertama, shalat sunnah yang tidak juga biasanya disebut shalat rawatib. Seperti dua rakaat sebelum
disunnahkan (dianjurkan) untuk Shalat Dhuhur, dua rakaat setelah Maghrib dan lain sebagainya.
berjamaah. Shalat sunnah ini terbagi
menjadi dua. Shalat sunnah yang
mengikuti shalat fardhu dan shalat
sunnah yang tidak mengiringi shalat
fardu. Sedangkan shalat sunnah yang tidak mengiringi shalat fardhu
adalah shalat yang biasanya memiliki sebab-sebab tertentu dan
waktu-waktu tertentu, seperti shalat Tahiyyatul Masjid, Witr,
Qiyamul Lail, shalat Dhuha dan Shalat Istikharah.
Kedua, shalat sunnah yang disunnahkan
berjamaah. Yaitu, shalat Idul Fitri dan
Shalat Idul Adha, Shalat Gerhana (Kusuf
dan Khusuf) dan Shalat Istisqa’ (shalat
untuk meminta hujan).

Disarikan dari kitab al-Fiqh al-Manhaji ala Madzhabi Imam


Syafii karya Dr. Musthafa Khin dan Dr. Mustafa al-Bugha.
Waktu Terlarang untuk Sholat
Sunnah
Beberapa salat sunah dilakukan terkait dengan waktu tertentu
namun bagi salat yang dapat dilakukan pada waktu yang bebas
(misal: salat muthlaq), harus memperhatikan bahwa terdapat
beberapa waktu yang padanya haram dilakukan salat:

• Matahari terbit hingga ia naik setinggi lembing


• Matahari tepat dipuncaknya (zenith), hingga ia mulai condong
• Sesudah ashar sampai matahari terbenam
• Sesudah subuh
• Ketika matahari terbenam hingga sempurna terbenamnya
Keutamaan Sholat Sunnah
• Penyempurna sholat Wajib
• Bertaburan Kebajikan
• Dekat dengan Rasululloh di Syurga
• Meninggikan Derajat dan Menghapus Dosa
• Mendapat Rahmat Alloh
MACAM MACAM SHOLAT SUNNAH

SHALAT SUNNAH HAJAT


• Hajat adalah keperluan yang berhubungan dengan • Shalat hajat dilakukan ketika ada kebutuhan, baik
usaha yang bersifat rutin. siang maupun malam, kecuali pada waktu – waktu
yang dilarang.
• Contoh keperluan yang dikategorikan hajat adalah
terealisasinya pendirian usaha, terselesaikannya • Jumlah rakaat shalat hajat yaitu 2 (berdasarkan
urusan dengan orang lain, meraih cita – cita , hadis yang diriwayatkan oleh At – Turmudzi dari
tersembuhkannya penyakit. Ibnu Majah) dan 12 (berdasarkan riwayat Abu
Manshur ad-Dailamy dalam Musnad al-Firdaus)
• Shalat Hajat berfungsi untuk memohon agar Allah
mengabulkan keinginan pelaku atau menyingkirkan
kesulitan yang dihadapinya.
• Niat Shalat Hajat
SHALAT SUNNAH ISTISQA’
• Shalat sunnah Istisqa’ yaitu shalat memohon • Kalau berjamaah harus memakai khutbah dua kali
turun hujan ketika musim kemarau yang sesudah menunaikan shalat
Panjang, air berkurang dan hujan pun tak • Hanya takbir pada khutbah pertama dan kedua
kunjung dating diganti dengan istighfar 9 kali pada rakaat pertama
• Shalat hendaknya dikerjakan berulang sampai dan 7 kali pada rakaat kedua
diturunkan hujan oleh Allah SWT. • Doa

• Cara Shalat sunnah Istisa’


Takbiratul ihram
Rakaat pertama membaca takbir 9 kali
Rakaat kedua membaca takbir 7 kali
• Niat shalat sunnah istisqa’
SHALAT SUNNAH GERHANA

Gerhana
Matahari Gerhana Bulan
(Kusuf) (Khusuf)
SHALAT GERHANA
• Shalat sunnah Kusuf atau Khusuf dilakukan ketika • Niat Shalat gerhana matahari
terjadi gerhana matahari atau bulan.
• Gerhana matahari maupun bulan merupakan
tanda keagungan Allah sebagai pencipta alam
• Niat shalat gerhana bulan
• Peristiwa manusia menyadarkan manusia untuk
meningat Tuhan penciptanya dengan
memperbanyak takbir, dzikir, tobat
• Shalat gerhana termasuk shalat sunnah mu’akad
• Hadis Nabi Muhammad SAW
Shalat Tahajud
• Shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu malam;
sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak
terbatas
• Waktu melaksanakannya sesudah shalat isya sampai terbit
fajar
• Disebut shalat tahajud dengan syarat harus dilakukan
sesudah bangun tidur malam, sekalipun hanya sebentar
Pembagian waktu malam :
1. 1/3 pertama, yaitu pukul 19.00-22.00. Ini
merupakan saat utama,
2. 1/3 kedua, yaitu pukul 22.00-01.00. ini
merupakan saat yang lebih utama,
3. 1/3 ketiga, yaitu antara pukul 01.00-masuknya
waktu Shubuh. Ini adalah saat yang paling
utama.
Keistimewaannya :
sholat sunnah satu-satunya
yang perintahnya langsung
disebutkan dalam Al Qur’an
disertai dengan keutamaannya

• Abu Dzar Al Ghifari radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rajinlah mengerjakan sholat tahajud di kegelapan malam untuk
menghadapi sepi dan gelapnya di alam kubur.”
• Sa’id bin Musayyab rahimahullah mengatakan, “Sungguh orang yang bangun malam lalu menunaikan sholat tahajud, Allah
akan memberikan kepadanya wajah yang berseri hingga dicintai oleh setiap muslim.”
• Menjelang wafat, Amir bin Qais menangis. Ketika ditanya apa sebabnya, ia menjawab: “Aku menangis bukan karena takut
mati dan bukan karena tamak terhadap dunia. Aku menangis karena merasa kurang puasa dan sholat malam.”
Shalat Dhuha
• Islam menganjurkan umatnya untuk melaksanakan ibadah sunnah seperti shalat dhuha. Hal tersebut
merupakan cara meningkatkan amal ibadah dan cara meningkatkan akhlak manusia

• Shalat sunnah Dhuha dikerjakan ketika matahari sedang naik sepenggalah, 20 menit setelah
matahari terbit sampai 15 menit sebelum masuk waktu dhuhur, kira-kira antara jam 7 sampai
sebelum jam 12 siang; sedikitnya dikerjakan dua rakaat dan sebanyak-banyaknya 12 rakaat dengan
tiap dua rakaat satu salam

• Cara melaksanakan shalat sunnah Dhuha sama dengan shalat fardhu dalam setiap gerakan dan
bacaannya, hanya niatnya yang berbeda
Shalat Istikharah
• Shalat sunnah dua rakaat untuk memohon sesuatu di antara dua atau
lebih dari yang lebih baik dan lebih cocok sehingga hatinya mantap dan
tidak bimbang di kemudian hari. Misalnya memilih jodoh atau pekerjaan
• Waktu mengerjakannya boleh di siang hari atau malam hari, tetapi lebih
baik dikerjakan di malam hari
• Cara melaksanakan shalat sunnah Istikharah sama dengan shalat fardhu
dalam setiap gerakannya, hanya niat dan beberapa bacaannya yang
berbeda

Urutan bacaan setiap rakaat :


1. Pada rakaat pertama setelah membaca surat Al-Fatihah dibaca surat
Al-Kaafirun, lalu dilanjutkan dengan membaca surat Al-Qashash ayat
68-69, sebanyak 7 kali
2. Pada rakaat kedua setelah Al-Fatihah dibaca surat Al-Ikhlas, lalu
dilanjutkan dengan membaca surat Al-Ahzab ayat 36 sebanyak 7 kali
3. Setelah selesai sholat, membaca do’a Istikharah
4. Menyebutkan apa yang diminta atau apa yang menjadi keinginannya
– Shalat sunah mutlak: semua shalat
sunah yang dilakukan tanpa terikat
waktu, sebab tertentu, maupun jumlah
rakaat tertentu. Sehingga boleh
SHALAT dilakukan kapanpun, di manapun,
SUNNAH dengan jumlah rakaat berapapun,
MUTLAK selama tidak dilakukan di waktu atau
tempat yang terlarang untuk shalat.

Apasih shalat sunnah mutlak


itu?
Allah berfirman,

َ ‫ون َربَّ ُه ْم خ َْوفًا َو‬ ُ ‫اج ِع يَ ْد‬ َ ‫ع ِن ْال َم‬


َ ‫تَت َ َجافَى ُجنُوبُ ُه ْم‬
HUKUM SHALAT SUNNAH MUTLAK
‫ط َمعًا‬ َ ‫ع‬ ِ ‫ض‬
Dianjurkan untuk banyak dilakukan
setiap waktu, siang maupun malam,
َ ُ‫َو ِم َّما َرزَ ْقنَا ُه ْم يُ ْن ِفق‬
‫ون‬
selain waktu larangan untuk shalat.
Waktu terlarang tersebut adalah:
Setelah subuh sampai matahari terbit.
Ketika matahari tepat berada di atas “Punggung-punggung mereka jauh dari
kepala, hingga condong sedikit kebarat. tempat tidur, karena beribadah kepada
Ketika matahari sudah menguning Allah, dengan penuh rasa takut dan rasa
setelah asar, hingga matahari terbenam.
harap. Mereka juga menginfakkan sebagian
dari rezeki yang Aku berikan kepada
mereka.” (QS. As-Sajdah: 16)
• Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ada
Niat & TATA CARA SHALAT SUNNAH seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa
MUTLAK sallam dan bertanya, ‘Bagaimana cara shalat di malam
hari?’ Beliau menjawab:
shalat sunah mutlak tata caranya
sama dengan shalat biasa. Tidak ada
َ ‫صلَّي‬
• ‫ْت‬ َ ‫ تُوتِ ُر لَ َك َما قَ ْد‬،ٍ‫اح َدة‬
ِ ‫ص ْب َح فَ ْأوتِ ْر ِب َو‬ َ ‫ فَإ َذا َخ ِش‬،‫َمثْنَى َمثْنَى‬
ُّ ‫يت ال‬
bacaan khusus, maupun doa khusus.
Sama persis seperti shalat pada
umumnya.
• “Dua rakaat-dua rakaat, dan jika kamu khawatir nabrak
subuh, kerjakanlah witir satu rakaat, sebagai pengganjil
Untuk bilangan rakaatnya, bisa untuk semua shalat yang telah anda kerjakan.” (HR.
dikerjakan dua rakaat salam – dua Bukhari dan Muslim)
rakaat salam. Bisa diulang-ulang
dengan jumlah yang tidak terbatas. • Untuk shalat sunah mutlak yang dikerjakan siang hari,
bisa juga dikerjakan empat rakaat dengan salam sekali,
tanpa duduk tasyahud awal.
NIAT DAN TATA CARA MENERJAKANNYA

Lafadz Niat Shalat Sunnah Muthlak

‫ اَهللُ ا َ ْكبَ ْر‬.‫سنَّةً َر ْكعَتَي ِّْن ِّهللِّ تَعَ ٰالى‬ َ ُ‫ا‬


ُ ‫ص ِّلى‬

Ushalli sunnatar rak'ataini lillaahi ta'aalaa.


Allaahu akbar

Artinya : "Aku niat shalat sunnah dua rakaat karena


Allah Ta'ala. Allaahu akbar."
Shalat sunnah awwabin

Shalat awwabin adalah shalat dhuha yang dilaksanakan pada waktu yang paling afdhal yaitu
ketika matahari telah menyengat sekitar satu atau dua jam sebelum dhuhur. Adapun kata
awwabin ( )‫أ َ َّوابِّيْن‬merupakan bentuk plural dari kata awwab ( )‫أ َ َّواب‬yang memiliki arti seorang
yang banyak kembali kepada Allah dengan taubat dan dzikir mengingatnya.
Keutamaannya dan waktu mengerjakan
Ketika telah kita ketahui bahwa shalat awwabin adalah shalat dhuha
yang dilaksanakan pada waktu yang paling utama, maka kita akan
bawakan beberapa tentang keutamaan shalat dhuha ini.
• Seorang yang telah shalat dua rakaat dhuha maka ia telah
bersedekah sejumlah ruas tulang yang ada pada tubuhnya  Shalat awwabin merupakan shalat
• dhuha yang dilaksanakan ketika panas
allah akan menjaga seorang yang shalat empat rakaat dhuha dari
berbagai mara bahaya diakhir hari tersebut matahari telah terasa panas. Syaikh Bin

Baz memberikan penjelasan bahwa
Seorang yang selalu melaksanakan shalat ini merupakan seorang
yang memiliki predikat awwabin
waktu tersebut sekitar satu atau dua
jam sebelum waktu dhuhur tiba.
/
Niat dan tata cara mengerjakannya
Mengerjakan shalat sunnah awwabin boleh 2 rakaat , 4 rakaat , 6 rakaat, 8 rakaat, dan 12 rakaat.
Niatnya :
1. Shalat dua rakaat dengan membaca niat seperti diatas.
Niat Shalat Sunah Awwabin

ُ ‫ص ِلِّى‬
‫سنَّةً األ َ َّوابِينَ َر َكعَتَي ِْن ِهللِ تَعَالَى‬ َ ُ‫ا‬

Ushalli sunnatal awwabiina rak'ataini lillahi ta'aalaa.


Artinya : "Aku niat shalat sunah awwabin dua rakaat karena Allah ta'ala".
2. Sesudah membaca surah Al-Fatihah pada rakaat pertama dilanjutkan dengan membaca surah Al-Ikhlas sebanyak 6 kali, surah Al-
Falaq sekali dan surah An-Nas sekali. begitu juga pada rakaat keudua.
3. Setelah salam pada dua rakaat pertama, maka mengerjakan shalat lagi dua rakaat. Dan bacaan surah setelah membaca surah Al-
fatihah pada rakaat pertama dan kedua bebas membaca surah mana saja yang dikehendaki. untuk niatnya sama seperti shalat yang
pertama.
4. Sesudah itu, berdiri lagi dengan lafal niatnya sama seperti yang tersebut diatas. jumlah rakaatnya pun sama dua rakaat, dengan
bacaan pada rakaat pertama sesudah membaca surah Al-Fatihah membaca surah Al-Kafirun dan pada rakaat yang kedua setelah
membaca surah Al-Fatihah membaca surah Al-Ikhlas.
Shalat sunnah safar
• Salat sunah safar ini memiliki sedikit perbedaan dengan salat-
salat sunah lainnya, yakni dari segi niat dan bacaannya,
sementara dari segi rakaat dan gerakan sama saja.
Niat shalat safar :
‫ّلل تَعَالَى‬
ِ ِّ ‫سفَ ِر َر ْكعَتي ِْن‬ ً ‫صلِّي‬
َّ ‫سنِّةَ ال‬ َ ُ‫ا‬
Ushalli sunnatas safari rak’ataini Lillahi Ta’ala
Artinya, “aku berniat shalat sunat safar dua rakaat karena
Allah Yang Maha Tinggi”
Tata cara mengerjakannya
Cara Shalat Safar:

Pada waktu hendak meninggalkan rumah atau berangkat, kita mengambil air wudhu lalu berpakaian,
kemudian melaksanakan shalat safar sebanyak dua rakaat.

 Pada rakaat pertama setelah Alfatihah membaca surat Al-Kaafirun


 pada rakaat kedua sesudah Al-Fatihah membaca surah Al-Ikhlas.

Sesudah memberi salam membaca ayat kursi dan surah Al-Quraish sebanyak satu kali dengan meniatkan
menjadi pemelihara diri kita sendiri bersama rombongan dan orang yang ditinggalkan serta menyerahkan
diri, keluarga dan harta benda kepada Allah SWT, kemudian membaca doa.
Shalat sunnah rawatib

 Shalat sunnah rawatib adalah  Ibnu Qudamah berkata: “ Setiap


shalat sunnah yang dikerjakan sunnah rawatib qobliyah maka
sebelum dan sesudah shalat waktunya dimulai dari masuknya
fardhu (shalat lima waktu). Shalat waktu shalat fardhu hingga shalat
sunnah rawatib yang dikerjakan fardhu dikerjakan, dan shalat
sebelum shalat fardhu disebut rawatib ba’diyah maka waktunya
dengan shalat sunnah Qobliyah. dimulai dari selesainya shalat
Sedangkan shalat sunnah Rawatib fardhu hingga berakhirnya waktu
yang dikerjakan setelah shalat shalat fardhu tersebut “ . (Al-
fardhu disebut dengan shalat Mughni 2/544)
sunnah Ba'diyah.
Shalat sunnah rawatib

 Niat
Apabila dikerjakan sebelum shalat fardu, maka ditambahkan kata qabliyatan sebelum kata
lillaahi ta’ala. Apabila dikerjakan sesudah shalat fardu, maka ditambahkan kata ba’diyatan
sebelum kata lillaahi ta’ala. Sebagai contoh, berikut adalah niat shalat sunnah rawatib
sebelum subuh :

 Keutamaan shalat sunnah rawatib


Ummu Habibah radiyallahu ‘anha telah meriwayatkan sebuah hadits tentang keutamaan
sholat sunnah rawatib, dia berkata: saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Barangsiapa yang sholat dua belas rakaat pada siang dan malam,
maka akan dibangunkan baginya rumah di surga“.
Shalat sunnah tarawih

 Tarawih adalah bentuk jamak dari tarwihah, secara bahasa artinya istirahat sekali.
Dinamakan demikian karena biasanya dahulu para sahabat ketika shalat tarawih mereka
memanjangkan berdiri, rukuk dan sujudnya. Maka ketika sudah mengerjakan empat rakaat,
mereka istirahat, kemudian mengerjakan empat rakaat lagi, kemudian istirahat, kemudian
mengerjakan tiga rakaat. Secara istilah tarawih artinya qiyam Ramadhan, atau shalat di
malam hari Ramadhan.

 Keutamaannya :
1. Shalat tarawih merupakan sebab mendapatkan ampunan dosa-dosa yang telah lalu
2. Orang yang tarawih berjamaah bersama imam sampai selesai, dicatat baginya shalat
semalam suntuk
3. Orang yang rutin mengerjakan shalat tarawih, jika wafat maka dicatat sebagai shiddiqin
dan syuhada
Shalat sunnah tarawih

 Waktu pelaksanaan : Shalat tarawih  Dari Aisyah radhiallahu’anha beliau


dilaksanakan setelah shalat isya, dan berkata: “Rasulullah Shallallahu’alaihi
yang utama adalah setelah waktu isya Wasallam tidak pernah shalat lebih dari
yang terakhir. 11 rakaat baik di bulan Ramadhan atau
di bulan lainnya. Beliau shalat 4 rakaat,
 Jumlah rakaat : Shalat tarawih dan shalat
jangan tanya mengenai bagusnya dan
malam secara umum tidak memiliki panjangnya, kemudian beliau shalat 4
batasan tertentu. rakaat, jangan tanya mengenai
bagusnya dan panjangnya, kemudian
Dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma beliau shalat 3 rakaat” (HR. Bukhari no.
beliau berkata:“Rasulullah 2013, Muslim no. 837).
Shallallahu’alaihi Wasallam pernah
shalat 13 rakaat di malam hari”
Shalat sunnah witir

 Sholat witir adalah sholat sunnah yang dikerjakan setelah sholat isya sampai menjelang
subuh dengan rekaat yang ganjil. Sholat ini dikerjakan untuk mengganjili sholat-sholat yang
genap pada akhir malam. Karena rekaatnya yang ganjil sholat witir dikerjakan sebagai akhir
dari sholat yang rekaatnya genap.
 Dalam mengerjakan shalat witir, boleh dilaksanakan dua rakaat-dua rakaat sesudah itu
diakhiri dengan satu rakaat, kemudian masing-masing satu tasyahud dan satu kali salam.
Boleh pula dikerjakan keseluruhan rakaat sekaligus dengan satu kali salam.
 Waktu pelaksanaan sholat witir adalah setelah sholat isya sampai sebelum subuh dengan
rekaat ganjil atau mengganjili solat sunah lainnya seperti sholat tarawih yang dikerjakan
pada bulan ramadhan dan sholat tahajut yang dikerjakan pada akhir pertigaan malam.
Shalat sunnah witir

 Keutamaannya :
1. Amal yaumiyah Rasulullah
2. Allah mencintai witir
3. Amalan ahli Al-Qur’an
4. Sangat ditekankan Rasulullah
5. Diwasiatkan dikerjakan setiap hari
6. Mendekatkan diri kepada Allah
7. Mencegah dari perbuatan maksiat
8. Dikabulkannya doa
9. Dikabulkannya setiap permintaan
10. Diampuninya dosa di masa lalu
Artinya : “Dan apabila kamu berada di tengah-
Shalat Khauf tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak
mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka
• Shalat khauf adalah shalat yang dilaksanakan hendaklah segolongan dari mereka berdiri
dalam keadaan bahaya atau takut (suasana (shalat) besertamu dan menyandang senjata,
perang) karena bimbang akan diserang musuh. kemudian apabila mereka (yang shalat
besertamu) sujud (telah menyempurnakan
• Selain itu shalat khauf juga dilaksanakan karena serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari
kebakaran dan sebagainya baik dalam belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan
perjalanan atau mukim (di suatu tempat). hendaklah datang golongan yang kedua yang
• Shalat khauf merupakan bentuk shalat bagi belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah
orang-orang yang memiliki udzur Syar’i, yang mereka denganmu, dan hendaklah mereka
mana gerakan, jumlah rokaat dan tata caranya bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-
berbeda dengan shalat pada umumnya. orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap
senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka
• Shalat dalam keadaan bahaya dilakukan menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak
diwaktu perang melawan musuh dan segala ada dosa atasmu meletakkan senjata-
bentuk perang yang tidak haram seperti senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu
pertempuran melawan pemberontak atau kesusahan karena hujan atau karena kamu
orang orang yang melawan pemerintahan yang memang sakit, dan siap-siagalah kamu.
sah atau melawan perampok, penjahat dan Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab
teroris yang semuanya dibolehkan dalam Islam, yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.”.
sesuai dengan firman Allah QS. An-Nisa : 102.
Kondisi Diperbolehkannya Shalat Khauf Batalnya Shalat Khauf

1. Shalat dilakukan mengikut keadaan 1. Batalnya wudhu ketika sedang


seseorang pada ketika itu. melaksanakan shalat
2. Boleh dilakukan secara berlari,
2. Menjerit dan melaung (sekiranya tidak
berjalan, meniarap atau berkenderaan.
diperlukan)
3. Rukuk dan sujud dilakukan dengan
isyarat. 3. Melakukan banyak pergerakan yang
4. Boleh melakukan shalat tanpa tiada kaitan dengan peperangan
menghadap kiblat. 4. Keluar darah yang banyak tidak
Ibnu Umar r.a berkata : Nabi menjejaskan shalat (di sisi mazhab
Muhammad SAW bersabda : “jika Maliki tetapi imam Syafi’I, ia
keadaan itu terlalu gawat, bolehlah membatalkan shalat kecuali kerana
shalat dilakukan secara berdiri, terpaksa atau darurat) maka kiranya
berjalan, atau berkendaraan, dimaafkan.
menghadap kiblat ataupun tidak”
(Hadits Riwayat Al-Bukhari r.a)
Cara Shalat Khauf
Shalat ketika perang tidak begitu banyak perbedaan kecuali
makmum dapat bergerak, menangguhkan shalat dan
menyambung semulanya selepas berperang.
Shalat khauf dilakukan dalam tiga keadaan yaitu shalat ketika :
1. Musuh datang dari arah kiblat,
2. Musuh datang dari arah bertentangan kiblat,
3. Musuh datang dari semua arah.
1. Apabila musuh berada di arah 2. Apabila musuh berada bukan diarah
kiblat kiblat
• Imam mengatur pasukan menjadi dua shaf, • Shalat dilakukan dua rakaat
shaf pertama dan shaf kedua, lalu membuka
secara keseluruhan
• Imam shalat satu rakaat dengan
• Kemudian imam melakukan shalat bersama
kelompok yang pertama,
shaf pertama dan shaf kedua, hingga kemudian menunggu sampai
berakhir i’tidal dan ruku’ pada rakaat mereka menyelesaikan sendiri-
pertama sendiri setelah selesai, mereka
• Pada waktu sujud, kelompok pertama sujud pergi menghadapi musuh
terlebih dahulu sedangkan kelompok kedua
menunggu. Setelah imam dan shaf pertama
• Kelompok kedua maju ke depan
bangun dari sujudnya, shaf kedua sujud untuk melakukan shalat dengan
sedangkan imam dan shaf pertama imam dalam rakaat yang kedua,
bergantian untuk menjaga dan imam juga menunggu sampai
• Demikian seterusnya mereka saling mereka menyelesaikan rakaatnya
bergantian menjaga musuh. yang kedua, dengan begitu imam
• Kemudian shalat diakhiri dengan memberi akan memberikan salam
salam bersama sama.
bersama-sama dengan ma’mum.
3. Apabila musuh dari semua arah
• Imam membagi ma’mum menjadi dua kelompok (satu
kelompok berdiri menjaga musuh sedangkan kelompok yang
satunya membuka shalat satu rakaat bersama imam).
• Setelah barisan pertama selesai shalat maka barisan kedua
melakukan shalatnya bersama imam satu rakaat lagi, dan
penjagaan dilakukan oleh barisan pertama yang telah selesai
shalat.
• Kemudian masing-masing kelompok menyelesaikan sendiri
rakaatnya yang kedua.
Shalat Tasbih • Macam dan jenis sholat tasbih dibedakan
menjadi dua macam. Yaitu sholat tasbih dua
• Salat tasbih merupakan salat Sunnah yang di rakaat yang dilakukan pada malam hari dan
dalamnya pelaku salat akan membaca kalimat satunya lagi adalah sholat tasbih siang hari yang
tasbih (kalimat "Subhanallah wal hamdu lillahi dilakukan sebanyak 4 rakaat. Yang membedakan
walaa ilaaha illallahu wallahu akbar") jumlah rakaatnya adalah waktu pelaksanaan
sebanyak 300 kali (4 raka'at masing-masing 75 sholat tersebut siang hari atau malam hari.
kali tasbih). • Salat tasbih dilakukan 4 raka'at (jika dikerjakan
• Hikmah salat adalah dapat mencegah siang maka 4 raka'at dengan sekali salam, jika
perbuatan keji dan kemungkaran, tentu saja malam 4 raka'at dengan dua salam) sebagaimana
dari salat tasbih yang dilakukan dengan hati salat biasa dengan tambahan bacaan tasbih.
yang ikhlas diharapkan akan dapat pula • Sebenarnya shalat tasbih sama dengan cara
seseorang yang melakukannya dicegah atau melakukan shalat yang lain. Namun yang
terjaga dari perbuatan-perbuatan yang keji lagi berbeda adalah bacaan tasbihnya. Bacaan tabsih
mungkar. yang dibaca ketika shalat sunnah tasbih adalah
• Niat salat ini, sebagaimana juga salat-salat sebagai berikut ini :
yang lain cukup diucapkan di dalam hati dan ُ َ‫َلِل َوالَ إِلَهَ إِاله هللاُ َوهللاُ كَ ْبب‬
ِ ‫هللا َوا ْل َح ْم ُد ِ ه‬
ِ ‫ان‬ َ ‫س ْب َح‬
ُ
tidak perlu dilafalkan, tidak terdapat riwayat Bunyi dari bacaan tasbih tersebut adalah
yang menyatakan keharusan untuk melafalkan “subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallohu
niat akan tetapi yang terpenting adalah dengan allohu akbar”. yang artinya: “Maha Suci Allah
niat hanya mengharapkan Ridho Allah Ta'ala dan segala puji bagi Allah tiada Tuhan selain
semata dengan hati yang ikhlas dan khusyu. Allah, Allah maha besar.”
NIAT Tata Cara Shalat Tasbih
1. Setelah pembacaan Surat Al-Fatihah dan
• Niat sholat tasbih dengan dua rakaat atau surat pendek saat berdiri baca tasbih 15
dua kali salam bacaannya adalah sebagai kali
berikut ini : 2. Setelah tasbih ruku' baca tasbih 10 kali
‫َلِل تَعَالَى‬ ْ ‫سنهةَ الت ه‬
ِ ‫س ِب ْيحِ َ ْبعَتَ ْي ِن ِ ه‬ َ ُ‫ك‬
ُ ‫ص ِلى‬ 3. Setelah I'tidal baca tasbih 10 kali
• Cara membacanya adalah “Usholli sunnatat- 4. Setelah tasbih sujud pertama baca tasbih
tashbiihi rok’ataini lillahi taa’alaa”. yang 10 kali
artinya: “saya niat sholat sunat tasbih dua
rakaat karena Allah ta’ala.” 5. Setelah duduk di antara dua sujud baca
tasbih 10 kali
• Sholat sunat tasbih dengan empat rokaat
memiliki bacaan atau lafadz seperti berikut 6. Setelah tasbih sujud kedua baca tasbih 10
ini kali
‫َلِل تَعَالَى‬
ِ ‫ت ِه‬ ْ ‫سنهةَ الت ه‬
ٍ ‫سبِ ْيحِ كَ ْ بَ َع َ َبعَا‬ َ ُ‫ك‬
ُ ‫ص ِلى‬ 7. Setelah duduk istirahat sebelum berdiri
baca tasbih 10 kali
Bacaan niat tersebut adalah “Usholli
sunnatat-tashbiihi arba’a raka’ati lillahi Jumlah total satu rakaat 75 kali dan total
taa’alaa.” yang artinya: “saya niat sholat empat rakaat 300 kali tasbih.
sunat tasbih 4 rakaat karena Allah ta’ala.”
Shalat ‘Ied
• Kedua shalat ini disebut juga dengan shalat hari raya. Shalat Idul Fitri dilakukan
setelah rangkaian puasa Ramadhan telah selesai dilaksanakan yaitu pada
tanggal 1 Syawal sedangkan, Shalat Idul Adha dilakukan 70 hari setelahnya
yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah.
• Hukum Shalat ‘Ied baik itu Shalat Idul Fitri ataupun Shalat Idul Adha adalah
Sunnah Mu’akad yang memiliki tujuan yang sama dengan ibadah-ibadah
lainnya yaitu untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
• Sunnah Mu’akad sendiri berarti ibadah sunnah yang sangat dianjurkan seperti
pada HR. Muslim No.890, dari Muhammad, dari Ummu ‘Athiyah yang berarti :
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kami pada saat
shalat ‘ied (Idul Fitri ataupun Idul Adha) agar mengeluarkan para gadis (yang
baru beanjak dewasa) dan wanita yang dipingit, begitu pula wanita yang
sedang haidh. Namun beliau memerintahkan pada wanita yang sedang haidh
untuk menjauhi tempat shalat.”
• Waktu pelaksanaan kedua shalat ‘ied ini sedikit berbeda seperti kata
Ibnul Qayyim yaitu :

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengakhirkan shalat ‘Idul Fitri dan
mempercepat pelaksanaan shalat ‘Idul Adha. Ibnu ‘Umar yang sangat dikenal
mencontoh ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah keluar menuju
lapangan kecuali hingga matahari meninggi.”

Tujuannya mengapa Shalat ‘Idul Adha dilakukan lebih awal yaitu agar umat
dapat sesegera mungkin menyembelih hewan Qurbannya. Sedangkan
waktu melaksanakan Shalat ‘Idul Fitri agak diundur agar umat dapat
memiliki kesempatan untuk menunaikan zakat fitri.
• Kedua shalat ini hanya memilki jumlah rakaat sebanyak 2 rakaat. Dengan
niat yang berlafadz seperti berikut :

“Saya berniat shalat sunnah idul fitri dua rakaat sebagai imam/ma’mum
karena Allah ta’ala”
Dan…
• Tata Cara Pelaksanaannya, yaitu :
1. Takbiratul ihram
2. Bertakbir zawa-id / bertakbir tambahan sebanyak tujuh kali sebelum
membaca Surat Al-Fatihah. Pada sela diantara takbir-takbir zawa-id tersebut
hendaknya membaca dzikir memuji Allah SWT.
3. Kemudian membaca surat Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan membaca surat
lain. Berdasarkan Sunnah Nabi SAW. surat lain yang dibacakan yaitu surat
Qaaf pada rakaat pertama dan juga surat Al-Qomar pada rakaat kedua.
Namun boleh juga diganti dengan surat Al-’Ala pada rakaat pertama dan
surat Al-Ghosiyah pada rakaat kedua.
4. Setelah membaca surat, kemudian dilanjutkan dengan melakukan gerakan
shalat seperti biasa.
5. Setelah bangkit kembali dari sujud dan bertakbir pada rakaat kedua, lakukan
takbir zawa-id kembali sebanyak lima kali.
6. Sama seperti rakaat pertama yaitu diantara takbir-takbir zawa-id hendaklah
membaca dzikir memuji Allah SWT. sebelum membaca surat Al-Fatihah.
7. Setelah membaca surat maka dilanjutkan dengan gerakan shalat biasa
kembali sampai salam.
Shalat Taubah
• Shalat Taubah atau shalat taubatan nasuha adalah shalat sunnah yang
dilakukan untuk memohon ampun kepada Allah SWT. dengan
sungguh-sungguh atas segala dosa dan kesalahan yang pernah
diperbuat. Dengan begitu seharusnya orang-orang yang telah
melaksanakan sholat taubah ini mereka dengan sungguh-sungguh
akan memperbaiki kehidupan kedepannya dan menjauhi segala yang
dilarang oleh Allah SWT.
• Sejatinya taubat itu tidaklah boleh untuk ditunda melainkan lebih baik
untuk disegerakan, maka dari itu shalat taubat ini dapat dilakukan kapan
saja baik pagi atau malam asalkan dengan niat yang sungguh-sungguh
untuk bertaubat.
• Namun sebagian ulama mengatakan bahwa waktu pelaksanaan shalat
taubat yang utama adalah pada 2/3 malam atau selama shalat tahajjud
dilaksanakan.
• Shalat taubah ini termasuk shalat nafilah yang berarti tidak disyariatkan
untuk dilaksanakan secara berjamaah bahkan lebih baik jika dilakukan
secara sendirian.
• Shalat ini dilakukan dua rakaat dengan sekali salam. Boleh dilakukan dua
rakaat, empat rakaat atau enam rakaat.
• Dengan begitu niat shalat taubah ini berlafadz seperti :

“Ushalli sunnatat taubati rakaataini lillahi ta’ala”

• Setelah itu lakukan gerakan shalat seperti biasa dan dilanjutkan dengan
memohon ampun setelah melakukan salam terakhir.
• Setelah melaksanakan shalat taubah, kita dianjurkan untuk memperbanyak istighfar kepada
Allah SWT.
• Bacaan istighfar yang diucapkan yaitu :

ASTAGHFIRULLAHAL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUMU WA ATUUBU


ILAIHI.
“ Aku meminta pengampunan kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Hidup
dan Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepadanya.”

• Dan setelah itu dilanjutkan dengan membaca doa memohon ampun seperti yang Rasulullah
SAW. ajarkan, yaitu :

ALLAHUMMA ANTA ROBBII LAA ILAAHA ILLAA ANTA, KHOLAQTANII WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALA
‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHO’TU. A’UDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHONA’TU, ABUU-U LAKA
BINI’MATIKA ‘ALAYYA, WA ABUU-U BI DZANBII, FAGHFIRLII FAINNAHUUA LAA YAGHFIRUDZ
DZUNUUBA ILLA ANTA
" Ya Allah Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau. Engkau
yang menciptakanku, sedang aku adalah hambamu dan aku di atas ikatan janjimu dan akan
menjalankannya dengan semampuku. Aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang
telah aku perbuat, aku mengakuimu atas nikmatmu terhadap diriku dan aku mengakui
dosaku padamu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa
kecuali Engkau."

Anda mungkin juga menyukai